1. Tahap Penyusunan dan Perancangan
Sebagaimana produk hukum pada umumnya, Peraturan Daerah diwarnai oleh kepentingan-kepentingan politik pemegang kekuasaan di daerah.
170
Tahap penyusunan dan perancangan Rancangan Peraturan Daerah inisiatif yang akan diterbitkan oleh DPRD yang dituangkan dalam suatu Keputusan DPRD tentang
Tata Tertib DPRD
171
, yaitu: a. Beberapa pertimbangan untuk memilih Ranperda inisiatif DPRD, yakni;
1. Memilih Ranperda yang dinilai kurang memiliki bobot politis, yang
potensial menimbulkan banyak pertentangan antar fraksi atau partai; 2.
Memilih Ranperda yang menurut anggota dewan betul-betul berkaitan langsung dengan kepentingan rakyat terutama yang mendorong upaya
meningkatkan kesejahteraan rakyat; 3.
Memilih Ranperda yang menjadi concern bersama Anggota Dewan; 4.
Memilih Ranperda yang secara substansial tidak terlalu bersifat teknis. b. Tahap penyusunan dan perancangan Ranperda inisiatif DPRD, yakni;
Tahap I 1. Menetapkan Ranperda yang akan dirancang atas permintaan anggota atau
Komisi Dewan yang didasarkan pada Prolegda; 2. Permintaan asistensi oleh instansi pemrakarsa;
170
Moh. Mahmud MD, Op.cit, hal 9, mengatakan produk hukum lebih banyak diwarnai oleh kepentingan-kepentingan politik pemegang kekuasaan dominan.
171
Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor. 12K2006 tentang Perubahan atas Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor.
3K2004 tentang Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Flora Nainggolan : Pembentukan Peraturan Daerah Dikaitkan Dengan Peran Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan Ham Sum Atera Utara, 2009
USU Repository © 2008
3. Sekretariat perancangan membentuk tim asistensi yang terdiri dari para ahli yang terkait dengan materi;
4. Diskusi awal tim asistensi dengan pemrakarsa mengenai gambaran umum materi Ranperda.
Tahap II Penyusunan Draf I 1. Tim kerja melakukan pengkajian atau penelusuran informasi;
2. Merancang Naskah Akademik yang memuat latar belakang, tujuan, ruang lingkup yang akan diatur serta jangkauannya;
3. Merancang draf awal; 4. Menyampaikanmempresentasikan draf awaldraf I kepada Anggota
Komisi instansi pemrakarsa. Tahap III Penyusunan Draf II
1. Sosialisasi dan public hearing dalam rangka diskusi dengan publik dan dengan pihak terkait, baik instansi pemerintah ataupun Lembaga Swadaya
Masyarakat LSM serta Perguruan Tinggi; 2. Perbaikan draf awaldraf I;
3. Penyelesaian draf awaldraf II; 4. Presentasi Draf II haasil diskusi publik atau masukan dari masyarakat
kepada Pemrakarsa.
Flora Nainggolan : Pembentukan Peraturan Daerah Dikaitkan Dengan Peran Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan Ham Sum Atera Utara, 2009
USU Repository © 2008
Tahap IV Penyusunan Draf III 1. Penyempurnaan draf berdasarkan diskusi publik dan masukan pemrakarsa;
2. Perbaikan teknis perancangan; 3. Penyusunan penjelasan umum dan Pasal demi Pasal;
4. Draf III selesai disusun; 5. Persiapan persyaratan administratif pengajuan Ranperda penandatanganan
pengusul, pembuatan penjelasan pengusul dan penyampaian usul inisiatif kepada Dewan.
Tahap V Pembahasan ranperda berdasarkan tata tertib Dewan 1. Proses persetujuan menjadi Ranperda usul inisiatif Dewan;
2. Pembahasan Ranperda inisiatif Dewan.
2. Pembahasan dan Pengesahan Rancangan Peraturan Daerah