Membangun daerah berdasarkan visi dan strategis yang jelas dan mengikutsertakan warga dalam seluruh proses
pembangunan, sehingga warga merasa memiliki dan ikut bertanggungjawab terhadap kemajuan daerahnya.
9. Partisipasi Mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam
menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara
langsung maupun tidak langsung
10. Penegakan Hukum Mewujudkan penegakan hukum yang adil bagi semua pihak
tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan nilai- nilai yang hidup dalam masyarakat.
2.1.3 Komisaris Independen
Komisaris independen memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan yang sudah menerapkan good corporate governance.
Komisaris independen merupakan posisi yang baik dalam melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang memiliki good corporate
governance Ningrum, 2012. Keberadaan komisaris independen telah
diatur Bursa Efek Jakarta melalui peraturan BEJ tanggal 1 Juli 2000. Dikemukakan bahwa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
harus mempunyai komisaris independen yang secara proporsional sama dengan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham yang minoritas
bukan controlling shareholders. Dalam peraturan ini, persyaratan jumlah minimal komisaris independen adalah 30 dari seluruh anggota dewan
komisaris. Definisi komisaris independen menurut ketentuan Bapepam dan
LK Nomor Kep-643BL2012 adalah:
“Anggota komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik, tidak mempunyai saham, baik langsung maupun tidak
langsung pada emiten atau perusahaan publik, tidak mempunyai afiliasi dengan emiten atau perusahaan publik, komisaris, direksi
atau pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik serta tidak memiliki hubungan usaha, baik langsung maupun tidak
langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha emiten atau perusahaan publik“.
2.1.4 Komite Audit
Menurut keputusan ketua BAPEPAM No. Kep-643BL2012, definisi komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung
jawab kepada dewan komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan
perusahaan. Selain itu, komite audit dianggap sebagai penghubung antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen guna
mengatasi masalah pengendalian ataupun kemungkinan timbulnya agensi. Keanggotaan komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya tiga orang
termasuk ketua komite audit. Anggota komite ini yang berasal dari komisaris hanya sebanyak satu orang, anggota komite yang berasal dari
komisaris tersebut merupakan komisaris independen perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua komite audit. Anggota lain yang bukan
merupakan komisaris independen harus berasal dari pihak eksternal independen.
Masa tugas anggota komite audit tidak boleh lebih lama dari masa jabatan dewan komisaris sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan
dapat dipilih kembali hanya untuk satu periode berikutnya. Kep-
643BL2012 juga berisi tentang tugas dan tanggung jawab, serta wewenang komite audit sebagai berikut:
a. Tugas dan tanggung jawab komite audit 1 Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan
dikeluarkan emiten atau perusahaan publik kepada publik danatau pihak otoritas antara lain laporan keuangan,
proyeksi, dan laporan lainnya terkait dengan informasi keuangan emiten atau perusahaan publik;
2 Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan
emiten atau perusahaan publik; 3 Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi
perbedaan pendapat antara manajemen dan akuntan atas jasa yang diberikannya;
4 Memberikan rekomendasi kepada dewan komisaris mengenai penunjukan akuntan yang didasarkan pada
independensi, ruang lingkup penugasan, dan fee; 5 Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaaan oleh
auditor internal dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh direksi atas temuan auditor internal;
6 Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh direksi, jika emiten
atau perusahaan publik tidak memiliki fungsi pemantau risiko di bawah dewan komisaris;
7 Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan keuangan emiten atau perusahaan
publik; 8 Menelaah dan memberikan saran kepada dewan komisaris
terkait dengan adanya potensi benturan kepentingan emiten atau perusahaan publik.
b. Wewenang komite audit 1 Mengakses dokumen, data, dan informasi emiten atau
perusahaan publik tentang karyawan, dana, aset, dan sumber daya perusahaan yang diperlukan;
2 Berkomunikasi langsung dengan karyawan, termasuk direksi dan pihak yang menjalankan fungsi audit internal,
manajemen risiko, dan akuntan terkait tugas dan tanggung jawab komite audit;
3 Melibatkan pihak independen di luar anggota komite audit yang diperlukan untuk membantu pelaksanaan tugasnya
jika diperlukan; dan 4 Melakukan kewenangan lain yang diberikan oleh dewan
komisaris.
2.1.5 Struktur Kepemilikan