waktu yang telah dialami oleh para petani. Petani yang berpengalaman dalam menghadapi hambatan-hambatan usahataninya akan tahu cara mengatasinya, lain
halnya dengan petani yang belum atau kurang berpengalaman, dimana akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan hambatan- hambatan tersebut. Semakin
banyak pengalaman yang diperoleh petani maka diharapkan produktivitas petani akan semakin tinggi, sehingga dalam mengusahakannya usahatani akan semakin baik dan
sebaliknya jika petani tersebut belum atau kurang berpengalaman akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan Hasan, 2000.
2.4. Komoditi Kopi
Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti sejak kapan tanaman kopi dikenal dan masuk ke peradaban manusia. Menurut catatan sejarah, tanaman ini
mulai dikenal di benua Afrika, tepatnya di Etiopia. Pada mulanya, tanaman kopi belum dibudidayakan secara sempurna oleh penduduk, melainkan masih tumbuh liar
di hutan-hutan dataran tinggi Najiyati dan Danarti, 2006. Mula- mula penyebaran kopi ke berbagai wilayah cukup. Hal ini dikarenakan
pada waktu itu minuman kopi hanya dikenal sebagai minuman berkhasiat menyegarkan badan, terbuat dari cairan daun dan buah segar yang diseduh air panas.
Namun, sejak ditemukan cara pengolahan buah kopi yang lebih baik, selain berkhasiat, minuman kopi juga beraroma harum khas dan rasanya nikmat. Dengan
demikian, kopi pun menjadi terkenal hingga tersebar ke berbagai negara di Eropa, Asia dan Amerika Najiyati dan Danarti, 2006.
Di Indonesia, tanaman kopi diperkenalkan pertama kali oleh VOC antara tahun 1696
– 1699. Awalnya, penanaman kopi hanya bersifat coba-coba penelitian. Namun, karena hasilnya memuaskan dan dipandang cukup menguntungkan sebagai
komoditas perdagangan maka VOC menyebarkan bibit kopi ke berbagai daerah agar penduduk dapat menanamnya. Kemudian, perkebunan besar pun didirikan dan
akhirnya tanaman kopi tersebar ke daerah Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan daerah lain di Indonesia Najiyati dan Danarti, 2006.
Walaupun jenis kopi itu banyak sekali jumlahnya, namun dalam garis besarnya ada tiga jenis besar, yakni :
a. Kopi Arabika Yang berdaun kecil, halus mengkilat, panjang daun 12
– 15 cm x 6 cm, panjang buah 1,5 cm.
b. Kopi Canephora Daun besar dan panjang daun lebih dari 20 cm x 10 cm bergelombang, sedangkan
panjang buah ± 1,2 cm. c. Kopi Liberika
Daun lebat, besar, mengkilat, buah besar sampai 23 cm, tetapi biji kecil. AAK, 1991.
Kopi Arabika berasal dari Etiopia dan Abessinia. Kopi ini merupakan jenis pertama yang dikenal dan dibudidayakan, bahkan termasuk kopi yang paling banyak
diusahakan hingga akhir abad ke-19. Setelah abad ke-19, dominasi kopi arabika
menurun karena kopi ini sangat peka terhadap penyakit HIV, terutama di dataran rendah. Beberapa sifat penting kopi arabika sebagai berikut :
1. Menghendaki daerah dengan ketinggian antara 700 - 1.700 m dpl dengan suhu sekitar 16 - 20
C. 2. Menghendaki daerah beriklim kering atau bulan kering 3 bulantahun secara
berturut-turut, tetapi sesekali mendapat hujan kiriman hujan yang turun di musim kemarau.
3. Umumnya peka terhadap serangan penyakit HV, terutama bila ditanam di dataran rendah atau kurang dari 500 m dpl.
4. Rata-rata produksi sedang 4,5 - 5 ku kopi berashatahun, tetapi mempunyai kualitas, cita rasa dan harga relatif lebih tinggi dibandingkan kopi lainnya. Bila
dikelola secara intensif, produksinya bisa mencapai 15 - 20 kuhatahun dengan rendemen sekitar 18 . Kopi beras yang dimaksud adalah kopi kering siap
digiling. 5. Umumnya berbuah sekali dalam satu tahun Najiyati dan Danarti, 2006.
Najiyati dan Danarti 1991, menyatakan bahwa dalam luasan 1 hektar tanaman kopi yang dikelola secara baik artinya petani kopi melakukan kegiatan
pemeliharaan secara baik dan benar dari pemilihan bibit, penanaman, perawatan, pemangkasan dan panen seta iklim yang mendukung maka kopi yang mampu
dihasilkan sebanyak 1,5 - 2 tonhatahun.
2.5. Penelitian Sebelumnya