B. Penggolongan Kekuatan-Kekuatan Politik
Berdasarkan sumber power maka kekuatan-kekuatan politik dapat dibedakan, yaitu :
Tabel 1
63
Kelompok Sosial Budaya Sumber Kekuasaan
Militer Senjata, Sistem Komando, Disiplin, Dll
Pengusaha Modal
Mahasiswa Kekuatan Moral, Idealisme
Pers Informasi
Partai Politik Massa
Buruh Massa
IntelektualCendekiawan IlmuKepandaian
Agama Kepercayaan
LSM Link, Dana, Informasi
Birokrasi Data
Sedangkan berdasarkan gerakannya Movement pada sejarah Indonesia, kekuatan politik dapat digolongkan menjadi
64
: a.
Golongan Radikal, Golongan radikal menghendaki supaya jangan diberikan kesempatan kepada mereka yang berkolaborasi dengan
Rezim Orde Lama. Baik menegakkan kestabilan dalam arti
63
Hand Out Mata Kuliah Haniah Hanafie, Kekuatan-Kekuatan Politik,h. 16
64
Arbi Sanit, Sistem Politik Indonesia: Kestabilan, Peta Kekuatan Politik Dan Pembangunan,
Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003, h.14-16.
menyusun kembali peta politik, maupun merencanakan serta melaksanakan pembangunan. Pemuka-pemuka kelompok ini
terutama datang dari kalangan yang lebih condong untuk berpaling ke Barat.
b. Golongan Konservatif, Sungguhpun golongan konservatif yang
lebih diwarnai oleh politik sipil juga menghendaki peranan yang besar di dalam politik Indonesia. Golongan ini berharap bahwa
sekurang-kurangnya di Dalam Dewan Perwakilan Rakyat, Majelis Permusyawaratan Rakyat dan sebagainya mereka memperoleh
peranan yang berarti. Untuk itu mereka menghendaki sistem pemilihan berimbang dimana calon lebih ditentukan oleh partai
melalui daftar calon daripada rakyat di daerah pemilihan sendiri. Tidak seperti golongan radikal, kelompok ini menghendaki
pembangunan ekonomi yang benar-benar didasarkan kepada kekuatan modal dalam negeri.
c. Golongan Moderat, Golongan ini memperhatikan perimbangan
antara tuntutan kedua golongan di atas dan kemungkinan- kemungkinan yang wajar untuk dilaksanakan, maka golongan
moderat mencari jalan tengah. Golongan ini mengedepankan kompromi yang kemudian menjadi dasar kehidupan kepartaian
ialah bahwa disamping wakil-wakil partai politik duduk pula wakil golongan fungsional dan militer di dalam lembaga-lembaga
perwakilan yang semuanya dianggap mewakili rakyat Indonesia.
Di dalam kehidupan politik, kelompok-kelompok sosial yang mempunyai sumber kekuasaan tidaklah terkotak sejelas dan sesederhana itu.
Artinya sungguhpun diantara kekuatan-kekuatan politik di atas terdapat perbedaan kemampuan dan peranan, di dalam menghadapi berbagai
masalah-masalah terdapat semacam jalur penghubung di antara kekuatan- kekuatan politik tersebut. Dengan demikian maka golongan yang bermain di
dalam mencari penyelesaian persoalan-persoalan yang dihadapi oleh sistem politik tidak lagi didasarkan kepada militer dan non militer, partai dan bukan
partai. Akan tetapi secara keseluruhan kekuatan-kekuatan politik ini dapat di kategorikan ke dalam golongan radikal, konservatif atau moderat.
C. Kekuatan Politik Militer