Winda Gusti Enda : Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam Syzygium polyanthum Wight Walp. Terhadap Mencit Jantan, 2010.
dikerok atau ditoreh. Selanjutnya kulit dicungkil dari lingkaran atas ke bawah. Diperoleh kira-kira kulit selebar 5-10 cm dengan panjang 10-20 cm. Kulit batang
kemudian dicuci sampai bersih dan ditiriskan, kemudian dikering anginkan. Untuk mempercepat pengeringan, kulit batang dipotong kecil-kecil dengan ukuran
lebih kurang 2,5 x 3,5 cm. Kulit batang salam yang sudah bersih ditimbang berat seluruhnya sebagai berat basah yaitu 2,5 kg. Bahan kemudian dikeringkan di
lemari pengering pada temperatur ± 40
o
C hingga kering, yaitu bila berat kering menjadi 50 dari berat basahnya. Setelah kering bahan ditimbang sebagai berat
kering yaitu 1,2 kg kemudian diserbukkan. Serbuk simplisia sebelum digunakan disimpan dalam kantong plastik putih dan diikat, diberi etiket dan disimpan
ditempat kering Rismunandar dan Paimin, 2001. Bagan kerja penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 25.
3.3 Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia
Pemeriksaan karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar abu total, pemeriksaan kadar
abu yang tidak larut dalam asam, penetapan kadar sari yang larut dalam etanol dan penetapan kadar sari yang larut dalam air Dit Jen POM, 1995; WHO, 1992.
3.3.1 Pemeriksaan Makroskopik
Pemeriksaan makroskopik dilakukan pada simplisia segar yang meliputi pemeriksaan bentuk, bau, rasa dan warna. Gambar simplisia dapat dilihat pada
Lampiran 2, halaman 26.
3.3.2 Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik terhadap serbuk simplisia dilakukan dengan cara meneteskan kloralhidrat diatas kaca objek, kemudian di atasnya diletakkan serbuk
Winda Gusti Enda : Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam Syzygium polyanthum Wight Walp. Terhadap Mencit Jantan, 2010.
simplisia, lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat di bawah mikroskop. Pemeriksaan mikroskopik untuk melihat adanya butir pati dilakukan di dalam
media air. Pemeriksaan mikroskopik untuk melihat adanya minyak atsiri dilakukan dengan penambahan sudan III. Pemeriksaan mikroskopik terhadap
penampang melintang dilakukan seperti pada serbuk simplisia. Hasil pemeriksaan mikroskopik dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 28.
3.3.3 Penetapan Kadar Air
Penetapan kadar air dilakukan dengan metode azeotropi destilasi toluen. Alat terdiri dari labu alas bulat 500 ml, alat penampung, pendingin, tabung
penyambung dan tabung penerima 10 ml. Cara penetapan:
Toluen sebanyak 200 ml dan air suling sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam labu alas bulat, kemudian didestilasi selama 2 jam. Setelah itu toluen didinginkan
selama 30 menit dan dibaca volume air pada tabung penerimaan dengan ketelitian 0,05 ml volume I. Kemudian ke dalam labu alas bulat tersebut dimasukkan 5 g
serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama, lalu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluen mulai mendidih, destilasi dengan kecepatan 2 tetes tiap
detik, hingga sebagian besar air terdestilasi. Kemudian kecepatan destilasi ditingkatkan hingga 4 tetes tiap detik. Setelah 2 jam didestilasi semua air
terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen yang telah dijenuhkan. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan
mendingin sampai suhu kamar. Setelah air dan toluena memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml volume II. Selisih kedua volume air
yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang
Winda Gusti Enda : Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam Syzygium polyanthum Wight Walp. Terhadap Mencit Jantan, 2010.
diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen WHO, 1992. Perhitungan kadar air dapat dilihat pada Lampiran 5, halaman 29.
3.3.4 Penetapan Kadar Abu Total