PERUMUSAN MASALAH HIPOTESIS MANFAAT PENELITIAN

pernafasan pada 30 orang penderita PPOK dengan alat COACH 2 insentive spirometer selama 15 menit 2x sehari selama 5 hari dalam seminggu selama 8 minggu dapat memperbaiki kapasitas fungsional dan kualitas hidup dan dapat mengurangi sesak nafas. 12 Penelitan tentang rehabilitasi paru masih sedikit di Indonesia. Walaupun ada, tetapi tidak menjadikan program latihan pernafasan sebagai salah satu program utama rehabilitasi paru dalam penelitian terhadapa penderita PPOK stabil. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek latihan pernafasan terhadap faal paru dengan pengukuran VEP 1 dan VEP 1 KVP, derajat sesak nafas dengan skala Medical Resecarh Council MRC dan kapasitas fungsional dengan uji jalan 6 menit pada pasien-pasien PPOK stabil.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Jumlah penderita PPOK semakin meningkat dari waktu ke waktu. WHO memperkirakan pada tahun 2020 prevalensi PPOK akan terus meningkat dari urutan 6 menjadi peringkat ke-3 di dunia dan dari peringkat ke-6 menjadi peringkat penyebab ke-3 kematian tersering, mengakibatkan kematian tiga juta orang setiap tahunnya dan menghabiskan tidak kurang dari 61,2 milyar dolar setiap tahunnya di Amerika Serikat. 3,4 Penderita PPOK selain mengalami penurunan faal paru juga mengalami gangguan ekstrapulmonal, yang salah satunya adalah gangguan otot-tulang rangka. 6 Sejumlah penelitian rehabilitasi paru telah dilakukan yang mana hasilnya tidak menunjukkan perbaikan dalam faal paru tapi dapat memperbaiki kapasitas Universitas Sumatera Utara fungsionalnya. Penelitian terhadap latihan pernafasan sebagai salah satu program utama dari rehabilitasi paru belum dilakukan di Indonesia. Berdasarkan latar belakang diatas perlu diteliti efek latihan pernafasan terhadap faal paru VEP 1 dan VEP 1 KVP, derajat sesak nafas dengan skala Medical Research Council MRC dan kapasitas fungsional pada penderita PPOK stabil RS.Tembakau Deli Medan RS. Bangkatan Binjai.

1.3. HIPOTESIS

1. Latihan pernafasan dapat meningkatkan faal paru VEP 1 dan VEP 1 KVP pada penderita PPOK stabil. 2. Latihan pernafasan dapat menurunkan derajat sesak nafas pada penderita PPOK stabil. 3. Latihan pernafasan dapat meningkatkatkan kapasitas fungsional pada penderita PPOK stabil.

1.4. TUJUAN PENELITIAN

1.4.1. Tujuan umum:

Menganalisa efek latihan pernafasan terhadap penderita PPOK stabil di RSUP.H.Adam Malik Medan dan RS.Tembakau Deli Medan..

1.4.2. Tujuan khusus

1. Menganalisa efek latihan pernafasan terhadap faal paru VEP 1 dan VEP 1 KVP terhadap penderita PPOK stabil di RS. Tembakau Deli Medan dan RS. Bangkatan Binjai. Universitas Sumatera Utara 2. Menganalisa efek latihan pernafasan terhadap derajat sesak nafas pada penderita PPOK stabil di RS.Tembakau Deli Medan dan RS. Bangkatan Binjai. 3. Menganalisa efek latihan pernafasan terhadap kapasitas fungsional melalui pemeriksaan tes berjalan 6 menit pada penderita PPOK stabil di RS. Tembakau Deli Medan dan RS. Bangkatan Binjai.

1.5. MANFAAT PENELITIAN

1. Memberi masukan agar latihan pernafasan dapat dipakai untuk penatalaksanaan penderita PPOK stabil yang berobat jalan ke poli paru. 2. Memberi masukan agar latihan pernafasan dapat dimasukkan sebagai bagian dari program rehabilitasi paru pada penderita PPOK stabil. 3. Memberi masukan untuk penelitian selanjutnya tentang rehabilitasi paru pada penderita PPOK stabil. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK

Definisi PPOK Penyakit Paru Obstruktif Kronik menurut GOLD Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease adalah penyakit paru kronik ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak sepenuhnya reversibel. Hambatan aliran udara ini bersifat progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun berbahaya. 3 Data yang ada mengenai prevalensi dan morbiditas PPOK diperkirakan dibawah dari angka yang sebenarnya dikarenakan PPOK tidak selalu dikenal dan didiagnosis sebelum tanda klinik muncul. Tahun 1991 di Amerika Serikat diperkirakan terdapat empat belas juta orang menderita PPOK, meningkat 41,5 dibandingkan tahun 1982. Kejadian meningkat dengan semakin banyaknya jumlah perokok 90 penderita PPOK adalah perokok atau bekas perokok. 3 WHO memperkirakan pada tahun 2020, PPOK menduduki peringkat ke-3 penyebab kematian terbanyak, dengan tiga juta angka kematian dan beban PPOK pada masyarakat akan menduduki tingkat ke-3 meningkat dari sebelumnya rangking ke-6 tahun 1990. Saat ini PPOK merupakan penyakit non-infeksi kedua terbanyak. 3 Di Indonesia tidak ada yang akurat tentang kekerapan PPOK. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga SKRT dari waktu ke waktu tampak bahwa sekitar sepertiga morbiditas dan mortalitas di Indonesia adalah penyakit paru, termasuk didalamnya PPOK. Pada Survei Kesehatan Rumah Tangga Departemen Kesehatan Universitas Sumatera Utara