BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertanian dan perdesaan merupakan satu-kesatuan yang tak terpisahkan. Pertanian merupakan komponen utama yang menopang kehidupan perdesaan di
Indonesia. Pertanian tidak hanya sebatas pertanian dalam artian sempit, namun dalam artian luas yaitu penghasil produk primer yang terbarukan, termasuk di dalamnya
pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan.
Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting dalam perekonomian. Peranan pertanian antara lain adalah 1 menyediakan kebutuhan
bahan pangan yang diperlukan masyarakat untuk menjamin ketahanan pangan, 2 menyediakan bahan baku industri, 3 sebagai pasar potensial bagi produk-produk
yang dihasilkan oleh industri, 4 sumber tenaga kerja dan pembe ntukan modal yang diperlukan bagi pembangunan sektor lain, 5 sumber perolehan devisa, 6
mengurangi kemiskinan dan peningkatan ketahanan pangan dan 7 menyumbang pembangunan perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup.
Kabupaten Tapanuli Utara yang terletak di wilayah pengembangan dataran tinggi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah pertanian di Propinsi Sumatera
Utara. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto sampai dengan tahun 2006 masih tetap dominan,
yakni mencapai lebih dari 55 persen dari total PDRB yang dihasilkan Kabupaten Tapanuli Utara. Struktur ekonomi menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku
tahun 2000 - 2006 Persen dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Str uktur Ekonomi Me nurut Lapang an Us aha Atas Dasar Harg a Berlaku Tahun 2000 - 2006 Persen
No. Lapangan Usaha
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 1
Pertanian 57.50
57.11 56.94
56.46 56.19
56.08 55.16
2
Pertambangan dan Penggalian
0.08 0.08
0.08 0.09
0.11 0.11
0.12
3 Industri
2.27 2.24
2.08 1.90
1.87 1.95
1.86 4
Listrik, Gas Air Bersih
0.75 0.78
0.85 0.86
0.86 0.88
0.86 5
Bangunan 5.85
5.93 5.79
5.86 5.70
5.66 6.00
6 Perdagangan, Hotel
Restoran 13.22
13.12 13.13
13.72 13.83
13.80 13.76
7 Pengangkutan dan
Komunikasi 3.64
3.81 4.12
4.09 4.21
4.36 4.27
8 Keuangan, Persewaan
Jasa Perusahaan 4.24
4.20 4.45
4.49 4.73
4.63 4.47
9 Jasa-jasa
12.45 12.73
12.56 12.53
12.50 12.52
13.52
PDRB 100.00
100.00 100.00 100.00 100.00
100.00 100.00
Sumber. PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2004 dan Tapanuli Utara Dalam Angka 2007
Tabel 1 menunjukkan bahwa sektor pertanian hingga saat ini masih menjadi tulang punggung perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara, baik ditinjau dari aspek
penghasil nilai tambah dan devisa maupun sumber penghasilan ata u penyedia lapangan pekerjaan bagi sebagian besar penduduknya.
Bila dilihat dari distribusi persentase sektor pertanian terhadap PDRB atas dasar harga berlaku maka sub sektor perkebunan adalah penyumbang terbesar kedua
terhadap sektor pertanian setelah sub sektor tanaman bahan makanan, yakni sebesar 19,10 persen pada tahun 2004. Distribusi persentase sektor pertanian terhadap PDRB
atas dasar harga berlaku tahun 2000 - 2004 Persen dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Persentase Sektor Pertanian Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2000 - 2004 Persen
No. Sektor
2000 2001
2002 2003
2004 I.
II. Pertanian
1. Tanaman Bahan M akanan 2. Tanaman Perkebunan
3. Peternakan 4. Kehutanan
5. Perikanan Bukan Pertanian
57,50 32,82
18,91 4,23
0,80 0,74
42,50 57,11
32,93 18,51
4,08 0,81
0,77 42,89
56,94 32,08
19,12 4,10
0,91 0,73
43,06 56,46
32,11 18,71
3,95 1,02
0,66 43,54
56,19 31,59
19,10 3,75
1,09 0,65
43,81 PDRB
100 100
100 100
100
Sumber. PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2004
Kabupaten Tapanuli Utara memiliki beberapa komoditi perkebunan rakyat seperti tanaman kopi, kemenyan, karet, kulit manis, cengkeh, kelapa, coklat, jahe,
kemiri, aren, pinang, vanili, nilam, andaliman dan lain - lain. Namun komoditi yang banyak dibudidayakan masyarakat adalah tanaman kopi. Hal ini dapat dilihat dari
luas tanaman kopi lebih besar dari luas tanam komoditi perkebunan lainnya, yakni sebesar 14.806,75 Ha pada tahun 2006, kecuali tanaman kemenyan, tumbuh liar
dalam jumlah yang besar di hutan. Luas tanaman perkebunan rakyat menurut jenis tanaman tahun 2005 - 2006 Ha dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Luas Tanaman Perke bunan Rakyat Me nur ut Jenis Tanaman Tahun 2005 - 2006 Ha No.
Jenis Tanaman 2005
2006
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9.
10. 11.
12. 13.
14. 15.
16. 17.
Karet Kemenyan
Kopi Cengkeh
Kelapa Tebu
Kulit M anis Kemiri
Tembakau Kelapa Sawit
Coklat Jahe
Aren Pinang
Vanili Nilam
Andaliman 8.031,25
16.282,50 14.693,25
242,00 349,00
172,00 680,50
451,50
10,35 69,00
2.458,30 90,25
371,60 184,75
2,50 53,00
21,00 8.082,50
16.282,50 14.806,75
189,00 349,85
171,50 484,81
454,50
10,35 69,00
2.599,00 30,08
371,60 184,75
1,50 53,00
21,00 Sumber. Tapanuli Utara Dalam Angka 2007
Begitu juga halnya dengan produksi tanaman kopi lebih besar dari produksi komoditi perkebunan lainnya, yakni masing- masing sebesar 8.249,68 ton pada tahun
2005 dan sebesar 8.935,74 ton pada tahun 2006. Produksi tanaman perkebunan rakyat menurut jenis tanaman tahun 2005 - 2006 Ton dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Produksi Tanaman Perkebunan Rak yat Menur ut Jenis Tanaman Tahun 2005 - 2006 Ton
No. Jenis Tanaman
2005 2006
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9.
10. 11.
12. 13.
14. 15.
16. 17.
Karet Ke menyan
Kopi Cengkeh
Kelapa Tebu
Kulit Manis Ke miri
Temba kau Kelapa Sawit
Coklat Jahe
Aren Pinang
Vanili Nila m
Andaliman 4.565,99
3.508,53 8.249,68
15,86 244,57
109,50 1.189,51
181,49 4,25
0,00 530,71
1.725,87 81,73
39,25 0,22
7,31 5,64
4.629,58 3.642,40
8.935,74 13,45
287,73 151,34
1.337,26 182,80
4,25 0,00
722,42 186,88
122,10 48,81
0,22 10,28
7,53 Sumber. Tapanuli Utara Dalam Angka 2007
Tingginya produksi kopi seiring dengan meningkatnya luas areal tanaman kopi. Pertumbuhan luas areal tanaman kopi di Kabupaten Tapanuli Utara selama 3
tahun 2002 - 2004 mencapai 2,76 persen per tahunnya, yakni dari seluas 13.834 Ha pada tahun 2002 meningkat menjadi 14.560 Ha pada tahun 2003 dan 14.600 Ha pada
tahun 2004. Bila dilihat per kecamatan, maka kecamatan yang memiliki areal tanaman kopi yang terluas adalah Kecamatan Pangaribuan sebesar 2.747 Ha dengan
produksi tertinggi sebesar 1.587,90 ton pada tahun 2004. Kemudian diikuti Kecamatan Siborongborong dan Sipahutar dengan luas tanam masing - masing
sebesar 1.632 Ha dan 1.495 Ha dengan produksi masing - masing sebesar 1.124,48 ton dan 1.005,43 ton. Luas tanam dan produksi tanaman kopi per kecamatan tahun
2002 - 2004 dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Luas Tanam dan Pr oduks i Tanaman Kopi Per Kecamatan Tahun 2002 - 2004
No. Kec amatan
2002 2003
2004 Luas
Tanam Ha
Produksi
Ton Luas
Tanam Ha
Produksi Ton
Luas Tanam
Ha Produksi
Ton
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
11. 12.
13. 14.
15. Parmonangan
Adian Koting Sipoholon
Tarutung Siatas Barita
Pahae Julu Pahae Jae
Purbatua Simangu mban
Pang ari buan
Garoga
Sipahutar Sibor ong bor ong
Pagaran Muara
1.480 311
582 522
422 352
233 187
197
2.642
936
1.389 2.545
1.602 434
723,06 128,11
242,07 229,50
205,00 198,51
75,00 70,00
70,84 838,70
360,59 646,00
830,00 580,00
160,00 1.520
335 608
552 432
372 260
226 242
2.742
1.012
1.490 2.625
1.656 488
990,10 220,05
320,15 240,08
210,00 200,00
128,00 110,00
125,00 1.206,00
560,00 990,00
1.108,00 680,00
270,00 1.520
335 612
559 432
372 260
226 242
2.747
1.012
1.495 1.632
1.661 495
999,87 221,24
412,20 260,78
249,94 256,70
172,00 136,01
168,28 1.587,90
624,63 1.005,43
1.124,48 792,22
274,54
Juml ah 13.834
5.357,38 14.560
7.357,38 14.600
8.223,22
Sumber. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Tapanuli Utara
Tabel 5 menunjukkan bahwa areal pertanaman kopi terdapat di semua kecamatan Kabupaten Tapanuli Utara. Adapun jenis kopi yang banyak diusahakan
oleh masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara adalah Kopi Lintong yang merupakan jenis spesies arabika. Kopi tersebut merupakan Natural Endowment Kabupaten
Tapanuli Utara yang memiliki keunggulan dibandingkan jenis kopi lainnya karena memiliki keunggulan mutu dan cita rasa aroma, taste dan flavour.
Besarnya minat masyarakat untuk bertanam kopi selain dikarenakan kondisi lahan dan iklim di semua kecamatan yang sangat sesuai dengan syarat tumbuh dan
berkembangnya tanaman kopi, faktor lainnya yang mendukung adalah pemasaran produksi tanaman kopi yang relatif lancar karena tersedianya industri pengolahan
kopi di Kecamatan Siborongborong. Ukuran keberhasilan petani di dalam bertani tercermin dari produktivitas yang
dihasilkan. Salah satu kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara yang memiliki produktivitas tanaman kopi yang tertinggi adalah Kecamatan Siborongborong,
dimana pada tahun 2006 produktivitas tanaman kopi yang dihasilkan dari daerah ini sebesar 1.097,15 KgHa, lebih tinggi dari kecamatan lainnya. Kemudian diikuti oleh
Kecamatan Sipahutar dan Pangaribuan masing - masing sebesar 1.087,10 KgHa dan 1.004,90 KgHa. Luas Tanaman, Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan
Produktivitas Tanaman Kopi Menurut Kecamatan pada Tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Luas Tanaman, Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan Produktivitas Tanaman Kopi Menurut Kecamatan pada Tahun 2006
No. Ke camatan
Luas Tanaman Ha
Luas Tanaman Menghasilkan
Ha Produksi
Ton Produktivitas
KgHa
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9.
10. 11.
12. 13.
14. 15.
Parmonangan Adian Koting
Sipoholon Tarutung
Siatas Barita Pahae Julu
Pahae Jae Purbatua
Simangumban Pangaribuan
Garoga Sipahutar
Siborongborong Pagaran
Muara 1.526,75
343,25 620,00
563,50 440,50
372,00 260,00
226,00 242,00
2.821,00 1.012,00
1.495,00 2.637,75
1.663,25 583,75
1.071,25 265,50
454,75 355,75
293,50 311,25
255,75 189,75
240,75 1.627,50
766,00 965,75
1.069,25 860,25
348,25 1.040,02
260,43 454,73
294,38 293,45
295,92 226,57
172,00
200,55 1.635,47
678,06 1.049,87
1.173,13 818,05
343,11 970,85
980,90 999,96
827,49 999,83
950,75 885,90
906,46 833,02
1.004,90 885,20
1.087,10 1.097,15
950,94 985,24
Total 14.806,75
9.075,25 8.935,74
984,63
Sumber. Tapanuli Utara Dalam Angka 2007
Produktivitas tanaman kopi yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan petani di dalam bertani. Pengetahuan petani tentunya juga sangat
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya. Semakin tinggi pendidikan petani maka diharapkan semakin tinggi pula kemampuannya dalam
mengadopsi teknologi pertanian dan hasil akhirnya tercermin dari produktivitas yang tinggi. Begitu juga halnya dengan tingkat pe ngalaman petani, bila semakin lama
pengalaman petani maka diharapkan petani tersebut akan lebih mampu mengatasi berbagai permasalahan di dalam bertani. Namun yang menjadi permasalahannya
adalah apakah pendidikan atau pengalaman yang menentukan meningkatnya produktivitas tanaman kopi dan bagaimana kontribusinya terhadap pengembangan
wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara. Atas dasar itu, maka peneliti tertarik untuk meneliti seberapa besar pengaruh
pendidikan dan pengalaman terhadap produktivitas tanaman kopi yang ada saat ini di Kabupaten Tapanuli Utara dan bagaimana kontribusinya terhadap pengembangan
wilayah di daerah tersebut.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di bagian latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pendidikan dan pengalaman terhadap tingkat produktivitas tanaman kopi ?
2. Bagaimana kontribusi usahatani tanaman kopi terhadap pengembangan wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara ?
1.3. Tujuan Penelitian