LANDASAN TEORI
2.1 Computer Software Aplikasi Komputer
Menurut Pressman 2001 : 3, sebuah definisi formal dari aplikasi adalah instruksi-instruksi yang dieksekusi untuk menyediakan fungsi-fungsi
tertentu. Lebih jauh dijelaskan bahwa aplikasi perangkat lunak komputer merupakan sebuah produk yang dikembangkan oleh pengembang perangkat
lunak software engineer yang mencakup program yang dapat dieksekusi oleh komputer dengan berbagai ukuran dan arsitekturnya.
Aplikasi perangkat lunak komputer sangat penting karena memiliki pengaruh yang cukup dekat akan berbagai aspek dalam kehidupan dan telah
menyerap ke dalam budaya dan aktivitas keseharian manusia. Aplikasi harus dirancang agar dapat digunakan pada berbagai keperluan
2.1.1 Software Development Process Proses Pengembangan Aplikasi
Dalam Pressman 2001 : 19 dijelaskan bahwa pengembangan aplikasi adalah sebuah proses pembelajaran sosial karena aplikasi seperti
penanaman modal yang mengandung berbagai pengetahuan. Pada prosesnya pengembangan melibatkan interaksi antara user dan
pengembang, user dengan teknologi, dan pengembang dengan teknologi.
8
Dari sudut pandang pengembang, produk dari proses ini dapat berupa program aplikasi, dokumen dan berbagai data yang diproduksi
sebagai konsekuensi dari aktivitas proses pengembangan ini. Pengembangan aplikasi, menurut Jogiyanto 1999 : 35 dapat
berarti menyusun suatu aplikasi yang baru untuk menggantikan aplikasi yang secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Namun
tidak menutup kemungkinan aplikasi yang baru dibuat karena suatu kebutuhan. Berikut ini adalah beberapa alasan akan perlunya aplikasi
dikembangkan. 1. Adanya Masalah.
Permasalahan yang timbul dapat berupa ketidakberesan dari sistem atau aplikasi yang lama sehingga tidak dapat beroperasi
seperti yang diharapkan. Selain itu juga dapat disebabkan karena pertumbuhan organisasi yang menuntut adanya sesuatu yang baru.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan Opportunities. Aplikasi yang dibuat karena adanya kesempatan baru untuk
bersaing dan memperoleh nilai-nilai tertentu. Hal ini antara lain dikarenakan pesatnya kemajuan berbagai bidang, terutama
teknologi informasi. 3. Adanya instruksi-instruksi Directives.
Aplikasi yang baru juga dapat juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi baik dari internal perusahaan seperti pimpinan
ataupun eksternal, misalnya peraturan pemerintah.
2.1.2 Waterfall Model
Untuk mengembangkan aplikasi dibutuhkan metode atau model pengembangannya, salah satunya adalah model waterfall.
Metode Waterfall
adalah sebuah metode pengembangan aplikasi dengan pendekatan sekuensial. Pendekatan model ini terlihat mengalir menurun
seperti air terjun waterfall melalui beberapa tahap. Menurut Wikipedia http:en.wikipedia.orgwikiWaterfall_model,
penggunaan istilah
waterfall pertama kali dikenal melalui sebuah artikel karya Winston W.
Royce 1929-1995 yang dipublikasikan pada tahun 1970 meskipun pada artikel itu Royce belum menggunakan istilah waterfall.
Gambar 2.1 : Model pengembangan sistem dengan Waterfall. Pressman 2001 : 29
Dalam Pressman 2001 : 78, metode ini bisa juga disebut dengan linear sequential model, menggunakan pendekatan sistematis dan
sekuensial dalam pengembangan aplikasi, dimulai melalui proses analisis, desain, pengkodean dan ujicoba.
Model waterfall tersusun atas aktivitas- akivitas berikut ini : 1. Analysis Analisis
Hal pertama yang harus dilakukan dalam tahap analisis adalah komunikasi dengan berbagai pihak yang terkait mulai dari
mengidentifikasi dan mendefinisikan permasalahan, menentukan keperluan untuk semua elemen dan aplikasi.
Pengetahuan ini terasa perlu ketika aplikasi harus berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti perangkat
keras, manusia dan basis data. 2. Design Perancangan
Perancangan menentukan bagaimana suatu aplikasi
menyelesaikan apa yang harus diselesaikan. Pada tahap ini dilakukan pembuatan model dari aplikasi. Maksud pembuatan
model ini adalah untuk memperoleh pengertian yang lebih baik terhadap aliran data dan kontrol, proses-proses fungsional, tingkah
laku operasi dan informasi-informasi yang terkandung di dalamnya.
Perancangan dilakukan mulai dari tingkat global sampai ke tingkat rincian tertentu. Pada tahap ini dilakukan beberapa
aktivitas, seperti pemodelan proses serta pemodelan data.
3. Code Pengkodean Code
atau pengkodean adalah tahap dimana aplikasi yang telah dianalisis dan dirancang mulai diterjemahkan ke dalam
bahasa mesin melalui bahasa pemrograman. Jika rancangan dibuat secara detil maka pengkodean akan menjadi aktivitas yang cepat.
Pada tahap ini lakukan pengkodean program dan juga antarmuka program.
4. Test Ujicoba Ketika pengkodean telah selesai dilakukan selanjutnya
aplikasi harus diuji coba. Proses uji coba di fokuskan terhadap tiga aktivitas yakni logika internal aplikasi, pemastian bahwa semua
perintah yang ada telah dicoba, dan fungsi eksternal, untuk memastikan bahwa dengan masukan tertentu suatu fungsi akan
menghasilkan keluaran sesuai dengan yang dikehendaki.
2.1.3 Data Flow Diagram DFD