4.4.4 Layanan Publik
Layanan merupakan hal yang tidak dapat secara spesifik untuk di defenisikan seberapa jauh kualitas layanan yang diterima. Akan tetapi besar pengaruhnya bagi
perkembangan perekonomian. Bagi pemerintah sendiri produk keluaran dari sebuah kinerja yang mereka kerjakan sering diukur dengan pelayanan yang diberikan
terhadap masyarakat. Pelayanan publik adalah pelayanan yang diberikan pemeeintah didalam
memenuhi hak masyarakat, baik secara langsung maupun tidak. Hal ini diatur oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan publik. Disana jelas
dikatakan bahwa pelayanan publik merupakan upaya pemerintah atau koporasi yang efektif yang dapat menguatkan demokrasi dan hak asasi manusia, mempromosikan
kemakmuran ekonomi, mengurangi kemiskinan, serta meningkatkan perlindungan lingkungan dalam pemamfaat sumber daya alam.
Kabupaten Simalungun sendiri terus mengadakan pengembangan demi meningkatkan pelayanan publik yang dapat merata dirasakan oleh masyarakat. Hal ini
sejalan dengan 56 pendapat responden berpendapat sebelum kawasan Sei Mangkei ada layanan publik tergolong biasa. Bahkan 19 lain mengatakan susahnya
pelayanan publik. Hal ini berbeda dengan setelah diadakannya pembangunan kawasan, 52 dari responden mengatakan ada perbaikan layanan publik. Sedangkan
30 lagi mengatakan biasa aja. Artinya ada peningkatan nyata yang dirasakan responden dalam pelayanan publik yang dikerjakan pemerintah Kabupaten
Universitas Sumatera Utara
Simalungun pasca pembangunan. Mengingat pula pentingnya perbaikan pelayan publik yang memudahkan investor masuk ke daerah ini lebih banyak lagi.
Tabel 4.15: Tanggapan Responden terhadap Layanan Publik
No
Sebelum keberadaan KEK 2011
Jumlah Persentase
Sesudah keberadaan KEK
Jumlah Persentase 1.
Sangat Susah 5
5 Sangat Susah
1 1
2. Susah
19 19
Susah 8
8 3.
Biasa 56
56 Biasa
30 30
4. Mudah
18 18
Mudah 52
52 5.
Sangat Mudah 2
2 Sangat Mudah
9 9
Total 100
100 Total
100 100
Sumber: Data diolah dari data primer, 2013
4.4.5 Kesehatan
Kesehatan merupakan dasar bagi pembangunan dan produktivitas kerja. masyarakat yang sehat secara fisik dan mental akan menghasilkan angkatan kerja
yang kuat serta produktif dan berenergi dalam melakukan pekerjaannya. Bagi perekonomian memang terdapat hubungan korelasi tingkat kesehatan sebagai
masukan input penting dalam menumbuhkan pertumbuhan ekonomi kita serta pengurangan terhadap tingkat kemiskinan.
Kesejahteraan manusia salah satunya tercermin dari panjang umur seseorang. Bila membandingkan kesejahteraan sebuah masyarakat maka angka harapan hidup
adalah penting. Dari pelayanan kesehatan yang seseorang terima selama menjalani kehidupan tercermin kualitas pendapatan yang dapat ia peroleh. Biasanya orang sehat
lebih memiliki kesempatan untuk meningkatkan pendapatan pribadinya, sementara yang tidak sehat tidak memiliki atau bahkan terbatas memiliki kesempatan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Di beberapa Negara contohnya, korelasi antara peningkatan terhadap kualitas kesehatan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Bagi Kabupaten Simalungun, pelayanan kesehatan belum menjadi prioritas pembangunan daerah. Minimnya kualitas pelayanan daerah ini dahulu sering kali
menjadi masalah, mengingat hanya rumah sakit umum daerah, puskesmas, serta klinik yang tersedia dengan fasilitas yang tidak terlalu memadai. Sehingga bagi
responden sulit mengakses pelayanan yang berkualitas di daerah mereka. Tidak jarang demi mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik masyarakat harus ke daerah
lain seperti Kota Pematang Siantar. Responden sendiri tampaknya mengamati hal yang sama. 49 responden
berpendapat bahwa sebelum pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus pelayanan kesehatan Kabupaten Simalungun biasa saja. Sedangkan 35 responden lain
mengatakan akses pelayanan kesehatan didaerah ini mudah. Berbeda dengan pasca pembangunan 60 responden setuju telah terjadi peningkatan terhadap pelayan
kesehatan. Hadirnya beberapa pelayanan kesehatan yang dikelola swasta menambah kemudahan masyarakat dalam mengakses kualitas kesehatan mereka.
Tabel 4.16: Tanggapan Responden terhadap pelayanan Kesehatan
No
Sebelum keberadaan KEK 2011
Jumlah Persentase
Sesudah keberadaan KEK
Jumlah Persentase 1.
Sangat Susah 4
4 Sangat Susah
2 2
2. Susah
12 12
Susah 5
5 3.
Biasa 49
49 Biasa
25 25
4. Mudah
35 35
Mudah 60
60 5.
Sangat Mudah -
- Sangat Mudah
8 8
Total 100
100 Total
100 100
sumber: Data diolah dari data primer, 2013
Universitas Sumatera Utara
4.5 Pengujian Hipotesis