maka pemerintah harus lebih responsif dan akuntabel guna memberikan pelayanan yang prima dan dapat memuaskan masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut
tentang: “Peranan Aparatur Pemerintah Kota Medan dalam Pelayanan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk Studi Kasus di Kantor Kecamatan Medan Marelan”.
I .2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah: “Bagaimana Peranan Aparatur Pemerintah Kota Medan dalam Pelayan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk
Studi Kasus di Kantor Kecamatan Medan Marelan?”
I.3. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai dalam penyelenggaraannya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui peran Aparatur pemerintah Kecamatan Medan Marelan dalam memberikan pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk kepada masyarakat.
2. Mendeskripsikan tata cara pengurusan Kartu Tanda Penduduk KTP di Kantor
Kecamatan Medan Marelan. 3.
Kendala-kendala yang ditemukan dalam pengurusan Kartu Tanda Penduduk KTP di Kecamatan Medan Marelan.
Universitas Sumatera Utara
I.4. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan akan memberi manfaat antara lain: 1.
Secara subjektif, sebagai suatu tahap untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah dan kemampuan untuk menuliskannya di dalam bentuk karya tulis
ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara. 2.
Secara praktis, sebagai masukansumbangan pemikiran bagi Kantor Kecamatan Medan Marelan.
3. Secara akademis, sebagai referensi bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi
Negara dan bagi kalangan penulis lainnya yang tertarik dalam bidang ini.
I.5. Kerangka Teori
Singarimbun 1995:18 menyebutkan bahwa teori merupakan serangkaian asumsi, konsep dan konstruksi, definisi dan proposisi untuk menerangkan fenomena sosial secara
sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Untuk memudahkan penulis dalam menyusun suatu pemikiran yang dapat dijadikan
fundamen dalam meneliti hal tersebut di atas, maka disusunlah beberapa kerangka pemikiran sebagai berikut:
I.5.1. Aparatur Pemerintah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002:17, aparatur dapat diartikan sebagai alat Negara atau pegawai negeri yang bekerja di badan pemerintah. Selain itu, mengenai
aparatur tersebut, Socwarno Handayaningrat 1998:33 juga menyatakan pendapatnya bahwa “Aparatur adalah aspek administrasi yang diperlukan dalam penyelenggaraan
Universitas Sumatera Utara
pemerintahanNegara, sebagai alat untuk mencapai tujuan nasional”. Aspek-aspek administrasi itu terutama ialah kelembagaan organisasi dan kepegawaian.
Dalam pemikirannya, Hadari Nawawi 1995:19, menyatakan bahwa “Dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan diperlukan sejumlah personil
yang disebut pegawai. Setiap pegawai sebagai aparatur pemerintah adalah pelaksana negara yang mempunyai hak dan kewajiban tertentu”. Hadari Nawawi juga menambahkan bahwa
“Aparatur Pemerintah adalah organisasi kerja yang sebahagian besar bertugas melayani kepentingan umum atau masyarakat”.
Aparatur pemerintah selaku abdi negara memiliki peranan yang sangat penting untuk menciptakan tata pemerintahan yang baik, karena kelancaran dan terhambatnya pemerintah
dan pembangunan yang sedang dilaksanakan tidak terlepas dari keikutsertaan aparatur pemerintah. Menurut Wasistiono 2002:53, aparatur pemerintah sebagai wakil rakyat
menjalankan tugas administrasi umum, antara lain: a.
Menyediakan pelayanan umum public service b.
Melindungi hak dan kewajiban setiap warga negara secara adil c.
Menciptakan rasa aman bagi setiap warga negara Menurut pendapat Victor M. Situmorang 1994:18 bahwa: “Secara etimologis istilah
aparatur berasal dari kata aparat yakni alat, badan, instansi, pegawai negeri. Sedangkan aparatur disamakan artinya dengan aparat tersebut di atas, yakni dapat diartikan sebagai alat
negara, aparat pemerintah. Jadi aparatur negara adalah alat kelengkapan negara yang terutama meliputi bidang kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian, yang mempunyai
tanggung jawab melaksanakan roda pemerintahan sehari-hari. Aparatur pemerintah atau disebut juga dengan perangkat pemerintah di daerah dapat
dibedakan dalam beberapa jenis atau kelompok dari segi mana melihatnya, yakni dapat dilihat dari:
Universitas Sumatera Utara
a. Segi kelembagaan, yakni yang dilihat menurur asas-asas penyelenggaraan pemerintah
di daerah, ada aparatur desentralisasi, dan ada aparatur dekonsentrasi serta ada yang aparatur desentralisasi sekaligus juga aparatur dekonsentrasi.
b. Segi struktur kewilayahan, yakni ada aparatur propinsi, aparatur kabupaten dan
kotamadya, kota administratif serta aparatur kecamatan, aparatur kelurahandesa. c.
Segi status kepegawaiannya, yakni ada pegawai pusat dan pegawai daerah, serta yang sifatnya dipekerjakan dan ada yang diperbantukan Situmorang, 1994:21.
Aparatur pemerintah juga berusaha diarahkan untuk menciptakan aparatur yang lebih efisien, efektif, bersih dan berwibawa serta mampu melaksanakan seluruh tugas umum
pemerintahan dan pembangunan sebaik-baiknya dengan dilandasi semangat dan sikap pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara. Dalam hubungan ini kemampuan aparatur
pemerintah untuk merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengendalikan pembangunan perlu ditingkatkan. Untuk itu perlu ditingkatkan mutu, kemampuan dan
kesejahteraan manusianya, organisasi dan tata kerja termasuk koordinasi serta penyediaan sarana dan prasarana.
Pembinaan aparatur pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah, perlu dilakukan secara terus-menerus sehingga dapat meningkatkan kemampuan, pengabdian, disiplin dan
keteladanannya. Sejalan dengan itu aparatur pemerintah harus makin mampu melayani, mengayomi serta menumbuhkan prakarsa dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
serta tanggap terhadap pandangan-pandangan dan aspirasi yang hidup dalam masyarakat. Kualitas aparatur pemerintahan yang handal dan berbobot untuk melaksanakan tugas-
tugas dapat dilihat dengan cirri-ciri sebagaimana pendapat Kristiadi 1994, adalah: a.
Tanggung gugat, yaitu berkenan dengan meningkatnya kesadaran tentang keinginan dari aparatur negara untuk memberikan pertanggungjawaban accountability, dan
kewenangan memegang tanggung gugat.
Universitas Sumatera Utara
b. Transparan, keterbukaan, yaitu bertalian dengan keinginan yang berlandaskan
susunan konstitusional dan keabsahannya. c.
Efisien dan efektif, yaitu berhubungan dengan kemampuan yang tinggi untuk mengoptimalkan kemanfaatan segala sumber daya dan dana yang tersedia dalam
rangka pelaksanaan tugas tersebut sehingga mencapai hasil yang maksimal. d.
Pertanggungjawaban, yaitu ikut menciptakan suatu kondisi masyarakat dan aparatur negara yang melaksanakan tugas memberikan dukungan kepada kelembagaan
masyarakat tentang hasil-hasil dari tugas sosialnya. e.
Partisipatif, yaitu jaminan bahwa perorangan, kelompok atau kesatuan masyarakat didalam masyarakat keseluruhan telah terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam menyatakan keinginan-keinginan dan harapan-harapan mereka kepada pemerintah.
f. Keadilan, yaitu berkaitan dengan suatu jaminan bahwa terdapat keadilan dan
pendistribusian yang cukup atas sumber-sumber bagi mereka yang berhak menerimanya.
g. Bersih, dalam arti seluruh aparatur negara dapat dipertanggungjawabkan baik dilihat
dari segi peraturan perundang-undangan, moral serta sikap tindak tanduknya didalam melaksanakan tugasnya.
Agar tugas-tugas pemerintah dapat dilaksanakan secara efektif, maka setiap aparatur dituntut untuk memiliki kemampuan yang memadai sesuai dengan bidang tugasnya. Dengan
demikian, maka bagi seorang aparatur dalam melaksanakan tugasnya perlu menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan agar mampu memperlancar tujuan dari organisasi.
Menurut Miftah Thoha 1993:34, kemampuan aparatur sangat tergantung pada pengetahuan dan keterampilankecakapan, adapun tingkat pengetahuan ini bisa dilihat
melalui:
Universitas Sumatera Utara
a. Jenjang pendidikan formal yang ditempuh.
b. Pendidikan non formal seperti kursus, pelatihan dan penataran.
c. Pengalaman kerja.
Sedangkan pada tingkat keterampilankecakapan bisa dilihat melalui: a.
Cara pelaksanaan kerja. b.
Ketepatan waktu dalam melaksanakan kerja. c.
Hasil yang dicapai. Pada dasarnya untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam memperlancar
pelaksanaan tugasnya, aparatur diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengikuti diklat baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pemberdayaan aparatur dilaksanakan untuk
meningkatkan kemampuan sesuai dengan tuntutan dinamika pembangunan. Upaya pembinaan terhadap pegawai harus diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan. Ini juga
akan mendorong gairah kerja, pengabdian dan mengurangi kemungkinan terjadinya kolusi, korupsi maupun penyalahan wewenang.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2008, adapun tugas pokok dan fungsi aparatur pemerintah kecamatan yaitu:
a. Tugas Kecamatan.
Kecamatan mempunyai tugas menjalankan kewenangan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.
b. Fungsi Kecamatan
Untuk melaksanakan tugas, Kecamatan mempunyai fungsi: 1.
Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat. 2.
Pengkoordinasian upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban. 3.
Pengkoordinasian penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan. 4.
Pengkoordinasian pemeliharaan perasaan dan fasilitas pelayanan umum.
Universitas Sumatera Utara
5. Pengkoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan ditingkat kecamatan.
6. Pembina penyelenggaraan pemerintahan desa danatau kelurahan.
7. Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya danatau
yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.
I.5.2 Kartu Tanda Penduduk KTP
Kartu Tanda Penduduk KTP merupakan suatu keterangan atau tanda bukti yang dimiliki oleh setiap individu dimanapun ia berada, KTP merupakan suatu identitas pribadi
seseorang yang bermukim di suatu tempat. Berdasarkan Keputusan Presiden No.52 Tahun 1997 pasal yang berbunyi setiap
penduduk yang berusia 17 tahun atau yang menikah atau yang pernah menikah wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk KTP.
Dalam hal pelayanan KTP, masyarakat menginginkan pelayanan yang benar-benar berkualitas, hal ini dapat dilihat dari prosedur yang diterapkan aparatur pemerintah kepada
masyarakat akan memberikan pelayanan serta sikap aparatur yang bertugas yang bersahabat dan ramah kepada masyarakat yang memerlukan bantuan.
Pelayanan KTP merupakan salah satu jenis pelayanan publik yang oleh pemerintah yang merupakan proses pemberian pelayanan kepada publik tanpa membeda-bedakan
golongan tertentu dan diberikan secara Cuma-Cuma atau dengan sejumlah biaya tertentu sehingga kelompok yang paling tidak mampu sekalipun dapat menjangkaunya. Masyarakat
tidak bisa lepas dari pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah karena pemerintah dan aparat birokrasi ada untuk melayani kebutuhan masyarakat yang semakin
kompleks secara efektif dan efesien. Menurut Wahyudi Kumorotomo 1994:70, pelayanan publik adalah pelayanan yang
disediakan untuk publik, apakah disediakan secara umum atau disediakan secara privat.
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan publik ditafsirkan sebagai tanggung jawab pemerintah atas kegiataan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat.
Pelayanan publik menurut Sadu Wasistiono 2002:50-51 yaitu “pelayanan umum adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah ataupun
pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan atau kepentingan masyarakat”.
Dengan demikian, yang dapat memberikan pelayanan umum atau pelayanan publik itu bukan hanya instansi atau lembaga pemerintah saja, melainkan pihak swasta pun dapat
memberikan pelayanan publik. Kegiatan pelayanan publik yang diselenggarakan pemerintah kepada masyarakat meliputi banyak hal yang menyangkut semua kebutuhan masyarakat. Hal
ini sejalan dengan pendapat Pamudji 1994:74, bahwa: jasa pelayanan pemerintah yaitu berbagai kegiatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang-barang dan
jasa-jasa. Jenis pelayana publik dalam arti jasa-jasa, yaitu seperti pelayanan kesehatan, pelayanan keluarga, pelayanan pendidikan, pelayanan haji, pelayanan pencarian keadilan, dan
lain-lain. Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 2009 menyebut bahwa pelayanan publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, danatau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Adapun asas dalam penyelenggaraan pelayanan publik menurut Undang-undang No. 25 Tahun 2009, yaitu:
a. Kepentingan umum
b. Kepastian hukum
c. Kesamaan hak
Universitas Sumatera Utara
d. Keseimbangan hak dan kewajiban
e. Keprofesionalan
f. Partisipatif
g. Persamaan perlakuan tidak diskriminatif
h. Keterbukaan
i. Akuntabilitas
j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
k. Ketepatan waktu, dan
l. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63 Tahun 2003 mengatur beberapa hal penting menyangkut pelayanan publik yang mengandung sendi-sendi:
1. Kesederhanaan, dalam arti prosedurtata cara pelayanan diselenggarakan secara cepat,
tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan. 2.
Kejelasan yang mencangkup: a.
Prosedurtata cara umum, baik teknis maupun administratif. b.
Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan publik.
c. Rincian biayatarif pelayanan publik.
3. Kepastian waktu, pelaksanaan pelayanan publik harus dapat diselesaikan dalam kurun
waktu yang telah ditentukan. 4.
Akurasi, yaitu produk pelayanan publik harus dapat diterima dengan benar, tepat dan sah secara hukum.
5. Keamanan, dalam arti proses dan produk pelayanan publik dapat memberikan rasa
aman dan kepastian hukum.
Universitas Sumatera Utara
6. Tanggung jawab, yaitu pimpinan penyelenggaraan publik atau pejabat yang
bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
7. Kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu meliputi tersedianya sarana dan prasarana
kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika.
8. Kemudahan akses, yaitu bahwa tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang
memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi komunikasi dan informatika.
9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan, yaitu pemberi layanan harus bersikap
disiplin, sopan dan santun, ramah seta memberikan pelayanan dengan ikhlas. 10.
Kenyamanan, yaitu pelayanan harus tertib, teratur disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi fasilitas
pendukung pelayanan lainnya, seperti parkir dan toilet. Dengan adanya tata cara pelayanan yang jelas dan terbuka maka masyarakat dalam
pengurusan kepentingan dapat dengan mudah mengetahui prosedur ataupun tata cara pelayanan yang harus dilalui. Sehingga pelayanan itu sendiri akan dapat memuaskan
masyarakat. Pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada para pelanggan sekurang-
kurangnya mengandung tiga unsur pokok, yaitu: 1.
Terdapat pelayanan yang merata dan sama Yaitu dalam pelaksanaan tidak diskriminasi yang diberikan oleh aparat pemerintah
terhadap masyarakat. Pelayanan tidak menganaktirikan dan menganakemaskan keluarga, pangkat, suku, agama dan tanpa memandang status ekonomi. Hal ini
membutuhkan kejujuran dan tenggang rasa dari para pemberi pelayanan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2. Pelayanan yang diberikan harus tepat pada waktunya
Pelayanan oleh aparat pemerintah dengan mengulur waktu dengan berbagai alas an merupakan dengan tindakan yang dapat mengecewakan masyarakat. Mereka yang
membutuhkan secepat mungkin diselesaikan akan mengeluh kalau tidak segera dilayani. Lagipula jika mereka mengulur waktu tentunya merupakan beban untuk
tahap selanjutnya karena berbarengan dengan semakin banyaknya tugas yang harus diselesaikan.
3. Pelayanan harus merupakan pelayanan yang berkeseimbangan
Dalam hal ini berarti aparat pemerintah harus slalu siap untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan pelayanan Inu Kencana,2004:35.
Sasaran pelayanan publik sebenarnya adalah kepuasan yang ada didalamnya terdiri dari dua komponen besar yaitu layanan dan produk.
Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63 Tahun 2003, pelayanan publik dibagi berdasarkan 3 kelompok, yaitu:
1. Kelompok Pelayanan Administratif, yaitu bentuk pelayanan yang menghasilkan
berbagai macam dokumen resmi yang dibutuhkan oleh masyarakat atau publik. Misalnya status kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau
penguasaan terhadap suatu barang, dan lain-lain. Dokumen-dokumen ini antara lain KTP, Akte Kelahiran, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Nomor
Kendaraan, dan lain-lain. 2.
Kelompok Pelayanan Barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentukjenis barang yang digunakan publik. Misalnya jaringan telefon, penyediaan
tenaga listrik, air bersih dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
3. Kelompok Pelayanan Jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa
yang dibutuhkan publik. Misalnya pendidikan, pelayanan kesehatan, penyelenggaraan transportasi, dan lain-lain.
Dalam konteks ini, pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan masyarakat yang merupakan bantuan atau pertolongan yang diberikan pemerintah atau organisasi publik
kepada masyarakat secara materi maupun nonmateri. Berbicara tentang pelayanan yang diberikan pemerintah tentunya tidak terlepas dari
pelayanan pemerintah pada sektor publik karena umumnya pelayanan yang diberikan pemerintah itu dalam bidangsektor yang menyangkut kepentingan umum seperti pengurusan
KTP, akte kelahiran, kartu keluarga, penyaluran kredit dan lain-lain yang kesemuanya itu dilakukan demi kesejahteraan masyarakat.
Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus mempunyai standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar
pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima pelayanan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63 Tahun 2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik standar pelayanan sekurang-
kurangnya meliputi: a.
Prosedur pelayanan Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk
pengaduan. b.
Waktu penyelesaian Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai
dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.
Universitas Sumatera Utara
c. Biaya pelayanan
Biayatarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan.
d. Produk pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. e.
Sarana dan prasarana Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggaraan
pelayanan publik. f.
Kompetensi petugas pemberi pelayanan publik Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat sesuai
berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan prilaku yang dibutuhkan. Ada beberapa masalah pokok dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat,
menurut Sofyan Assauri 1999:178 dimana faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan tersebut adalah:
1. Tingkah laku yang sopan
2. Cara penyampaian
3. Waktu menyampaikan yang cepat
4. Keramah-tamahan
Sementara itu suatu pelayanan yang komprehensif yang diberikan oleh aparat pemerintah dapat dilakukan dengan memperhatikan unsur-unsur dari pelayanan tersebut yaitu
pada saat terjadinya suatu interaksi antara aparat pemerintah sebagai pemberi layanan dengan masyarakat sebagai konsumen dari layanan yang diberikan.
Menurut Moenir 2002:100 terdapat faktor-faktor yang mendukung pelayanan, antara lain sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor kesadaran
Yaitu kesadaran para pejabat serta petugas yang berkecimpung dalam kegiatan pelayanan. Kesadaran para pegawai pada segala tingkatan terhadap tugas yang
menjadi tanggung jawabnya dapat membawa dampak yang sangat positif terhadap organisasi. Ini akan menjadi kesungguhan dan disiplin dalam melaksanakan tugas
sehingga hasilnya dapat diharapkan memenuhi standar yang telah ditetapkan. 2.
Faktor Aturan Yaitu aturan dalam organisasi yang menjadi landasan kerja pelayanan. Aturan ini
mutlak kebenaranya agar organisasi dan pekerjaan dapat berjalan teratur dan terarah, oleh karena itu harus dipahami oleh organisasi yang berkepentingan.
3. Faktor Organisasi
Merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan dalam usaha pencapaian tujuan.
4. Faktor Pendapatan
Yaitu pendapatan pegawai yang berfungsi sebagai pendukung pelaksanaan pelayanan. Pendapatan yang cukup akan memotivasi pegawai dalam melaksanakan pekerjaan
dengan baik. 5.
Faktor Keterampilan Tugas Yaitu kemampuan dan keterampilan petugas dalam melaksanakan pekerjaa. Ada tiga
kemampuan yang harus dimiliki yaitu, kemampuan manajerial, kemampuan teknis, kemampuan membuat konsep.
6. Faktor Sarana
Yaitu sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan layanan. Sarana ini meliputi peralatan, pelengkapan, alat bantu dan fasilitas lain yang melengkapi
seperti fasilitas komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
I.5.2.1. Tata Cara Pengurusan Kartu Tanda Penduduk
Adapun persyaratan pembuatan Kartu Tanda Penduduk KTP baru yaitu: 1.
Surat Pengantar dari RTRW 2.
Foto Copy Kartu Keluarga 3.
Pas Foto terbaru berukuran 2 x 3 cm sebanyak 3 lembar 4.
Foto Copy Akte Kelahiran Untuk memperpanjang Kartu Tanda Penduduk KTP yang sudah habis masa
berlakunya harus melengkapi syarat-syarat berikut: 1.
KTP lama yang sudah habis masa berlakunya 2.
Fotocopy Kartu Keluarga 3.
Pas Foto 2x3 cm sebanyak 3 lembar 4.
Surat Keterangan lapor kelahiran KTP dari Kepolisian bagi yang kehilangan KTP 5.
Bukti Pembayaran Keterangan Perpanjangan KTP KTP berlaku untuk jangka waktu 5 tahun, kecuali manula berusia diatas 60 tahun,
KTP berlaku seumur hidup. Berakhirnya masa berlaku KTP, sesuai dengan tanggal dan bulan kelahiran yang besangkutan. KTP yang rusak, hilang atau berubah data, seperti perubahan
alamat, kewarganegaraan, nama dan sebagainya harus diganti dengan KTP baru. Yang tidak wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk adalah anggota perwakilan Negara asing, organisasi-
organisasi internasional, corps diplomatic beserta anggota keluarganya dan penduduk sementara.
Adapun prosedur pelayanannya yaitu: Tugas Kewajiban Penduduk: Datang kekantor Kelurahan dengan membawa:
1. KTP lama
2. Foto copy Kartu Keluarga dan aslinya
3. Pas foto 2 lembar ukuran 2x3 cm
Universitas Sumatera Utara
4. Surat Pengantar dari RTRW
5. Surat Kuasa bagi penduduk yang tidak bisa mengambil sendiri dengan diketahui
RTRW Tugas dan kewajiban Kecamatan: Bila data penduduk sudah benar:
1. Menerima dan meneliti seluruh berkas persyaratan
2. Mencocokkan KTP lama warga dengan KTP baru
3. Menanadatangani KTP dan menerima retribusinya
4. Menyelesaikan proses administrasi lainnya lebih lanjut
Namun apabila datanya salah, KTP yang mengalami perubahan data agar dibuatkan Surat Mutasi Rubah. Pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk bertempat disetiap Kantor
Kecamatan yang ada dengan waktu pelayanan 1 hari perpanjangan dan 14 hari baru, mutasi, hilang dengan tarif gratis.
I.6 Definisi Konsep
Menurut Masri Singarimbun 1995:18, konsep adalah merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau
individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Dalam rangka memberikan gambaran terhadap penelitian, maka diperlukan suatu
konsep yang jelas mengenai batasan yang akan diteliti, yaitu: 1.
Peranan aparatur kecamatan dalam memberikan pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk KTP.
2. Pelayanan publik yaitu segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh instansi
pemerintah baik berupa barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ataupun sebagai pelaksanaan peraturan perundang-undangan. Faktor-faktor yang
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi proses pelayanan publik. Dalam hal ini yang menjadi pelayanan publik adalah mengenai pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk KTP.
3. Tata cara pengurusan Kartu Tanda Penduduk yang merupakan suatu keterangan atau
tanda bukti diri legitimasi yang dimiliki oleh setiap individu dimanapun ia berada dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI.
I.7 Sistematika Penulisan