Kerangka Konsep Definisi Operasional

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Subjek penelitian adalah seseorang penderita dengan sepsis dan

sepsis berat yang diawali dengan anamnesis, pemeriksaan fisik sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi dan dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang. 3.2.2. Sepsis = respon sistemik terhadap infeksi, berdasarkan dari dua atau lebih kriteria SIRS. Systemic Inflammatory Response Syndrome SIRS = Sistemik Respon Inflamasi terhadap berbagai tingkat keparahan klinis. Ditandai sebagai berikut: - Suhu 38°C atau 36 °C - Denyut jantung 90 Kali per menit - Frekwensi pernapasan 20 kali per menit atau PCO 2 32 mmHg, - Jumlah sel darah putih 12.000 sel mm 3 , atau 4.000 sel mm 3 , atau Neutrofil 10. 3.2.3. Sepsis Berat = Sepsis disertai dengan hipotensi,hipoksia jaringan, disfungsi organ hingga gangguan kesadaran. PENDERITA SEPSIS SEPSIS BERAT SHOCK INDEX S-1, S-2 S-3 MORTALITAS 30 Hari Universitas Sumatera Utara 3.2.4. SI 1 shock index 1 : Penilaian vital sign pertama kali saat penderita tiba di IGD sebelum diberikan tindakan medis, di awali dengan menilai perbandingan antara denyut jantung heart rate terhadap tekanan sistolik penderita. Penilaian vital sign terdiri atas pengukuran tekanan darah BP yang dinyatakan dalam satuan mmHg, pengukuran denyut jantungheart rate HR dinyatakan dalam kalimenit xi,pengukuran suhu Temprature dinyatakan dalam derajat celcius oC, dan pengukuran frekwensi pernapasan RR dinyatakan dalam kali menitxi. BP diukur dengan alat atau perangkat spighmomanometer air raksa standard dengan merk NOVA pada semua penderita. Suhu yang diukur dengan termometer air raksa standar, pemantauan heart rate dibantu dengan menggunakan alat elektrokardiogram atau dengan pemantauan monitor jantung. 3.2.5. SI 2 shock index 2 : Penilaian vital sign yang ke-2 setelah 2 jam dilakukan tindakan medis, dengan menilai perbandingan antara denyut jantung heart rate terhadap tekanan sistolik penderita.Penilaian shock index ke dua kalinya ini dilakukan halnya sama pada penilaian vital sign pada penilaian shock index pertama. 3.2.6. SI 3 shock index 3: Penilaian vital sign yang ke-3 setelah dilakukan tindakan medis 24 jam kemudian di ruang rawat inap,dengan menilai perbandingan antara denyut jantung heart rate terhadap tekanan sistolik penderita. Penilaian shock index ke tiga kalinya ini dilakukan halnya sama pada penilaian vital sign pada penilaian shock imdex pertama dan ke dua 3.2.7. Mortalitas 30 hari : Kejadian angka kematian dinilai selama 30 hari yang diikuti dari awal penderita masuk di IGD . Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODELOGI PENELITIAN