d. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas disebut juga rasio kinerja operasi. Rasio profitabilitas atau kinerja operasi digunakan untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas
operasi yang dilakukan perusahaan. Menurut Brigham dan Houston 2006 : 107 “rasio profitabilitas profitability ratio akan menunjukkan efek dari likuiditas,
manajemen aktiva, dan utang pada hasil operasi”. Rasio profitabilitas profitability ratio menurut Van Horne dan Wachowicz
2005 : 222 adalah “rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi”. Dari rasio profitabilitas dapat diketahui bagaimana tingkat
profitabilitas perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada
dalam keadaan yang menguntungkan profitable. Apabila perusahaan berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan
untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak luar. Dalam hubungannya dengan penjualan dan investasi, rasio profitabilitas
dapat diklasifikasikan menjadi margin laba kotor gross profit margin, margin laba operasi operating profit margin, margin laba sebelum pajak pretax profit
margin, margin laba bersih net profit margin, return on assets atau return on investment, dan return on equity.
Rasio profitabilitas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah return on assets ROA, return on equity ROE, dan gross profit margin GPM.
Universitas Sumatera Utara
1 Return on Assets ROA
Return on assets menurut Syamsuddin 2000 : 63 merupakan “pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan”. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah
perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan. Rumus untuk menghitung return on
assets menurut Van Horne dan Wachowicz 2005 : 224
ROA =
Aktiva Total
Pajak Setelah
Bersih Laba
Rumus lain yang dapat digunakan untuk menghitung ROA adalah dengan persamaan Du Pont. Dengan menggunakan persamaan Du Pont dapat
dilihat lebih jelas bagaimana hubungan antara laba bersih dengan dengan total aktiva. Adapun persamaan Du Pont menurut Brigham dan Houston
2006 : 114 ROA = Margin Laba x Perputaran Total Aktiva
= Aktiva
Total Penjualan
Penjualan Bersih
Laba x
Jika hasil perhitungan ROA suatu perusahaan sebesar 0,15 atau 15 persen berarti setiap seratus rupiah aktiva yang dimiliki perusahaan,
perusahaan tersebut akan memperoleh keuntungan sebesar 15 rupiah. Untuk mengetahui apakah perusahaan memperoleh tingkat pengembalian yang
tinggi atas aktivanya, maka hasil perhitungan ROA harus dibandingkan
Universitas Sumatera Utara
dengan rata-rata tingkat pengembalian industri atau rata-rata suku bunga pinjaman saat itu. Apabila hasil perhitungan menunjukkan bahwa ROA
perusahaan tersebut lebih tinggi dari ROA rata-rata industri atau rata-rata suku bunga pinjaman berarti perusahaan memperoleh tingkat pengembalian
yang tinggi atas aktivanya.
2 Return on Equity ROE
Para pemegang saham melakukan investasi untuk mendapatkan pengembalian atas investasi mereka. Rasio yang menunjukkan berapa besar
kemampuan perusahaan dalam memberikan pengembalian atas investasi para pemegang saham adalah return on equity ROE. Return on equity menurut
Van Horne dan Wachowicz 2005 : 226 “menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku pemegang saham,
dan sering kali digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan sebuah industri yang sama”.
Rasio ini juga menunjukkan kesuksesan manajemen perusahaan dalam dalam mengelola investasi untuk memberikan pengembalian kepada
pemegang saham. Semakin tinggi ROE berarti semakin baik posisi manajemen dihadapan para pemegang saham. Rumus untuk menghitung
return on equity ROE menurut Van Horne dan Wachowicz 2005 : 225
ROE =
Saham Pemegang
Ekuitas Pajak
Setelah Bersih
Laba
Universitas Sumatera Utara
ROE juga dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Du Pont. Dengan menggunakan rumus persamaan Du Pont dapat dilihat hubungan
yang lebih jelas mengapa perusahaan dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih rendah atau lebih tinggi kepada pemegang saham.
Adapun rumus untuk menghitung ROE dengan persamaan Du Pont menurut Brigham dan Houston 2006 : 116
ROE = Margin Laba x Perputaran Total Aktiva x Pengganda Ekuitas ROE =
Biasa Saham
Ekuitas Aktiva
Total Aktiva
Total Penjualan
Penjualan Bersih
Laba x
x Dari persamaan Du Pont terlihat jelas bagaimana hubungan antara
margin laba, perputaran total aktiva, dan pengganda ekuitas dalam menentukan besarnya pengembalian atas investasi pemegang saham.
Jika hasil perhitungan ROE suatu perusahaan sebesar 0,15 atau 15 persen berarti untuk setiap seratus rupiah investasi pemegang saham,
perusahaan akan memberikan pengembalian atas investasi tersebut sebesar 15 rupiah. Untuk mengetahui apakah perusahaan memberikan tingkat
pengembalian yang tinggi, hasil perhitungan harus dibandingkan dengan rata-rata tingkat suku bunga pinjaman saat itu. Bagi pemegang saham, untuk
mengetahui apakah investasi mereka pada suatu perusahaan memuaskan, pemegang saham juga akan membandingkan rasio ini dengan investasi
potensial lainnya yang tersedia bagi mereka.
Universitas Sumatera Utara
3 Gross Profit Margin
Gross profit margin GPM dapat digunakan untuk mengetahui keuntungan kotor dari setiap barang yang dijual perusahaan. Gross profit
margin menurut Van Horne dan Wachowicz 2005 : 222 “memberitahu kita laba dari perusahaan yang berhubungan dengan penjualan, setelah kita
mengurangi biaya untuk memproduksi barang yang dijual”. Rumus untuk menghitung gross profit margin menurut Wild,
Subramanyam, dan Halsey 2005 : 42
Gross Profit Margin =
Penjualan Penjualan
Pokok Harga
- Penjualan
Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasional perusahaan. Jika perhitungan gross profit margin suatu perusahaan sebesar
0,25 atau 25 persen berarti setiap seratus rupiah penjualan, perusahaan akan mendapatkan laba kotor sebesar 25 rupiah. Hasil perhitungan rasio ini harus
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya untuk melihat apakah terdapat peningkatan atau penurunan gross profit margin.
3. Analisis Rasio Keuangan a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan