B. Kewenangan Kanwil Departemen Hukum dan HAM dalam Pembentukan
Peraturan Daerah
1. Tahap Perencanaan Penyusunan Peraturan Daerah
Penyusunan perencanaan pembentukan Perda dilakukan berdasarkan Prolegda yang disusun secara terkoordinasi, terarah dan terpadu. Pengkoordinasian Prolegda
merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Kanwil Dephukham. Pengkoordinasian tersebut
dilaksanakan oleh Divisi Pelayanan Hukum dan HAM khususnya Bidang Hukum. Namun demikian, Peraturan Menteri tersebut tidak mengatur secara rinci bagaimana
penyelenggaraan atau mekanisme pengkoordinasian Prolegda dilaksanakan.
208
Mekanisme kerja sama dan pengkoordinasian didasarkan pada pola perencanaan dan pola kebutuhan atau insidentil sesuai dengan tugas fungsi Kanwil Departemen
Hukum dan HAM.
Pola perencanaan didasarkan melalui anggaran rutin maupun nonrutin. Mekanisme kerja sama dengan instansi di daerah, didasarkan pada pembentukan tim
atau panitia yang dibentuk dengan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM. Mekanisme kerja dengan pola kebutuhan atau insidentil selama
ini, Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM biasanya bersifat pasif yakni, sebagai instansi yang diundang atau disertakan untuk memberikan masukan atau
instansi yang membantu penyelenggaraan kegiatan tertentu terkait dengan bidang hukum, baik yang diselenggarakan oleh instansi vertikal pusat maupun instansi
208
Hasil wawancara dengan Rosman Siregar sebagai Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM kanwil Departemen Hukum dan HAM Sumatera Utara pada Tanggal 1 Maret 2009.
Flora Nainggolan : Pembentukan Peraturan Daerah Dikaitkan Dengan Peran Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan Ham Sum Atera Utara, 2009
USU Repository © 2008
horizontal daerah, misalnya penyelenggaraan seminar, lokakarya, sosialisasi, penyuluhan hukum dan lain-lain.
Pembentukan peraturan perundang-undangan yang disusun sesuai dengan program legislasi tidak saja menghasilkan peraturan perundang-undangan yang
diperlukan untuk mendukung tugas umum pemerintahan dan pembangunan sesuai amanat UUD 1945, tetapi juga memenuhi kebutuhan hukum masyarakat sesuai
dengan tuntutan reformasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maupun di masa yang akan datang.
209
Terkait dengan peran yang strategis dan fungsi Kanwil Departemen Hukum dan HAM, beberapa permasalahan yang perlu dibahas berkenaan dengan mekanisme
kerja sama antar instansi adalah mengenai penyelenggaraan pengkoordinasian Prolegda Mekanisme kerja sama terkait dengan pengkoordinasian Prolegda, termasuk
peran Kantor wilayah Departemen Hukum dan HAM dalam Prolegda, sampai saat ini belum ditetapkan adanya pedoman atau aturan penyelenggaraannya.
210
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M-01.PR.07.10 Tahun 2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM
209
Hasil wawancara dengan Suharyono A.R sebagai Direktur Perancangan Peraturan Perundang-undangan Ditjen Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum dan HAM RI pada
Tanggal 12 Desember 2008.
210
Hasil wawancara dengan Rosman Siregar sebagai Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM kanwil Departemen Hukum dan HAM Sumatera Utara pada Tanggal 1 Maret 2009.
Flora Nainggolan : Pembentukan Peraturan Daerah Dikaitkan Dengan Peran Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan Ham Sum Atera Utara, 2009
USU Repository © 2008
menyebutkan bahwa Kantor Wilayah menyelenggarakan fungsi pengkoordinasian legislasi daerah
211
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, pengkoordinasian Prolegda didasarkan pada Pedoman Kegiatan Prolegda yang dikeluarkan oleh Badan Pembinaan Hukum
Nasional BPHN pada Tahun 2001. Pedoman tersebut sudah barang tentu tidak relevan lagi dengan perkembangan hukum yang ada, terutama terbentuknya UU P3,
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyusunan dan Pengelolaan
Program Legislasi Nasional Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pembentukan UU, PP, dan Perpres, dan Peraturan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Nomor M-01.PR.07.10 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Orta. Pedoman Kegiatan tersebut
Pedoman BPHN mengarahkan bahwa maksud dilakukannya penyusunan Prolegda oleh Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM adalah:
a. menginventarisasi Prolegda yang berasal dari pemerintah daerah, dalam hal ini
dinas-dinas dan instansi di tingkat daerah provinsi yang dapat dan berhak mengajukan inisiatif perda;
b. menganalisis dan mengevaluasi penentuan skala prioritas dan substansi
Prolegda yang akan segera dibahas di DPRD;
211
Sebagaimana dimaksudkan dalam Tugas pokok dan fungsi Divisi Pelayanan Hukum dan HAM dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-PR.07.10 Tahun 2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM.
Flora Nainggolan : Pembentukan Peraturan Daerah Dikaitkan Dengan Peran Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan Ham Sum Atera Utara, 2009
USU Repository © 2008
c. melakukan pemantauan agar penyusunan Prolegda tidak bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan yang lebih tinggi. Tujuan yang hendak dicapai adalah terciptanya keterpaduan dan
keharmonisan dalam penyusunan rencana pembentukan peraturan perundang- undangan yang tertuang dalam Prolegda. Dalam kenyataannya, Pedoman tersebut
belum dilaksanakan seluruhnya sesuai dengan arahan yang diinginkan oleh Kepala BPHN. Hal ini dikarenakan instrumen hukum Pedoman tersebut yang kurang kuat. Di
beberapa daerah provinsi, Pedoman Kegiatan tersebut baru dilaksanakan sebatas kegiatan menginventarisasi Prolegda yang berasal dari pemerintah daerah. Bagaimana
menerapkan urutan prioritas dan menelaah mengenai materi Raperda agar tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi, belum dilaksanakan secara
menyeluruh.
2. Tahap Persiapan dan Teknik Penyusunan serta Perumusan Rancangan