independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF =
1Tolerance. Nilai cut off yang umum dipaki untuk menunjukkjan adanya multikolinearitas adalah nilai
Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF10.
3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali, 2006:105 uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidkasamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamtan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung
situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang, dan besar.
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel
terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y
sesungguhnya yang telah di studentized. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan si bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi heteroskedastisitas.
3.7.2.4 Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali, 2006:95 uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan
pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series karena “gangguan”
pada seorang individukelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individukelompok yang sama pada periode
berikutnya. Pada data crosssection, masalah autokorelasi relatif jarang
terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal
dari individu kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Cara menguji autokorelasi
adalah dengan melihat model regresi linier berganda terbebas dari autokorelasi apabila nilai Durbin Watson berada dibawah angka 2.
3.7.3 Pengujian Hipotesis