Peranan Aparatur Pemerintah Kota Medan dalam Pelayanan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

(1)

PE

ERANAN

PELAYA

(

Stu

Diajuka

DEP

FAK

N APARA

ANAN PE

udi Kasus

an Guna M

Sarj

M. IL

PARTEM

KULTAS

UNIV

TUR PEM

ENGURU

s di Kanto

Memenuhi

jana Ilmu

LHAM M

0

MEN ILM

S ILMU S

VERSITA

MERINT

USAN KAR

or Kecam

SKRIPSI

Salah Sat

Sosial dan

D I S U S U N OLEH:

MAULANA

07090305

MU ADMI

SOSIAL D

AS SUMAT

MEDAN

2011

TAH KOT

RTU TAN

matan Med

I

u Syarat M

n Ilmu Po

A NASUT

7

INISTRA

DAN ILM

TERA UT

N

TA MEDA

NDA PEN

dan Mare

Memperol

litik

TION

ASI NEGA

MU POLIT

TARA

AN DALA

NDUDUK

elan

)

leh Gelar

ARA

TIK

AM

K


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat izin dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Peranan Aparatur Pemerintah Kota Medan dalam Pelayanan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Tak lupa pula shalawat beriring salam kepada junjungan semesta alam Nabi Muhammad SAW.

Penulis juga menyampaikan terima kasih yang tulus dari hati yang terdalam kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materil pada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sekaligus pendidikan di FISIP USU. Terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, MA. selaku Dekan FISIP USU

2. Bapak Drs. Husni Thamrin Nasution, MA. selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU dan selaku Ketua Penguji serta selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan motivasi dan meluangkan waktu kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen FISIP USU khusunya Dosen-dosen Departemen Ilmu Asministrasi Negara.

4. Seluruh Staff dan Pegawai Administrasi FISIP USU yang telah membantu segala urusan Administratif penulis.

5. Aparatur Kecamatan Medan Marelan, Kelurahan Terjun, dan Kepala Lingkungan yang telah memberi izin dan segala informasi yang diperlukan untuk penelitian ini.

6. Kedua Orang Tuaku tercinta : A. Sofjan Nst dan Sofia Rosmida atas limpahan kasih sayang dan tidak pernah berhenti memberikan doa, dorongan dan semangat kepada penulis.


(3)

7. Sahabat-sahabatku : Mitra Elisa “Mimi”, Bobby Pratama, Amy Hermida, Ryan Maulana untuk segala dukungan dan doanya.

8. Seseorang yang penulis sayangi, yang telah memberikan motivasi, dorongan dan semangat kepada penulis.

9. Teman-Teman Magang : Lintang, Bobby, Doddy, Tika, Titin dan Via

10.Seluruh teman-teman AN 07 dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu persatu.

Akhirnya penulis mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan skripsi ini dan mengharapkan saran serta kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, September 2011

Penulis,


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang Masalah ... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 5

I.3. Tujuan Penelitian ... 5

I.4. Manfaat Penelitian ... 5

I.5. Kerangka Teori ... 6

I.5.1. Aparatur Pemerintah ... 6

I.5.2. Kartu Tanda Penduduk ... 11

I.5.2.1. Tata Cara Pengurusan Kartu Tanda Penduduk ... 18

I.6. Defenisi Konsep ... 20

I.7. Sistematika Penulisan ... 21

BAB II METODE PENELITIAN ... 22

II.1 Metode Penelitian ... 22

II.2 Lokasi Penelitian ... 22

II.3 Informan Penelitian ... 22

II.4 Teknik Pengumpulan Data ... 23


(5)

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 26

III.1. Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Marelan ... 26

III.2. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Medan Marelan ... 27

III.3. Demografi Kecamatan Medan Marelan ... 30

III.4. Prosedur dan Tata Cara Proses Penerbitan Kartu Tanda Penduduk ... 36

III.5. Struktur Organisasi Pemerintahan Kecamatan Medan Marelan ... 39

III.6. Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan di Kecamatan Medan Marelan . 46 BAB IV PENYAJIAN DATA ... 54

IV.1. Data Identitas Responden ... 54

IV.2. Penyajian Data Berdasarkan Kuesioner dan Wawancara ... 57

IV.2.1. Berdasarkan Kuesioner ... 58

IV.2.2. Berdasarkan Hasil Wawancara... 68

BAB V ANALISA DATA ... 75

V.1. Peranan aparatur Pemerintah dalam Pelayanan Kartu Tanda Penduduk ... 76

V.2. Peranan Kartu Tanda Penduduk ... 80

BAB VI PENUTUP ... 84

VI.1. Kesimpulan ... 84

VI.2. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Nama Camat yang Memimpin Kecamatan Medan Marelan dari Tahun 1992-2011

... 27

Tabel 2 Nama Kelurahan, Lurah dan Jumlah Lingkungan ... 29

Tabel 3 Luas Wilayah Diperinci Per Kelurahan di Kecamatan Medan Marelan .... 29

Tabel 4 Daftar Alamat Kantor Kelurahan di Kecamatan Medan Marelan ... 30

Tabel 5 Data Penduduk Berdasarkan Suku ... 30

Tabel 6 Data Penduduk Berdasarkan Agama ... 31

Tabel 7 Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 32

Tabel 8 Data Penduduk Berdasarkan Status Kewarganegaraan ... 33

Tabel 9 Data Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 34

Tabel 10 Fasilitas Umum dan Sosial ... 35

Tabel 11 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

Tabel 12 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Umur ... 55

Tabel 13 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 56

Tabel 14 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 57

Tabel 15 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Apakah Kondisi Fasilitas Pelayanan KTP Memadai ... 58


(7)

Tabel 16 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Apakah Kondisi Fasilitas Digunakan dengan Baik dan Optimal ... 58

Tabel 17 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pelayanan Urusan KTP di Kecamatan Medan Marelan ... 59

Tabel 18 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pernah/ Tidaknya Masyarakat Mendapatkan Perlakuan yang Kurang Menyenangkan dalam Pengurusan KTP ... 60

Tabel 19 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Mengalami Kesalahan Data pada KTP ... 60

Tabel 20 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Apakah Mengetahui Prosedur (Tata Cara) Pengajuan Permohonan Pelayanan dalam Pengurusan KTP ... 61

Tabel 21 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tanggapan Mengenai Prosedur Pelayanan dalam Pengurusan KTP ... 62

Tabel 22 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Apakah Ada Sosialisasi dari Aparatur Kecamatan tentang Tata Cara Penyampaian dan Pelayanan Kepada Masyarakat 62 Tabel 23 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Apakah Masyarakat Mengikuti

Prosedur Pengurusan KTP yang telah Ditentukan ... 63

Tabel 24 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Apakah dalam Pengurusan KTP Dikenai Biaya ... 64

Tabel 25 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jika Dikenai Biaya, Apakah Biaya Tersebut Memberatkan atau Tidak ... 64


(8)

Tabel 26 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jika Tidak Dikenakan Baya Apakah Masyarakat Memberikan Tips ... 65

Tabel 27 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Apakah Masyarakat Mendapatkan Pelayanan yang Sama dari Aparatur Pemerintah ... 65

Tabel 28 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Mengetahui bahwa Aparatur Pemerintah Pemerintah Kecamatan Medan Marelan Memberikan Pelayanan yang Berbeda kepada Masyarakat, seperti atas Dasar Hubungan Keluarga, Primordial dan lain-lain ... 66

Tabel 29 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Kecepatan Pelayanan KTP di Kecamatan Medan Marelan ... 67

Tabel 30 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jangka Waktu Peyelesaian KTP di Kecamatan Medan Marelan ... 67

Tabel 31 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Apakah Penyelesaian KTP Siap Tepat Waktu ... 68


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Peta Kecamatan Medan Marelan ... 28

Gambar 2 : Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku ... 31

Gambar 3 : Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ... 32

Gambar 4 : Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 33

Gambar 5 : Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Kewarganegaraan ... 33


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Surat Permohonan Persetujuan Judul Skripsi Lampiran 3 : Surat Penunjiukan Dosen Pembimbing Lampiran 4 : Berita Acara Seminar Proposal

Lampiran 5 : Daftar Absensi Seminar Proposal

Lampiran 6 : Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Balitbang Pemko Medan Lampiran 7 : Surat Keterangan Selesai Penenlitian

Lampiran 8 : Surat Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan Nomor : 474.4/668 Tanggal 19 Oktober 2008 Tentang Peralihan Proses Pembuatan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk dari Sistem Informasi Manajemen Kependudukan (SIMDUK) menjadi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)


(11)

ABSTRAKSI Nama : M. Ilham Maulana Nasution

NIM : 070903057

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Peranan Aparatur Pemerintah Kota Medan dalam Pelayanan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

(Studi Pada Kantor Kecamatan Medan Marelan)

Kinerja birokrasi yang paling banyak mendapat sorotan dari masyarakat adalah rendahnya kualitas pelayanan umum. Fenomena yang terjadi adalah banyaknya masalah yang dihadapi masyarakat bila berurusan dengan birokrat dalam urusan yang menyangkut dengan kependudukan seperti KTP. Padahal KTP mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Aparatur pemerintah seharusnya melaksanakan pelayanan sebaik dan semudah mungkin kepada masyarakat. Kendala yang sering muncul adalah keterlambatan karena pemadaman listrik bergilir di Kota Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan aparatur pemerintah dalam pelayanan KTP dan untuk mengetahui peranan KTP dalam urusan publik.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Kantor Kecamatan Medan Marelan dan Masyarakat Kecamatan Medan Marelan. Penetapan jumlah sampel penelitian untuk aparatur pemerintah menggunakan teknik Purposive Sampling, yang berjumlah 4 orang. Sedangkan jumlah sampel untuk masyarakat menggunakan teknik Accidental Sampling, yang berjumlah 10 orang.

Metode pengumpulan data untuk sampel masyarakat menggunakan kuesioner. Pertanyaan yang disusun dalam kuesioner tersebut berdasarkan tujuan penelitian ini., yakni mengenai fasilitas, mutu, ketepatan waktu, efisiensi biaya dan kesamaan dalam memberikan pelayanan KTP. Sedangkan untuk aparatur pemerintah menggunakan teknik wawancara, yaitu mengadakan dialog dengan responden agar peneliti bisa mendapatkan jawaban yang lengkap dan jelas.

Hasil analisa data dari penelitian ini menunjukkan bahwa aparatur pemerintah kurang bisa memenuhi janji penyelesaian KTP tepat waktu. Kemampuan aparatur dapat dikatakan cukup baik. Sistem pengawasan di Kecamatan Medan Marelan dapat dikatakan sudah cukup baik. Dan sistem koordinasi juga sudah berjalan dengan baik. KTP mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat. KTP berfungsi sebagai identitas diri, untuk pengurusan identitas lain, untuk persyaratan kepegawaian, dan untuk pengurusan izin.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Aparatur Pemerintah Kecamatan Medan Marelan secara umum dapat dikatakan sudah berjalan baik. Pengurusan KTP tidak dikenakan biaya. Kendala dalam pengurusan KTP adalah adanya pemadaman listrik bergilir, yang menyebabkan keterlambatan dalam pengurusan KTP.


(12)

ABSTRAKSI Nama : M. Ilham Maulana Nasution

NIM : 070903057

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Peranan Aparatur Pemerintah Kota Medan dalam Pelayanan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

(Studi Pada Kantor Kecamatan Medan Marelan)

Kinerja birokrasi yang paling banyak mendapat sorotan dari masyarakat adalah rendahnya kualitas pelayanan umum. Fenomena yang terjadi adalah banyaknya masalah yang dihadapi masyarakat bila berurusan dengan birokrat dalam urusan yang menyangkut dengan kependudukan seperti KTP. Padahal KTP mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Aparatur pemerintah seharusnya melaksanakan pelayanan sebaik dan semudah mungkin kepada masyarakat. Kendala yang sering muncul adalah keterlambatan karena pemadaman listrik bergilir di Kota Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan aparatur pemerintah dalam pelayanan KTP dan untuk mengetahui peranan KTP dalam urusan publik.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Kantor Kecamatan Medan Marelan dan Masyarakat Kecamatan Medan Marelan. Penetapan jumlah sampel penelitian untuk aparatur pemerintah menggunakan teknik Purposive Sampling, yang berjumlah 4 orang. Sedangkan jumlah sampel untuk masyarakat menggunakan teknik Accidental Sampling, yang berjumlah 10 orang.

Metode pengumpulan data untuk sampel masyarakat menggunakan kuesioner. Pertanyaan yang disusun dalam kuesioner tersebut berdasarkan tujuan penelitian ini., yakni mengenai fasilitas, mutu, ketepatan waktu, efisiensi biaya dan kesamaan dalam memberikan pelayanan KTP. Sedangkan untuk aparatur pemerintah menggunakan teknik wawancara, yaitu mengadakan dialog dengan responden agar peneliti bisa mendapatkan jawaban yang lengkap dan jelas.

Hasil analisa data dari penelitian ini menunjukkan bahwa aparatur pemerintah kurang bisa memenuhi janji penyelesaian KTP tepat waktu. Kemampuan aparatur dapat dikatakan cukup baik. Sistem pengawasan di Kecamatan Medan Marelan dapat dikatakan sudah cukup baik. Dan sistem koordinasi juga sudah berjalan dengan baik. KTP mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat. KTP berfungsi sebagai identitas diri, untuk pengurusan identitas lain, untuk persyaratan kepegawaian, dan untuk pengurusan izin.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Aparatur Pemerintah Kecamatan Medan Marelan secara umum dapat dikatakan sudah berjalan baik. Pengurusan KTP tidak dikenakan biaya. Kendala dalam pengurusan KTP adalah adanya pemadaman listrik bergilir, yang menyebabkan keterlambatan dalam pengurusan KTP.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan laju reformasi dan semakin kompleksnya tuntutan-tuntutan, maka penyelenggaraan pemerintahan di daerah perlu ditelaah kembali, sebab selama ini penyelenggaraan pemerintahan cenderung sentralistik, padahal pelaksanaan otonomi daerah seharusnya berdasarkan desentralisasi. Karena itu dengan adanya Undang-undang Pemerintah Daerah No. 32 Tahun 2004 yang menggantikan Undang-undang No. 22 Tahun 1999 diharapkan pelaksanaan pemerintahan daerah dapat terlaksana dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal.

Undang-undang No. 32 Tahun 2004 mengharuskan aparatur pemerintah daerah untuk memahami tanggung jawab yang penuh sebagai pelaksana pemerintahan daerah. Mengingat kemampuan aparatur dalam menunjang pelaksanaan otonomi daerah, maka senantiasa pemerintah daerah dapat membina, menata, melatih aparatnya demi terwujudnya pemerintah yang benar-benar mampu mengurus urusan rumah tangganya sendiri.

Secara umum pelayanan publik dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi politik untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga negara yang memerlukan berbagai jenis pelayanan, mulai dari urusan sosial dan politik, berupa pembuatan Akte Kelahiran dan Kartu Tanda Penduduk, sertifikat tanah. Kemudian aspek ekonomi dan bisnis, seperti izin berusaha atau berinvestasi, izin mendirikan bangunan, maupun melakukan


(14)

kegiatan bisnis untuk alasan dan tujuan-tujuan tertentu, sampai kepada berbagai jenis pelayanan publik lainnya (Marsuki, 2006:52).

Setiap warga Negara tidak akan pernah bisa menghindar dari berhubungan dengan birokrasi pemerintah. Pada saat yang sama, birokrasi pemerintah adalah satu-satunya organisasi yang memiliki legitimasi untuk memaksakan berbagai peraturan dan kebijakan menyangkut masyarakat dan setiap warga negara. Itulah sebabnya pelayanan yang diberikan birokrasi pemerintah menuntut tanggung jawab yang tinggi.

Seperti diketahui bahwa birokrasi pemerintah mempunyai fungsi mengatur, memerintah, menyediakan fasilitas, serta memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan tujuan supaya kepentingan-kepentingan umum pelayanan administrasi dapat dipenuhi melalui serangkaian aturan-aturan yang sama bagi semua pihak (Ghuffan, 1991:37).

Untuk melaksanakan fungsi tersebut, maka dalam sistem birokrasi telah diatur suatu struktur yang dimaksudkan untuk memberikan solusi yang paling mendukung dan mempermudah kinerja pejabat pemerintah dalam mencapai sasaran organisasi dimana dalam mencapai struktur ini mencakup antara lain adanya pembagian kerja, pelimpahan wewenang, dan prinsip impersonalisasi yang tidak membeda-bedakan dalam pemberian layanan. Salah satunya yaitu mengenai pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat.

Pelayanan publik merupakan proses pemberian layanan yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat atau publik tanpa membeda-bedakan golongan tertentu dan diberikan secara sukarela atau dengan biaya tertentu sehingga kelompok yang paling tidak mampu sekalipun dapat menjangkaunya. Pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah pada dasarnya tidak berorientasi profit yaitu pelayanan yang dilakukan sebenarnya untuk kepuasan daripada masyarakat sebagai pelanggan sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah.


(15)

Maka dengan demikian pelayanan publik dapat ditafsirkan sebagai tanggung jawab pemerintah atas kegiatan yang ditujukan untuk kepentingan publik atau masyarakat yang mengandung adanya unsur-unsur perhatian dan kesediaan serta kesiapan dari pelaksana pelayanan tersebut. Untuk itu aparat pemerintah tentunya lebih meningkatkan keterampilan atau keahlian dan semangat yang tinggi sebagai public service, sehingga pelayanan yang diberikan dapat secara maksimal diterima dan memberikan kepuasan kepada masyarakat (Kumorotomo, 1994:78).

Kinerja birokrasi yang paling banyak mendapat sorotan dari masyarakat adalah rendahnya kualitas pelayanan umum yang merupakan kondisi sangat menghawatirkan yang dilakukan aparatur pemerintah khususnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) terhadap masyarakat.

Dengan rendahnya mutu dan kualitas pelayanan masyarakat yang dilakukan aparat pemerintah selama ini menjadi tantangan untuk sesegera mungkin dilakukan perubahan. Dalam kondisi seperti ini sudah selayaknya Pemerintah Kota Medan khususnya di kecamatan-kecamatan harus semakin responsif terhadap perubahan lingkungan, akan tetapi kondisi selama ini masih terkesan seakan-akan bahwa tindakan responsif untuk menyesuaikan dengan perubahan itu sering sulit dilakukan dan cenderung lambat serta tidak profesional.

Fenomena dimaksud juga terjadi di Kota Medan ditandai banyaknya problem yang dihadapi masyarakat bila berurusan dengan birokrat dalam pengurusan segala bentuk surat-surat yang meyangkut dengan kependudukan seperti seperti akte kelahiran, kartu keluarga, kartu tanda penduduk dan lain sebagainya.

Salah satu pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dalam bentuk pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah merupakan salah satu Kelompok Pelayanan Administratif dari 3 macam kelompok pelayanan yaitu Kelompok Pelayanan Administratif, Kelompok Pelayanan Barang, dan Kelompok


(16)

Pelayanan Jasa, sesuai dengan Keputusan Menteri Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003. KTP juga merupakan suatu tanda atau keterangan yang dimiliki oleh setiap individu dimanapun ia berada yang merupakan sebagai identitas pribadi seseorang yang bermukim di suatu tempat. KTP merupakan suatu hal yang dekat dengan masyarakat dan dapat dikatakan pembuatan KTP ini pelayanan dasar pemerintah kepada masyarakatnya, KTP merupakan unsur penting dalam administrasi kependudukan. Alasannya adalah karena menyangkut masalah legitimasi seseorang dalam eksistensinya sebagai penduduk dalam suatu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dan sesuai dengan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1997 pasal yang berbunyi setiap penduduk yang berusia 17 tahun atau yang menikah atau pernah menikah wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP). Adapun syarat seseorang berhak mempunyai KTP salah satunya adalah apabila sudah genap mencapai 17 tahun dan bagi yang berstatus menikah tetapi usianya belum mencapai 17 tahun juga berhak mempunyai KTP.

Disini kita akan melihat sejauh mana Kantor Kecamatan Medan Marelan memberikan pelayanan kepada masyarakat, apakah terdapat kelambanan dari aparatur pemerintah itu sendiri ataukah berbelit-belitnya proses yang dilalui dalam pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP) tersebut. Kurangnya informasi yang diberikan kepada masyarakat mengenai besarnya biaya dalam pengurusan KTP juga dapat berpengaruh, atau kalaupun biaya dalam pembuatan KTP tadi sudah ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) namun dalam realisasinya biaya pembuatan KTP sering berbeda dengan apa yang tercantum dalam peraturan. Hal ini bisa saja disebabakan karena kesalahan pada faktor sumber daya pemerintahnya dan bisa juga karena faktor minimnya dukungan fasilitas pengadaan atau fasilitas kerja pemerintah, yang masih dominan manual dalam pengerjaan tugas. Akibat hal-hal tersebut di atas harus diakui secara perlahan-lahan akan mengurangi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan dan kinerja pemerintah. Untuk mengatasi hal tersebut,


(17)

maka pemerintah harus lebih responsif dan akuntabel guna memberikan pelayanan yang prima dan dapat memuaskan masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang: “Peranan Aparatur Pemerintah Kota Medan dalam Pelayanan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk (Studi Kasus di Kantor Kecamatan Medan Marelan)”.

I .2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah: “Bagaimana Peranan Aparatur Pemerintah Kota Medan dalam Pelayan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk (Studi Kasus di Kantor Kecamatan Medan Marelan)?”

I.3. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai dalam penyelenggaraannya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peran Aparatur pemerintah Kecamatan Medan Marelan dalam memberikan pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk kepada masyarakat.

2. Mendeskripsikan tata cara pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kantor Kecamatan Medan Marelan.

3. Kendala-kendala yang ditemukan dalam pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kecamatan Medan Marelan.


(18)

I.4. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan akan memberi manfaat antara lain: 1. Secara subjektif, sebagai suatu tahap untuk melatih dan mengembangkan kemampuan

berfikir ilmiah dan kemampuan untuk menuliskannya di dalam bentuk karya tulis ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara. 2. Secara praktis, sebagai masukan/sumbangan pemikiran bagi Kantor Kecamatan

Medan Marelan.

3. Secara akademis, sebagai referensi bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara dan bagi kalangan penulis lainnya yang tertarik dalam bidang ini.

I.5. Kerangka Teori

Singarimbun (1995:18) menyebutkan bahwa teori merupakan serangkaian asumsi, konsep dan konstruksi, definisi dan proposisi untuk menerangkan fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.

Untuk memudahkan penulis dalam menyusun suatu pemikiran yang dapat dijadikan fundamen dalam meneliti hal tersebut di atas, maka disusunlah beberapa kerangka pemikiran sebagai berikut:

I.5.1. Aparatur Pemerintah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:17), aparatur dapat diartikan sebagai alat Negara atau pegawai negeri yang bekerja di badan pemerintah. Selain itu, mengenai aparatur tersebut, Socwarno Handayaningrat (1998:33) juga menyatakan pendapatnya bahwa “Aparatur adalah aspek administrasi yang diperlukan dalam penyelenggaraan


(19)

pemerintahan/Negara, sebagai alat untuk mencapai tujuan nasional”. Aspek-aspek administrasi itu terutama ialah kelembagaan (organisasi) dan kepegawaian.

Dalam pemikirannya, Hadari Nawawi (1995:19), menyatakan bahwa “Dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan diperlukan sejumlah personil yang disebut pegawai. Setiap pegawai sebagai aparatur pemerintah adalah pelaksana negara yang mempunyai hak dan kewajiban tertentu”. Hadari Nawawi juga menambahkan bahwa “Aparatur Pemerintah adalah organisasi kerja yang sebahagian besar bertugas melayani kepentingan umum atau masyarakat”.

Aparatur pemerintah selaku abdi negara memiliki peranan yang sangat penting untuk menciptakan tata pemerintahan yang baik, karena kelancaran dan terhambatnya pemerintah dan pembangunan yang sedang dilaksanakan tidak terlepas dari keikutsertaan aparatur pemerintah. Menurut Wasistiono (2002:53), aparatur pemerintah sebagai wakil rakyat menjalankan tugas administrasi umum, antara lain:

a. Menyediakan pelayanan umum (public service)

b. Melindungi hak dan kewajiban setiap warga negara secara adil c. Menciptakan rasa aman bagi setiap warga negara

Menurut pendapat Victor M. Situmorang (1994:18) bahwa: “Secara etimologis istilah aparatur berasal dari kata aparat yakni alat, badan, instansi, pegawai negeri. Sedangkan aparatur disamakan artinya dengan aparat tersebut di atas, yakni dapat diartikan sebagai alat negara, aparat pemerintah. Jadi aparatur negara adalah alat kelengkapan negara yang terutama meliputi bidang kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian, yang mempunyai tanggung jawab melaksanakan roda pemerintahan sehari-hari.

Aparatur pemerintah atau disebut juga dengan perangkat pemerintah di daerah dapat dibedakan dalam beberapa jenis atau kelompok dari segi mana melihatnya, yakni dapat dilihat dari:


(20)

a. Segi kelembagaan, yakni yang dilihat menurur asas-asas penyelenggaraan pemerintah di daerah, ada aparatur desentralisasi, dan ada aparatur dekonsentrasi serta ada yang aparatur desentralisasi sekaligus juga aparatur dekonsentrasi.

b. Segi struktur kewilayahan, yakni ada aparatur propinsi, aparatur kabupaten dan kotamadya, kota administratif serta aparatur kecamatan, aparatur kelurahan/desa. c. Segi status kepegawaiannya, yakni ada pegawai pusat dan pegawai daerah, serta yang

sifatnya dipekerjakan dan ada yang diperbantukan (Situmorang, 1994:21).

Aparatur pemerintah juga berusaha diarahkan untuk menciptakan aparatur yang lebih efisien, efektif, bersih dan berwibawa serta mampu melaksanakan seluruh tugas umum pemerintahan dan pembangunan sebaik-baiknya dengan dilandasi semangat dan sikap pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara. Dalam hubungan ini kemampuan aparatur pemerintah untuk merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengendalikan pembangunan perlu ditingkatkan. Untuk itu perlu ditingkatkan mutu, kemampuan dan kesejahteraan manusianya, organisasi dan tata kerja termasuk koordinasi serta penyediaan sarana dan prasarana.

Pembinaan aparatur pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah, perlu dilakukan secara terus-menerus sehingga dapat meningkatkan kemampuan, pengabdian, disiplin dan keteladanannya. Sejalan dengan itu aparatur pemerintah harus makin mampu melayani, mengayomi serta menumbuhkan prakarsa dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan serta tanggap terhadap pandangan-pandangan dan aspirasi yang hidup dalam masyarakat.

Kualitas aparatur pemerintahan yang handal dan berbobot untuk melaksanakan tugas-tugas dapat dilihat dengan cirri-ciri sebagaimana pendapat Kristiadi (1994), adalah:

a. Tanggung gugat, yaitu berkenan dengan meningkatnya kesadaran tentang keinginan dari aparatur negara untuk memberikan pertanggungjawaban (accountability), dan kewenangan memegang tanggung gugat.


(21)

b. Transparan, keterbukaan, yaitu bertalian dengan keinginan yang berlandaskan susunan konstitusional dan keabsahannya.

c. Efisien dan efektif, yaitu berhubungan dengan kemampuan yang tinggi untuk mengoptimalkan kemanfaatan segala sumber daya dan dana yang tersedia dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut sehingga mencapai hasil yang maksimal.

d. Pertanggungjawaban, yaitu ikut menciptakan suatu kondisi masyarakat dan aparatur negara yang melaksanakan tugas memberikan dukungan kepada kelembagaan masyarakat tentang hasil-hasil dari tugas sosialnya.

e. Partisipatif, yaitu jaminan bahwa perorangan, kelompok atau kesatuan masyarakat didalam masyarakat keseluruhan telah terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyatakan keinginan-keinginan dan harapan-harapan mereka kepada pemerintah.

f. Keadilan, yaitu berkaitan dengan suatu jaminan bahwa terdapat keadilan dan pendistribusian yang cukup atas sumber-sumber bagi mereka yang berhak menerimanya.

g. Bersih, dalam arti seluruh aparatur negara dapat dipertanggungjawabkan baik dilihat dari segi peraturan perundang-undangan, moral serta sikap tindak tanduknya didalam melaksanakan tugasnya.

Agar tugas-tugas pemerintah dapat dilaksanakan secara efektif, maka setiap aparatur dituntut untuk memiliki kemampuan yang memadai sesuai dengan bidang tugasnya. Dengan demikian, maka bagi seorang aparatur dalam melaksanakan tugasnya perlu menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan agar mampu memperlancar tujuan dari organisasi.

Menurut Miftah Thoha (1993:34), kemampuan aparatur sangat tergantung pada pengetahuan dan keterampilan/kecakapan, adapun tingkat pengetahuan ini bisa dilihat melalui:


(22)

a. Jenjang pendidikan formal yang ditempuh.

b. Pendidikan non formal seperti kursus, pelatihan dan penataran. c. Pengalaman kerja.

Sedangkan pada tingkat keterampilan/kecakapan bisa dilihat melalui: a. Cara pelaksanaan kerja.

b. Ketepatan waktu dalam melaksanakan kerja. c. Hasil yang dicapai.

Pada dasarnya untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam memperlancar pelaksanaan tugasnya, aparatur diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengikuti diklat baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pemberdayaan aparatur dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan sesuai dengan tuntutan dinamika pembangunan. Upaya pembinaan terhadap pegawai harus diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan. Ini juga akan mendorong gairah kerja, pengabdian dan mengurangi kemungkinan terjadinya kolusi, korupsi maupun penyalahan wewenang.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2008, adapun tugas pokok dan fungsi aparatur pemerintah kecamatan yaitu:

a. Tugas Kecamatan.

Kecamatan mempunyai tugas menjalankan kewenangan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.

b. Fungsi Kecamatan

Untuk melaksanakan tugas, Kecamatan mempunyai fungsi: 1. Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat.

2. Pengkoordinasian upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban. 3. Pengkoordinasian penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan. 4. Pengkoordinasian pemeliharaan perasaan dan fasilitas pelayanan umum.


(23)

5. Pengkoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan ditingkat kecamatan. 6. Pembina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan.

7. Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.

I.5.2 Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Kartu Tanda Penduduk (KTP) merupakan suatu keterangan atau tanda bukti yang dimiliki oleh setiap individu dimanapun ia berada, KTP merupakan suatu identitas pribadi seseorang yang bermukim di suatu tempat.

Berdasarkan Keputusan Presiden No.52 Tahun 1997 pasal yang berbunyi setiap penduduk yang berusia 17 tahun atau yang menikah atau yang pernah menikah wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Dalam hal pelayanan KTP, masyarakat menginginkan pelayanan yang benar-benar berkualitas, hal ini dapat dilihat dari prosedur yang diterapkan aparatur pemerintah kepada masyarakat akan memberikan pelayanan serta sikap aparatur yang bertugas yang bersahabat dan ramah kepada masyarakat yang memerlukan bantuan.

Pelayanan KTP merupakan salah satu jenis pelayanan publik yang oleh pemerintah yang merupakan proses pemberian pelayanan kepada publik tanpa membeda-bedakan golongan tertentu dan diberikan secara Cuma-Cuma atau dengan sejumlah biaya tertentu sehingga kelompok yang paling tidak mampu sekalipun dapat menjangkaunya. Masyarakat tidak bisa lepas dari pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah karena pemerintah dan aparat birokrasi ada untuk melayani kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks secara efektif dan efesien.

Menurut Wahyudi Kumorotomo (1994:70), pelayanan publik adalah pelayanan yang disediakan untuk publik, apakah disediakan secara umum atau disediakan secara privat.


(24)

Pelayanan publik ditafsirkan sebagai tanggung jawab pemerintah atas kegiataan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat.

Pelayanan publik menurut Sadu Wasistiono (2002:50-51) yaitu “pelayanan umum adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan atau kepentingan masyarakat”.

Dengan demikian, yang dapat memberikan pelayanan umum atau pelayanan publik itu bukan hanya instansi atau lembaga pemerintah saja, melainkan pihak swasta pun dapat memberikan pelayanan publik. Kegiatan pelayanan publik yang diselenggarakan pemerintah kepada masyarakat meliputi banyak hal yang menyangkut semua kebutuhan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat Pamudji (1994:74), bahwa: jasa pelayanan pemerintah yaitu berbagai kegiatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang-barang dan jasa-jasa. Jenis pelayana publik dalam arti jasa-jasa, yaitu seperti pelayanan kesehatan, pelayanan keluarga, pelayanan pendidikan, pelayanan haji, pelayanan pencarian keadilan, dan lain-lain.

Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 2009 menyebut bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Adapun asas dalam penyelenggaraan pelayanan publik menurut Undang-undang No. 25 Tahun 2009, yaitu:

a. Kepentingan umum b. Kepastian hukum c. Kesamaan hak


(25)

d. Keseimbangan hak dan kewajiban e. Keprofesionalan

f. Partisipatif

g. Persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif h. Keterbukaan

i. Akuntabilitas

j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan k. Ketepatan waktu, dan

l. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63 Tahun 2003 mengatur beberapa hal penting menyangkut pelayanan publik yang mengandung sendi-sendi:

1. Kesederhanaan, dalam arti prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.

2. Kejelasan yang mencangkup:

a. Prosedur/tata cara umum, baik teknis maupun administratif.

b. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan publik.

c. Rincian biaya/tarif pelayanan publik.

3. Kepastian waktu, pelaksanaan pelayanan publik harus dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

4. Akurasi, yaitu produk pelayanan publik harus dapat diterima dengan benar, tepat dan sah secara hukum.

5. Keamanan, dalam arti proses dan produk pelayanan publik dapat memberikan rasa aman dan kepastian hukum.


(26)

6. Tanggung jawab, yaitu pimpinan penyelenggaraan publik atau pejabat yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

7. Kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu meliputi tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika.

8. Kemudahan akses, yaitu bahwa tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi komunikasi dan informatika.

9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan, yaitu pemberi layanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah seta memberikan pelayanan dengan ikhlas.

10.Kenyamanan, yaitu pelayanan harus tertib, teratur disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi fasilitas pendukung pelayanan lainnya, seperti parkir dan toilet.

Dengan adanya tata cara pelayanan yang jelas dan terbuka maka masyarakat dalam pengurusan kepentingan dapat dengan mudah mengetahui prosedur ataupun tata cara pelayanan yang harus dilalui. Sehingga pelayanan itu sendiri akan dapat memuaskan masyarakat.

Pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada para pelanggan sekurang-kurangnya mengandung tiga unsur pokok, yaitu:

1. Terdapat pelayanan yang merata dan sama

Yaitu dalam pelaksanaan tidak diskriminasi yang diberikan oleh aparat pemerintah terhadap masyarakat. Pelayanan tidak menganaktirikan dan menganakemaskan keluarga, pangkat, suku, agama dan tanpa memandang status ekonomi. Hal ini membutuhkan kejujuran dan tenggang rasa dari para pemberi pelayanan tersebut.


(27)

2. Pelayanan yang diberikan harus tepat pada waktunya

Pelayanan oleh aparat pemerintah dengan mengulur waktu dengan berbagai alas an merupakan dengan tindakan yang dapat mengecewakan masyarakat. Mereka yang membutuhkan secepat mungkin diselesaikan akan mengeluh kalau tidak segera dilayani. Lagipula jika mereka mengulur waktu tentunya merupakan beban untuk tahap selanjutnya karena berbarengan dengan semakin banyaknya tugas yang harus diselesaikan.

3. Pelayanan harus merupakan pelayanan yang berkeseimbangan

Dalam hal ini berarti aparat pemerintah harus slalu siap untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan pelayanan (Inu Kencana,2004:35). Sasaran pelayanan publik sebenarnya adalah kepuasan yang ada didalamnya terdiri dari dua komponen besar yaitu layanan dan produk.

Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63 Tahun 2003, pelayanan publik dibagi berdasarkan 3 kelompok, yaitu:

1. Kelompok Pelayanan Administratif, yaitu bentuk pelayanan yang menghasilkan berbagai macam dokumen resmi yang dibutuhkan oleh masyarakat atau publik. Misalnya status kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang, dan lain-lain. Dokumen-dokumen ini antara lain KTP, Akte Kelahiran, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Nomor Kendaraan, dan lain-lain.

2. Kelompok Pelayanan Barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang digunakan publik. Misalnya jaringan telefon, penyediaan tenaga listrik, air bersih dan lain-lain.


(28)

3. Kelompok Pelayanan Jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan publik. Misalnya pendidikan, pelayanan kesehatan, penyelenggaraan transportasi, dan lain-lain.

Dalam konteks ini, pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan masyarakat yang merupakan bantuan atau pertolongan yang diberikan pemerintah atau organisasi publik kepada masyarakat secara materi maupun nonmateri.

Berbicara tentang pelayanan yang diberikan pemerintah tentunya tidak terlepas dari pelayanan pemerintah pada sektor publik karena umumnya pelayanan yang diberikan pemerintah itu dalam bidang/sektor yang menyangkut kepentingan umum seperti pengurusan KTP, akte kelahiran, kartu keluarga, penyaluran kredit dan lain-lain yang kesemuanya itu dilakukan demi kesejahteraan masyarakat.

Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus mempunyai standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima pelayanan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63 Tahun 2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik standar pelayanan sekurang-kurangnya meliputi:

a. Prosedur pelayanan

Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan.

b. Waktu penyelesaian

Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.


(29)

c. Biaya pelayanan

Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan.

d. Produk pelayanan

Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. e. Sarana dan prasarana

Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggaraan pelayanan publik.

f. Kompetensi petugas pemberi pelayanan publik

Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat sesuai berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan prilaku yang dibutuhkan. Ada beberapa masalah pokok dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, menurut Sofyan Assauri (1999:178) dimana faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan tersebut adalah:

1. Tingkah laku yang sopan 2. Cara penyampaian

3. Waktu menyampaikan yang cepat 4. Keramah-tamahan

Sementara itu suatu pelayanan yang komprehensif yang diberikan oleh aparat pemerintah dapat dilakukan dengan memperhatikan unsur-unsur dari pelayanan tersebut yaitu pada saat terjadinya suatu interaksi antara aparat pemerintah sebagai pemberi layanan dengan masyarakat sebagai konsumen dari layanan yang diberikan.

Menurut Moenir (2002:100) terdapat faktor-faktor yang mendukung pelayanan, antara lain sebagai berikut:


(30)

1. Faktor kesadaran

Yaitu kesadaran para pejabat serta petugas yang berkecimpung dalam kegiatan pelayanan. Kesadaran para pegawai pada segala tingkatan terhadap tugas yang menjadi tanggung jawabnya dapat membawa dampak yang sangat positif terhadap organisasi. Ini akan menjadi kesungguhan dan disiplin dalam melaksanakan tugas sehingga hasilnya dapat diharapkan memenuhi standar yang telah ditetapkan.

2. Faktor Aturan

Yaitu aturan dalam organisasi yang menjadi landasan kerja pelayanan. Aturan ini mutlak kebenaranya agar organisasi dan pekerjaan dapat berjalan teratur dan terarah, oleh karena itu harus dipahami oleh organisasi yang berkepentingan.

3. Faktor Organisasi

Merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan dalam usaha pencapaian tujuan.

4. Faktor Pendapatan

Yaitu pendapatan pegawai yang berfungsi sebagai pendukung pelaksanaan pelayanan. Pendapatan yang cukup akan memotivasi pegawai dalam melaksanakan pekerjaan dengan baik.

5. Faktor Keterampilan Tugas

Yaitu kemampuan dan keterampilan petugas dalam melaksanakan pekerjaa. Ada tiga kemampuan yang harus dimiliki yaitu, kemampuan manajerial, kemampuan teknis, kemampuan membuat konsep.

6. Faktor Sarana

Yaitu sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan layanan. Sarana ini meliputi peralatan, pelengkapan, alat bantu dan fasilitas lain yang melengkapi seperti fasilitas komunikasi.


(31)

I.5.2.1. Tata Cara Pengurusan Kartu Tanda Penduduk

Adapun persyaratan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) baru yaitu: 1. Surat Pengantar dari RT/RW

2. Foto Copy Kartu Keluarga

3. Pas Foto terbaru berukuran 2 x 3 cm sebanyak 3 lembar 4. Foto Copy Akte Kelahiran

Untuk memperpanjang Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang sudah habis masa berlakunya harus melengkapi syarat-syarat berikut:

1. KTP lama yang sudah habis masa berlakunya 2. Fotocopy Kartu Keluarga

3. Pas Foto 2x3 cm sebanyak 3 lembar

4. Surat Keterangan lapor kelahiran KTP dari Kepolisian bagi yang kehilangan KTP 5. Bukti Pembayaran Keterangan Perpanjangan KTP

KTP berlaku untuk jangka waktu 5 tahun, kecuali manula (berusia diatas 60 tahun), KTP berlaku seumur hidup. Berakhirnya masa berlaku KTP, sesuai dengan tanggal dan bulan kelahiran yang besangkutan. KTP yang rusak, hilang atau berubah data, seperti perubahan alamat, kewarganegaraan, nama dan sebagainya harus diganti dengan KTP baru. Yang tidak wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk adalah anggota perwakilan Negara asing, organisasi-organisasi internasional, corps diplomatic beserta anggota keluarganya dan penduduk sementara.

Adapun prosedur pelayanannya yaitu:

Tugas Kewajiban Penduduk: Datang kekantor Kelurahan dengan membawa: 1. KTP lama

2. Foto copy Kartu Keluarga dan aslinya 3. Pas foto 2 lembar ukuran 2x3 cm


(32)

4. Surat Pengantar dari RT/RW

5. Surat Kuasa bagi penduduk yang tidak bisa mengambil sendiri dengan diketahui RT/RW

Tugas dan kewajiban Kecamatan: Bila data penduduk sudah benar: 1. Menerima dan meneliti seluruh berkas persyaratan

2. Mencocokkan KTP lama warga dengan KTP baru 3. Menanadatangani KTP dan menerima retribusinya 4. Menyelesaikan proses administrasi lainnya lebih lanjut

Namun apabila datanya salah, KTP yang mengalami perubahan data agar dibuatkan Surat Mutasi Rubah. Pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk bertempat disetiap Kantor Kecamatan yang ada dengan waktu pelayanan 1 hari (perpanjangan) dan 14 hari (baru, mutasi, hilang) dengan tarif gratis.

I.6 Definisi Konsep

Menurut Masri Singarimbun (1995:18), konsep adalah merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.

Dalam rangka memberikan gambaran terhadap penelitian, maka diperlukan suatu konsep yang jelas mengenai batasan yang akan diteliti, yaitu:

1. Peranan aparatur kecamatan dalam memberikan pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

2. Pelayanan publik yaitu segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh instansi pemerintah baik berupa barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ataupun sebagai pelaksanaan peraturan perundang-undangan. Faktor-faktor yang


(33)

mempengaruhi proses pelayanan publik. Dalam hal ini yang menjadi pelayanan publik adalah mengenai pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

3. Tata cara pengurusan Kartu Tanda Penduduk yang merupakan suatu keterangan atau tanda bukti diri (legitimasi) yang dimiliki oleh setiap individu dimanapun ia berada dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

I.7 Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisika latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep dan sistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Berisikan bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Berisikan gambaran umum mengenai lokasi penelitian.

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Pokok bahasan penelitian yang berisikan penyajian data yang didapat dan berkaitan dengan permasalahan penelitian.

BAB V : ANALISIS DATA

Berisikan uraian data-data yang diperoleh setelah melakukan penelitian.


(34)

Bab ini berisikan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Juga berisikan saran-saran dari penulis untuk memberikan masukan guna menjawab permasalah yang ada.


(35)

BAB II

METODE PENELITIAN

II.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripif dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan untuk mendeskripsikan bagaimana tata cara pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan peranan aparatur pemerintah yang berkecimpung dalam pelayanan pengurusan KTP tersebut.

II.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Kecamatan Medan Marelan yang terletak di Jalan Kapten Rahmad Budin No. 190 Medan Marelan.

II.3. Informan

Menurut Burhan Bungin (2007:108), informan merupakan orang yang menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian.

Dalam penelitian ini, yang akan menjadi informan adalah: 1. Informan Kunci

a. Camat Kecamatan Medan Marelan b. Kepala Seksi Tata Pemerintahan c. Lurah


(36)

2. Informan Biasa

a. Masyarakat Kecamatan Medan Marelan.

Metode penelitian yang akan digunakan oleh penulisan yaitu metode wawancara mendalam. Menurut Burhan Bungin (2007:108), wawancara mendalam merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.

Sedangkan untuk masyarakat Kecamatan Medan Marelan dengan menggunakan Sampling Accident, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yakni siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang ditemui itu cocok sebagai sumber data.

II.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan dua cara yaitu:

1. Pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian (field resarch) untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti dan dilakukan melalui.

a. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan secara langsung dan selanjutnya mengadakan pencatatan terhadap gejala-gejala yang ditemukan di lapangan yang berkaitan dengan pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

b. Wawancara, yaitu dilakukan untuk memperoleh data yang lengkap dan mendalam dari objek penelitian.

c. Angket (kuesioner), yaitu pengumpulan data dengan mengajukan sejumlah daftar pertanyaan kepada responden.


(37)

2. Pengumpulan data skunder, data ini diperoleh dari:

a. Penelitian kepustakaan, cara ini ditempuh dengan mempelajari sejumlah buku, tulisan, dan karya ilmiah yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. b. Studi dokumentasi, cara ini dilakukan dengan melakukan penelitian terhadap

catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian.

II.5. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisis data yang diadopsi penulis dalam penelitian dengan menggunakan teknik analisis kualitatif, yakni dengan menyajikan data yang diperoleh dari objek yang diteliti kemudian dianalisa berdasarkan kemampuan nalar sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti.


(38)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1. Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Marelan

Kecamatan Medan Marelan merupakan salah satu dari 21 Kecamatan yang masuk ke dalam Wilayah Kota Medan memiliki luas lebih kurang 4.447 Ha atau 44,47 Km2 dan terdiri dari 5 kelurahan yaitu Kelurahan Labuhan Deli, Kelurahan Rengas Pulau, Kelurahan Terjun, Kelurahan Tanah Enam Ratus dan Kelurahan Paya Pasir, dengan jumlah KK 29.734 jiwa. Kantor Kecamatan Medan Marelan berada di Jalan Kapten Rahmad Budin No. 190 Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan.

Selanjutnya berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara, tanggal 19 Oktober 1987 Nomor : 140 / 4078 / K / 1987 tentang Pemekaran Kelurahan di Wilayah Kotamadya Medan, salah satu diantaranya terdapat di Kecamatan Medan Marelan maka jumlah kelurahan yang sebelumnya 4 menjadi 5 kelurahan, yaitu :

1. Kelurahan Labuhan Deli 2. Kelurahan Rengas Pulau 3. Kelurahan Terjun

4. Kelurahan Tanah Enam Ratus 5. Kelurahan Paya Pasir


(39)

Dalam Perjalanan sejarah keberadaan Kecamatan Medan Marelan sejak mulai berdiri Tahun 1992 sampai saat sekarang ini ada 7 (tujuh) orang Camat yang memimpin, yang nama-namanya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1 : Nama Camat yang Memimpin Kecamatan Medan Marelan dari Tahun 1992-2011

No NAMA CAMAT MASA BAKTI

1. Syaiful Adnan Siregar, BA. September 1992 – Tahun 1995 2. Drs. Susilowadi Tahun 1995 – Tahun 1998 3. Drs. Irwan Efendi Lubis September 1998 - April 1999 4. Abd. Malik Dalimunthe, SH. April 1999 – Oktober 1999 5. Drs. H. M. Fitriyus, SH, MSP. Oktober 1999 – 2003

6. S. Armansyah Lubis, SH. Januari 2003 – 23 Agustus 2010 7. Pulungan Harahap, SH, M.Si. Agustus 2010 s/d Sekarang

III.2. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Medan Marelan

Kecamatan Medan Marelan terdiri dari 5 Kelurahan, memiliki 88 Lingkungan dengan batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang


(40)

- Sebelah Serdan

Gambar

III.2.1

1. Le

Serdan Deli S

h Barat b ng.

Keberada

r 1 : Peta K

. Geografi

tak dan G Kecamata ng di sebela Serdang di berbatasan aan Kecam ecamatan M Gbr is Geografis K an Medan ah selatan, isebelah b dengan matan Meda Medan Mare

r. Peta Kec

Kecamatan n Marelan , Kecamata arat, dan Kecamatan an Marelan elan camatan M

n Medan M berbatasa an Medan Kecamata

n Hampar

n dapat dili

Medan Mare

Marelan an langsun

Belawan d an Medan

ran Perak

ihat pada P

elan ng dengan di sebelah Labuhan Kabupate Peta beriku Kabupate utara, Kab disebelah en Deli

ut ini :

en Deli bupaten


(41)

Kecamatan Medan Marelan merupakan salah satu kecamatan di kota Medan yang mempunyai luas sekitar 44,47 Km2. Jarak kantor Kecamatan ke kantor Walikota Medan sekitar 22 Km.

2. Luas wilayah dirinci perkelurahan di Kecamatan Medan Marelan

Dari lima kelurahan di Kecamatan Medan Marelan, Kelurahan Terjun memiliki luas wilayah yang terluas yaitu sebesar 16,05 Km2 sedangkan Kelurahan Tanah Enam Ratus mempunyai luas yang terkecil yakni 3,42 Km2.

Berikut ini Tabel Kelurahan, Lurah, Jumlah Lingkungan, Luas Wilayah dan Alamat Kantor Kelurahan di Kecamatan Medan Marelan hingga saat ini, yaitu : Tabel 2 : Nama Lurah dan Jumlah Lingkungan

NO KELURAHAN NAMA LURAH JUMLAH

LINGKUNGAN

1. LABUHAN DELI H. IRWAN DANIEL NST. 11

2. RENGAS PULAU AHMAD, SP. 35

3. TERJUN H. AZWAR 22

4. TANAH ENAM RATUS HERWAN HB, SE 11

5. PAYA PASIR SAIFUL BAHRI NST, S.Pt. 9

J U M L A H 88


(42)

NO KELURAHAN LUAS (Km2) PERSENTASE TERHADAP LUAS

KECAMATAN

1. Tanah Enam Ratus 3,42 7,69

2. Rengas Pulau 10,50 23,61

3. Terjun 16,05 36,09

4. Paya Pasir 10,00 22,49

5. Labuhan Deli 4,50 10,12

Medan Marelan 44,47 100

Tabel 4 : Daftar Alamat Kantor Kelurahan Di Kecamatan Medan Marelan

NO KELURAHAN ALAMAT KANTOR

1. Tanah Enam Ratus Jl. Marelan Raya

2. Rengas Pulau Jl. Kapten Rahmad Budin

3. Terjun Jl. Kapten Rahmad Budin

4. Paya Pasir Jl. Pasar Nippon 5. Labuhan Deli Jl. Young Panah Hijau


(43)

III.3. Demografi Kecamatan Medan Marelan

III.3.1. Kependudukan

Untuk mengetahui potensi sumber daya manusia lebih lanjut, akan kita lihat data – data kependudukan di Kecamatan Medan Marelan dibagi Berdasarkan Suku, Berdasarkan Agama, dan Berdasarkan Mata Pencaharian, Berdasarkan kewarganegaraan dan Jenis Kelamin.

III.3.1.1. Data Penduduk Berdasarkan Suku

Tabel berikut menunjukkan data kependudukan di Kecamatan Medan Marelan berdasarkan suku :

Tabel 5 : Data Penduduk Berdasarkan Suku

NO SUKU JUMLAH %

1. Jawa 18.4751 75,39

2. Melayu 30.490 12,44

3. Mandailing 6.490 2,64

4. Batak 5.133 2,09

5. Minang 1.651 0,67

6. Aceh 827 0,33

7. Nias 425 0,01

8. India 233 0,09

9. Cina 7.242 2,95

10. dan lain-lain 7.794 3,18


(44)

Gambar 2 : Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku

III.3.1.2. Data Penduduk Berdasarkan Agama

Agama Islam merupakan penduduk mayoritas yang mendiami Kecamatan Medan Marelan, hal ini dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

Tabel 6 : Data Penduduk Berdasarkan Agama

NO AGAMA JUMLAH %

1. Islam 88.854 85,6

2. Kristen 5.416 5,22

3. Katholik 3.331 0,31

4. Hindu 896 0,86

5. Budha 8.216 7,92

TOTAL 10.6713 100

184751 30490

6490 5133 1651

827 425

233

7242 7794

1 10 100 1000 10000 100000 1000000


(45)

Gambar 3 : Grafik Penduduk Berdasarkan Agama

Kesemua pemeluk agama tersebut di atas masing-masing mempunyai sarana ibadah agama sebagai berikut :

a. Masjid : 28 Unit b. Mushollah : 82 Unit c. Gereja : 7 Unit d. Vihara : 6 Unit

III.3.1.3. Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Tabel 7 : Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

NO PEKERJAAN JUMLAH %

1. Buruh 24.932 59,6

2. PNS / ABRI 945 2,26

3. Pegawai Swasta / Wiraswasta 5.444 13,03

4. Pedagang 2.419 5,78

5. Petani 5.298 12,68

6. Jasa – Jasa 2.749 6,57

TOTAL 41.787 100

88854

5416 3331 896 8216

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 90000 100000

Islam Kristen Katholik Hindu Budha


(46)

Dari segi mata pencaharian maka sebahagian penduduk Kecamatan Medan Marelan berkerja sebagai Buruh.

Gambar 4 : Grafik Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

III.3.1.4. Data Penduduk Berdasarkan Status Kewarganegaraan

Tabel 8 : Data Penduduk Berdasarkan Status Kewarganegaraan

NO Kewarganegaraan Laki-laki Wanita Jumlah

1. W N I 60.112 39.724 99.836

2. W N A 4 5 0.01

J u m l a h 60.116 39.729 100

24932

945 5444 2419 5298 2749

1 10 100 1000 10000 100000


(47)

Gambar 5 : Grafik Penduduk Berdasarkan Status Kewarganegaraan

III.3.1.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 9 : Data Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

NO JENIS

KELAMIN

JUMLAH JIWA

%

1. Laki – laki 64.183 51.15

2. Wanita 62.436 48.85

J u m l a h 123.196 100

60112

39724

4 5

1 10 100 1000 10000 100000

Laki‐laki Wanita

W N I W N A


(48)

Gambar 6 : Grafik Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

III.3.2. Potensi Daerah

Kecamatan Medan Marelan dengan luas wilayahnya 44,47 Km2. Kecamatan Medan Marelan adalah kawasan pemukiman namun masih memiliki kawasan pertanian yang terdapat di Kelurahan Terjun dan Rengas Pulau, yang masih memiliki peluang untuk dapat dikembangkan menjadi kawasan agrobisnis yang bernilai ekonomis, apalagi jika dapat dikembangkan secara profesional.

Fasilitas Umum dan Sosial.

Data Fasilitas Umum dan Sosial di Kecamatan Medan Marelan yang tersedia dan sangat bermanfaat dalam menunjang kebutuhan sekunder masyarakat dapat dilihat pada tabel di bahah ini :

JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN

64,183

62,436

61,500 62,000 62,500 63,000 63,500 64,000 64,500

Laki ‐ laki Wanita


(49)

Tabel 10 : Fasilitas Umum dan Sosial

No Jenis Fasilitas/Sarana Jumlah Keterangan

1. Telepon Umum - Unit

2. Wartel 33 Unit

3. Jasa PLN 4. PDAM

5. Pasar 2 Unit Kel. Rengas Pulau dan

Kel. Terjun 6. Kantor Pos dan Giro -

7. Perbankan 4 Unit Kel. Rengas Pulau

8. Anjungan Tunai Mandiri

9. Sarana Kesehatan :

a. Puskesmas 1 unit Puskesmas Terjun b. Puskesmas Pembantu 3 Unit

Kel. Rengas Pulau, Kel. Rengas Pulau dan Kel. Tanah 600

c. BKIA -

d. Poliklinik -

e. Praktek Dokter 14 unit f. Praktek Bidan 36 unit g. Posyandu

h. Apotik 40 unit

10. Pariwisata :

a. Perkemahan Pramuka

b. Danau 1Danau Danau Siombak

c. Warung 300 unit

11. Sarana Olah Raga :

a. Lapangan Bola Kaki 3 unit Kel. Tanah 600 ,Kel. Rengas Pulau dan


(50)

Labuhan Deli b. Lapangan Bola

Volley 10 unit

c. Lapangan Badminton 15 unit d. Lapangan Kasti - unit e. Lapangan Tennis - unit f. Gelanggang Bela Diri 3 unit

h. Kolam Renang 2 unit

Sebagai informasi bagi investor dan masyarakat pada Kecamatan Medan Marelan ini terdapat lokasi wisata yaitu Danau Siombak yang menjadi salah satu potensi pariwisata yang dapat dikembangkan menjadi tujuan pariwisata dan menjadi icon dalam Visit Medan Year 2012.

III.4. Prosedur dan tata Cara Proses Penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Sesuai dengan Surat Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan Nomor : 474.4/668 Tanggal 19 Oktober 2008 Tentang Pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), maka dapat diketahui persyaratan untuk memperoleh Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah sebagai berikut:

A. Bagi Penduduk Pribumi:

1. Surat pengantar dari Kepala Lingkungan. 2. Asli Kartu Keluarga.

3. Pas photo hitam putih terbaru ukuran 3x4 cm (2 lembar).


(51)

5. Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang rusak untuk diganti dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) baru.

6. Surat Keterangan dari Polisi untuk pengganti Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang hilang.

7. Mengisi Formulir SIAK permohonan Kartu Tanda Penduduk (F-1.21). B. Bagi Penduduk WNI turunan:

1. Surat Pengantar dari Kepala Lingkungan. 2. Asli Kartu Keluarga.

3. Pas photo Hitam putih terbaru ukuran 3x4 cm (2 lembar).

4. Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang habis masa berlakunya, bagi perpanjangan. 5. Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang rusak untuk diganti dengan Kartu Tanda

Penduduk yang baru.

6. Surat Keterangan Hilang dari Polisi untuk pengganti Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang hilang.

7. Mengisi Formulir SIAK permohonan Kartu Tanda Penduduk (F1.21).

C. Bagi penduduk Warga negara Asing (WNA): 1. Surat Pengantar dari Kepala Lingkungan. 2. Asli Kartu Keluarga.

3. Pas photo Hitam Putih terbaru ukuran 3x4 cm (2 lembar).

4. Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang habis masa berlakunya, bagi perpanjangan. 5. Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang rusak untuk diganti dengan Kartu Tanda

Penduduk (KTP) yang baru.

6. Surat Keterangan Hilang dari Polisi untuk pengganti Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang hilang.


(52)

7. Mengisi Formulir SIAK permohonan Kartu Tanda Penduduk (F-1.21). Prosedur Pengurusan Kartu Keluarga (KK)/Katru Tanda Penduduk (KTP):

1. Kepala Lingkungan (pengantar dengan melampirkan persyaratan)- Kelurahan (meneliti kelengkapan berkas, menyerahkan formulir yang dibutuhkan, menanda tangani formulir yang telah diisi dan mengirim berkas ke Kecamatan).

2. Kecamatan (meneliti berkas, meng-entry data ke komputer, mengirim data ke dinas Kependudukan melalui telepon via modem).

3. Dinas Kependudukan Kota Medan ( menerima data dari Kecamatan melalui komputer, melaksanakan konsolidasi, selanjutnya mengembalikan data ke Kecamatan se-Kota Medan secara bergantian.

4. Kecamatan (Kaur Pemerintahan kecamatan menerima kembali data dari Dinas Kependudukan Kota Medan, Selanjutnya mencelak Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) kemudian menyerahkanya kepada Kaur Pemerintahan kelurahan masing-masing).

5. Kelurahan ( Kaur Pemerintah mengambil Kartu Keluarga (KK)/Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang telah siap di Kecamatan untuk diserahkan kepada Kepala Lingkungan/ masyarakat.

Prosedur dan standar Waktu Proses Penerbitan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk di Lingkungan Pemerintah Kota Medan. (Keputusan Walikota Medan Nomor 11 Tahun 2004 Tanggal 21-01-2004)

1. Pengurusan perpanjangan Kartu Tanda Penduduk (KTP) selesai 3 (tiga) hari kerja, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Hari I :Permohonan perpanjangan KTP disampaikan oleh Kepala Lingkungan ke kantor Kelurahan selambat-lambatnya pukul 12:00 WIB setiap hari kerja.


(53)

b. c. 2. Pen sele a. b. c. d. Hari II kantor Ke Hari III dan dapat pukul 15:3 diserahkan ngurus pene

esai 4 (emp Hari I : Pe ke kantor Hari II Kelurahan Hari III Hari IV WIB dan pada puku diserahkan :Permoh ecamatan se :Proses t di ambil k 30 WIB Ke n kepada pe erbitan Kart pat) hari kerj ermohonan

Kelurahan : Perm n ke kantor : Lanjut : Pener dapat diam ul 15:30 WI

n kepada pe

honan perp lambat-lam penerbitan kembali ole epala Lingku emohon. tu Keluarga ja, dengan k penerbitan selambat-la mohonan pe Camat selam tan proses p rbitan KK mbil kemba IB Kepala L emohon.

anjangan K mbatnya puk n perpanjan eh pihak Ke

ungan dapa

a (KK)dan ketentuan se

KK dan KT ambatnya pu enerbitan K mbat-lamba penerbitan K

dan KTP ali oleh pih

Lingkungan

KTP disampa kul 09:00 W

gan KTP s elurahan di at mengamb

Kartu Tand ebagai berik TP disampa ukul 12:00 W KK dan K

atnya pukul KK dan KTP

selesai sela hak kelurah

n mengambi

aikan oleh p WIB.

elesai pada i kantor Ke il dari kanto

da Penduduk kut:

aikan oleh K WIB setiap KTP disamp 09:00 WIB P.

ambat-lamb an di kanto il dari kanto

pihak Kelur

a pukul 14: ecamatan, d or Keluraha

uk (KTP) ya

Kepala Ling p hari kerja.

paikan oleh B. batnya puku or Kecamat or Keluraha rahan ke 00 WIB dan pada an untuk ang baru gkungan h pihak ul 14:00 tan, dan an untuk


(54)

III.5. Struktur Organisasi Pemerintahan Kecamatan Medan Marelan

Implementasi pelaksanaan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah diterapkan di Pemerintah Kota Medan dengan merevisi dan menyempurnakan kelembagaan termasuk pada pemerintah Kecamatan, dimana Struktur organisasi dan tata kerja pemerintah kecamatan telah berubah.

Kelembagaan Kecamatan Medan Marelan saat ini berdasarkan kepada Keputusan Walikota Medan Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan.

Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan diatur dalam Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 56 Tahun 2011 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan.

1. Tugas Pokok dan Fungsi Camat.

Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.

Dalam melaksanakan tugas pokok , Camat menyelenggarakan fungsi : a. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

b. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum. c. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan. d. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.

e. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan. f. Membina penyelenggaraan pemerintahan kelurahan.


(55)

g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup dan tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan kelurahan.

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya

2. Tugas Pokok dan Fungsi Sekretaris Camat.

Sekretaris Camat berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat. Sekretaris Camat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Camat lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Sekretaris Camat menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan.

b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program kecamatan.

c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan kecamatan meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan kerumahtanggaan kecamatan.

d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan.

e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas kecamatan f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian. g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(56)

Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup pengelolaan administrasi umum.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Umum.

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum.

c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan dan penyelenggaraan kerumahtanggaan kecamatan.

d. Pengeloaan administrasi kepegawaian.

e. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian.

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

h. Pelaksanaaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai tugas dan fungsinya. 4. Tugas Pokok dan Fungsi Sub Bagian Keuangan.

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Keuangan.

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan.

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan verifikasi.

d. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan. e. Penyusunan laporan keuangan kecamatan.


(57)

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

h. Pelaksanaaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai tugas dan fungsinya.

5. Tugas Pokok dan Fungsi Sub Bagian Penyusunan Program

Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub Bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program. b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan dan program kecamatan.. c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kecamatan.

d. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengadilan.

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

f. Pelaksanaaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai tugas dan fungsinya.

6. Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Tata Pemerintahan

Seksi Tata Pemerintahan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada camat. Seksi Tata Pemerintahan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok camat lingkup tata pemerintahan.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Tata Pemerintahan menyelenggarakan fungsi :


(58)

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup tata pemerintahan.

c. Penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi pemerintahan kelurahan.

d. Penyiapan bahan pembinaan dan koordinasi dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan.

e. Penyiapan bahan koordinasi pembinaan kegiatan sosial politik, ideologi negara dan kesatuan bangsa.

f. Penyiapan bahan pembinaan di bidang keagrariaan. g. Pelaksanaan pelayanan administrasi kependudukan.

h. Pelaksanaan pelayanan administrasi lainnya lingkup tata pemerintahan. i. Pemantauan pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) j. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

k. Pelaksanaan tugas lain yan diberikan oleh camat sesuai dengan tugas dan fungsinya.

7. Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Pemberdayaan Masyarakat.

Seksi Tata Pemberdayaan Masyarakat dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada camat. Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok camat lingkup Pemberdayaan Masyarakat.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Pemberdayaan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Seksi Pemberdayaan Masyarakat. b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup Pemberdayaan Masyarakat.


(59)

c. Penyiapan bahan pembinaan terhadap kegiatan pemberdayaan masyarakat, seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lembaga Perekonomian, Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

d. Pelaksanaan proses pelayanan masyarakat lingkup pemberdayaan masyarakat. e. Penyiapan bahan koordinasi dalam penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat. f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

g. Pelaksanaan tugas lain yan diberikan oleh camat sesuai dengan tugas dan fungsinya.

8. Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum

Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada camat. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok camat lingkup Ketentraman dan Ketertiban Umum.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum.

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup ketentraman dan ketertiban umum. c. Penyiapan bahan pembinaan ketentraman dan ketertiba umum.

d. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dalam penyelenggaraan peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya di wilayah kecamatan.

e. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaanpolisi pamong praja, pertahanan sipil dan pelindung masyarakat.


(60)

f. Membantu pelaksanaan pengawasan terhadap penyaluran bantuan dan pengamanan akibat bencana alam dan bencana lainnya.

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

h. Pelaksanaan tugas lain yan diberikan oleh camat sesuai dengan tugas dan fungsinya.

III.6. Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan di Kecamatan Medan Marelan.

Seperti yang kita ketahui bersama, secara langsung Kelurahan merupakan ujung tombak utama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakatnya. Sebagai perpanjangan tangan pemerintahan, Kecamatan Medan Marelan berusaha memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, khususnya Pemerintah Kota Medan.

Pada penelitian ini, penulis mengambil satu kelurahan di Kecamatan Medan Marelan yang akan diteliti, yaitu Kelurahan Terjun. Untuk itu akan dibahas secara singkat mengenai struktur organisasi pemerintahan Kelurahan dan demografi Kelurahan. Juga akan dipaparkan Tugas Pokok dan Fungsi Kelurahan yang diatur dalam Peraturan Walikota Medan Nomor 57 Tahun 2011.

Tugas Pokok dan Fungsi Kelurahan: 1. Lurah.

Lurah mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta melaksanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota.

Selaku kepala pemerintahan Lurah menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan


(61)

b. Pemberdayaan masyarakat c. Pelayanan masyarakat

d. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum e. Pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum f. Pembinaan lembaga kemasyarakatan

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Sekretaris Lurah.

Sekretaris Lurah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas lurah lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program.

Sekretaris Lurah menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan. b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program kelurahan.

c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan kelurahan meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan kerumahtanggaan kelurahan.

d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan.

e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas kelurahan f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian. g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh lurah sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(62)

3. Kasi Tata Pemerintahan.

Kasi Tata Pemerintahan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok lurah lingkup tata pemerintahan.

Kasi Tata Pemerintahan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan seksi tata pemerintahan. b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup tata pemerintahan

c. Penyelenggaraan pelayanan administrasi kependudukan

d. Pelaksanaan proses pelayanan administrasi lainnya lingkup tata pemerintahan e. Penyiapan bahan pembinaan kegiatan sosial politik, ideologi negara, dan kesatuan

bangsa

f. Pelaksanaan kegiatan pencatatan monografi kelurahan

g. Membantu pelaksanaan tugas-tugas di bidang keagrariaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

h. Membantu pelaksanaan tugas-tugas di bidang pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

i. Penyiapan bahan koordinasi dalam penyelenggaraan kegiatanpemerintahan di tingkat kelurahan

j. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh lurah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Kasi Ketentraman dan Ketertiban Umum.

Kasi Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok lurah lingkup ketentraman dan ketertiban umum.


(63)

Kasi Ketentraman dan Ketertiban Umum menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan seksi ketentraman dan ketertiban

umum.

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup ketentraman dan ketertiban umum c. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban umum d. Penyiapan bahan pembinaan perlindungan masyarakat

e. Penyiapa bahan pembinaan kegiatan siskamling

f. Penyelenggaraan kegiatan administrasi pertahanan sipil

g. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, pengamanan dan penertiban terhadap pelanggaran peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya.

h. Pelaksanaan proses pelayanan kepada masyarakat lingkup ketentraman dan ketertiban umum

i. Membantu pelaksanaan tugas-tugas pengamanan akibat bencana alam dan bancana lainnya

j. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh lurah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Kasi Pembangunan.

Kasi Pembangunan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok lurah lingkup pembangunan sosial.


(1)

Mengemudi (SIM) dan lain-lain. KTP diperlukan juga untuk persyaratan kepegawaian, seperti untuk masuk PNS ataupun melamar pekerjaan lain. KTP juga digunakan untuk pengurusan izin, seperti izin nikah, Akte Kelahiran dan lain sebagainya.

Pengurusan KTP untuk berbagai fungsi ini mempunyai prosedur dan ketentuan yang sama. Misalnya, warga yang mengurus KTP untuk persyaratan pengurusan paspor, izin nikah dan untuk masuk PNS harus memenuhi persyaratan yang sama dan mengikuti prosedur yang sama. Menurut Kasi Pemerintahan Kelurahan Terjun, ‘’Kami tidak membeda-bedakan pelayanan bagi warga yang ingin mengurus KTP untuk berbagai keperluan. Baik itu untuk bisnis, untuk pengurusan izin dan lain-lain.’’ Semuanya diproses sama dan tidak dikenakan biaya.


(2)

BAB VI

PENUTUP

Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab-bab terdahulu, maka pada bagian ini penulis mencoba mengambil beberapa kesimpulan dan memberikan sedikit saran sebagai langkah terakhir dalam penulisan hasil penelitian.

VI.1. Kesimpulan

1. Aparatur pemerintah Kecamatan Medan Marelan di dalam pengurusan KTP secara umum dikatakan sudah berperan baik. Hal ini dilihat dari kemampuan aparatur yang cukup memadai, selalu berusaha tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. Berjalannya koordinasi baik secara vertikal maupun horisontal di Kecamatan Medan Marelan sampai pada tingkat Kepala Lingkungan. Adanya sanksi yang diberikan kepada aparatur yang membuat kesalahan yang hal ini juga menunjukkan bahwa adanya sistem pengawasan yang efektif.

2. Dalam memberikan pelayanan yang prima kepada setiap lapisan warga masyarakat, Aparatur Pemerintah Kecamatan Medan Marelan telah berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi standar pelayanan yang telah ditentukan. Hanya saja perlu diakui sampai saat ini masih terdapat kendala sehingga pelayanan yang diberikan terkadang belum memuaskan. Hal ini disadari sepenuhnya dan menjadi koreksi untuk perbaikan di masa yang akan datang.


(3)

3. Untuk pengurusan KTP dan KK warga masyarakat sesuai dengan Surat Kepala Dinas Kependudukan dan Catan Sipil Kota Medan No. 474.4/668 Tanggal 19 Oktober 2008, bahwa Proses Pembuatan KK dan KTP Sistem Informasi Manajemen Kependudukan (SIMDUK) telah beralih ke Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), Pemerintah Kecamatan Medan Marelan telah secara utuh melaksanakannya terhadap warga masyarakat khususnya bagi yang telah terdaftar sebagai penduduk di Kecamatan Medan Marelan dan sudah berusaha untuk melaksanakan pelayanan seoptimal mungkin agar pelayanan yang prima dapat dirasakan oleh warga masyarakat.

4. Dalam pelayanan pengurusan KTP ini juga muncul kendala-kendala seperti adanya pemadaman listrik bergilir yang menghambat proses pengurusan KTP. Tidak adanya Camat ditempat yang juga otomatis menunda proses pengurusan KTP, karena Penerbitan KTP memerlukan tanda tangan Camat di Formulir Permohonan KTP sebelum dikirim datanya ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan selanjutnya baru dicetak di Kecamatan. Adanya oknum-oknum aparatur pemerintah yang bekerja tidak mengikuti prosedur dan peraturan yang ada.

5. KTP mempunyai peran penting dalam kehidupan masyarakat, karena KTP adalah surat keterangan atau tanda identitas pribadi seseorang yang bermukim di suatu tempat dalam wilayah NKRI. KTP juga mempunyai fungsi lain yaitu KTP juga digunakan untuk pengurusan identitas lain seperti paspor, untuk persyaratan kepegawaian seperti untuk masuk PNS dan untuk pengurusan izin seperti izin nikah dan lain sebagainya.


(4)

VI.2. Saran

1. Fasilitas yang ada di Kecamatan Medan Marelan dan di Kelurahan sebaiknya ditambah dan dilengkapi serta dapat digunakan dengan baik dan seoptimal mungkin untuk pelayanan kepada masyarakat.

2. Camat, sebagai pimpinan Kecamatan harus menindak tegas anggotanya yang bekerja di luar ketentuan/prosedur yang ada, agar citra pemerintahan di daerah Kecamatan Medan Marelan lebih baik lagi di mata masyarakat.

3. Agar terciptanya sistem pelayanan yang prima kepada masyarakat hal yang paling penting dan mendesak kiranya kepada Pemerintah Kota Medan diharapkan dapat berkoordinasi dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) agar dapat meminimalisir padamnya aliran listrik yang sangat mengganggu proses penerbitan Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga serta surat-surat dinas lainnya.

4. Untuk mengatasi keterlambatan penyelesaian pengurusan KTP akibat tidak adanya Camat ditempat, maka diharapkan Camat sebelum meninggalkan kantor agar menyelesaikan kewajibannya terlebih dahulu.

5. Agar masyarakat yang memiliki KTP seumur hidup, jika telah meninggal dunia, maka diharapkan keluarganya segera melaporkan ke kantor Kelurahan atau ke kantor Kecamatan untuk menghindari manipulasi data yang sering digunakan pada saat PEMILU maupun PILKADA.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Burhan Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Depdikbud, 2002, KBBI, Edisi ke-3, Balai Pustaka, Jakarta.

Ghuffan, Ahmad, dan Sudarsono. 1991. Hukum Kepegawaian di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Kencana, Inu. 2004. Birokrasi Perintahan Indonesia. Bandung: Mandar Maju.

Marsuki. 2006. Mendorong Investasi melalui Pelayanan Publik. Jakarta.

Kumorotomo, Wahyudi. 1994. Manajemen Pelayanan Publik, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Moenir, H.A.S. 2002.. Manajemen PelayananUmum di Indonesia, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Nawawi, Hadari. 1995. Pengawasan Melihat di Lingkungan Aparator Pemerintah, Jakarta: Erlangga.

Singarimbun, Masri. 1925. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.

Situmorang, M. Viktor. 1994. Hukum Administrasi Pemerintahan di Daerah. Jakarta: Sinar Grafika.

Thoha, Miftah. 1993. Penilaian Organisasi: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(6)

B. Peraturan Perundang-undangan:

Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan

Keputusan Presiden No. 52 Tahun 2001 Tentang Penduduk yang Wajib KTP

KEPMENPAN No. 63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Keputusan Walikota Medan Nomor 22 Tahun 2002 Tentang Pembebasan Retribusi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) di Kota Medan

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan.

Peraturan Walikota Medan Nomor 56 Tahun 2011 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan

Peraturan Walikota Medan Nomor 57 Tahun 2011 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Kelurahan

Surat Kepala Dinas Kependudukan dan Catan Sipil Kota Medan No. 474.4/668 Tanggal 19 Oktober 2008, tentang Peralihan Proses Pembuatan KK dan KTP dari Sistem Informasi Manajemen Kependudukan (SIMDUK) ke Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)