Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kualitas Tidur

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi dan persentase tentang kualitas tidur lansia di desa Parsuratan Kecamatan Balige n=28. Kualitas tidur Frekuensi n Persentase Kualitas tidur buruk skor 7-17 Kualitas tidur baik 18-28 M = 17,93 SD=4,883 12 16 42,9 57,1

1.4 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kualitas Tidur

Hasil analisa statistik secara komputerisasi untuk mengidentifikasi hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur lansia di Desa Parsuratan Kecamatan Balige diperoleh nilai korelasi spearman rank nilai p-value sebesar 0,010, nilai ini lebih kecil dari level of significance α sebesar 0,05 p0,05, ini berarti terdapat korelasi yang bermakna antara variabel yang diuji dan diperkuat oleh nilai r 0,480, ini berarti bahwa terdapat hubungan yang sedang dengan arah yang positif antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur lansia di desa Parsuratan Kecamatan Balige. Tabel 5.6 Hasil analisa hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur lansia di desa Parsuratan Kecamatan Balige n=28 . Variabel 1 Variabel 2 r p-value keterangan Aktivitas fisik Kualitas tidur 0,480 0,010 Hubungan positif dengan interprestasi yang sedang. Universitas Sumatera Utara 2. Pembahasan 2.1 Aktifitas fisik lansia di desa Parsuratan Kecamatan Balige Berdasarkan hasil penelitian di desa Parsuratan Kecamatan Balige diketahui bahwa terdapat 12 orang 42,9 yang aktivitas fisiknya tergolong dalam kategori Active, terdapat 6 orang 21,4 yang aktivitas fisiknya Moderate a ctive . Kondisi ini merupakan bentuk penyesuaian diri lansia dengan menurunnya kekuatan dan menurunnya kesehatan secara bertahap. Terdapat aktivitas fisik lansia yang Active 42,9 karena di desa Parsuratan mayoritas pekerjaan lansia adalah petani 75 dan terdapat 22 78,6 responden melakukan gerak badan sperti jogging dan senam 1 jam tapi kurang dari 3 jam. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa responden yang aktifitas fisiknya Moderate inactive 14,3 dan responden yang aktivitas fisiknya Ina ctive 21,4 dengan terdapat 21,4 responden mengatakan tidak pernah melakukan gerak badan, terdapat 21,4 responden mengatakan tidak bekerja dan terdapat 39,3 responden mengatakan cara berjalannya lambat. Kondisi ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Thamher Noorkasiani 2009 menyatakan lansia pada umumnya mengalami berbagai gejala akibat penurunan fungsi biologis, psikologis, sosial dan ekonomi. Semakin lanjut usia seseorang, maka kemampuan fisiknya akan semakin menurun, sehingga mampu menurunkan peran-peran sosialnya. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 67,9 responden mengatakan tidak pernah jalan kaki, termasuk berjalan ke tempat kerja, berbelanja, jalan-jalan Universitas Sumatera Utara