Tahap Perancangan Pembentukan Peraturan Daerah Dikaitkan Dengan Peran Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan Ham Sum Atera Utara

Satuan Kerja Perangkat Daerah melaporkan perkembangan rancangan produk hukum daerah danatau permasalahan kepada Sekretaris Daerah untuk memperoleh arahan. 156

2. Tahap Perancangan

a. Setelah mendapat persetujuan Sekretaris Daerah, Pimpinan Unit Kerja menyiapkan draf awal dan melakukan pembahasan. Dalam pembahasan draf awal melibatkan BiroBagian Hukum dan Unit Kerja terkait. b. Tanpa mengurangi prakarsa Unit KerjaDinas BiroBagian Hukum dapat melakukan penyusunan produk hukum daerah. Unit kerja dapat mendelegasikan kepada BiroBagian Hukum untuk melakukan penyusunan dan pembahasan rancangan produk hukum daerah. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 5 ayat 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah. c. Penyusunan produk hukum dapat dibentuk Tim Antar Unit Kerja di uraikan dalam Pasal 5 ayat 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah. Tim tersebut diketuai oleh Pejabat Pimpinan Unit Kerja yang ditunjuk oleh Kepala Daerah dan Kepala BiroBagian Hukum berkedudukan selaku Sekretaris Tim. Penunjukan ini di dasarkan pada Pasal 5 ayat 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk 156 Pasal 7 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah. Flora Nainggolan : Pembentukan Peraturan Daerah Dikaitkan Dengan Peran Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan Ham Sum Atera Utara, 2009 USU Repository © 2008 Hukum Daerah . Dari hasil penelitian, Tim Antar Unit Kerja dalam pembentukan suatu Ranperda tidak selalu diketuai oleh Pejabat Pimpinan Unit Kerja tetapi dapat dilimpahkan kepada wakil instansi terkait yang dihunjuk. Seperti pada penyusunan Ranperda Provinsi Sumatera Utara tentang Penanganan Gelandangan dan Pengemis. Ranperda itu diprakarsai oleh Dinas Sosial tetapi tim menghunjuk Wakil dari perguruan tinggiakademisi untuk mengetuai tim tersebut. d. Setelah rencana produk hukum selesai dilakukan pembahasan, Pimpinan Unit Kerja menyampaikan kepada Sekretaris Daerah melalui BiroBagian Hukum untuk selanjutnya diajukan kepada Kepala Daerah. e. Sebelum rancangan produk hukum disampaikan kepada Kepala Daerah, harus terlebih dahulu mendapat paraf dari Pimpinan Unit Kerja terkait. Ketentuan ini diatur dalam Pasal 8 ayat 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah. Pelaksanaan paraf dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah yang dalam hal ini BiroBagian Hukum. f. Rancangan produk hukum yang telah mendapat paraf koordinasi Pimpinan Unit Kerja, disampaikan oleh Kepala BiroBagian Hukum kepada Sekretaris Daerah 157 untuk diajukan kepada Kepala Daerah. 157 Pasal 8 ayat 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah. Flora Nainggolan : Pembentukan Peraturan Daerah Dikaitkan Dengan Peran Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan Ham Sum Atera Utara, 2009 USU Repository © 2008 g. Dalam Pasal 8 ayat 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah ditegaskan bahwa Sekretaris Daerah dapat melakukan perubahan danatau penyempurnaan terhadap rancangan produk hukum daerah yang telah diparaf koordinasi. Perubahan danatau penyempurnaan rancangan produk hukum daerah dikembalikan kepada pimpinan satuan kerja perangkat daerah pemrakarsa. 158 Hasil penyempurnaan rancangan produk hukum daerah tersebut disampaikan kepada Sekretaris Daerah setelah dilakukan paraf koordinasi oleh Kepala Biro Hukum dan Kepala Bagian Hukum dan pimpinan satuan perangkat daerah terkait. 159

3. Tahap Pembahasan