penderita PPOK.
32
Leth dan Bredley dalam penelitiannya setelah dilakukan lima minggu latihan pernafasan didapati kenaikan otot 55 dan kenaikan daya tahan 81
sampai 96.
33
2.5. KAPASITAS FUNGSIONAL PADA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK
Kualitas hidup adalah tingkat keadaan individu dalam lingkungan kemampuan, keterbatasan, gejala dan sifat psikososial untuk berfungsi dalam
berbagai peran yang diinginkan dalam masyarakat dan merasa puas akan peran tersebut. Kualitas hidup dapat dijadikan hasil pengukuran yang menggambarkan
pandangan individu akan kesejahteraan dan penampilannya pada beberapa bidang misalnya kemampiuan fisik, okupasi, psikologis, interaksi sosial, hobi dan rekreasi.
Kualitas hidup penderita PPOK merupakan ukuran penting karena berhubungan dengan keadaan sesak yang akan menyulitkan penderita melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari atau terganggu status fungsionalnya seperti merawat diri, mobilitas, makan, berpakaian dan aktivitas rumah tangga.
34
Pada sistem Internasional Classification of Impairment and Handicap ICIDH WHO, penyakit paru diklasifikasikan menjadi empat tingkat yaitu patologi,
impairment, disability dan handicap. Impairment saluran nafas merupakan hilangnya atau abnormalitas psikologis, struktur anatomi atau fungsi akibat penyakit saluran
nafas. Impairment merupakan keadaan patologi dan dapat ditentukan dengan pengukuran laboratorium. Pada penyakit saluran nafas, impairment menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
penurunan volume ekspirasi paksa detik pertama VEP
1
dan udara yang terperangkap pada uji faal paru atau penurunan otot quadriceps pada uji fungsi otot.
Disabilty saluran nafas akibat penyakit paru menunjukkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas normal. Pada keadaan ini terjadi penurunan fungsi dinamis
dan keterbatasan kerja fisik. Pada rehabilitasi paru ditentukan oleh uji lapangan seperti uji jalan dalam waktu yang ditentukan dan kuesioner indeks sesak untuk
mengukur derajat sesak. Handicap saluran nafas adalah suatu akibat impairment dan disability
sehingga pasien tidak mampu berperan dalam masyarakat seperti yang diharapkan, misalnya penurunan kinerja latihan saat uji jalan dalam waktu yang ditentukan
merupakan disabilty tetapi kumpulan ketidakmampuan untuk memepertahankan pekerjaan adalah handicap.
34
Pada tahun 1976, McGravin dkk memperkenalkan uji jalan 12 menit untuk mengevaluasi ketidakmampuan pasien PPOK. Kemudian dimodifikasi oleh Guyan
dkk dengan uji jalan 6 menit. Uji jalan 6 menit dikembangkan kemudian ternyata hasilnya sebaik uji jalan 12 menit. Uji ini untuk menilai status fungsional pasien
PPOK. Uji ini layak digunakan, objektif, murah dan mudah untuk dilakukan terutama pada pasien dengan pendidikan rendah. Indikasi uji jalan 6 menit adalah untuk
mengukur status fungsional, memprediksi mortalitas dan morbiditas penyakit serta untuk mengukur respon pengobatan.
34
Uji jalan 6 menit mempunyai korelasi bermakna dengan komsumsi oksigen maksimum r=0,73 dan mempunyai korelasi bermakna dengan pengukuran kualitas
Universitas Sumatera Utara
hidup. Jika dibandingkan dengan pengukuran VEP
1
pada PPOK, uji jalan 6 menit mempunyai reproduksibiliti lebih baik.
36
Hubungan yang lemah ditemukan antara uji jalan 6 menit dengan VEP
1
. McGravin dkk yang pertama kali melaporkan hubungan yang jelek antara jauhnya berjalan dengan VEP1 r=0,28. Penjelasan yang terbaik
untuk pengamatan ini adalah uji jalan 6 menit tidak hanya tergantung pada fungsi pernafasan tapi juga kardiovaskular, nutrisi dan kondisi otot perifer. VEP
1
menggambarkan keterlibatan sistem pernafasan sedangkan uji jalan 6 menit menggambarkan efek sistemik dari penyakit.
34
Pada penelitian terhadap 112 penderita PPOK berat yang stabil, perubahan kecil yang bermakna setelah latihan adalah 54 meter CI:95,37-71m. Pada penelitian
lain mendapatkan nilai pada 117 laki-laki sehat yaitu rata-rata 580 m dan 173 perempuan sehat 500 m.
36
Penelitian lain yang menggambarkan manfaat latihan dan latihan otot diafragma didapatkan rata-rata peningkatan 50 m 20.
35
2.6.PEMERIKSAAN FAAL PARU PADA PENYAKIT PARU OBSTRUKSIF KRONIK
Pemeriksaan faal paru merupakan baku emas untuk menunjang diagnosis PPOK. Pemeriksaan ini juga berguna untuk menilai manfaat pengobatan. . Derajat
beratnya PPOK juga ditentukan oleh pemeriksaan faal paru. Pemeriksaan spirometri merupakan sebagian dari pemeriksaan faal paru, yaitu pemeriksaan terhadap fungsi
ventilasi.
36,38
Ada empat volume paru utama dan empat kapasitas paru utama yang dapat diukur dengan pemeriksaan spirometer.
37,39
Universitas Sumatera Utara
Pada pengukuran spirometri penderita PPOK, didapat penurunan volume ekspirasi paksa 1 detik VEP
1
dan penurunan kapasitas vital paksa KVP. Nilai VEP
1
KVP selalu kurang dari 80 nilai normal. VEP
1
merupakan parameter yang paling umum dipakai unutk menilai beratnya PPOK dan memantau perjalanan
penyakit. Pemeriksaan VEP
1
dan rasio VEP
1
dan KVP merupakan pemeriksaan yang standar, sederhana, dapat diulang dan akurat untuk menilai obstruksi saluran nafas.
1,40
Universitas Sumatera Utara
2.7.KERANGKA KONSEP PPOK
- Penurunan faal paru
- Sesak nafas Inflammasi sistemik
Peningkatan TNF α, CRP, IL-6, IL-8
- Batuk - Wheezing
- Produksi sputum
meningkat Penurunan massa
otot rangka Penurunan proporsi
otot:tipe I dan IIa , IIb
Perubahan fungsi Perubahan anatomi
Penurunan kapasitas fungsional dan kualitas hidup
Rehabilitasi Paru
Latihan Pernafasan
- Mengurangi air trapping - Memperbaiki pergerakan dinding dada
- Memperbaiki ventilasi - Sesak berkurang
- Memperbaiki pergerakan diafragma - Meningkatkan rasa percaya diri
Peningkatan kapasitas fungsional dan kualitas hidup
Disfungsi otot rangka
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN