Penggolongan Kekuatan-Kekuatan Politik Militer Dan Kekuatan Politik:Studi Tentang Keterlibatan TNI Dalam Perpolitikan Nasional Era 1945-1998

B. Penggolongan Kekuatan-Kekuatan Politik

Berdasarkan sumber power maka kekuatan-kekuatan politik dapat dibedakan, yaitu : Tabel 1 63 Kelompok Sosial Budaya Sumber Kekuasaan Militer Senjata, Sistem Komando, Disiplin, Dll Pengusaha Modal Mahasiswa Kekuatan Moral, Idealisme Pers Informasi Partai Politik Massa Buruh Massa IntelektualCendekiawan IlmuKepandaian Agama Kepercayaan LSM Link, Dana, Informasi Birokrasi Data Sedangkan berdasarkan gerakannya Movement pada sejarah Indonesia, kekuatan politik dapat digolongkan menjadi 64 : a. Golongan Radikal, Golongan radikal menghendaki supaya jangan diberikan kesempatan kepada mereka yang berkolaborasi dengan Rezim Orde Lama. Baik menegakkan kestabilan dalam arti 63 Hand Out Mata Kuliah Haniah Hanafie, Kekuatan-Kekuatan Politik,h. 16 64 Arbi Sanit, Sistem Politik Indonesia: Kestabilan, Peta Kekuatan Politik Dan Pembangunan, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003, h.14-16. menyusun kembali peta politik, maupun merencanakan serta melaksanakan pembangunan. Pemuka-pemuka kelompok ini terutama datang dari kalangan yang lebih condong untuk berpaling ke Barat. b. Golongan Konservatif, Sungguhpun golongan konservatif yang lebih diwarnai oleh politik sipil juga menghendaki peranan yang besar di dalam politik Indonesia. Golongan ini berharap bahwa sekurang-kurangnya di Dalam Dewan Perwakilan Rakyat, Majelis Permusyawaratan Rakyat dan sebagainya mereka memperoleh peranan yang berarti. Untuk itu mereka menghendaki sistem pemilihan berimbang dimana calon lebih ditentukan oleh partai melalui daftar calon daripada rakyat di daerah pemilihan sendiri. Tidak seperti golongan radikal, kelompok ini menghendaki pembangunan ekonomi yang benar-benar didasarkan kepada kekuatan modal dalam negeri. c. Golongan Moderat, Golongan ini memperhatikan perimbangan antara tuntutan kedua golongan di atas dan kemungkinan- kemungkinan yang wajar untuk dilaksanakan, maka golongan moderat mencari jalan tengah. Golongan ini mengedepankan kompromi yang kemudian menjadi dasar kehidupan kepartaian ialah bahwa disamping wakil-wakil partai politik duduk pula wakil golongan fungsional dan militer di dalam lembaga-lembaga perwakilan yang semuanya dianggap mewakili rakyat Indonesia. Di dalam kehidupan politik, kelompok-kelompok sosial yang mempunyai sumber kekuasaan tidaklah terkotak sejelas dan sesederhana itu. Artinya sungguhpun diantara kekuatan-kekuatan politik di atas terdapat perbedaan kemampuan dan peranan, di dalam menghadapi berbagai masalah-masalah terdapat semacam jalur penghubung di antara kekuatan- kekuatan politik tersebut. Dengan demikian maka golongan yang bermain di dalam mencari penyelesaian persoalan-persoalan yang dihadapi oleh sistem politik tidak lagi didasarkan kepada militer dan non militer, partai dan bukan partai. Akan tetapi secara keseluruhan kekuatan-kekuatan politik ini dapat di kategorikan ke dalam golongan radikal, konservatif atau moderat.

C. Kekuatan Politik Militer