Kewenangan Departemen Hukum dan HAM

BAB III KEWENANGAN KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

A. Kewenangan Departemen Hukum dan HAM

di Bidang Peraturan Perundang-undangan Kewenangan adalah kemampuan yuridis dari orang. Kewenangan berdasarkan hukum publik adalah kemampuan yuridis dari badan. Hal ini mengandung pengertian yang sangat luas. Misalnya menyangkut kewenangan Menteri, sebagai wakil negara melakukan tindakan hukum berdasar hukum perdata. 187 Pasal 35 Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden No. 20 Tahun 2008, menyatakan bahwa Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia. Dalam Pasal 36 Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 juga diuraian bahwa dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di bidang hukum dan hak asasi manusia; 187 F.A.M. Stroink, Deconcentratie Terjemahan Ateng Syafruddin, Pemahaman tentang Dekonsentrasi, Bandung: Refika Aditama, 2006, hal.24 Flora Nainggolan : Pembentukan Peraturan Daerah Dikaitkan Dengan Peran Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan Ham Sum Atera Utara, 2009 USU Repository © 2008 b. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya; c. Pengelolaan barang milikkekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya; d. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya; e. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden. Keputusan Presiden Nomor 102 tahun 2001 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Departemen dalam Pasal 1 ayat 1 dan ayat 2 menyatakan Departemen dalam Pemerintahan Negara Republik Indonesia merupakan unsur pelaksana Pemerintah, dipimpin oleh Menteri Negara yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Pasal 12 Keputusan Presiden tersebut juga menyatakan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia. Pasal 13 huruf c Keputusan Presiden Nomor 102 tahun 2001 Tentang Kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan organisasi, dan tata kerja departemen disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi 188 pelaksanaan penelitian dan pengembangan terapan, pendidikan dan pelatihan tertentu serta penyusunan peraturan perundang-undangan yang menjadi kewenangannya 188 F.A.M. Stroink, Deconcentratie Terjemahan Ateng Syafruddin, Pemahaman tentang Dekonsentrasi, Bandung: Refika Aditama, 2006, hal. 11. Logemann mengartikan fungsi sebagai lingkungan kerja tertentu dalam hubungannya dengan keseluruhannya. Fungsi itu dalam hubungan dengan negara disebut ambtjabatan. Negara adalah organisasi jabatan, jabatan adalah badanperson. Flora Nainggolan : Pembentukan Peraturan Daerah Dikaitkan Dengan Peran Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan Ham Sum Atera Utara, 2009 USU Repository © 2008 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam rangka mendukung kebijakan di bidang hukum dan hak asasi manusia. Dalam Pasal 14 huruf f Keputusan Presiden itu juga dinyatakan bahwa dalam menyelenggarakan fungsinya Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai kewenangan pembinaan hukum dan peraturan perundang-undangan nasional. Tapi dalam interpretasi dari tindakan beralasan hukum perdata itu, dasar hukum publik dari tindakan badan itu dapat juga turut berperan. Maka, tindakan hukum publik dari setiap tindakan pemerintah, karena juga menyangkut sebagai badan adalah untuk kepentingan umum bukan untuk kepentingan badan atau wakil. Sejak diundangkannya Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, dan Undang-undang Nomor 5 tahun 2004 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, telah terdapat ketetapan perundang-undangan untuk mengalihkan seluruh pembinaan administrasi dan keuangan di bidang peradilan yang semula berada dibawah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia ke Mahkamah Agung Republik Indonesia. Maka, terhitung mulai 1 April 2004, telah dibuka lembaran sejarah baru dalam sistem ketatanegaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu penyerahan kekuasaan kehakiman ke dalam satu atap one roof dibawah Mahkamah Agung Republik Indonesia. Sebagai konsekwensinya, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia harus mengubah fungsinya untuk lebih memfokuskan pada peningkatan keahlian teknis hukum serta berperan aktif dalam advokasi pembaharuan hukum dan hak asasi Flora Nainggolan : Pembentukan Peraturan Daerah Dikaitkan Dengan Peran Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan Ham Sum Atera Utara, 2009 USU Repository © 2008 manusia. Dimana dengan perubahan fungsi ini diharapkan menjadi ”pemicu” terwujudnya sistem hukum nasional yang lebih baik, beralaskan hak asasi manusia dan responsif terhadap kepentingan semua kalangan dalam masyarakat. Tugas unit-unit utama Departemen Hukum dan HAM di antaranya merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis perundang- undangan serta pembinaan di bidang hukum nasional. 189 Salah satu unit utama Departemen Hukum dan HAM dalam menyelenggarakan tugas di bidang peraturan perundang-undangan adalah Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan. Pasal 14 ayat 2 Peraturan Presiden No. 10 Tahun 2005 tentang Unit organisasi dan tugas eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden No. 21 Tahun 2008 menyatakan bahwa Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang peraturan perundang-undangan , yang meliputi : 1. Perancangan peraturan perundang-undangan; 2. Harmonisasi peraturan perundang-undangan; 3. Publikasi, kerja sama dan pengundangan; 4. Litigasi perundang-undangan; 5. Fasilitasi perancangan peraturan daerah; 189 Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. M-01.PR.02.10 Tahun 2005 tentang Rencana Strategis Departemen Hukum dan HAM. Flora Nainggolan : Pembentukan Peraturan Daerah Dikaitkan Dengan Peran Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan Ham Sum Atera Utara, 2009 USU Repository © 2008 6. Pelayanan teknis dan administratif. 190 Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Peraturan Perundang- undangan menyelenggarakan fungsi: 191 1. Penyiapan perumusan kebijakan departemen di bidang peraturan perundang- undangan; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan perundang-undangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3. Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang peraturan perundang-undangan; 4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi; 5. Pelaksanaan urusan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat jenderal; 6. Penerbitan dan publikasi rancangan, proses dan hasil rancangan peraturan perundang-undangan serta bahan pendukung rancangan peraturan perundang- undangan; 190 Sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. M.09-PR.07.10 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Hukum dan HAM RI, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. M.HH-01.OT.01.01 Tahun 2008, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. M.HH-01.OT.01.01 Tahun 2009 Tanggal 27 Maret 2009. Perubahan dari Tahun 2007 ke Tahun 2008 dan terakhir Tahun 2009 memuat tentang perubahan tugas atas pengalihan Direktorat Daktiloskopi pada Direktorat Administrasi Hukum Umum AHU menjadi Pusat Daktiloskopi pada Sekjen Dep. Hukum dan HAM. Maka pengaturan mengenai tugas dan fungsi di bidang peraturan dan perundang-undangan tetap mengacu pada Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. M.09-PR.07.10 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Hukum dan HAM RI. 191 Ibid. Flora Nainggolan : Pembentukan Peraturan Daerah Dikaitkan Dengan Peran Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan Ham Sum Atera Utara, 2009 USU Repository © 2008 7. Penyelenggaraan sistem informasi peraturan perundang-undangan, pengelolaan data peraturan perundang-undangan, pendokumentasian, pengundangan dan pendistribusian peraturan perundang-undangan; 8. Penyelenggaraan kegiatan litigasi perundang-undangan dan pelaksanaan fasilitasi peraturan daerah. Seiring dengan itu, Undang-undang No. 10 Tahun 2004 juga menuntut peran Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai penjaga proses legislasi nasional. 192 Menyiapkan Draft Akademik, Rancangan Peraturan Perundang- undangan, Harmonisasi, mewakili pemerintah dalam pembahasan dengan DPR, serta mengawal hingga pengundangannya. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia di daerah dilaksanakan oleh instansi vertikal. 193 SM. Oentarto menyebutnya sebagai refleksi dari pengedepanan kebijakan sentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. 194 Pendelegasian kewenangan dapat dilakukan dengan mekanisme pelimpahan melalui mekanisme dekonsentrasi dan tugas pembantuan dari 192 Undang-undang tentang Pembentukan Pertauran Perundang-undangan dalam Pasal 15 dan Pasal 16 menyatakan, Perencanaan penyusunan Undang-Undang dilakukan dalam suatu Program Legislasi Nasional. Penyusunan Program Legislasi Nasional di lingkungan Pemerintah di- koordinasikan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya meliputi bidang Peraturan Perundang- undangan. Dalam Pasal ini termaktub pengertian bahwa menteri yang di maksud adalah Menteri Hukum dan HAM RI. 193 Pasal 1 Keputusan Presiden Nomor 64 tahun 2004 Tentang Kedudukan,tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja instansi vertikal di lingkungan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. 194 SM. Oentarto dkk, Op. cit, hal. 9. Sebagai illustrasi, pada masa orde baru, pemerintah lebih memberikan kewenangan kepada Kanwil sebagai perpanjangan tangan Departemen atau Lembaga Pemerintah Non Departemen LPND untuk menyediakan pelayanan publik. Flora Nainggolan : Pembentukan Peraturan Daerah Dikaitkan Dengan Peran Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan Ham Sum Atera Utara, 2009 USU Repository © 2008 pusat ke daerah melalui suatu undang-undang. 195 Sementara Laica Marzuki, dekonsentrasi merupakan ambtelijke decentralisastie atau delegatie van bevegdheid, yakni pelimpahan kewenangan dari alat perlengkapan negara di pusat kepada instansi bawahan, guna melaksanakan pekerjaan tertentu dalam menyelenggarakan pemerintahan. Pemerintah pusat tidak kehilangan kewenangannya karena instansi bawahan melaksanakan tugas atas nama pemerintah pusat. 196 Pendelegasian wewenang pada dekonsentrasi hanya bersifat menjalankan atau melaksanakan peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan pusat lainnya yang tidak berbentuk peraturan, yang tidak dapat berprakarsa menciptakan peraturan dan atau membuat keputusan bentuk lainnya untuk kemudian dilaksanakan sendiri pula. 197 Jika kewenangan dijalankan oleh pembuat undang-undang formal, Raja, Menteri atau dijalankan oleh badan yang berada dalam hubungan hierarkis dengan rajamenteri disebut dekonsentrasi. Dalam hal ini pelaksanaan kewenangan oleh pemerintah pusat. Dalam hubungan ini hirearkis semata-mata untuk perimbangan atas dasar posisi para pejabat departemen. Dari sini terlihat bahwa antara menteri dan badan yang didekonsentrasikan terdapat hubungan yang hierarkis dan mempunyai kewenangan bertindak berdasarkan hukum publik. Badan-badan yang didekonsentrasikan adalah badan-badan yang memiliki hubungan hierarkis terhadap menteri. 198 Asas dekonsentrasi tidak dimuat secara eksplisit dalam UUD 1945, baik sebelum atau 195 Agussalim Andi Gadjong, Op. cit, hal.173. 196 H.M. Laica Marzuki,Berjalan-jalan di Ranah Hukum,Jakarta: Sekjen dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, 2006, hal. 151. 197 Agussalim Andi Gadjong, Op. cit , hal 89 198 F.A.M. Stroink, Op. cit, hal. 30. Flora Nainggolan : Pembentukan Peraturan Daerah Dikaitkan Dengan Peran Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan Ham Sum Atera Utara, 2009 USU Repository © 2008 sesudah di amandemen, namun dimuat secara tegas dalam UU No. 5 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah dinyatakan bahwa tugas dan wewenang pejabat dekonsentrasi disebut sebagai tugas dan wewenang kepala wilayah. Hal ini disebut sebagai pelaksanaan Pasal 18 UUD 1945. Dimana sumber ketentuan tentang dekonsentrasi dalam UUD 1945 secara umum ditafsirkan sebagai konsekuensi logis dari susunan pemerintah menurut Pasal 2 UUD 1945. 199 Atribusi kewenangan terjadi apabila pendelegasian kekuasaan itu didasarkan pada amanat suatu konstitusi dan dituangkan dalam suatu peraturan pemerintah tetapi tidak didahului oleh suatu pasal dalam undang-undang untuk diatur lebih lanjut. Sedangkan dalam delegasi, kewenangan terjadi apabila pendelegasian kekuasaan didasarkan pada undang-undang dan suatu peraturan pemerintah yang sebelumnya diamanatkan dalam suatu pasal undang-undang untuk ditindaklanjuti. 200 Instansi vertikal di lingkungan Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia adalah Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia di Propinsi. 201 Unit organisasi ini diberikan tanggung jawab besar sebagai perpanjangan tangan 202 Departemen Hukum dan HAM di daerah dalam proses pembentukan peraturan 199 Disarikan ulang oleh Ateng Syafrudin dari ringkasan karya ilmiah F.A.M. Stroink dalam seminar di FH Uttrecht tahun 1986. Hal ini ditulis sebagai pengantar dalam buku pemahaman tentang dekonsentrasi. 200 Agussalim Andi Gadjong, Op. cit, hal 102. Sebagaimana dikutip ulang dari H.D. van wijk, hoofdstukken van administratief Rech, Vuga Uitgevenhage, 1984, hal.25. 201 Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 64 tahun 2004 Tentang Kedudukan,tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja instansi vertikal di lingkungan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. 202 Dari sini terlihat bahwa antara menteri dan badan yang didekonsentrasikan terdapat hubungan yang hierarkis dan mempunyai kewenangan bertindak berdasarkan hukum publik. Badan- badan yang didekonsentrasikan adalah badan-badan yang memiliki hubungan hierarkis terhadap menteri yaitu antara Departemen dengan Kantor Wilayah. Flora Nainggolan : Pembentukan Peraturan Daerah Dikaitkan Dengan Peran Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan Ham Sum Atera Utara, 2009 USU Repository © 2008 perundang-undangan di daerah law making process khususnya Peraturan Daerah dan dalam koordinasi program legislasi daerah. 203 Semua wewenang yang dilakukan oleh badan yang didekonsentrasikan merupakan bagian dari attributiedelegatie dari wewenang berdasarkan hukum publik. 204 Sehubungan dengan kewenangan yang di dekonsentrasikan itu, Kantor Wilayah sebagai instansi vertikal dari Departemen Hukum dan HAM dilibatkan dalam pembentukan Peraturan Daerah yang dibuat oleh Gubernur dan Bupati Walikota bersama DPRD. 205 Otomatis hal ini mengakibatkan Kanwil harus bersinggungan dengan instansi horizontal atau badan-badan di daerah baik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah KabupatenKota sera dengan DPRD. 206 Pelaksanaan wewenang dari berbagai badan ini dapat saling menyilang, sehingga koordinasi sangat diperlukan. 207 203 Sebagaimana dimaksudkan dalam Tugas pokok dan fungsi Divisi Pelayanan Hukum dan HAM dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-PR.07.10 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM. 204 F.A.M. Stroink, Op. cit, hal. 70 205 Hal ini ditegaskan juga dalam tugas pokok dan fungsi dari Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM yang berkedudukan di setiap provinsi. 206 Ada wewenang yang pelaksanaannya membawa serta akibat hukum berdasarkan hukum publik bagi rakyat dan ada wewenang yang ditujukan pada terjadinya akibat hukum berdasarkan hukum sipil. Di samping itu ada wewenang tanpa akibat hukum bagi rakyat, tetapi berakibat bagi orgaan pemerintah lain. Seperti yang diungkapkan oleh Stroink dalam deconsentration. Wewenang pemerintahan tidak langsung adalah kewenangan berdasarkan undang-undang formal yang bukan wewenang untuk melakukan tindakan hukum berdasarkan hukum publik, tetapi wewenang yang pelaksanaannya terarahkan pada tindakan hukum yang dilakukan oleh badan lain. 207 F.A.M. Stroink, Op. cit, hal. 80. Flora Nainggolan : Pembentukan Peraturan Daerah Dikaitkan Dengan Peran Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan Ham Sum Atera Utara, 2009 USU Repository © 2008

B. Kewenangan Kanwil Departemen Hukum dan HAM dalam Pembentukan