Pembelajaran Dalam Perkuliahan Efektifitas Penyerapan Informasi dan Gaya Belajar Pembelajaran Multimedia

2.2 Konsep Dasar Pembelajaran 2.2.1 Definisi Belajar Menurut Hakim 2000 : 1, belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan itu ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. Dalam Wikipedia Indonesia http:id.wikipedia.orgwikiBelajar dituliskan bahwa belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Beberapa definisi dan penjelasan di atas menghasilkan kata kunci yaitu perubahan perilaku, sehingga belajar dapat dikatakan sebagai proses dari suatu perubahan perilaku. Adapun input dari proses belajar itu sendiri sangat beragam. Baik dari subjek tertentu seperti guru dan dosen, maupun dari objek seperti buku dan media lain seperti televisi, radio dan internet.

2.2.2 Pembelajaran Dalam Perkuliahan

Seperti yang tertulis pada Wikipedia Indonesia http:id.wikipedia.orgwikiPembelajaran, secara umum pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Dalam perkuliahan, pendidik adalah dosen sedangkan peserta didik adalah mahasiswa. Dapat dikatakan secara singkat bahwa pembelajaran dalam perkuliahan merupakan suatu proses transfer informasi dari dosen kepada mahasiswa. Karena adanya suatu interaktifitas, dari penjelasan diatas maka dapat dijabarkan bahwa definisi proses pembelajaran dalam perkuliahan adalah suatu upaya bersama antara dosen dan mahasiswa untuk berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk dalam diri peserta pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan.

2.2.3 Efektifitas Penyerapan Informasi dan Gaya Belajar

Pada sebuah makalah berjudul Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran oleh Entis Sutisna, Bobbi DePorter 1999 dalam suatu penelitiannya mengatakan bahwa 10 informasi diserap dari apa yang kita baca, 20 dari apa yang kita dengar, 30 dari apa yang kita lihat, 50 dari apa yang kita lihat dan dengar, 70 dari apa yang kita katakan, 90 dari apa yang kita katakan dan lakukan. Hal tersebut di atas memiliki makna bahwa ada suatu tingkatan efektifitas penyerapan informasi dan kaitannya dengan gaya belajar seorang pembelajar.

2.2.4 Pembelajaran Multimedia

Dalam Andleigh 1996 : 13, dijelaskan bahwa multimedia berasal dari kata multi yang berarti banyak dan media berarti bentuk atau sarana komunikasi. Dalam bidang komputer, multimedia adalah aplikasi atau presentasi berbasis komputer yang menggabungkan dua atau lebih media seperti teks, suara, gambar, video, dan animasi. Multimedia dapat memberikan lebih banyak cara dalam menampilkan sebuah data atau informasi. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, Mayer 1997 : 1-10 menjelaskan pembelajaran dengan multimedia mencakup tiga proses kognitif penting. Yang pertama, selecting menyeleksi. Diaplikasikan pada informasi verbal berbasis teks dan juga informasi visual yang menyediakan image gambar. Yang kedua, organizing mengorganisasikan. Diaplikasikan untuk membuat model berbasis verbal dan modelberbasis visual dari menjadi sebuah penjelasan. Yang ketiga, integrating mengintegrasikan. Pembelajar membangun hubungan antara corresponding events dalam model berbasis verbal dan model berbasis visual. Model-model ini dijelaskan lebih dalam oleh Mayer dengan berbagai eksperimen mencakup lima prinsip utama bagaimana pemanfaatan multimedia dapat membantu pembelajar mengerti penjelasan ilmiah. Berikut penjelasannya : 1. Multiple Representation Principle. Prinsip pertama adalah lebih baik mempresentasikan penjelasan dengan dua mode penyajian dibanding hanya satu mode. Pembelajar yang membaca sebuah bacaan yang mengandung materi ilustrasi visual di dekat materi teks menyerap sekitar 65 informasi dibanding hanya membaca teks saja. Prinsip ini juga disebut dengan Multimedia Effects. 2. Contiguity Principle. Prinsip ini menjelaskan bahwa pembelajar lebih dapat mengerti penjelasan dengan materi verbal dan visual yang disajikan pada waktu yang bersamaan daripada pada waktu yang terpisah. Pembelajar yang mendengarkan penjelasan bersamaan dengan presentasi viual menyerap 50 informasi lebih banyak dibanding pembelajar yang melihat materi visual tidak bersamaan dengan materi verbal. 3. Split Attention Principle. Prinsip ini menjelaskan bahwa kata-kata lebih baik disajikan secara audio daripada visual. Pembelajar yang melihat materi visual sambil mendengarkan narasi audio menyerap 50 informasi lebih banyak daripada pembelajar yang melihat materi visual dengan membaca teks pada layar. 4. Individual Differences Principle. Prinsip ini menjelaskan bahwa multimedia effects, contiguity effects, dan split-attention effects tergantung dari perbedaam individual dari tiap-tiap pembelajar. Pada dasarnya pembelajar dengan tigkat pengetahuan tinggi dapat menyerap informasi lebihbanyak dari pembelajar dengan tingkat pengetahuan lebih rendah. 5. Coherence Principles. Prinsip ini menjelaskan bahwa pembelajar lebih dapat menyerap informasi dari sebuah materi logis yang merupakan kesimpulan dari materi verbal dan visual daripada versi panjang dari materi tersebut.

2.3 Konsep Dasar Video On Demand