Latar Belakang 56.94 56.19 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertanian dan perdesaan merupakan satu-kesatuan yang tak terpisahkan. Pertanian merupakan komponen utama yang menopang kehidupan perdesaan di Indonesia. Pertanian tidak hanya sebatas pertanian dalam artian sempit, namun dalam artian luas yaitu penghasil produk primer yang terbarukan, termasuk di dalamnya pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting dalam perekonomian. Peranan pertanian antara lain adalah 1 menyediakan kebutuhan bahan pangan yang diperlukan masyarakat untuk menjamin ketahanan pangan, 2 menyediakan bahan baku industri, 3 sebagai pasar potensial bagi produk-produk yang dihasilkan oleh industri, 4 sumber tenaga kerja dan pembe ntukan modal yang diperlukan bagi pembangunan sektor lain, 5 sumber perolehan devisa, 6 mengurangi kemiskinan dan peningkatan ketahanan pangan dan 7 menyumbang pembangunan perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. Kabupaten Tapanuli Utara yang terletak di wilayah pengembangan dataran tinggi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah pertanian di Propinsi Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto sampai dengan tahun 2006 masih tetap dominan, yakni mencapai lebih dari 55 persen dari total PDRB yang dihasilkan Kabupaten Tapanuli Utara. Struktur ekonomi menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2000 - 2006 Persen dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Str uktur Ekonomi Me nurut Lapang an Us aha Atas Dasar Harg a Berlaku Tahun 2000 - 2006 Persen No. Lapangan Usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 1 Pertanian 57.50

57.11 56.94

56.46 56.19

56.08 55.16

2 Pertambangan dan Penggalian 0.08 0.08 0.08 0.09 0.11 0.11 0.12 3 Industri 2.27 2.24 2.08 1.90 1.87 1.95 1.86 4 Listrik, Gas Air Bersih 0.75 0.78 0.85 0.86 0.86 0.88 0.86 5 Bangunan 5.85 5.93 5.79 5.86 5.70 5.66 6.00 6 Perdagangan, Hotel Restoran 13.22 13.12 13.13 13.72 13.83 13.80 13.76 7 Pengangkutan dan Komunikasi 3.64 3.81 4.12 4.09 4.21 4.36 4.27 8 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 4.24 4.20 4.45 4.49 4.73 4.63 4.47 9 Jasa-jasa 12.45 12.73 12.56 12.53 12.50 12.52 13.52 PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Sumber. PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2004 dan Tapanuli Utara Dalam Angka 2007 Tabel 1 menunjukkan bahwa sektor pertanian hingga saat ini masih menjadi tulang punggung perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara, baik ditinjau dari aspek penghasil nilai tambah dan devisa maupun sumber penghasilan ata u penyedia lapangan pekerjaan bagi sebagian besar penduduknya. Bila dilihat dari distribusi persentase sektor pertanian terhadap PDRB atas dasar harga berlaku maka sub sektor perkebunan adalah penyumbang terbesar kedua terhadap sektor pertanian setelah sub sektor tanaman bahan makanan, yakni sebesar 19,10 persen pada tahun 2004. Distribusi persentase sektor pertanian terhadap PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2000 - 2004 Persen dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Distribusi Persentase Sektor Pertanian Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2000 - 2004 Persen No. Sektor 2000 2001 2002 2003 2004 I. II. Pertanian 1. Tanaman Bahan M akanan 2. Tanaman Perkebunan 3. Peternakan 4. Kehutanan 5. Perikanan Bukan Pertanian 57,50 32,82 18,91 4,23 0,80 0,74 42,50 57,11 32,93 18,51 4,08 0,81 0,77 42,89 56,94 32,08 19,12 4,10 0,91 0,73 43,06 56,46 32,11 18,71 3,95 1,02 0,66 43,54 56,19 31,59 19,10 3,75 1,09 0,65 43,81 PDRB 100 100 100 100 100 Sumber. PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2004 Kabupaten Tapanuli Utara memiliki beberapa komoditi perkebunan rakyat seperti tanaman kopi, kemenyan, karet, kulit manis, cengkeh, kelapa, coklat, jahe, kemiri, aren, pinang, vanili, nilam, andaliman dan lain - lain. Namun komoditi yang banyak dibudidayakan masyarakat adalah tanaman kopi. Hal ini dapat dilihat dari luas tanaman kopi lebih besar dari luas tanam komoditi perkebunan lainnya, yakni sebesar 14.806,75 Ha pada tahun 2006, kecuali tanaman kemenyan, tumbuh liar dalam jumlah yang besar di hutan. Luas tanaman perkebunan rakyat menurut jenis tanaman tahun 2005 - 2006 Ha dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Luas Tanaman Perke bunan Rakyat Me nur ut Jenis Tanaman Tahun 2005 - 2006 Ha No. Jenis Tanaman 2005 2006 1. 2.

3. 4.

5. 6. 7. 8. 9.

10. 11.

12. 13.

14. 15. 16. 17. Karet Kemenyan Kopi Cengkeh Kelapa Tebu Kulit M anis Kemiri Tembakau Kelapa Sawit Coklat Jahe Aren Pinang Vanili Nilam Andaliman 8.031,25 16.282,50 14.693,25 242,00 349,00 172,00 680,50 451,50 10,35 69,00 2.458,30 90,25 371,60 184,75 2,50 53,00 21,00 8.082,50 16.282,50 14.806,75 189,00 349,85 171,50 484,81 454,50 10,35 69,00 2.599,00 30,08 371,60 184,75 1,50 53,00 21,00 Sumber. Tapanuli Utara Dalam Angka 2007 Begitu juga halnya dengan produksi tanaman kopi lebih besar dari produksi komoditi perkebunan lainnya, yakni masing- masing sebesar 8.249,68 ton pada tahun 2005 dan sebesar 8.935,74 ton pada tahun 2006. Produksi tanaman perkebunan rakyat menurut jenis tanaman tahun 2005 - 2006 Ton dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Produksi Tanaman Perkebunan Rak yat Menur ut Jenis Tanaman Tahun 2005 - 2006 Ton No. Jenis Tanaman 2005 2006 1. 2.

3. 4.

5. 6. 7. 8. 9.

10. 11.

12. 13.

14. 15. 16. 17. Karet Ke menyan Kopi Cengkeh Kelapa Tebu Kulit Manis Ke miri Temba kau Kelapa Sawit Coklat Jahe Aren Pinang Vanili Nila m Andaliman 4.565,99 3.508,53 8.249,68 15,86 244,57 109,50 1.189,51 181,49 4,25 0,00 530,71 1.725,87 81,73 39,25 0,22 7,31 5,64 4.629,58 3.642,40 8.935,74 13,45 287,73 151,34 1.337,26 182,80 4,25 0,00 722,42 186,88 122,10 48,81 0,22 10,28 7,53 Sumber. Tapanuli Utara Dalam Angka 2007 Tingginya produksi kopi seiring dengan meningkatnya luas areal tanaman kopi. Pertumbuhan luas areal tanaman kopi di Kabupaten Tapanuli Utara selama 3 tahun 2002 - 2004 mencapai 2,76 persen per tahunnya, yakni dari seluas 13.834 Ha pada tahun 2002 meningkat menjadi 14.560 Ha pada tahun 2003 dan 14.600 Ha pada tahun 2004. Bila dilihat per kecamatan, maka kecamatan yang memiliki areal tanaman kopi yang terluas adalah Kecamatan Pangaribuan sebesar 2.747 Ha dengan produksi tertinggi sebesar 1.587,90 ton pada tahun 2004. Kemudian diikuti Kecamatan Siborongborong dan Sipahutar dengan luas tanam masing - masing sebesar 1.632 Ha dan 1.495 Ha dengan produksi masing - masing sebesar 1.124,48 ton dan 1.005,43 ton. Luas tanam dan produksi tanaman kopi per kecamatan tahun 2002 - 2004 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Luas Tanam dan Pr oduks i Tanaman Kopi Per Kecamatan Tahun 2002 - 2004 No. Kec amatan 2002 2003 2004 Luas Tanam Ha Produksi Ton Luas Tanam Ha Produksi Ton Luas Tanam Ha Produksi Ton 1. 2.

3. 4.

5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Parmonangan Adian Koting Sipoholon Tarutung Siatas Barita Pahae Julu Pahae Jae Purbatua Simangu mban Pang ari buan Garoga Sipahutar Sibor ong bor ong Pagaran Muara 1.480 311 582 522 422 352 233 187 197 2.642 936 1.389 2.545 1.602 434 723,06 128,11 242,07 229,50 205,00 198,51 75,00 70,00 70,84 838,70 360,59 646,00 830,00 580,00 160,00 1.520 335 608 552 432 372 260 226 242 2.742 1.012 1.490 2.625 1.656 488 990,10 220,05 320,15 240,08 210,00 200,00 128,00 110,00 125,00 1.206,00 560,00 990,00 1.108,00 680,00 270,00 1.520 335 612 559 432 372 260 226 242 2.747 1.012 1.495 1.632 1.661 495 999,87 221,24 412,20 260,78 249,94 256,70 172,00 136,01 168,28 1.587,90 624,63 1.005,43 1.124,48 792,22 274,54 Juml ah 13.834 5.357,38 14.560 7.357,38 14.600 8.223,22 Sumber. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Tapanuli Utara Tabel 5 menunjukkan bahwa areal pertanaman kopi terdapat di semua kecamatan Kabupaten Tapanuli Utara. Adapun jenis kopi yang banyak diusahakan oleh masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara adalah Kopi Lintong yang merupakan jenis spesies arabika. Kopi tersebut merupakan Natural Endowment Kabupaten Tapanuli Utara yang memiliki keunggulan dibandingkan jenis kopi lainnya karena memiliki keunggulan mutu dan cita rasa aroma, taste dan flavour. Besarnya minat masyarakat untuk bertanam kopi selain dikarenakan kondisi lahan dan iklim di semua kecamatan yang sangat sesuai dengan syarat tumbuh dan berkembangnya tanaman kopi, faktor lainnya yang mendukung adalah pemasaran produksi tanaman kopi yang relatif lancar karena tersedianya industri pengolahan kopi di Kecamatan Siborongborong. Ukuran keberhasilan petani di dalam bertani tercermin dari produktivitas yang dihasilkan. Salah satu kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara yang memiliki produktivitas tanaman kopi yang tertinggi adalah Kecamatan Siborongborong, dimana pada tahun 2006 produktivitas tanaman kopi yang dihasilkan dari daerah ini sebesar 1.097,15 KgHa, lebih tinggi dari kecamatan lainnya. Kemudian diikuti oleh Kecamatan Sipahutar dan Pangaribuan masing - masing sebesar 1.087,10 KgHa dan 1.004,90 KgHa. Luas Tanaman, Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan Produktivitas Tanaman Kopi Menurut Kecamatan pada Tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Luas Tanaman, Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan Produktivitas Tanaman Kopi Menurut Kecamatan pada Tahun 2006 No. Ke camatan Luas Tanaman Ha Luas Tanaman Menghasilkan Ha Produksi Ton Produktivitas KgHa 1. 2.

3. 4.

5. 6. 7. 8. 9.

10. 11.

12. 13.

14. 15. Parmonangan Adian Koting Sipoholon Tarutung Siatas Barita Pahae Julu Pahae Jae Purbatua Simangumban Pangaribuan Garoga Sipahutar Siborongborong Pagaran Muara 1.526,75 343,25 620,00 563,50 440,50 372,00 260,00 226,00 242,00 2.821,00 1.012,00 1.495,00 2.637,75 1.663,25 583,75 1.071,25 265,50 454,75 355,75 293,50 311,25 255,75 189,75 240,75 1.627,50 766,00 965,75 1.069,25 860,25 348,25 1.040,02 260,43 454,73 294,38 293,45 295,92 226,57 172,00 200,55 1.635,47 678,06 1.049,87 1.173,13 818,05 343,11 970,85 980,90 999,96 827,49 999,83 950,75 885,90 906,46 833,02 1.004,90 885,20 1.087,10 1.097,15 950,94 985,24 Total 14.806,75 9.075,25 8.935,74 984,63 Sumber. Tapanuli Utara Dalam Angka 2007 Produktivitas tanaman kopi yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan petani di dalam bertani. Pengetahuan petani tentunya juga sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya. Semakin tinggi pendidikan petani maka diharapkan semakin tinggi pula kemampuannya dalam mengadopsi teknologi pertanian dan hasil akhirnya tercermin dari produktivitas yang tinggi. Begitu juga halnya dengan tingkat pe ngalaman petani, bila semakin lama pengalaman petani maka diharapkan petani tersebut akan lebih mampu mengatasi berbagai permasalahan di dalam bertani. Namun yang menjadi permasalahannya adalah apakah pendidikan atau pengalaman yang menentukan meningkatnya produktivitas tanaman kopi dan bagaimana kontribusinya terhadap pengembangan wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara. Atas dasar itu, maka peneliti tertarik untuk meneliti seberapa besar pengaruh pendidikan dan pengalaman terhadap produktivitas tanaman kopi yang ada saat ini di Kabupaten Tapanuli Utara dan bagaimana kontribusinya terhadap pengembangan wilayah di daerah tersebut.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di bagian latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh pendidikan dan pengalaman terhadap tingkat produktivitas tanaman kopi ? 2. Bagaimana kontribusi usahatani tanaman kopi terhadap pengembangan wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara ?

1.3. Tujuan Penelitian