KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI PENGURUSAN KARTU TANDA PENDUDUK ( KTP ) DI KECAMATAN KRIAN SIDOARJO.
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur
Oleh :
SULISTYO UTOMO NPM. 0441310190
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
(2)
Muhammad SAW atas segala rahmat dan nikmatnya, sehingga pada akhirnya
penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan judul “Kualitas
Pelayanan Administrasi Pengurusan Kartu Tanda Penduduk Di Kecamatan Sidoarjo”
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal penelitian ini masih jauh dari
harapan sempurna. Selesainya proposal penelitian tidak lepas dari bantuan
/dorongan dari berbagai pihak baik dalam bentuk moril maupun materi,
khususnya dalam hal ini Bapak Dr. Slamet Srijono, Msi. Selaku dosen
pembimbing atas segala saran dan masukan yang sangat membangun bagi
penulis. Sebagai tambahan untuk itu penulis juga ingin menyampikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, MSi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.
2. Bapak Dr. Lukman Arif, MSi selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Universitas Pembangunan Nasional “Vetran” Jawa
Timur.
3. Ibu Dra. Diana Hertati, MSi selaku Sekertaris Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
(3)
6. Selluruh Pegawai Kecamatan Krian sidoarjo, atas kerja sama dan
bantuannya yang pernah diberikan kepada penulis dalam penyusunan
proposal ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih terdapat kekurangan, untuk
itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan proposal ini.
Akhir kata penulis berharap semoga proposal ini dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya khususnya bagi para pembaca.
Semoga Allah SWT memberikan tambahan ilmu pada kita yang nantinya
bisa berguna didalam kehidupan masyarakat dan balasan pahala atas bantuan dan
budi baik yang saudara sekalian berikan. Amin.
Surabaya,
(4)
KECAMATAN KRIAN SIDOARJO.
Berdasarkan Peraturan Kabupaten Dati II Sidoarjo No. 43 Tahun 1996 tentang pendaftaran penduduk telah ditetapkan pengaturan tentang penyelenggaraan dan penyeragaman Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan pendaftaran tentang setiap perubahan yang terjadi. Dalam pasal 3 disebutkan bahwa setiap penduduk yang telah berusia 17 (tujuh belas) tahun atau yang sudah / pernah kawin, wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk. Kantor Kecamatan Krian merupakan salah satu bentuk organisasi pemerintah, yang bertugas dan berkewajiban untuk memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya pada masyarakat. Pada kenyataannya, kualitas pelayanan yang diberikan oleh para pegawai Kecamatan kurang baik, misalnya sulitnya prosedur pengurusan atau juga bisa disebabkan lamanya waktu pengurusan dalam pembuatan KTP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan oleh para pegawai Kecamatan Krian terhadap masyarakat dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dengan memendang dari segi pelayanan dari awal sampai akhir dalam proses pembuatan KTP.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang komprehensif dan mendalam. Fokus penelitian berdasarkan standart pelayanan publik yang berpedoman pada KEP MEN PAN Nomor 63/KEP/M.PAN/2003 yang bertumpu pada waktu penyelesaian, biaya pelayanan dan prosedur pelayanan. Adapun sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik analisa data digunakan dalam penelitian ini adalah analisa dengan menggunakan model interaktif.
Dari hasil penelitian atas dasar wawancara diperoleh penjelasan bahwa pada Kantor Kecamatan Krian Sidoarjo masih belum terjadi perubahan yang mendasar dalam memberikan pelayanan kepada para pemohon pembuatan KTP. Hal ini telihat pada 1) Prosedur pelayanan, ternyata masih dikeluhkan mengenai ketelitian petugas pelayanan pembuatan KTP karena ada kelambatan dalam pemberian pelayanan, sehingga perlu ditingkatkan lagi agar sebagai pelayan publik sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat ; 2) Waktu pelayanan, meskipun pelaksanaan pembuatan KTP menggunakan komputer, namun sebagai tenaga mesin kadangkala mengalami gangguan (hang) sehingga dapat menghambat pelayanan karena harus dilakukan perbaikan terlebih dahulu, selain itu petugas mengeluh karena masih banyak pemohon yang kurang memenuhi syarat-syarat pembuatan KTP ; 3) Biaya pelayanan adalah tarif yang dikenakan kepada pemohon sebagai ganti jasa pelayanan yang telah dirincikan. Meskipun sudah ada program yang dicanangkan oleh bupati Win Hendaraso tentang penggratisan biaya dalam pembuatan KTP tetapi masih ada saja pungutan liar yang dilakukan petugas kecamatan dengan dalih biar pengurusan lebih lancar dan biasanya berupa kaleng yang bertuliskan sumbangan sukarela. Hal ini diakui oleh petugas kecamatan dan pemohon sendiri. Hal ini berarti kurang sesuai dengan standar layanan publik sehingga perlu dilakukan pembenahan-pembenahan yang mendasar diantaranya peningkatan sumber daya manusia petugas pembuatan KTP khususnya dibidnag teknologi informatika yang dapat mengoperasionalkan komputer, sehingga jika terjadi kerusakan (hang) dapat secepatnya ditangani. Kemampuan sarana dan prasarana juga perlu dilakukan pembenahan terutama mengenai toilet yang masih dikeluhkan pemohon
(5)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2008
Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Kabupaten Sidoarjo
Bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 pada hakikatnya memberikan perlindungan dan penentuan
terhadap status pribadi dan status hukum atas setiap peristiwa kependudukan dan
peristiwa penting yang dialami oleh penduduk Indonesia yang berada didalam
atau diluar negeri. Pengaturan tentang Administrasi kependudukan dapat
terlaksana apabila didukung oleh pelayanan yang professional dan peningkatan
kesadaran penduduk, termasuk warga negara yang berada diluar negeri.
Dengan terbentuknya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1
Tahun 2008 tentang penyelenggaraan administrasi kependudukan Sidoarjo,
muatan dalam Peratuaran Daerah ini juga bersifat khusus mengatur tentang
Nomor Induk Kependudukan ( NIK ) yang bersifat nasional sebagai ganti Nomor
Penduduk yang berskala kedaerahan. Regulasi ini bertujuan agar setiap warga
Negara memiliki Nomor Induk Kependudukan yang unik, tunggal dan melekat
pada seseorang sepanjang hidupnya. Diharapkan Nomor induk Kependudukan
dapat digunakan sebagai akses pelayanan public dan rujukan utama dalam
(6)
atas tanah atau lainnya mengingat pentingnya untuk kelancaran materiil
seseorang.
Pengertian dari kartu Tanda Penduduk yang selanjutnya disingkat KTP
adalah bukti sebagai legitimasi penduduk yang diterbitkan oleh pemerintah
kabupaten yang berlaku diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu merupakan
proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat (
Moenir, 2002 : 27 ). Kegiatan pelayanan yang bersifat primer maupun sekunder
diselenggarakan pemerintah sebagai bentuk perwujudan loyalitasnya sebagai abdi
masyarakat, kegiatan tersebut dilaksanakan secara efisien dan responsive yaitu
pelayanan dilaksanakan melalui pemanfaatan sumberdaya yang seminimal
mungkin dengan hasil yang maksimal, dan berdasar pada kebutuhan yang
diharapkan oleh masyarakat ( www. Google. Com ). Pelayanan adalah kunci
keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan yang bersifat jasa. Peranannya
akan lebih besar dan bersifat menentukan manakala dalam kegiatan-kegiatan jasa
di masyarakat itu terdapat kompetisi dalam usaha merebut pasaran atau
langganan. Dengan adanya kompetisi seperti itu menimbulkan dampak positif
dalam organisasi / perusahaan ialah mereka bersaing dalam pelayanan, melalui
berbagai cara, teknik dan metode yang dapat menarik lebih banyak orang
menggunakan atau memakai jasa atau produk yang dihasilkan oleh organisasi atau
perusahaan. Persaiangan yang ada dalam masyarakat usaha (business) tidak hanya
(7)
terakhir inilah persaingan makin seru dengan pengenalan system pelayanan baru
yang serba cepat dan memuaskan. Memperhatikan peran layanan yang semakin
menonjol maka tidaklah heran apabila masalah masalah layanan mendapat
perhatian besar dan berulangkali dibicarakan, baik masyarakat maupun
manajemen itu sendiri baik secara khusus maupun dalam berkaitan dengan pokok
usaha atau kegiatan organisasi.
Di bidang Pemerintahan tidaklah kalah pentingnya pelayanan itu, bahkan
perannya lebih besar karena menyangkut kepentingan umum, bahkan kepentingan
rakyat secara keseluruhan. Karena peran pelayanan umum yang diselenggarakan
oleh pemerintah melibatkan seluruh aparat Pegawai Negeri makin terasa dengan
adanya peningkatan kesadaran bernegara dan bermasyarakat, maka pelayanan
telah meningkat kedudukannya di mata masyarakat menjadi suatu hak, yaitu hak
atas pelayanan. Namun ternyata hak masyarakat atau perorangan untuk
memperoleh pelayanan dari aparat pemerintah terasa belum dapat memenuhi
harapan semua pihak, baik masyarakat itu sendiri maupun Pemerintah dan
pelayanan umum belum menjadi “budaya” masyarakat.
Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang memiliki budaya
sendiri dan bertempat tinggal di daerah territorial yang tertentu. Anggota
masyarakat itu memiliki rasa persatuan dan menganggap mereka memiliki
identitas sendiri. Berdasarkan Peraturan Kabupaten Dati II Sidoarjo No. 43 Tahun
1996 tentang pendaftaran penduduk telah ditetapkan pengaturan tentang
penyelenggaraan dan penyeragaman Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan
(8)
menyebutkan bahwa setiap penduduk yang telah berusia 17 (tujuh belas) tahun
atau yang sudah / pernah kawin, wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk.
Terhadap proses pendaftaran penduduk, Bupati sidoarjo bertanggung jawab dan
berkewajiban mengeluarkan pedoman dan petunjuk pelaksanaannya, oleh karena
itu pengaturan teknis pelaksanaan pendaftaran penduduk tersebut telah ditetapkan
dalam keputusan bupati sidoarjo nomor 78 Tahun 2002 Tentang Prosedur Tetap
Pelayanan Bidang Kependudukan dan catatan sipil pada Dispenduk Capil
Kabupaten sidoarjo yang disempurnakan dengan Peraturan Daerah Nomor 1
Tahun 2008 tentang penyelenggaraan administrasi kependudukan kabupaten
Sidoarjo. Selanjutnya yang didukung oleh KEP MEN PAN Nomor 63/KEP/M.
PAN/2003 tentang pedoman umum peyelenggaraan pelayanan publik.
Kantor Kecamatan Krian merupakan salah satu bentuk organisasi
pemerintah, yang mana bertugas dan berkewajiban untuk memberikan pelayanan
dengan sebaik-baiknya pada masyarakat. Pelayanan yang diberikan oleh kantor
kecamatan Krian banyak macamnya, salah satu diantaranya adalah pelayanan
adminstrasi pengurusan kartu tanda penduduk. Dimana kartu tanda penduduk
merupakan identitas sebagai bukti bahwa yang bersangkutan adalah penduduk
Indonesia. Dari data tentang kependudukan yang diperoleh dari kecamatan Krian
tgl 27 juli 2010 menunjukan bahwa 114.568 orang yang berstatus Warga Negara
Indonesia.Terdiri dari 88.372 yang wajib membuat KTP tetapi yang sudah
mengurus pembuatan KTP sebanyak 82.469 orang dan sebanyak 5903 orang yang
belum mengurus pembuatan KTP. Fenomena ini menunjukkan bahwa kurangnya
(9)
pelayanan di Kecamatan Krian belum maksimal, misalnya sulitnya prosedur
pengurusan atau juga bisa disebabkan lamanya waktu pengurusan dalam
pembuatan KTP. Fenomena tersebut diatas tidak sesuai dengan standart pelayanan
publik yang tercantum dalam KEP MEN PAN Nomor 63/KEP/MEN/2003
tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Fenomena ketidakpuasan yang dirasakan oleh para pengguna jasa
pelayanan suatu faktor yang harus diperhatikan. Demikian diungkapkan di situs
internet yang menjelaskan Biaya KTP di Kecamatan Krian Gratis tetapi harus
bayar( www.geogle .com), ini menjelaskan kualitas pelayanan publik di
kecamatan krian, yang dimaksud disini adalah dalam hal waktu penyelesaian
pembuatan KTP yang terlalu lambat yang melebihi batas maksimal proses
pembuatan KTP yaitu lebih dari 1 hari seperti yang tercantum dalam perda No 1
Tahun 2008. Pada saat ini penulis menemukan fenomena lagi yaitu menyangkut
tentang biaya dalam proses pembuatan KTP, dimana seharusnya dalam proses
pembuatan KTP tidak dipungut biaya tetapi tetap saja pembuat KTP dikenakan
biaya dengan alasan biaya adminisrasi. Menurut Jamal ”semua itu hanya alasan
orang kecamatan saja untuk cari uang makan, tapi dalam hal ini saya sebagai calo
karena si Pemohon tidak dapat mengurus karena alasan bekerja ”, hal ini tidak
sesuai dengan Perda Kabupaten Sidoarjo No 1 Tahun 2008 yang mejelaskan
bahwa proses pembuatan KTP tidak dipungut biaya yang nerupakan program dari
Bupati Sidoarjo agar masyarakat mau membuat KTP yang berfungsi untuk
kepentingannya sendiri ataupun bermasyarakat, program ini juga sebagai wujud
(10)
masyarakat sidoarjo. Berbagai fenomena yang penulis dapatkan pada hakekatnya
menyangkut fenomena pada pelayanan administrasi yang tidak sesuai dengan
KEP MEN PAN Nomor 63/KEP/MEN2003 yang dinilai tidak transparan dalam
proses pelayanan terhadap masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan yang
diberikan oleh para pegawai Kecamatan Krian terhadap masyarakat dalam
pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dengan memendang dari segi pelayanan
dari awal sampai akhir dalam proses pembuatan KTP.
Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Kualitas Pelayanan Administrasi Pengurusan Kartu Tanda
Penduduk di Kecamatan Krian Sidoarjo”
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka perumusan
masalah yang dapat dajukan dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana kualitas pelayanan administrasi pengurusan KTP di
Kecamatan Krian Sidoarjo dan bagaimana kinerjanya untuk mengatasi masalah
keterlambatan serta masalah biaya tentang pengurusan KTP di Kecamatan Krian
Sidoarjo.
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang dicapai dalam penelitian, yaitu sebagai berikut :
Untuk mengetahui kualitas pelayanan administrasi Pengurusan KTP bagi WNI di
(11)
1.4.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu antara
lain :
1. Bagi Kecamatan Krian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dignakan sebagai solusi alternative
dalam pengambilan keputusan untuk memecahkan permasalahan yang
berhubungan dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh para pegawai
Kecamatan Krian Sidoarjo, khususnya dalam pengurusan Kartu Tanda
Penduduk (KTP).
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan khasanah
perpustakaan, bahan referensi dan bahan masukan bagi peneliti lebih lanjut
yang berhubungan dengan masalah kualitas pelayanan.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai langkah kongkrit
untuk penerapan ilmu berdasarkan teori yang selama ini didapat, serta dapat
menambah pengetahuan tentang kondisi Kecamnatan Krian dan
permasalahan yang dihadapinya, sehingga dapat dimbil kesimpulan yang
(12)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yamg pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan
penelitian ini, yaitu :
1. Rarmadhan Dwi Putra, Jurusan ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur, Mahasiswa FISIP (2001), mengkaji tentang “Kualitas Pelayanan
Pembuatan KTP di Kecamatan Krian Sidoarjo”. Penelitian ini merupakan
penelitian komparatif, sehingga teknik analisis yang digunakan adalah teknik
analisis perbandingan yang mengacu tentang persepsi kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan. Yang menjadi sub-variabel penelitian dari kualitas
pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah : 1). Waktu
pembuatan KTP sebelum dan sesudah adanya sistem komputerisasi dan
kesesuaian waktu yang ditetapkan, 2). Prosedur pelayanan pembuatan KTP
sebelum dan sesudah adanya sistem komputerisasi, 3). Biaya pembutan KTP
dengan indikator besarnya biaya yang dikeluarkan oleh wajib KTP dan
kesesuaian biaya yang dikeluarkan oleh wajib KTP, 4). Sikap aparat atau
petugas dalam melakukan pelayanan pembuatan KTP, dengan indikator sikap
(13)
masyarakat pemohon KTP dan kemampuan petugas untuk menjawab
pertanyaan,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kualitas
pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk sebelum dan sesudah
komputerisasi. Dengan adanya perbedaan tersebut, membuktikan bahwa
sesudah menggunakan sistem komputerisasi lebih baik jika dibandingkan
dengan sebelum adanya sistem komputerisasi
2. Yunita Puspita Sari Wulandari (2006) Jurusan Administrasi Publik Fakultas
Ilmu Sosial dan ILmu Politik UPN “ VETERAN “ Jawa Timur mengkaji
tentang “Kualitas Pelayanan Pada Puskesmas Pandian Kabupaten Sumenep
Madura”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan
tentang kualitas pelayanan pada Puskesmas Pandian Kabupaten
Sumenep.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif kualitatif yang meliputi satu variable yaitu kualitas
pelayanan pada Puskesmas Pandian Kabupaten Sumenep, adapun ayang
mejadi focus penelitian ini adalah kualitas pelayanan yang meliputi
Keandalan, Daya Tanggap, Jaminan, Empati, dan Bukti Langsung. Penelitian
ini dilaksanakan di Puskesmas Pandian Kabupaten Sumenep-Madura, dengan
teknik pengumpulan data yaitu pengamatan, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan pada Puskesmas
Pandian sudah cukup baik namun ada bebrapa yang menyatakan bahwa ada
pelayanan yang belum seperti kecepatan waktu dalam menangani pasien
(14)
tempat parker belum baik karena kurangnya ventilasi udara dan letaknya yang
tidak strategis sehingga terkesan sempit sekali.
Penelitian yang dilakukan sekarang mempunyai persamaan dan
perbedaan dengan bebrapa penelitian diatas. Adapun persamaannya adalah
sama-sama membahas mengenai kualitas pelayanan publik, sedangkan
perbedaannya adalah terletak pada focus, waktu dan tempat, sehingga
penelitian yang dilakukan sekarang ini bukan merupakan replikasi dari
penelitian sebelumnya dan penelitian yang sekarang mengambil judul
“Kualitas Pelayanan Admnistrasi Pengurusan Kartu Tanda Penduduk di
Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo”.
2.2. Landasan Teori
Di dalam cara berpikir ilmiah, teori sangat dibutuhkan sebagai tolak ukur
berpilir maupun bertindak karena teori merupakan suatu kebenaran yang
sudah dibuktikan kebenarannya, walaupun mempunyai keterbatasan waktu
dan tempat. Adapun tujuan landasan teori ini adalah untuk memberikan suatu
landasan berpikir pada penulis dalam untuk usahanya mencari kebenaran yang
berkaitan dengan masalah yang akan dibahas, dimana hasilnya belum mampu
dijadikan sebagai pegangan dalam hubungannya dengan masalah yang
dihadapi. Untuk itulah dalam bab ini penulis ketengahkan teori-teori yang
(15)
2.2.1. Pelayanan Publik
2.2.1.1. Pengertian Pelayanan Publik
Menurut Moenir (2002 : 16) pelayanan merupakan proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktifitas orang lain secara langsung. Sebagai proses yang
berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan
orang dalam masyarakat.
Menurut Lukman (2004 : 6) pelayanan adalah pemberi jasa, baik olerh
pemerintah maupun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa
pembayaran guna memenuhi kebutuhan atau kepentingan masyarakat.
Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah
proses pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui aktifitas orang lain agar
dapat terciptanya kepuasan pelanggan atau masdyarakat.
Dalam konteks kehidupan publik, menurut Lukman (2005 : 6),
pelayanan umum adalah sagala bentuk pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah pusat atau daerah, BUMN atau BUMD, dalam rangka pemenuhan
kebutuhan masyarakat dan atau perundang-undangan yang berlaku.
Pelayanan publik menurut widodo (2001 : 269), dapat diartikan sabagai
pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan
tata cara yang telah ditetapkan.
Menurut Ratminto (2005:19), pelayanan publik adalah pemeberian
pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujduan
(16)
Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan
publik adalah segala bentuk kegiatan pemberian layanan public adalah
segala bentuk kegiatan pemberian layanan (melayani) keperluan orang
atau masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah dalam rangka
pemenuhan kebutuhan masyarakat yang sesuai dengan aturan pokok dan
perundangan yang telah ditetapkan.
Menurul Moenir (2002 : 119), fungsi pelayanan disini dititik
beratkan pada, sebagai berikut :
a. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat
menghemat waktu.
b. Meningkatkan produktivitas, baik barang ataupun jasa.
c. Kualitas produk yang lebih baik atau terjamin.
d. Ketetapan susunan dan stabilitas ukuran terjamin
e. Lebih mudah aiau scderhana dalam gerak para pelakunya.
f. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang
berkepentingan.
g. Menimbulkan perasaan puas pada orang-orang yang berkepentingan,
sehingga dapat mengurangi sifal emosional mereka.
2.2.1.2. Untuk Pelayanan Publik
Peranan manajemen sumber daya manusia diakui sangat
ditentukan bagi terwujudnya tujuan, tetaapi untuk memimpin unsure
(17)
cakap dan terampil juga tidak kalah pcntingnya kemauan dan
kesungguhan mereka untuk bekerja efektif dan efisien.
Menurut Moenir (2002 : 190), pelayanan umum yang dilakukan
oleh siapapun, baik itu organisasi publik maupun swasta, bentuknya tidak
terlepas dari tiga macam, yaitu
1.. Layanan dengan lisan
Layanan yang sering dilakukan olch petugas-petugas di bidang
Hubungan Masyarakat (Humas), bidang pelayanan informasi dan
bidang-bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau
keterangan kepada siapapun yang memerlukan. Agar layanan lisan
berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh pelaku pelayanan, yaitu:
a. Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam
bidang tugasnya.
b. Mampu memberikan penjelasan apa yang diperlukan dengan
lancar, singkat tetapi cukup jelas.
c. Bertingkah laku sopan dan ramah-tamah.
d. Meski dalam keadaan "sepi" tidak "ngobrol" dan bercanda
dengan teman, karena menimbulkan kesan tidak disiplin dalam
melalaikan tugas.
e. Tidak melayani orang-orang yang sekedar ingin "ngobrol"
(18)
2. Layanan melalui tulisan
Layanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang menonjol
dalam pelaksanaan tugas, tidak hanya dari segi jumlah saja tetapi
juga dari segi peranannya. Layanan tulisan terdiri atas dua
golongan ; pertama, layanan berupa petunjuk, informasi dan sejenis
yang ditujukan pada orang-orang yang berkepentingan. Dan yang
kedua, layanan berupa reaksi tertulis atas permohonan, laporan
keluhan, pemberian atau penyerahan, memberikan dan lain
sebagainya.
3. Layanan berebentuk perbuatan
Pada umumnya layanan dalam bentuk perbuatan 70-80% di
lakukan oleh petugas-petugas tingkat menengah dan bawah.
Karena itu, factor keahlian dan keterampilan petugas tersebut
sengat menentukan terhadap hasil perbuatan atau pekerjaan.
2.2.1.3. Prinsip Pelayanan Publik
Agar dapat memeberikan pelayanan yang memuaskan bagi
pengguna jasa, penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki azas
atau prinsip pelayanan publik. Azas atau prinsip pelayanan publik
(19)
1. Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan sediakan secara rnemadai dan mudah
dimengerti.
2. Akuntabilitas
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberian dan penerima
pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan
efektivitas.
4. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan
harapan masyarakat.
5. Kesamaan Hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama,
golongan, gender dan status ekonomi.
6. Keseimbangan hak dan kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan
kewajiban masing-masing pihak.
Aparatur pelayanan harus memahami prinsip-prinsip dalam
(20)
Keputusan MENPAN Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, menyebutkan
bahvva penyelenggaraan pelayanan publik harus memenuhi beberapa
prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami
dan mudah dilaksanakan.
2. Kejelasan dan Kepastian
a. Persyaratan teknis dan administrative pelayanan publik.
b. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab
dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan atau
persoalan atau sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik.
c. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.
3. Kepastian Waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun
waktu yang tclah ditentukan.
4. Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.
5. Keamanan
Proses dana produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan
(21)
6. Tanggung jawab
Pimpinan penyelenggaraan pelayanan publik atau pejabat yang
ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan
penyelesaian keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan publik.
7. Kelengkapan Sarana dan Prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan
pendukung lainnya yang memadai, termasuk penyediaan sarana
teknologi telekomunikasi dan inibrmatika (telematika).
8. Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi serta sarana dan pelayanan yang memadai,
mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan
teknologi telekomunikasi dan informatika.
9. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun,
ramah serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.
10. . Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus terlib, teratur, disediakan ruang
tunggu yang nyaman, bersih, rapi, iingkungan yang indah dan
sehat, serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan,
(22)
2.2.1.4. Standar Pelayanan Publik
Menurut KEP MENPAN No. 63/KEP.M.PAN/7/2003 setiap
penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan
dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima
pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibukukan dalam
penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan
atau penerima pelayanan., standar pelayanan sekurang-kurangnya
meliputi ;
1. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dilakukan bagi pemberi dan penerima
pelayanan, termasuk pengaduan.
2. Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan
permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan, termasuk
pengaduan.
3. Biaya Pelayanan
Biaya atau tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan
dalam proses pemberian pelayanan.
4. Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.
(23)
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh
penyelenggara pelayanan publik.
6. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan
tepat beradasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap
perilaku yang dibutuhkan.
2.21.5. Faktor Pendukung Pelayanan Publik
Menurut Moenir (2002:88), terdapat beberapa factor pendukung
pelayanan publik, antara lain :
1. Faktor Kesadaran
Kesadaran menunjukkan suatu keadaan pada jiwa seseorang yaitu
merupakan titik temu dari berbagai pertimbangan sehingga
diperoleh suatu keyakinan, ketenangan, ketetapan hati, dan
keseimbangan dalam jiwa yang bersangkutan sebagai pangkal tolak
untuk perbuatan dan tindakan yang akan dilakukan kemudian.
2. Faktor Aturan
Aturan adalah perangkat penting dalam segala tindakan dan
perbuatan orang. Pada factor aturan, manusia merupakan subyek
aturan ditujukan kepada hal-hal yang penting, yaitu :
a. Kewenangan
(24)
c. Kemampuan bahasa
d. Pemahaman dan pelaksanaan
e. Disiplin dalam pelaksanaan
3. Faktor Organisasi
Sasaran pelayanan ditujukan secara khusus kepada manusia yang
mempunyai watak dan kehendak multi kompleks, oleh karena itu
organisasi pelayanan yang dimaksud adalah pengaturan dan
mekanisme kerjanya harus mampu mcnghasilkan pelayanan yang
memadai.
4. Faktor Pendapatan
Pendapatan adalah seluruh penerimaan seseorang sebagai imbalan
atas tenaga dan atau pikiran yang telah dicurahkan untuk orang lain
atau badan atau organisasi atau perusahaan, baik dalam bentuk uang,
nature maupun fasilitas dalam jangka waktu tertentu.
5. Faktor Kemampuan Keterampilan
Kemampuan keterampilan adalah kemampuan atau keadaan
seseorang yang dapat melaksanakan pekerjaan atas dasar ketentuan
yang telahada.
6. Faktor Sarana Pelayanan
Adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas lain
yang bertungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam rangka
memenuhi pekerjaan, dan fungsi social dalam rangka memenuhi
(25)
2.2.1.6. Pelayanan Publik yang Berorientasi Pada Masyarakat
Pelayanan publik merupakan salah satu jenis pelayanan yang
diberikan Pemerintah kepada masyarakal. Dalam hal ini dapat
dipahami bahwa masyarakat merupakan pelanggan dari jasa publik
yang disediakan oleh Pemerintah.
Pada hakikatnya Pemerintah yang demokratis tersebut lahir untuk
melayani kepentingan warganya (Osborne dan Gaebler, 2003 ; 192).
Namun demikian sampai saat ini masih banyak organisasi publik
(Pemerintah) yang belum mengetahui siapa pelanggannya (Osborne
dan Gaebler, 2003 : 191).
Keberadaan suatu Pemerintahan adalah untuk rakyat, maka
Pemerinlah harus berada dimanapun rakyat berasa, dalam arti bahwa
Pemerinlah harus lebih dekat dengan rakyat agar dapat melayani
kebuluhan masyarakat sesuai dengan agenda reformasi, karena itu
sudah sewajarnya masyarakat mendapatkan pelayanan yang lebih baik
dari pemerintahannya.
2.2.2. Kualitas Pelayanan 2.2.2.1. Pengertian Kualitas
Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya
yang dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang
(26)
Menurut Lupiyoadi (2001 ; 144) kualitas adalah keseluruhan
ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk dan jasa
dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
yang telah ditentukan atau bersifat laten.
Sedangkan Tjiptono Diana (2001 ; 4) berpendapat bahwa
kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan.
Selanjutnya Nasution (2001 ; 4) mengartikan kualitas adalah
conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang diisyaratkan
atau yang disandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila dapat
memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa
yang diharapkan konsumen atau suatu produk.
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan
bahwa kualitas merupakan kondisi yang dinamis yang berhubungan
dengan barang atau jasa untuk memenui kebutuhan yang telah
ditentukan.
2.2.2.4. Dimensi kualitas
Menurut Nasution (2001 : 59) kualitas perlu dipahami dan dikelola
dalam seluruh bagian organisasi jasa. Masalah kualitas jasa sering timbul
(27)
1. Pertemuan jasa
Pertemuan jasa merupakan segala interaksi langsung antara
pelanggan dengan karyawan penyedia jasa.
2. Desain jasa
Desain jasa adalah proses yang dilalui pelanggan dalam rangka
memperoleh suatu jasa.
3. Produktivitas jasa
Produktivitas jasa adalah hubungan antara kuantitas jasa yang
diproduksi dengan kualilas sumber daya yang diinginkan. Budaya dan
organisasi jasa
4. Budaya dan organisasi jasa
Kualitas jasa dapat dipengaruhi oleh budaya organisasi dan cara
pengorganisasian.
Menurut Tjiptono & Gregorius Chandra (2004 : 133 - 135) terdapat
5 (lima) dimensi kualitas jasa yang terdiri dari :
1. Tangibles {bukti fisik)
Berkenan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan dan material
yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.
2. Reliability (keandalan)
Berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan
yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan
(28)
3. Responsiveness (daya tanggap)
Berkenan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk
membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka, serta
menginformasikan kapan saja akan diberikan dan kemudian
memberikan jasa secara cepat.
4. Assurance (jaminan)
Yaitu perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan
pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa
aman bagi para pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa para
karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau
masalah pelanggan.
5 Empathy (perhatian)
Perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak
demi kepentingan pelanggan, serta memberikan personal kepada
para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.
2.2.2.5. Dimensi Kualitas Layanan
Dimensi kualilas layanan menurut Nasution (2001: 60) adalah
sebagai berikut :
a. Kepemimpinan
Strategi kualitas perusahaan harus merupakan inisiatif dan
(29)
memimpin perusahaan untuk meningkatkan kinerja kualitasnya.
Tanpa adanya kepemimpinan manajemen puncak, maka usaha
untuk meningkatkan kualitas hanya berdampak kecil terhadap
perusahaan.
b. Pendidikan
Seluruh personil dari manajer puncak sampai karyavvan operasional
harus memperoleh pendidikan mengenai kualitas.
c Perencanaan
Proses perencanaan strategic harus mencakup pengukuran dan
tujuan kualitas yang dipergunakan dalam mengarahkan perusahaan
dalam mencapai visinya.
d. Review
Proses review merupakan satu-satunya alat yang paling penting
dan efektif bagi pihak manajemen untuk mengubah perilaku
organisasional. Proses ini merupakan suatu mekanisme yang
menjamin adanya perhatian yang kontinue untuk mencapai tujuan
mutu.
e. Komunikasi
Implementasi strategi kualitas dipengaruhi oleh proses komunikasi
dalam perusahaan. Komunikasi harus dilakukan dengan karyawan,
pelanggan dan stakeholder perusahaan lainnya, seperti pemasok,
pemegang saham dan Iain-lain mengenai implementasi strategi dan
(30)
f. Penghargaan dan Pengukuran
Penghargaan dan pengakuan merupakan aspek yang penting dalam
implementasi strategi kualitas
2.3. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan penjelasan sementara terhadap gejala
obyek permasalahan dalam penelitian, penjelasan tentang teori dasar yang
digunakan untuk menggambar alur teori yang mengarah pada pemecahan
masalah.
Adapun penjelasan spesifik mengenai alur pikir dari penelitian ini
akan dijelaskan dibawah ini.
Untuk mendapatkan suatu pelayanan yang berkualitas, maka
instansi Pemerintahan dalam hal ini tingkat Kelurahan harus memahami
tentang standar kualitas yang akan diberikan kepada masyarakat
mengenai suatu kerangka kerja tentang apa yang akan dijadikan acuan
atau pedoman untuk pengguna jasa atau masyarakat dalam menilai
kualitas pelayanan dari penyedia jasa tersebut.
Adapun standar kualitas pelayanan tersebut yaitu terdiri dari prosedur
pelayanan, waktu penyelesaian, biaya pelayanan, produk pelayanan,
sarana dan prasarana dan kompetensi petugas pemberi pelayanan. Oleh
karena itu, kantor Kecamatan Krian Sidoarjo harus benar-benar
(31)
mencapai suatu pelayanan yang berkualitas dan dapat memberikan
kepuasan pada masyarakat.
Maka dipandang perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam
mengenai masalah kualitas pelayanan. Karena dengan mengetahui kualitas
pelayanan yang diberikan oleh pihak penyedia jasa, maka secara tidak
langsung akan dapat mengetahui pula sejauh mana pelayanan yang
diberikan oleh kantor Kecamatan Krian Sidoarjo dalam meningkatkan
pelayanan yang berkualitas sesuai dengan keinginan dari pengguna
jasanya atau masyarakat
Berkaitan dengan uraian diatas, maka latar belakang, perumusan
masalah, dan teori dapat dibuat suatu kerangka berpikir dari penelitian ini
(32)
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir:
Sumber : 1. KEP/MEN/PAN No 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang standart pelayanan publik.
2. Perda No 1 tahun 2008 tentang penyelenggaraan administrasi kependudukan. Perda No. 1Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan Kabupaten Sidoarjo
Pelayanan Administrasi Kantor Kecamatan Krian dalam Pengurusan Kartu tanda Penduduk (KTP)
Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan
KEP MEN PAN Nomor 63/KEP/M. PAN/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan
Publik
Kompetensi Petugas Pemberi
Pelayanan
Sarana dan Prasarana Produk
Pelayanan Standart pelayanan Publik
Biaya Pelayanan Waktu
penyelesaian Prosedur
(33)
BAB lll
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat
deskriptif kualitatif, yaitu untuk menggambarkan secara mendalam tentang
suatu obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana
adanya. Menurut pendapat Bogdan dan Taylor ( 1993 : 27 ), bahwa
penelitian kualitatif merupakan langkah yang dilakukan untuk
mengumpulkan data sesuai dengan ungkapan hati seseorang yang diteliti itu
sendiri, sikap dan tingkah laku mereka.
Penelitian menggunakan pendekatan kulitatif dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran yang komprehensif dan mendalam tentang upaya
yang dilakukan oleh Kantor Kecamatan Kecamatan Krian Sidoarjo dalam
memberikan kualitas pelayanan public dalam pengurusan KTP dalam
masyarakat. Secara teoritis, menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong
(2006 : 4 ), Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Dengan penelitian deskriptif dan pendekatan kualitatif, peneliti akan
dapat mengganbarkan atau medeskripsikan fenomena-fenomena yang ada
(34)
tidak melakukan hipotesa.
Menurut Taylor dan Bogdan dalam Suyanto dan Sutinah (2005: 169),
karateristik penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :
1. Bersifat Induktif, mendasarkan pada prosedur logika yang berawal pada
proposisi khusus sebagai hasil pengamatan dan berakhir pada
kesimpulan/pengetahuan yang bersifat umum.
2. Melihat pada setting dan manusia sebagai suatu kesatuan yaitu
mempelajari manusia dalam konteks dan situasi dimana mereka berada.
3. Memahami perilaku manusia dari sudut pandang mereka sendiri (sudut
pandang yang diteliti.
4. Lebih mementingkan proses penelitian dari pada hasil penelitian.
5. Menekankan pada validitas data sehingga ditekankan pada dunia empiris.
6. Bersifat humanistis, yaitu memahami secara pribadi orang yang diteliti
dan ikut mengalami apa yang dialami orang yang diteliti dalam
kehidupannya sehari-hari.
7. Semua aspek kehidupan sosial dan manusia dianggap berharga dan
penting untuk dipahami karena dianggap bersifat spesifik dan unik.
3.2. Fokus Penelitian
Moleong (2006), berpendapat bahwa penetapan focus penelitian atau
masalah dalam penelitian kualitatif bagaimanapun akhirnya akan dipastikan
sewaktu peneliti sudah berada diarea atau lapangan penelitian. Dengan kata
(35)
atas dasar penelaahan kepustakaan dan dengan ditunjang oleh sejumlah
pengalaman tertentu, bisa terjadi di lapanagan tidak memungkinkan penulis
untuk meneliti masalah itu. Disini penulis memfokuskan penelitian
berdasarkan standart pelayanan publik yang berpedoman pada KEP MEN
PAN Nomor 63/KEP/M.PAN/2003 yang bertumpu pada :
1. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dilakukan bagi pemberi dan penerima
pelayanan, termasuk pengaduan.
2. Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan
permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan, termasuk
pengaduan.
3. Biaya Pelayanan
Biaya atau tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan
dalam proses pemberian pelayanan.
4. Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.
5. Sarana dan Prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh
penyelenggara pelayanan publik.
(36)
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan
tepat beradasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap
perilaku yang dibutuhkan.
Fokus penelitian kulitatif berkaitan erat dengan rumusan masalah,
dimana rumusan masalah penelitian tentang proses pembuatan KTP yang
difokuskan pada masalah biaya, prosedur pelayanan dan waktu dalam proses
pembuatan KTP.
3.3. Lokasi Penelitian
Lokasi penclilian merupakan tempat yang digunakan oleh peneliti
untuk mendapatkan keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti guna
memperoleh data akurat. Agar mcmperolch data yang akurat atau mendekati
kebenaran sesuai dengan fokus penelitian, maka penulis memilih dan
menetapkan lokasi penelitian ini di Kecamatan Krian Sidoarjo.
Pemilihan lokasi penelitian ini ditentukan secara "purposive" yaitu
didasarkan pada pertimbangan bahwa kantor Kecamatan Krian Sidoarjo
merupakan salah satu bentuk instansi Pemerintahan sebagai public service
yang memberikan pelayanannya belum menggunakan sistem komputerisasi
sehingga pembuatan Kartu Tanda Penduduk tidak bisa jadi dalam kurun
waktu satu hari saja. Alasan peneliti melakukan penelitian di Kecamatan
Krian di karenakan peneliti menilai kurangnya transparansi dalam proses
pembuatan KTP terutama masalah biaya dan adanya warga krian yang
(37)
3.4. Sumber Data
Menurut Lofland dalam Moleong (2004 : 157), sumber data utama
yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah berasal dari informan yang
berupa kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan Iain-lain.
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara langsung
pada sumber data (orang) sesuai dengan masalah penelitian yaitu
berupa keterangan, cerita atau kata-kata yang bermakna, sehingga data
yang diperoleh dapat dipergunakan untuk membangun teori. Oleh sebab
itu, dalam penelitian ini yang menjadi informan antara lain : Bapak
Bachrul Amig selaku Kepala Kecamatan, Bapak Ahmad Nijar selaku
Seksi Pemerintahan, dan Bapak Arik Rochim seiaku Seksi Kesejahteraan.
Selain itu informasi diperoleh dari warga Kecamatan Krian Sidoarjo.
2. Tempat dan Peristiwa
Tempat dan peristiwa dimana fenomena yang terjadi atau yang pernah
terjadi berkaitan dengan fokus penelitian, antara lain kualitas pelayanan
pengurusan KTP dengan berdasarkan pada dimensi kualitas.
3. Data Sekunder
(38)
perusahaan. Kegunaan data ini untuk melengkapi data primer yang ada,
antara lain meiiputi : ketentuan peraturan perundangan yang berlaku
mengenai pelayanan, masalah-masalah yang terjadi, scrta data dari kantor
Kecamatan Krian Sidoarjo mengenai data monografi perusahaan, jumlah
masyarakat yang menerima pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk
(KTP) dan lain sebagainya. Kegunaan dari data ini adalah untuk
melengkapi basil wawancara dan pengamatan baik secara terekam maupun
tertulis terhadap tempat dan peristiwa.
3.5. Pengumpulan Data
Data merupakan bagian terpenting dalam penelitian dan
dalam penelitian kualitatif, sumber data yang utama adalah kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada
tiga proses kegiatan yang dilakukan, yaitu antara lain :
1. Proses Memasuki Lokasi Penelitian (Getting in)
Agar proses pengumpulan data dari informasi berjalan baik, peneliti
terlebih dahulu menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan, baik
kelengkapan administrative maupun semua persoalan yang berhubungan
dengan setting dan subyek penelitian dan mencari relasi awal. Dalam
memasuki lokasi penelitian, peneliti menempuh pendekatan formal dan
informal serta menjalin hubungan baik dengan informan (Moleong, 2004 ;
(39)
memperoleh gambaran efektivitasnya dengan membawa surat ijin
penelitian Universitas Pembangunan Nasional ke kantor Badan Kesatuan
bangsa Propinsi Jawa Timur untuk memperoleh ijin penelitian di kantor
Kecamatan Krian Sidoarjo. Selanjutnya menyerahkan surat ijin penelitian
ke kantor Kecamatan Krian Sidoarjo, sekaligus menyampaikan maksud
dan tujuan peneliti.
2. Ketika Berada di Lokasi Penelitian (getting Along)
Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara maupun observasi untuk
mencari informasi yang lengkap dan tepat dari informasi dan fenomena
yang diperoleh tentang kualitas pelayanan administrasi di kantor
Kecamatan Krian Sidoarjo.
3. Teknik Pengumpulan Data (logging the Data)
Setelah kedua langkah diatas maka peneliti melakukan pengumpulan data,
dimana teknik yang digunakan adalah :
a. Wawancara
Wawancara mendalam dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
kualitas pelayanan yaitu dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara langsung dengan informan mengenai siapa saja
pegawai pelayanan yang berperan didalamnya, dan bagaimana
kualitas pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk. Adapun
informan tersebut adalah :
a. Bapak Bahrul Aming selaku Camat Kecamatan Krian.
(40)
c. Bapak Bagus selaku Petugas Kecamatan Krian.
d. Bapak jamal sebagai warga Kecamatan Krian.
e. Bapak Malik sebagai warga Kecamatan Krian.
f. Bapak Su’ud sebagai warga Kecamatan Krian.
b. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan unluk mendapatkan data skunder yang
dilaksanakan dengan cara mcngumpulkan data yang bcrkaitan tentang
kualitas pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang
bersumber pada arsip dan dokumen-dokumen yang ada di kantor
Kecamatan Krian Sidoarjo.
c. Pengamatan (Observation).
Teknik ini dilakukan untuk mengungkap dan memperoleh deskriptif
secara utuh dengan pengamatan langsung dengan masyarakat yang
telah menerima pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
3.6. Analisis Data
Teknik analisa data digunakan dalam penelitian ini adalah analisa dengan
menggunakan model intcraktif (hit cruel iva models of analysis) yang
dikembangkan oleh Miles dan Hubnerman (1992 ; 16). Dalam model ini
terdapat tiga komponen analisis, yaitu sebagai berikut:
1. Pengumpulan data-data dilakukan nielalui observasi, wawancara dan
(41)
2. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan informasi data kasar yang
muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu
bentuk dari analisis yang menajamkan, mcnggolongkan, mengerahkan,
membuang yang tidak pertu dan mengorganisasikan data dengan cara
sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan atau verifikasi. Data
yang dipcroleh dari lokasi penelitian atau data lapangan ditulis dalam
uraian yang jelas dan lengkap yang nantinya akan direduksi, dirangkum
dan difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan ponelilian kemudian
dicari tema atau pola (melalui proses penyuntingan, pemberian kode dan
pcmbuatan table).
3. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dengan cara mendeskripsikan data yang ada
secara sederhana, rinci, utuh dan integrative yang digunakan sebagai
pijakan untuk menentukan langkah berikutnya dalam menarik kesimpulan
dari data yang ada.
4. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)
Penarikan kesimpulan dilakukan secara terus-menerus sepanjang proses
penelitian berlangsung. Sejak mulai awal memasuki lokasi penelitian dan
selama proses pengumpulan data berlangsung, peneliti berusaha untuk
(42)
yaitu dengan mencari pola, tema, hubungan, persamaan dan hal-hal yang
sering timbul yang dituangkan dalam kesimpulan yang tentative namun
dengan bertambahnya data melalui verifikasi terus-menerus maka akan
memperoleh kesimpulan-kesimpulan yang bersifat grounded (dasar).
Proses analisis data secara interaktif dapat disajikan dalam bentuk
skema sebagai berikut :
gambar 3.1. Analisis Model Interaktif Menurut Miles dan Huberman.
Sumber : Miles dan Hubnerman (1992 : 20)
3.7. Keabsahan Data
Dalam setiap penelitian memerlukan standar untuk melihat derajat
kepercayaannya atau kcbcnarannya dari hasil penelitiannya. Dalam penelitian
kualitatis, standar tersebut disebut dengan keabsahan data. Menurut Lincoln
dan Guba (dalam Moleong, 2004 ; 234), untuk menetapkan keabsaban data
maka diperlukan teknik pemeriksaan.
Pengumpulan Data
Reduksi Data Penyajian Data
(43)
Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas empat kriteria
yang digunakan, yaitu :
1. Derajat Kepercayaan (Crediability)
Pada dasarnya penerapan kriterium derajat kepercayaan menggantikan
konsep validitas internal dari non kualitatif. Kriterium ini berfungsi untuk
melakukan inkuiri (penyelidikan) sedemikian rupa, sehingga tingkat
kepercayaan penemuannya dapat dicapai serta untuk menunjukkan
derajat kepercayaan hasil-hasil penelitian dengan jalan pembuktian oleh
peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.
2. Keteralihan (Transferability)
Keteralihan sebagai persoalan empiris yang bergantung pada kesamaan
antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan
tersebut seorang peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian
empiris tentang kesamaan konteks. Dengan demikian, peneliti
bertanggung jawab untuk menyediakan data deskriptif secukupnya, jika
ingin membuat penelitian kecil untuk memastikan usaha memverifikasi.
3. Ketergantungan (Dependability)
Merupakan subtitusi istilah reliabilitas dalam penelitian non-kualitatif
yaitu dengan diadakan pengulangan studi dalam suatu kondisi yang sama,
makaberarti reabilitasnya tinggi. Peneliti sebagai instrumen penelitian bisa
membuat kesalahan karena keterbatasan data yang dimiliki; untuk itu
(44)
4. Kepastian (Conformability)
Kepastian disini adalah bahwa sesuatu itu obyektif atau tidak bergantung
pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat dan
penemuan seseorang. Sesuatu yang obyektif berarti dapat dipercaya,
(45)
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Kantor Kecamatan Krian Sidoarjo
Kantor Kecamatan Krian Sidoarjo merupakan bagian dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo yang terletak di Jalan Gubernur
Sunandar P. Kantor Kecamatan Krian Sidoarjo berdiri tahun 1967 dengan
Bapak R. Ismangoen sebagai Camat Krian yang pertama kali. Luas
wilayah kecamatan Krian Sidoarjo seluas 3.008 hektar.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kantor Kecamatan
Sidoarjo sehari-hari memiliki jumlah pegawai sebanyak 21 orang yang
terbagi dalam beberapa bagian antara lain : Camat, Sekretaris Camat,
Seksi Ketentraman dan Ketertiban, Seksi Perekonomian dan
Pembangunan, Seksi Kesejahteraan Sosial dan Seksi Pemerintahan.
Keberadaan kantor Kecamatan Krian dalam era otonomi daerah ini
merupakan perangkat ataupun pelaksana dari pemerintah daerah yang
diberi kewenangan oleh Kepala Daerah untuk melaksanakan sebagian
kewenangan yang dimilikinya sesuai dengan wilayah kerjanya
masing-masing. Oleh karena itu kantor Kecamatan Krian melaksanakan
kewenangan yang telah diberikan oleh Kepala Daerah Sidoarjo, selain
melaksanakan fungsi administratif juga melaksanakan fungsi
(46)
Letak Wilayah Kecamatan Krian Sidoarjo berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kabupaten Gresik
Sebelah Barat : Kecamatan Balong Bendo
Sebelah Timur : Kecamatan Taman dan Kecamatan Sukodono
Sebelah Selatan : Kecamatan Wonoayu dan Kecamatan Prambon
Adapun wilayah Kecamatan Krian terbagi dalam 5 kelurahan dan 14
desa, yaitu :
1) Kelurahan Krian
2) Kelurahan Tambak Kemerakan
3) Kelurahan Kemasan
4) Kelurahan Mijen
5) Kelurahan Watugoleng
Sedangkan 14 Desa yaitu :
1) Desa Barengkrajan
2) Desa Gamping
3) Desa Jatikalang
4) Desa Jeruk Gamping
5) Desa Keterangan
6) Desa Kraton
7) Desa Prokawan
8) Desa Sidomojo
9) Desa Sidomulyo
(47)
11)Desa Sidorejo
12)Desa Tempel
13)Desa Tarik
14)Desa Tropodo
4.1.2. Visi dan Misi Kantor Kelurahan Krian Sidoarjo
Visi :
Kecamatan Krian Terdepan Dalam Penciptaan Iklim Investasi,
Pertumbuhan Usaha Kecil dan Menengah Sektor Non Pertanian, Titik
Tumpu Pengembangan Industri Agrobisnis Modern di Kabupaten Sidoarjo
untuk Mewujudkan Masyarakat yang Lebih Sejahtera dan Mandiri dengan
Tetap Memelihara Nilai-nilai Kebersamaan.
Misi :
1) Mewujudkan keamanan dan ketentraman dalam kehidupan masyarakat
serta situasi yang kondusif bagi iklim investasi dan pengembangan
dunia usaha / industri.
2) Mengembangkan sektor pertanian yang dapat mendukung sektor
industri agrobisnis.
3) Meningkatkan kualitas SDM masyarakat agar memiliki daya saing
menghadapi tantanan masa depan.
4) Mewujudkan pelayanan yang berkualitas, bersih dari KKN,
(48)
5) Mengembangkan potensi ekonomi kerakyatan melalui usaha kecil dan
menengah.
6) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan melalui
pengembangan proses politik yang transparan dan partisipatif.
4.1.3. Demografi
Demografi merupakan gambaran tentang komposisi penduduk
disuatu wilayah atau daerah. Adapun data-data kependudukan di
Kecamatan Krian adalah sebagai berikut :
a. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Tabel 4.1.3.1
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%) 1.
2.
Laki-laki Perempuan
57.820 56.748
50,46 49,53
Jumlah 114.568 100
Sumber : Data Monografi Kecamatan Krian, Tahun 2010
Berdasarkan tabel 2, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak
dari pada jumlah penduduk perempuan, hal ini dikarenakan bahwa
tingkat kelahiran penduduk di Kecamatan Krian yang tertinggi adalah
(49)
b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Tabel 4.1.3.2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
No Jenis Agama Jumlah (orang) Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. Islam Protestan Khatolik Hindu Budha 112.117 799 1.398 111 143 97,86 0,69 1,22 0,09 0,12
Jumlah 114.568 100
Sumber : Data Monografi Kecamatan Krian, Tahun 2010
Berdasarkan diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
penduduk di Kecamatan Krian memeluk agama Islam, hal ini
dikarenakan mayoritas penduduk di Kecamatan Krian memeluk
agama islam.
c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.1.3..3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Jenis Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. 2. 3. 4. 5. Universitas SLTA/ sederajat SLTP / sederajat
SD Tidak Sekolah 16.785 20.899 34.368 22.642 19.874 14,65 18,24 29,99 19,76 17,34
Jumlah 114.568 100
(50)
Berdasarkan tabel 4 diatas mengenai tingkat pendidikan dapat
diketahui bahwa Kecamatan Krian jumlah penduduk berdasarkan
tingkat pendidikan yang terbanyak adalah tingkat SLTA/sederajat, hal
ini dikarenakan penduduk di Kecamatan Krian kebanyakan pemuda
dan pemudinya.
d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Golongan Usia
Tabel 4.1.3.4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Golongan Usia No Golongan Usia
(tahun) Jumlah (orang) Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 0 –5 6 – 9 10 – 16 17 – 25 26 – 40 41 – 59 > 60 3.694 18.658 16.566 20.534 24.128 20.285 16.179 3,22 16,28 14,45 17.92 21.05 17.70 14.12
Jumlah 114.568 100
Sumber : Data Monografi Kecamatan Krian, Tahun 2010
Berdasarkan tabel diatas diketahui di Kecamatan Krian jumlah
penduduk yang usianya terbanyak yaitu usia 26 – 40 tahun, hal ini
dikarenakan bahwa penduduk di Kecamatan Krian usia dewasa lebih
(51)
e. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.3.1.5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. TNI Pegawai negeri Pegawai swasta Pensiunan Belum bekerja 2.458 5.562 48.935 26.781 30832 2,14 4,85 42,71 23,37 26,91
Jumlah 114568 100
Sumber : Data Monografi Kecamatan Krian, Tahun 2010
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
penduduk adalah memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta. Hal ini
dikarenakan penduduk di Kecamatan Krian banyak yang bekerja di
perusahaan swasta.
4.1.4. Struktur Organisasi Kecamatan Krian
Setiap departemen atau organisasi, keberadaannya sangat penting
sekali, baik kelancaran maupun efektifitas departemen atau organisasi
yang bersangkutan. Oleh akrena itu, struktur organisasi adalah suatu
kerangka yang menunjukkan setiap tugas seseorang di dalam suatu
organisasi, sehingga jelas batas-batasnya, hubungannya, wewenangnya
dan tanggung jawabnya dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah
(52)
Disamping itu struktur organisasi tersebut juga mempunyai
peranan yang sangat penting bagi wilayah Kecamatan Krian karena
dengan adanya struktur organisasi maka kegiatan-kegiatan yang ada pada
wilayah kecamatan yang bersangkutan dapat dilaksanakan secara teratur
dan terarah.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 3
Tahun 2003, struktur organisasi kecamatan terdiri atas :
1. Unsur pimpinan : Camat
2. Unsur pembantu pimpinan : sekretariat
3. Unsur pelaksana, seksi-seksi terdiri dari :
a. Seksi Pemerintahan
b. Seksi Ketentraman dan Ketertiban
c. Seksi Pembangunan
d. Seksi Kesejahteraan Sosial dan Keluarga berencana
e. Seksi Pelayanan Umum
(53)
Gambar 3.
Struktur Organisasi Kecamatan Krian Sidoarjo
Sumber : Kantor Kecamatan Krian
4.1.5. Tugas dan Fungsi Kecamatan Krian
Kecamatan merupakan wilayah kerja Camat sebagai perangkat
daerah kabupaten / kota, dimana Camat dalam pelaksanaan tugasnya
menerima pelimpahan sebagian wewenang Bupati / Walikota untuk
menangani sebagian urusan otonomi daerah (Pasal 126 UU Nomor 32
Tahun 2004).
CAMAT Drs. Bahrul amig
SEKERTARIS TINO, SH KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KEPALA SEKSI PEMERINTAHAN Drs. Ec. NNURCHOLIS KEPALA SEKSI TRANTIB Drs. ZAINUL ARIFIN KEPALA SEKSI PEMBANGUNAN Bambang, S.Pd KEPALA SEKSI KESSOS NURUL HUDA, Bc. Kn KEPALA SEKSI PELAYANAN UMUM Drs. Slamet DESA KELURAHAN
(54)
Pelimpahan sebagian kewenangan Bupati kepada Camat telah
diatur dalam Keputusan Bupati Sidoarjo Nomor 55 Tahun 2002, sesuai
dengan Pasal 3 Keputusan Bupati Sidoarjo Nomor 55 Tahun 2002,
sebagian kewenangan yang dilimpahkan tersebut meliputi :
b. Penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintahan Umum, Pembinaan
Keagrariaan dan Pembinaan Politik Luar Negeri.
c. Pembinaan Pemerintahaan Desa / Kelurahan
d. Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Wilayah
e. Pembinaan Pembangunan, yang meliputi Pembinaan Perekonomian,
Produksi dan Distribusi serta Pembinaan Sosial.
Berdasarkan Pasal 2 ayat (3) Keputusan Bupati Sidoarjo Nomor 55
Tahun 2002, Camat mempunyai fungsi :
a. Koordinasi terhadap segala kegiatan yang dilakukan oleh Perangkat
Kecamatan dalam rangka penyelenggaraan administrasi Pemerintahan
yang terpadu.
b. Pelaksanaan pembinaan terhadap kegiatan di bidang kesatuan bangsa
dan perlindungan masyarakat.
c. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan kesejahteraan rakyat.
d. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan pembangunan masyarakat.
e. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa /
(55)
f. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan adminsitrasi serta
memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh
perangkat di wilayah Kecamatan.
g. Koordinator operasional Cabang Dinas dan UPTD yang terdapat di
Kecamatan
h. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah di
kecamatan.
Tugas dan fungsi unit-unit dalam struktur organisasi Kecamatan
Krian adalah sebagai berikut :
a. Sekretaris Kecamatan
1) Melakukan koordinasi penyusunan rencana, pengumpulan dan
pengelolaan dana serta pelaporan.
2) Pembinaan dan pemberian pelayanan administrasi
3) Melaksanaan pengelolaan keuangan kepegawaian, perlengkapan
dan keprotokolan
4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Camat
b. Seksi Pemerintahan
1) Pembinaan, pengembangan dan pengawasan terhadap aparatur
perangkat daerah yang terdapat dikecamatan Krian.
2) Penyelenggaraan sistem informasi berbagai kebiajakan pemerintah
daerah.
(56)
4) Fasilitasi dan pengendalian dalam rangka intensifikasi pemungutan
PBB, pajak daerah dan retribusi daerah
5) Peningkatkan kesadaran hukum masyarakat, meliputi :
a) Fasilitasi penyelenggaraan sosialisasi peraturan
perundang-undangan nasional
b) Penyelenggaraan sosialisasi berbagai produk hukum daerah
6) Fasilitasi mobilitas penduduk
7) Fasilitasi penyelenggaraan kegiatan penyuluhan kependudukan dan
catatan sipil.
8) Fasilitasi penyelenggaraan statistik daerah
9) Pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan tugas pembantuan
10)Fasilitasi penyelenggaraan sensus penduduk
11)Koordinator operasional perangkat daerah di kecamatan
12)Melakukan koordinasi dengan instansi vertikal yang terdapat di
kecamatan
13)Pengendalian dan pendataan atas tanah-tanah negara atau tanah
aset pemerintah daerah dan penggunaannya
14)Pengendalian dan pendataan penguasaan tanah (landriform) dan
tata guna tanah
15)Fasilitasi kegiatan kesatuan bangsa
16)Fasilitasi pemberdayaan Parpol, Ormas dan LSM
17)Inventarisasi keberadaan Parpol, Ormas dan LSM
(57)
19)Fasilitasi penyelenggaraan Pemilu
20)Fasilitasi sosialisasi pelaksanaan HAM
21)Penyelesaian perselisihan antar desa/kelurahan dalam satu wilayah
kecamatan
22)Fasilitasi dan pengawasan, penyelenggaraan pemerintah
desa/kelurahan, serta pembinaan pengembangan otonomi desa
meliputi :
a) Pembinaan administrasi desa/kelurahan
b) Pemberian supervisi dan pengawasan penyelenggaraan
pemilihan Kepala Desa, anggota BPD dan anggota Lembaga
Kemasyarakatan Desa (LKMD atau sebutan lain).
c) Memberikan pertimbangan terhadap produk hukum desa yang
disampaikan kepada Bupati.
d) Pelantikan anggota BPD
e) Pengesahan pergantian antar waktu anggota BPD
f) Pelantikan pejabat Kepala Desa (Kepal Desa non definitif)
g) Penyaluran dan pengawasan dana bantuan kepada desa
h) Pembinaan kelembagaan yang ada di desa dalam rangka
penguatan kapasitas (capacity building) kelembagaan desa
(pemerintah desa, BPD dan LKMD atau sebutan lain).
23)Pengawasan dan fasilitasi penyelenggaraan kerja sama antar desa
dana tau antar desa dan atau antar desa dengan pihak ketiga
(58)
c. Seksi Pembangunan
1) Pendataan bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan
2) Penanganan informasi harga pasar komoditi pertanian, perkebunan,
peternakan dan perikanan
3) Pemantauan kesediaan sarana produksi yang meliputi harga,
jumlah, jenis, dosis dan waktu
4) Pelaksanaan penyuluhan massal dalam rangka penentuan dan
pengaturan pola tanam
5) Penyelenggaraan peningkatan partisipasi masyarakat dalam
kegiatan pembangunan pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan
6) Penyusunan perencanaan dan pengembangan bidang pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan
7) Supervisi KKP mulai daeri pengajuan, penyaluran ,penggunaan
dan pengembalian
8) Pemantaian dan pelaporan dari semua kegiatan pembangunan
bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan
9) Monitoring pendistribusian sembako dalam rangka mencegah
terjadinya penimbunan terhadap sembako
10)Penciptaan hubungann kemitraan antara industri kecil menengah,
besar dan sektor ekonomi lainnya dengan lembaga ekonomi
(59)
11)Faslitasi penyelenggaraan kegiatan tera ulang alat-lat ukur, takar,
timbang dan perlengkapannya (UTTP)
12)Pemberian bimbingan dan fasilitasi pengembangan usaha
permodalan bagi koperasi, pengusaha kecil dan menengah
13)Fasilitasi kerja sama antar koperasi, pengusaha kecil dan menengah
serta kerja sama antar koperasi dengan badan usaha lainnya
14)Fasilitasi penyelesaian permasalahan perkoperasian, pengusaha
kecil, menengah
15)Fasilitasi sosialisasi pengetahuan perkoperasian
16)Fasilitasi dan pembinaan organisasi dan manajemen koperasi
17)Inventarisasi obyek wisata
18)Peningkatan kesadaran masyarakat mengenal kepariwisataan
19)Pembinaan dan pelestarian seni budaya lokal
20)Penyelenggaraan sosialisasi Rencana tata ruang dengan mengacu
pada Perda yang berlaku
21)Penyelenggaraan program kebersihan
22)Penyelenggaraan pembangunan dan rehabilitasi prasarana
transportasi dengan kualifikasi non lintas wilayah kecamatan
(status jalan desa)
23)Pelaksanaan konservasi arsitektur bangunan bersejarah
24)Fasilitasi pembinaan, pelestarian dan pengembangan penghijauan
(gerakan sejuta pohon)
(60)
26)Fasilitasi pembinaan peningkatan kesadaran masyarakat akan
pentingnya kualiyas lingkungan hidup
27)Identifikasi dan pelestarian flora dan fauna langka (khas daerah)
28)Fasilitasi penyelenggaraan survey dalam rangka penetapan rencana
umum jaringan transportasi jalan dan lalu lintas angkutan sungai di
wilayah kabupaten.
29)Pengendalian dan pembinaan usaha penyebrangan sungai
30)Pendataan usaha warung telekomunikasi
31)Penggalangan partisipasi masyarakat di bidang perhubungan
32)Pengendalian pemanfaatan kawasan pesisir pantai
33)Pengendalian pemasangan rumpon di wilayah laut kabupaten
34)Pengendalian pengeksploitasian hutan bakau, terumbu karang dan
plasma nuftah spesifik lokal di wilayah laut kabupaten
35)Pembinaan permukiman nelayan
36)Pembinaan Badan Usaha Milik Desa yang menggunakan asset
dana
37)Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Camat
d. Seksi Ketentraman dan Ketertiban
1) Pembentukan dan pembinaan Satpol PP Kecamatan
2) Pengamanan pelaksanaan produk-produk hukum daerah dan
peraturan perundang-undangan
(61)
4) Pelaksanaan upaya-upaya pengamanan terhadap proyek dan tempat
yang dianggap vital
5) Fasilitasi penyelesaian perselisihan antar kelompok masyarakat
secara musyawarah sepanjang perselisihan tersebut tidak
terselesaikan oleh desa/kelurahan dan tidak diserahkan/ditangani
oleh lembaga peradilan.
6) Fasilitasi kegiatan perlindungan masyarakat
7) Pendataan dan pengawasan perijinan terhadap : usaha rumah
potong hewan, RS hewan, pelayanan peternakan dan usaha
perkebutnan yang dikelola swasta serta usaha distribusi sarana
produksi pertanian (pupuk, obat-obatan, peralatan dan rice milling
unit)
8) Pengawasan dan pengendalian terhadap usaha pertambangan
umum galian C (pasir dan tanah uruk)
9) Pendataan dan pengawasan perijinan terhadap :
- Usaha non inti yang meliputi depot agen dan pengecer bahan
bakar minyak/elpiji / SPBU
- Usaha inti listrik swasta yang meliputi pembangkit, transmisi
dan distribusi
- Pemanfaatan air bawah tanah (ABT)
10)Pengawasan perijinan dibidang industri dan perdagangan
11)Pengawasan usaha koperasi
(62)
- Usaha taman rekreasi, taman laut, pantai dan pondok wisata
- Usaha rekreasi dan hiburan umum gelanggang permainan/olah
raga, bioskop dan rumah bilyard
13)Pengawasan dan fasilitasi pembinaan terhadap lembaga /
perusahaan penyalur tenaga kerja
14)Pengawasan dan fasilitasi pembinaan terhadap lembaga latihan
swasta
15)Pengawasan perijinan terhadap penyelenggaraan pelayanan dan
sarana kesehatan
16)Pendataan dan pengkoordinasian pengawasan perijinan
lembaga-lembaga pendidikan non formal / pendidikan luar biasa
17)Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kecamatan sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan
18)Pengawasan perijinan dan pengendalian pemasangan papan
reklame / baleho / spanduk
19)Pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana fisik pamong
praja
20)Pengawasan perijinan pendirian / perluasan bangunan
21)Pengawasan, pengendalian dan pelestarian ruang terbuka hijau dan
kawasan hutan lindung
22)Pengawasan dan pengendalian pencemaran limbah industri dan
pencemaran limbah domestik (skala kecil dan rumah tangga)
(63)
24)Pengawasan perijinan terhadap suaha-usaha biro perjalanan (agen
tiket) dan ekspedisi
25)Pengawasan perijinan dan pengendalian terhadap usaha eksplorasi
dan eksploitasi kekayaan laut sebatas wilayah lau kabupaten
26)Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Camat
e. Seksi Kesejahteraan Sosial dan Keluarga Berencana
1) Fasilitasi pembinaan terhadap pengusaha dan pekerja (buruh)
dalam rangka menciptakan hubungan industrial yang harmonis
serta terciptanya konsistensi perlindungan dan jaminan sosial
terhadap pekerja (buruh).
2) Penyebarluasan informasi ketenagakerjaan di wilayah kecamatan
3) Inventarisasi potensi ketenagakerjaan
4) Pelaksanaan koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan usulan
program pembangunan bidang kesejatan dan KB
5) Fasilitasi terhadap upaya peningkatan kesehatan dan gizi
masyarakat
6) Koordinasi dan fasilitasi peningkatan kesadaran masyarakat di
bidang kesehatan
7) Penyelenggaraan koordinasi program KB
8) Fasilitasi pembinaan sistem Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat
9) Fasilitasi dan koordinasi penanggulangan wabah dan keadaan luar
(64)
10)Pengkoordinasian perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
usulan program pembangunan di bidang pendidikan
11)Pengkoordinasian pelaksanaan pemandiran lembaga TK, SD,
SLTP, SMU dan SMK
12)Pelaksanaan inventarisasi data perkembangan pendidikan, data
anak usia sekolah, pencegahan terjadinya anak putus sekolah dan
pemberantasan tri buta
13)Pemberdayaan dan peran serta masyarakat dalam pengembangan
pendidikan dan ketrampilan, khususnya pengembangan sekolah,
kursus dan lain sebagainya
14)Fasilitasi penyelenggaraan program usia wajib belajar usia 9 tahun
15)Pelaksanaan inventarisasi data penyandang masalah kesejahteraan
sosial
16)Pelaksanaan koordinasi operasional pemberantasan
penanggulangan perjudian dan kemaksiatan lainnya
17)Pemberdayaan perempuan untuk peningkatan fungsi peranan
wanita.
4.1.6. Komposisi Pegawai di Kecamatan Krian
Keadaan pegawai yang ada di Kantor Kecamatan Krian dapat
diuraikan dengan melihat sumber daya manusianya menurut beberapa
(65)
a. Menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 7.
Komposisi Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan
No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. Universitas SLTA SLTP SD Tidak Sekolah 16.785 20.899 34.368 22.642 19.874 14.65 18.24 29.99 19.76 17.34
Jumlah 114.568 100
Sumber : Kantor Kecamatan Krian
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pegawai di
kantor Kecamatan Krian lebih didominasi pada pegawai tingkat
pendidikan Sarjana Muda. Hal ini dikarenakan banyaknya aktivitas
yang tidak perlu keahlian khusus.
b. Menurut Jenis Kelamin
Tabel 8.
Komposisi Pegawai Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. 2. Laki-laki Perempuan 32 17 65 35
Jumlah 49 100
(66)
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa sebagian besar
pegawai di Kecamatan Krian memiliki jenis kelamin laki-laki, karena
laki-laki lebih banyak menjalankan tugas operasional dan diperlukan
pada saat dilapangan.
c. Menurut Golongan Pegawai dan Status Pegawai
Tabel 9.
Komposisi Pegawai Menurut Golongan dan Status
No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. IV a III d III c III b III a II d II c II a I c 2 6 4 3 5 2 5 21 1 4,08 12,24 8,2 6,1 10,2 4,08 10,2 42,8 2,04
Jumlah 49 100
Sumber : Kantor Kecamatan Krian
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas
pegawai di kantor Kecamatan Krian mempunyai pangkat atau
golongan II a. Karena pada golongan tersebut adalah pangkat
(67)
4.1.7. Sarana dan Prasarana Kantor Kecamatan Krian
Berikut ini akan disajikan data mengenai sarana dan prasarana
Kantor Kecamatan Krian sebagai berikut :
Tabel 10.
Sarana dan Prasarana Kantor Kecamatan Krian
No Jenis Prasarana Jumlah Kondisi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Tanah Bangunan Pemerintahan Sepeda Motor
Meja Kayu ½ Biro Meja Kayu Panjang Meja Pimpinan Meja Tulis Meja Komputer PC Unit
Mesin Ketik Manual Wire Less Camera Digital Mesin Faximili Printer Filling Cabinet Lemari Besi AC Mobil Telepon Radio Meja Kerja Kursi Kerja Kursi Tamu Lemari / Kardek Kalkulator 3 5 2 1 5 1 1 6 2 1 1 1 4 3 1 1 1 2 1 20 28 4 2 1 Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak
2 kurang layak, 2 layak 2 kurang layak, 1 layak
Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Sumber : Sarana dan Prasarana Kantor Kecamatan Krian.
(68)
Sesuai dengan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
sarana dan prasarana Kantor Kecamatan Krian berada pada kondisi layak
digunakan.
4.1.8. Prosedur / Persyaratan Pembuatan KTP di Kantor Kecamatan Krian
Prosedur dan tata cara pembuatan Kartu Tanda Penduduk di kantor
Kecamatan Krian Sidoarjo adalah sebagai berikut :
d. Pembuatan KTP WNI Baru
1) Mengisi formulir permohonan KTP (FS-03) di desa/kelurahan
dimana yang bersangkutan berada
2) Data diisi dengan benar dan harus di ketahui RT, Kepala Desa /
Kelurahan
3) Kartu Keluarga ( KK )
4) Akta Kelahiran orang tua
5) Pas foto berwarna ukuran 3x2 sebanyak 3 (tiga) lembar
e. Perpanjangan KTP WNI
1) Mengisi formulir permohonan KTP (FS-03) di desa/kelurahan
dimana yang bersangkutan berada
2) Menyerahkan KTP lama
3) Kartu Keluarga ( KK )
(69)
f. Perbaikan KTP Hilang / Rusak
1) Mengisi formulir permohonan KTP (FS-03) di desa/kelurahan
dimana yang bersangkutan berada
2) Kartu Keluarga ( KK )
3) KTP yang rusak
4) Surat keterangan dari Kepolisian bagi mereka yang hilang KTP
5) Pas foto berwarna ukuran 3x2 sebanyak 3 (tiga) lembar
g. Prosedur Pembuatan KTP WNA
1) Mengisi formulir permohonan KTP WNA
2) Kartu Keluarga
3) Mempunyai Kartu Ijin Tetap (KITAP)
4) Pas foto berwarna ukuran 3x2 sebanyak 3 (tiga) lembar
5) Fotocopy Pasport
Dalam pelayanan tersebut pihak Kelurahan berkewajiban untuk :
a. Menerima, meneliti dan menggandakan berkas permohonan
b. Menyerahkan FS-03 untuk diisi dan ditanda tangani pemohon
c. Menyerahkan FS-03 yang sudah ditanda tangani Lurah kepada
pemohon untuk diteruskan ke Kecamatan (semua kegiatan ini
diselesaikan paling lambat 1 hari kerja).
Sedangkan pihak Kecamatan berkewajiban untuk :
a. Menerima, meneliti berkas permohonan.
b. Memasukkan data ke komputer untuk mencetak KTP
(1)
syarat pembuatan KTP. Hal ini diakui sendiri oleh pihak Kantor Kecamatan Krian Sidoarjo maupun para pemohon sendiri.
c. Biaya pelayanan adalah tarif yang dikenakan kepada pemohon sebagai ganti jasa pelayanan yang telah dirincikan. Dalam pembuatan KTP di Kecamatan Krian tidak dikenakan biaya. Hal ini diakui oleh petugas kecamatan dan pemohon sendiri.
d. Produk pelayanan adalah suatu hasil dari pelayanan yang dinilai oleh masyarakat, untuk mewujudkannya diperlukan pelayanan yang maksimal terutama pada system komputerisasi .
e. Sarana dan prasarana di Kecamatan dinilai cukup baik, tercermin pada pembuatan menera untuk penguatan sinyal jaringan yang di danai oleh Kecamatan Krian sendiri, sehingga dapat memperlancar proses penbuatan KTP.
f. Kompetensi petugas pemberi layanan juga dinilai cukup baik karena untuk memperlancar proses pembuatan KTP pihak dari kKecamatan Krian memberikan pelatiahan khusus kepada petugas terutama pada bagian komputerisasi, sehingga apabila terjadi kerusakan atau gangguan dapat mengatasinya sendiri.
Apabila memperhatikan uraian diatas dapat dielaskan bahwa pelayanan publik di Kantor Kecamatan Krian Sidoarjo kurang sesuai dengan standar layanan publik sehingga perlu dilakukan pembenahan-pembenahan yang mendasar diantara hal yang perlu dilakukan pembenahan yaitu kurang
(2)
mempunyai petugas untuk mengoperasionalkan komputer, sehingga ketika komputer mengalami kerusakan (hang) maka macetlah pelayanan tersebut.
Selain itu perlu ada petugas piket ketika jam istirahat karena sebagai pemohon yang tidak merasakan prestasi secara langsung perlu mendapat pelayanan yang istimewa kapan saja. Pemohon khususnya yang bekerja menggunakan waktu istirahat kerja untuk membuat KTP namun ketika sampai di kantor Kecamatan ternyata petugas juga sedang istirahat tanpa ditunjuk secara bergiliran untuk tetap melayani para pemohon KTP.
Peningkatan sumber daya manusia petugas pembuatan KTP khususnya dibidnag teknologi informatika yang dapat mengoperasionalkan komputer, sehingga jika terjadi kerusakan (hang) dapat secepatnya ditangani. Kemampuan sarana dan prasarana juga perlu dilakukan pembenahan terutama mengenai toilet yang masih dikeluhkan pemohon mengenai kebersihannya dan juga tempat parkir yang kurang nyaman.
(3)
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan sebagaimana di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan publik di Kantor Pelayanan Pajak Sidoarjo belum sebagaimana yang diharapkan oleh para wajib pajak, yang nampak dari hasil pembahasan yang dapat disimpulkan sebagai beirkut : a. Prosedur pelayanan, ternyata masih dikeluhkan mengenai ketelitian
petugas pelayanan pembuatan KTP karena ada kelambatan dalam pemberian pelayanan, sehingga perlu ditingkatkan lagi agar sebagai pelayanan publik sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat.
b. Biaya, dalam pembuatan KTP tidak dikenakan biaya, seperti yang dicanangkan Bupati Sidoarjo Win Hendarso dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2008 temntang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Kabupaten Sidoarjo dalam rangka memperingati hari jadi ulang tahun Kabupaten Sidoarjo.
c. Waktu, pelaksanaan pembuatan KTP menggunakan komputer, namun telah berusaha memaksimalkan sarana prasarana pelayanan yaitu komputer, namun sebagai tenaga mesin kadangkala mengalami gangguan (hang) sehingga dapat menghambat pelayanan karena harus dilakukan perbaikan terlebih dahulu, selain itu petugas mengeluh karena masih banyak pemohon yang kurang memenuhi syarat-syarat pembuatan KTP.
(4)
Hal ini diakui sendiri oleh pihak Kantor Kecamatan Krian Sidoarjo maupun para pemohon sendiri, Sering terjadi kelambatan pada waktu cetak KTP dan itu juga dirasakan oleh para pemohon, mengenai hambatan tersebut, sedangkan mengenai ketepatan layanan dirasa kurang baik.
d. Produk layanan dalam proses pembuatan KTP dinilai kuarang maksimal terutama pada layanan jam istirahat, ketika ada pemohon yang datang ketika jam istirahat tidak ada petugas yang bertugas, padahal pemohon tersebut menyempatkan datang ketika dia beristirahat kerja.
e. Sarana dan prasarana di Kecamatan Krian cukup baik dengan adanya pembuatan menara untuk memperkuat sinyal jaringan, juga nyamannya ruang tunggu, sehingga dapat memperlancar pembuatan dan memberikan kepuasan yang maksimal kepada penohon KTP.
f. Kompetensi petugas pelayanan cukup baik , dengan adanya pelatihan tentang komputerisasi, dapat mempercepat proses pembuatan KTP apabila terjadi gangguan.
5.2. Saran
Diantara pelayanan publik di kantor Kecamatan Krian Sidoarjo yang perlu segera ditangani untuk meningkatkan pelayanan kepada para pemohon KTP diantaranya
1. Dibutkan papan alur bagan proses pembuatan KTP dari awal hingga akhir
(5)
2. Petugas piket dengan penambahan petugas / pegawai pada saat jam istirahat.
3. Peningkatan sumber daya petugas pelayanan dalam penguasaan teknologi, agar jika komputer terjadi kerusakan, secepatnya dapat ditangani.
4. Penambahan layanan seperti penambahan petugas khusus pelayanan informasi, sehingga masyarakat lebih mudah bila ingin mengajukan pertanyaan.
5. Selain itu perlu pula diperhatikan kondisi toilet dengan memisahkan antara toilet laki-laki dan perempuan, tingkat kebersihannya serta penyediaan tempat parkir yang lebih nyaman.
(6)
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, 2003, Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum. Jakarta.
Moleong, Lexy, 2004, Metodologi Penelitian kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Keputusan Bupati Sidoarjo No. 78 Tahun 2002, tentang Prosedur Tetap Pelayanan Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil pada Dispenduk Capil Kabupaten Sidoarjo
Moleong, Lexy, 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Moenir, H.A.S. 2002, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta : PT Bumi Aksara.
Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo No. 1 Tahun 2008, tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Sidoarjo