Tan Thong Kie I, op.cit., hal. 157 . Kerangka Konsepsi

7 berlakunya maupun norma-norma peraturan pengangkatan anak yang disisip pada beberapa produk perundang-undangan setelah Indonesia merdeka. Selanjutnya, kerangka teori Notaris. Secara etimologi, istilah Notaris yang merupakan pengemban profesi pada lembaga kenotarisan berasal dari bahasa latin yaitu Notarius. Secara terminologi, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah Notaris sebagai kata benda berarti orang yang mendapat kuasa dari Pemerintah dalam hal ini Departemen Kehakiman untuk mengesahkan dan menyaksikan berbagai surat perjanjian, surat wasiat, akta, dan sebagainya. 13 Untuk memahami lembaga Kenotarisan, perlu ditelusuri sistem hukum di dunia yang secara garis besar dipengaruhi sistem common law dan sistem civil law. Secara prinsip, perbedaan pada kedua sistem hukum tersebut adalah bahwa kerangka berpikir sistem civil law dari rasio dengan metode logika yang bersifat deduksi sedangkan common law bertitik tolak dari empiris dengan metode logika yang bersifat induksi. 14 Perbedaan sistem hukum tersebut, juga mempengaruhi lembaga Kenotarisan. Latin Style Notary merupakan notaris yang dikenal pada negara-negara yang dipengaruhi sistem civil law. Sedangkan yang dipengaruhi sistem common law, dikenal Anglo Saxon Notary Public selanjutnya disingkat Notary Public yang peranannya tidak terlalu berarti 15 dalam lalu lintas hukum. Banyak praktek hukum seperti pembuatan surat wasiat, pengurusan soal-soal yang menyangkut budel orang yang telah meninggal, jual beli rumah dan tanah, pendirian perseroan yang merupakan kompetensi para Notaris di Eropa daratan, di Inggeris justru dilakukan oleh para solicitor pengacara, advocat. 16 Hal tersebut, dilatarbelakangi sistem hukum pembuktian dan prinsip lain dalam pengadilan Inggeris.Sedangkan, di Indonesia yang secara prinsip masih dipengaruhi oleh sistem civil law, dengan sistem Peradilan yang berpedoman pada sistem logika deduksi dan orientasi sistem mengutamakan bukti-bukti tertulis, model lembaga kenotarisannya dipengaruhi oleh Latin Style Notary. J.A. Van Mourik dalam ceramahnya yang diucapkan di Jakarta pada tanggal 3 Maret 1992 di Sahid Jaya Hotel dihadapan para anggota IKAHI dan INI, sebagaimana dikutip oleh Tan Thong Kie 17 mencitrakan Latin Style Notary sebagai pejabat umum yang hakikat sifat profesinya impartiality tidak memihak. 13. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op.cit., hal. 694. 14. G.Alan Tarr, Judicial Process and Judicial Policy Making, West Publishing Co., St.Paul-USA, 1994, hal. 8. 15. Tan Thong Kie I, op.cit., hal. 157 16. Tan Thong Kie II, Studi Notariat dan Serba Serbi Praktek Notaris-buku II, PT.Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2000, hal. 230.

17. Tan Thong Kie I, op.cit., hal. 157 .

7 Tetty Ruslie Naulibasa : PERANAN NOTARIS PADA LEMBAGA PENGANGKATAN ANAK, 2008. 8 UU nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, mendefinisikan Notaris dari wewenangnya yang secara terperinci dijabarkan lagi pada pasal 15 UU nomor 30 tahun 2004. 18 Dalam penelitian ini, konsep Notaris merujuk pada latin style Notary sebagaimana yang dikenal di Indonesia sedangkan yang merujuk pada Anglosaxon Notary akan diabstraksi menjadi Notary Public.

2. Kerangka Konsepsi

Berdasarkan kerangka teori tersebut, maka pada penelitian ini konsep pengangkatan anak yang dimaksud adalah proses peralihan hak seorang anak dari lingkungan kekuasaan keluarga orang tua kandung atau walinya yang sah ke dalam lingkungan keluarga angkatnya sehingga melahirkan akibat-akibat hukum baik sebagian maupun keseluruhan bagi pihak yang mengangkat maupun anak angkat berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan. Sedangkan konsep Notaris merujuk pada latin style Notary yaitu Pejabat Umum yang memiliki kewenangan berdasarkan perundang-undangan untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan-ketetapan baik yang diwajibkan oleh perundang-undangan maupun dikehendaki oleh para pihak, sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat atau pihak lain berdasarkan perundang-undangan. Berdasarkan hal tesebut, yang merupakan kerangka konsepsi pada penelitian ini adalah peningkatan peranan Notaris sebagai salah satu profesi hukum yang mampu melindungi kepentingan pihak yang tidak atau kurang mengerti pada lembaga pengangkatan anak di Indonesia. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitan Metode penelitian yang dipergunakan adalah yuridis normatif dengan menganalisa implementasinya di lapangan, berupa tinjauan langsung ke Pengadilan Negeri Kelas IA, Medan.

2. Metode Pengumpulan Data