Hasil Penelitian 1. Karakteristik Dasar Subjek Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Karakteristik Dasar Subjek Penelitian Selama periode penelitian November 2013 sd Agustus 2014 di Instalasi gawat darurat dan ruang rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan, diperoleh 42 penderita dari masing masing kelompok penelitian yang memenuhi kriteria penelitian, yang terdiri atas 42 subjek penelitian dengan sepsis dan 42 subjek yang lain dengan sepsis berat. Populasi penelitian terdiri dari 44 orang wanita 52.38 dan 40 orang pria 47,61 dengan rerata umur pada populasi sepsis pada umumnya ±SD yaitu 49.02 ± 6.969 tahun, sedangkan pada populasi sepsis berat rerata umur ±SD adalah 48.36 ± 9.,017. Pada populasi penelitian ini, diperoleh 27 32,5 kasus infeksi saluran nafas, 20 23,7 kasus bedah, 115 17,5 kasus infeksi pada saluran pencernaan, 13 15 kasus infeksi saluran kemih, dan 9 11,25 kasus infeksi lainnya. Rentang usia pada populasi ini antara usia 26 tahun – 60 tahun. Karakterikstik Variabel penelitian disajikan pada tabel 5.1.1 . Tujuh parameter klinis diuji untuk mengidentifikasi parameter terbaik yang bisa meramalkan hasilnya yaitu, rerata shock index , usia, tekanan darah sistole TDS, denyut jantung heart rate, frekwensi pernafasan, darah rutin, dan plasma procalcitonin. Uji Mann-Whitney terhadap data yang tidak terdistribusi normal mengungkapkan tiga variabel yang menunjukkan nilai signifikan P 0,05. Berikut ini adalah variabel yang signifikan yaitu rerata shock index P 0,001. tekanan darah sistole P: 0,0001, HR P: 0,001, RR P: 0,001, usia P: 0,706, suhu P: 0.460 dan prokalsitoninP: 0,0001. Rerata shock index yang ditemukan menjadi prediktor yang dapat diandalkan terhadap angka mortalitas. Ketika dianalisis untuk hasil dari tingkat mortalitas yang terjadi dari populasi penelitian ini, penilaian shock index 1SI-1 dengan cut off point-nya sebesar 1,40 ,pada shock index 2 SI-2 dengan cut off point-nya sebesar 1,35, dan shock index 3SI-3 cut-off point-nya sebesar 1,29. Dari ke 3 penilaian shock index ini, menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas yang sama besar nya dan untuk rerata penilaian shock index dengan cut-off point pada populasi penelitian ini Universitas Sumatera Utara adalah sebesar 1,34, dimana semakin tinggi dari cut off point tersebut maka semakin tinggi pula angka mortalitas yang terjadi Tabel 5.1.2. Dari penelitian terhadap 42 penderita dari masing masing kelompok tersebut, dilakukan pemeriksaan kultur darah serta kultur spesimen dari dugaan sumber infeksi maka diperoleh hasil pertumbuhan kuman dari kelompok yang meninggal dari pemeriksaan kultur spesimen dari dugaan sumber infeksi yang terbanyak adalah kuman Klebsiella pneumoniae sedangkan dari pemeriksaan kultur darah yang terbanyak adalah kuman Staphyloccocus aureus .Tabel 5.1.3 Tabel 5.1.1 Parameter Klinis Variabel Penelitian Antara Kelompok Sepsis dengan Sepsis Berat Sepsis Sepsis Berat p Ƞ ẍ ± SD Min-Max Ƞ ẍ ± SD Min-Max Umur a 42 49,02 ± 6,969 33-60 42 48,36 ± 9,017 26-60 0,706 TDS b 42 96,42 ± 4,850 90-100 42 78,33 ± 8,239 60-90 0,0001 TDD b 42 65,71 ± 8,874 50-80 42 49,76 ± 5,626 40-60 0,0001 HR a 42 111,24 ± 5,150 100-118 42 125,95 ± 5,868 112-138 0,0001 RR a 42 29,10 ± 2,428 20-32 42 31,86 ± 2,182 28-36 0,0001 Suhu a 42 38,655 ± 0,4261 38-39,6 42 38,350 ± 1,2196 36-41 0,133 Hb b 42 13,8405 ± 14,911 10,2-10,8 42 11,938 ± 1,303 10,2-14,9 0,282 PLT a 42 270,07 ± 67,853 107000-421000 42 247,98 ± 85,629 124000-501000 0,194 WBC a 42 15156,67 ± 3631,21 10000-26700 42 26356,95 ± 9162,65 12700-45900 0,0001 UR a 42 38,51 ± 7,13 24,7-60 42 65,37 ± 40,5 6,8-23,7 0,0001 CR a 42 0,88 ± 0,22 0,4-1,27 42 3,11 ± 2,65 0,4-14,2 0,0001 SGOT a 42 24,38 ± 4,17 18-41 42 32,52 ± 3,94 24-48 0,0001 SGPT a 42 27,93 ± 3,05 20-38 42 34,71± 4,31 28-46 0,0001 PCT b 42 1,26 ±0,24 0,9-2,0 42 23,95 ± 17,24 3,3-96 0,0001 Rerata b 42 0,70 ± 0,027 - 42 2,02 ± 0,06 - 0,0001 TDS:tekanan darah sistole,; TDD:tekanan darah diastole; HR:heart rate; RR:respiration rate; Hb:hemoglobine; PLT: platelet; WBC:white blood cell; UR:ureum; CR:creatinin; SGOT:serum glutamic-oxaloacetic transminase; SGPT:serum Glutamic-pyruvic transaminase; PCT:procalcitonin; a Uji t-Independen; b Uji Mann Whitney; c Signifikans Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1.2. Sensitivitas dan Spesifisitas Nilai Shock Index terhadap Mortality Cut Off Rerata SI Mortalitas p Meniggal Hidup ƞ ƞ SI 1,34 42 100,0 - - SI ≤ 1,34 - - 42 0 SI: shock index Pada penelitian ini juga menelusuri pola kuman yang memperberat kondisi penyakit kritis yaitu berupa kultur darah serta kultur spesimen dari dugaan sumber infeksi guna mengetahui adanya jenis mikroorganisme yang terdapat dari dalam darah ataupun dari spesimen dugaan sumber infeksi. Pada penelitian ini, berhasil di peroleh pertumbuhan pada kultur spesimen adalah sebanyak dengan 42 kuman yang terdeteksi yaitu Klebsiella pneumonia, Streptococcus pneumonia, Escherichia coli, Pseudomonas aeroginosa dan Enterobacter aeruginosa . Sedangkan sebanyak 42 kuman pada pemeriksaan kultur spesimen tidak berhasil ditemukan adanya pertumbuhan kuman. Kemudian untuk pemeriksaan kultur darah, diperoleh sebanyak 40 subjek yang tidak berhasil ditemukan adanya pertumbuhan kuman sedangkan 44 subjek diperoleh pertumbuhan kuman yang terdeteksi yaitu Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Acinetobacter baumanii. Berdasarkan hasil pemeriksaan kultur spesimen, diperoleh bahwa pertumbuhan kuman yang tertinggi pada kelompok penderita yang meninggal dunia adalah Klebsiella pneumonia, sedangkan pada pemeriksaan kultur darah, pertumbuhan kuman yang tertinggi pada kelompok penderita yang meninggal dunia adalah Staphylococcus aureus. Hal ini menunjukkan bahwasanya pada penelitian ini diperoleh pola pertumbuhan kuman Klebsiella pneumonia dan Staphylococcus aureus merupakan pola kuman yang terbanyak menyebabkan tingkat keparahan penyakit kritis yang dapat menyebabkan kematian. Tabel 5.1.3. 0.0001 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1.3. Gambaran Pola Kuman Terhadap Mortalitas Jumlah ƞ ƞ ƞ Tidak ada Pertumbuhan 21 50,0 21 50,0 42 100,0 Bakteri Klebsiella pneumoniae 15 62,5 9 37,5 24 100,0 Streptococcus pneumoniae 2 50,0 2 50,0 4 100,0 Escherichia coli 1 50,0 1 50,0 2 100,0 Pseudomonas aeruginosa 3 30,0 7 70,0 10 100,0 Enterobacter aeruginosa 2 100,0 2 100,0 Jumlah ƞ ƞ ƞ Tidak Ada Pertumbuhan 23 57,5 17 42,5 40 100,0 Bakteri Staphyloccocus aureus 13 56,5 10 43,5 23 100,0 Escherichia coli 5 35,7 9 64,3 14 100,0 Acinetobacter baumannii 1 14,3 6 85,7 7 100,0 KULTUR SPESIMEN KULTUR DARAH Meninggal Hidup Meninggal Hidup Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2.1 . Gambaran Sensitifitas terhadap Antibiotik. Jenis Antibiotik Sensitif Resisten Tigecyclin 95 5 Meropenem 92 8 Amikasin 82 18 Imipenem 81 19 Vancomycin 79 21 Tazobactam 72 28 Linezolid 66 21 Gentamicin 57 43 Levofloxacin 51 49 Cefepime 38 62 Dari hasil tersebut diatas dapat dilihat bahwa nilai sensitifitas terhadap 42 penderita dari masing masing kelompok terhadap antibiotik untuk golongan Tigecyclin sebesar 95, Meropenem sebesar 92, Amikasin sebesar 82, Imipenem sebesar 81, Vancomycin sebesar 79, Tazobactam sebesar 72, Linezolid sebesar 66, Gentamicin sebesar 57, Levofloxacin sebesar 51 dan Cefepime sebesar 38 Tabel 5.2.1. Terhadap kuman Klebsiella pneumonia dan Enterobacter aeruginosa didapatkan sensitif terhadap golongan Amikasin sebesar 58 diikuti dengan golongan Meropenem sebesar 39 ,golongan Tigecyclin sebesar 30 ,dan golongan Gentamicin sebesar 35 , terhadap kuman Streptococcus pneumonia didapatkan sensitif terhadap golongan Linezolid sebesar 37 , golongan Vancomycin sebesar 35 dan golongan Levofloxacin sebesar 27 ,terhadap kuman Escherichia coli didapatkan sensitif terhadap golongan Meropenem sebesar 53 diikuti dengan golongan Tigecyclin sebesar 44 dan golongan Amikasin sebesar 24, terhadap kuman Acinetobacter baumannii didapatkan sensitif terhadap golongan Tazobactam sebesar 30, diikuti golongan Tigecyclin sebesar 21 dan golongan Cefepime sebesar 20, terhadap kuman Pseudomonas aeruginosa didapatkan sensitif terhadap golongan Tazobactam sebesar 42 diikuti dengan golongan Imipenem sebesar 40, Universitas Sumatera Utara golongan Gentamicin sebesar 22 dan golongan Cefepime sebesar 18, terhadap kuman Staphyloccocus aureus didapatkan sensitif terhadap Vancomycin sebesar 44, diikuti dengan golongan Imipenem sebesar 41 , golongan Linezolid sebesar 29 dan golongan Levofloxacin sebesar 24.

5.2. Pembahasan