Defenisi Sepsis Epidemiologi Sepsis

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Defenisi Sepsis

Pada tahun 1992, The American College of Chest Physicians and the Society of Critical Care Medicine ACCPSCCM mengembangkan suatu konsensus tentang definisi sepsis. Beberapa diskusi dilakukan untuk membahas tentang dapat tidaknya definisi ini diaplikasikan. Hal ini menyangkut adanya perbedaan-perbedaan yang didasarkan pada usia, seperti nilai-nilai normal tekanan darah, frekwensi pernafasan, volume urin, dan jumlah sel darah putih. Selain itu, adanya beberapa sindrom seperti syok kardiogenik, syok hemoragik, dan syok ensefalopati yang menyerupai syok septik.Pada pembahasan patofisiologi sepsis ini, yang dipakai adalah konsensus internasional tentang sepsis, yakni adanya Systemic Inflammatory Response Syndrome SIRS dengan infeksi. 14

2.2 Epidemiologi Sepsis

Penyakit sistemik yang disebabkan oleh invasi mikroba di dalam tubuh disebut sebagai sepsis”. Ini adalah istilah yang secara khusus berfungsi untuk membedakan penyakit berasal dari mikroba dibanding dengan yang berasal dari non-mikroba. Kesamaan dalam gambaran klinis dijelaskan oleh patofisiologi peran dari sitokin, dimana peptida yang diturunkan dengan berbagai rangsangan. Terminologi saat ini adalah didefinisikan dari awal 1990-an bahwa sepsis sebagai asosiasi perlawanan terhadap inflamasi non-spesifik dengan kecurigaan berasal dari mikroba dan disertai bukti hipoperfusi atau disfungsi minimal satu organ sistem, hal ini dikatakan sebagai sepsis berat. Sepsis berat disertai dengan hipotensi disebut dengan syok sepsis memerlukan vasopresor, meskipun telah diberikan resusitasi cairan yang adekuat. 15,16 Sepsis berkaitan dengan suatu respon imun yang berlebihan yang dimiliki oleh tubuh terhadap suatu infeksi. Pada tahun 2001, Angus et al. pernah menghitung bahwa 750.000 penduduk di Amerika menderita sepsis dan membunuh sedikitnya 215.000 orang tiap tahunnya. Harrison et al. memperkirakan bahwa sepsis menyebabkan 30 sampai 50 kematian tiap 100.000 populasi. Kondisi ini Universitas Sumatera Utara menempatkan sepsis di rangking 10 besar penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak di seluruh dunia. Menurut laporan kasus dari intensive care units di USA dan Kanada, yaitu lebih dari 2.600 kasus, resiko kematian akibat sepsis akan naik dari 6 menjadi 10 setiap jam yang dilewati dari onset sepsis sampai dimulainya terapi antibiotik yang sesuai.Peningkatan keparahan berkorelasi dengan meningkatnya kematian, 25 - 30 untuk sepsis berat dan hingga 40 - 70 untuk septik syok. Dalam terminologi ini,istilah sebelumnya dengan septikemia, yang mana dipahami hingga saat ini dengan beberapa bagian definisi diantaranya sepsis, sepsis berat, dan septik syok. Gambar.1. 17 Gambar.1 Definisi Sepsis,Sepsis Berat dan Septik Syok. 17 Universitas Sumatera Utara Studi epidemiologi sangat besar hingga 6 juta orang ditemukan 3 kejadian per 1000 penduduk per tahun atau sekitar 750.000 kasus per tahun di Amerika Serikat. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes tahun 2001, penyakit infeksi saluran napas bawah menempati urutan ke-2 sebagai penyebab kematian di Indonesia. Di RSUP Persahabatan tahun 2001 sepsis merupakan penyebab kematian , 48 diantaranya penderita rawat inap adalah kasus infeksi berat dan 14,6 diantaranya kasus non tuberkulosis. Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya di peroleh data sekitar 180 pneumonia komuniti dengan angka kematian berkisar antara 20 - 35 . 18,19 Data Pengendalian Pencegahan Infeksi RSUP H. Adam Malik Medan bahwasanya periode Januari-Juni tahun 2013 di RSUP H. Adam Malik Medan, angka kejadian infeksi yang ditemukan sebesar 13,41 dari beberapa etiologi terhadap kasus infeksi, dimana infeksi pada daerah operasi mendapat peringkat tertinggi, diikuti oleh infeksi saluran kemih, infeksi dari ventilator aquired pneumoniae, phlebitis, dan dekubitus.Gambar.2 21 Gambar 2. Angka Kejadian Infeksi Rumah Sakit di RSUP H Adam Malik, Januari – Juni 2013 PPI – INOS RSUP H. Adam Malik Medan 21 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 Januari Februari Maret April Mei Juni Angka Kejadian Infeksi Rumah Sakit Januari - Juni 2013 ISK IDO Phlebitis Dekubitus HAP VAP Universitas Sumatera Utara Kadang-kadang, sepsis dapat timbul dari serangan yang tampaknya ringan, seperti gigitan serangga, tusukan duri, atau luka lecet kulit yang kecil. Kerugian integritas dari penghalang internal biasanya terjadi pada saluran pencernaan, yang yang di mulai dari mulut hingga ke anus. Hal ini di luar kasus peradangan peritoneal, seperti kemungkinan terjadinya sepsis yang timbul dari saluran genitourinari atau sistem hepatobilier.Berbagai macam organisme seperti bakteri, virus, parasit, atau jamur dapat menyebabkan infeksi berat yang mengarah kepada terjadinya sepsis. Pola kuman penyebab sepsis pun berbeda-beda antar negara dan selalu berubah dari waktu ke waktu. Mikroorganisme penyebab sepsis dapat berupa bakteri, virus, jamur, maupun parasit. Pada 80 dari seluruh kasus, infeksi bakteri adalah penyebab terbanyak terjadinya sepsis dengan 50 diantaranya adalah bakteri gram positif. Pada penggunaan kateter, infeksi Staphylococcus aureus, S. aureus resisten metisilin menjadi penyebab utama infeksi yang berhubungan dengan rumah sakit. Kasus yang berhubungan dengan infeksi Clostridium juga mulai meningkat. Pada literatur lain, infeksi nosokomial maupun infeksi yang terdapat pada komunitas paling banyak disebabkan oleh gram negatif. Eschericia coli adalah yang terbanyak. Terbanyak kedua dan ketiga berturut-turut adalah Klebsiella dan Pseudomonas. 21,22,23,24 Universitas Sumatera Utara

2.3 Patofisiologi Sepsis