Oleum Ricini Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam EEKBS

Winda Gusti Enda : Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam Syzygium polyanthum Wight Walp. Terhadap Mencit Jantan, 2010. Derivat difenoksilat dengan khasiat obstipasi yang 2-3 kali lebih kuat tetapi tanpa khasiat terhadap susunan saraf pusat, sehingga tidak mengakibatkan ketergantungan. Lagi pula zat ini mampu menormalkan kembali keseimbangan absorpsi dan sekresi dari sel-sel mukosa, yaitu memulihkan sel-sel yang berada dalam keadaan hipersekresi ke keadaan absorpsi normal. Mulai kerjanya lebih cepat, juga bertahan lebih lama. Efek samping berupa rasa mengantuk, pusing dan mulut kering. Efek samping sangat jarang terjadi Tan, 2002. Loperamid tersedia dalam bentuk tablet 2 mg Imodium ® dan sirup 1 mg5 ml dan digunakan dengan dosis 4-8 mg per hari Sardjono, 1995.

2.5 Oleum Ricini

Oleum ricini atau castor oil atau minyak jarak berasal dari biji Ricinus communis suatu trigliserida risinoleat dan asam lemak tidak jenuh. Di dalam usus halus minyak jarak dihidrolisis oleh enzim lipase menjadi gliserol dan asam risinoleat. Asam risinoleat inilah yang merupakan bahan aktif sebagai pencahar. Minyak jarak juga bersifat emolien. Sebagai pencahar obat ini tidak banyak digunakan lagi karena banyak obat yang lebih aman. Minyak jarak menyebabkan kolik, dehidrasi yang disertai gangguan elektrolit. Obat ini merupakan bahan induksi diare pada penelitian diare secara eksperimental pada hewan percobaan Arif, 1995. Winda Gusti Enda : Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam Syzygium polyanthum Wight Walp. Terhadap Mencit Jantan, 2010. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental berdasarkan rancangan acak lengkap. Penelitian meliputi pengumpulan tumbuhan, identifikasi tumbuhan, pengolahan tumbuhan, karakterisasi simplisia, pembuatan ekstrak, penyiapan hewan percobaan dan pengujian efek antidiare secara oral pada hewan percobaan. Data hasil penelitian dianalisis secara Anava analisis variansi dan dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Duncan meggunakan program SPSS Statistical Product and Service Solution versi 16.

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliput i alat-alat gelas laboratorium, alat perkolator, aluminium foil, blender National, cawan porselen berdasar rata, desikator, freeze dryer Edward, kaca objek, kaca penutup deg glass , kertas saring, kandang mencit, lemari pengering, mikroskop Olympus, mortir, neraca kasar Ohaus, neraca listrik Chyo JP2-600, neraca hewan Presica Geniweigher GW-1500, oven listrik Fisher Scientitic, oral sonde, plastik, penguap vakum putar Buchi, seperangkat alat destilasi untuk penetapan kadar air, stamper, stopwatch, spatula, spuit 1 ml Terumo.

3.1.2 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan tumbuhan dan bahan kimia. Bahan tumbuhan yang digunakan adalah kulit batang salam Syzygium polyanthum Wight Walp. dan oleum ricini. Bahan kimia yang Winda Gusti Enda : Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam Syzygium polyanthum Wight Walp. Terhadap Mencit Jantan, 2010. digunakan dalam penelitian kecuali dinyatakan lain adalah berkualitas pro analisis adalah air suling teknis, etanol 96 destilasi, karboksi metil selulosa CMC teknis, kloroform, kloralhidrat, loperamid HCl tablet imodium ® dan toluen.

3.2 Pengumpulan dan pengolahan tumbuhan

3.2.1 Pengumpulan tumbuhan

Pengumpulan tumbuhan dilakukan secara purposif, yaitu berdasarkan pertimbangan peneliti. Pengambilan tumbuhan dilakukan dengan memilih batang yang telah dewasa dan tanpa membandingkan dengan daerah lain. Tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit batang salam Syzygium polyanthum Wight Walp. yang diambil dari kebun warga di Kelurahan Pangkalan Mansyur, Kecematan Medan Johor, Kota Madya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Gambar tumbuhan salam dan simplisia kulit batang salam dapat dilihat pada Lampiran 2, halaman 26. 3.2.2 Identifikasi tumbuhan Identifikasi tumbuhan dilakukan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara. Hasil identifikasi tumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 27. 3.2.3 Pengolahan tumbuhan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit batang salam yang masih segar. Batang salam dikuliti setelah tanaman ditebang. Bagian kulit yang diambil adalah bagian kulit pada batang dan cabang, dimana kulit cabang yang diambil berasal dari cabang yang tidak lagi muda. Sebelum pengulitan, kulit yang masih melekat pada tanaman dibersihkan dari lumut atau kotoran lain dengan cara Winda Gusti Enda : Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam Syzygium polyanthum Wight Walp. Terhadap Mencit Jantan, 2010. dikerok atau ditoreh. Selanjutnya kulit dicungkil dari lingkaran atas ke bawah. Diperoleh kira-kira kulit selebar 5-10 cm dengan panjang 10-20 cm. Kulit batang kemudian dicuci sampai bersih dan ditiriskan, kemudian dikering anginkan. Untuk mempercepat pengeringan, kulit batang dipotong kecil-kecil dengan ukuran lebih kurang 2,5 x 3,5 cm. Kulit batang salam yang sudah bersih ditimbang berat seluruhnya sebagai berat basah yaitu 2,5 kg. Bahan kemudian dikeringkan di lemari pengering pada temperatur ± 40 o C hingga kering, yaitu bila berat kering menjadi 50 dari berat basahnya. Setelah kering bahan ditimbang sebagai berat kering yaitu 1,2 kg kemudian diserbukkan. Serbuk simplisia sebelum digunakan disimpan dalam kantong plastik putih dan diikat, diberi etiket dan disimpan ditempat kering Rismunandar dan Paimin, 2001. Bagan kerja penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 25.

3.3 Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia

Pemeriksaan karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar abu total, pemeriksaan kadar abu yang tidak larut dalam asam, penetapan kadar sari yang larut dalam etanol dan penetapan kadar sari yang larut dalam air Dit Jen POM, 1995; WHO, 1992.

3.3.1 Pemeriksaan Makroskopik

Pemeriksaan makroskopik dilakukan pada simplisia segar yang meliputi pemeriksaan bentuk, bau, rasa dan warna. Gambar simplisia dapat dilihat pada Lampiran 2, halaman 26.

3.3.2 Pemeriksaan Mikroskopik

Pemeriksaan mikroskopik terhadap serbuk simplisia dilakukan dengan cara meneteskan kloralhidrat diatas kaca objek, kemudian di atasnya diletakkan serbuk Winda Gusti Enda : Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam Syzygium polyanthum Wight Walp. Terhadap Mencit Jantan, 2010. simplisia, lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat di bawah mikroskop. Pemeriksaan mikroskopik untuk melihat adanya butir pati dilakukan di dalam media air. Pemeriksaan mikroskopik untuk melihat adanya minyak atsiri dilakukan dengan penambahan sudan III. Pemeriksaan mikroskopik terhadap penampang melintang dilakukan seperti pada serbuk simplisia. Hasil pemeriksaan mikroskopik dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 28.

3.3.3 Penetapan Kadar Air

Penetapan kadar air dilakukan dengan metode azeotropi destilasi toluen. Alat terdiri dari labu alas bulat 500 ml, alat penampung, pendingin, tabung penyambung dan tabung penerima 10 ml. Cara penetapan: Toluen sebanyak 200 ml dan air suling sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam labu alas bulat, kemudian didestilasi selama 2 jam. Setelah itu toluen didinginkan selama 30 menit dan dibaca volume air pada tabung penerimaan dengan ketelitian 0,05 ml volume I. Kemudian ke dalam labu alas bulat tersebut dimasukkan 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama, lalu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluen mulai mendidih, destilasi dengan kecepatan 2 tetes tiap detik, hingga sebagian besar air terdestilasi. Kemudian kecepatan destilasi ditingkatkan hingga 4 tetes tiap detik. Setelah 2 jam didestilasi semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen yang telah dijenuhkan. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin sampai suhu kamar. Setelah air dan toluena memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml volume II. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang Winda Gusti Enda : Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam Syzygium polyanthum Wight Walp. Terhadap Mencit Jantan, 2010. diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen WHO, 1992. Perhitungan kadar air dapat dilihat pada Lampiran 5, halaman 29.

3.3.4 Penetapan Kadar Abu Total

Sebanyak 2 g serbuk yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan dalam krus platina atau krus silikat yang telah dipijar dan ditara, kemudian diratakan. Krus dipijar perlahan-lahan sampai arang habis, pemijaran dilakukan pada suhu 600°C selama 3 jam. Kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan diudara Dit Jen POM, 1995. Perhitungan kadar abu total dapat dilihat pada Lampiran 5, halaman 30. Hasil penetapan kadar abu total simplisia kulit batang salam dapat dilihat pada Lampiran 6, halaman 35.

3.3.5 Penetapan Kadar Abu Yang Tidak Larut Dalam Asam

Abu yang telah diperoleh dalam penetapan abu dididihkan dengan 25 ml asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulkan, disaring dengan kertas masir atau kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas, dipijarkan sampai bobot tetap, kemudian didinginkan dan ditimbang. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bobot yang dikeringkan diudara Dit Jen POM, 1995. Perhitungan kadar abu yang tidak larut dalam asam dapat dilihat pada Lampiran 5, halaman 31. Hasil penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam simplisia kulit batang salam dapat dilihat pada Lampiran 6, halaman 35.

3.3.6 Penetapan Kadar Sari Yang Larut Dalam Etanol

Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan diudara, dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml etanol 95 dalam labu bersumbat sambil sesekali dikocok Winda Gusti Enda : Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam Syzygium polyanthum Wight Walp. Terhadap Mencit Jantan, 2010. selama 6 jam pertama, dibiarkan selama 18 jam, kemudian disaring. Diuapkan 20 ml filtrat sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 105°C sampai bobot tetap. Kadar dalam persen sari yang larut dalam etanol 95 dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan diudara Dit Jen POM, 1995. Perhitungan kadar sari yang larut dalam etanol dapat dilihat pada Lampiran 5, halaman 32.

3.3.7 Penetapan Kadar Sari Yang Larut Dalam Air

Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan diudara, dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling 1000 ml dalam labu bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama, dibiarkan selama 18 jam, kemudian disaring. Diuapkan 20 ml filtrat sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 105°C sampai bobot tetap. Kadar dalam persen sari yang larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan diudara Dit Jen POM, 1995. Perhitungan kadar sari yang larut dalam air dapat dilihat pada Lampiran, 5 halaman 33.

3.4 Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam EEKBS

Pembuatan ekstrak etanol kulit batang salam dilakukan secara perkolasi menggunkan penyari etanol 96. Cara kerja: Serbuk simplisia sebanyak 300 g bagian dibasahi dengan 150 ml bagian cairan penyari, dimasukkan kedalam bejana bertutup sekurang-kurangnya selama 3 jam. Pindahkan massa sedikit demi sedikit kedalam perkolator sambil tiap kali Winda Gusti Enda : Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam Syzygium polyanthum Wight Walp. Terhadap Mencit Jantan, 2010. ditekan hati-hati, kemudian dituangi dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, perkolator ditutup, dibiarkan selama 24 jam. Kemudian dibuka kran perkolator, dibiarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 ml per menit, ditambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari diatas simplisia Dit Jen POM, 1979. Perkolasi dihentikan jika 500 mg perkolat yang keluar terakhir diuapkan, tidak meninggalkan sisa. Perkolat yang diperoleh dipekatkan dengan alat penguap vakum putar tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50°C hingga diperoleh ekstrak kental. Kemudian dikeringkan dengan freeze dryer selama ± 24 jam dan diperoleh ekstrak sebanyak 72,2 gram Dit Jen POM, 1974.

3.5 Percobaan Efek Antidiare

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum Wight) Dari Tiga Tempat Tumbuh Di Indonesia

26 149 115

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) TERHADAP PERTUMBUHAN Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium Polyanthum (Wight) Walp.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Aggregatibacter Actinomycetemcomitans

0 4 8

UJI EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL 50% DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) TERHADAP MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI OLEUM RICINI.

1 6 14

UJI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) TERHADAP Staphylococcus aureus Uji Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Esc

3 7 15

UJI EFEK TERATOGENITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (wight) Walp) PADA MENCIT PUTIH BETINA.

0 1 7

Pengaruh Ekstrak Etanol, Daun Salam (Syzygium Polyanthum Wight) Terhadap Motilitas Usus Sebagai Antidiare.

0 0 30

Efektivitas Infusa Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight.)Walp.) Sebagai Antidiare Pada Mencit Swiss Webster Jantan.

0 6 31

Efek Granul Ekstrak Etanol Daun Salam [Syzygium polyanthum (Wight.) Walp] Terhadap Mortalitas Larva Anopheles aconitus.

0 0 11

Uji Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam {Syzigium polyanthum (Wight) Walp} terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli secara Invitro

0 0 5

UJI AKTIVITAS ANTIDARE EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum [Wight] Walp) PADA TIKUS PUTIH

0 0 16