Manfaat Perencanaan Pajak Tax Planning

25 Pendekatan yang kedua juga ada risikonya, dan cara yang atau jalan yang ditempuh juga sama dengan alternatif pertama, hanya saja peraturan pajak memberikan beban-beban yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk menentukan jumlah pajak yang harus dibayar. Undang-Undang Pajak Penghasilan No.10 tahun 1994, pasal 6. Sebenarnya pembayaran pajak dapat dengan mudah dihindari dengan tidak melakukan perbuatan yang memberi alasan untuk dikenai pajak, yaitu dengan meniadakan atau tidak melakukan hal-hal yang dapat dikenakan pajak. Perlu diketahui bahwa pembayaran jumlah pajak yang kurang dari seharusnya, bukan hanya dapat dilakukan dengan suatu perencanaan tax planning, tapi bisa juga karena kelalaian wajib pajak itu sendiri, misalnya dalam hal: a. Ignorance atau ketidaktahuan, adalah wajib pajak tidak sadar atau tidak tahu akan adanya ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tersebut. b. Error atau kesalahan, adalah wajib pajak paham dan mengerti mengenai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, tetapi salah dalam menghitung datanya. c. Misunderstanding atau kesalahpahaman, adalah wajib pajak salah menafsirkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. d. Negliance atau kealpaan, adalah wajib pajak alpa untuk menyimpan buku beserta bukti-bukti secara lengkap. 26 Menurut Brotodihardjo 2003:13-14 lebih lanjut membedakan perlawanan terhadap pajak menjadi dua yaitu: a. Perlawanan pasif meliputi hambatan-hambatan yang mempersukar pemungutan pajak yang erat hubungannya dengan struktur ekonomi suatu negara, perkembangan intelektual dan moral penduduk serta sistem dan cara pemungutan pajak itu sendiri. b. Perlawanan aktif. Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada fiskus dan bertujuan untuk menghindari pajak. Perlawanan aktif ini meliputi penghindaran diri dari pajak, pengelakan pajak, dan melalaikan pajak. Dapat disimpulkan bahwa usaha-usaha dengan menggunakan strategi yang bertujuan untuk penghematan pajak atau meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar atau mengatur jumlah pajak yang dibayar yang dilakukan oleh wajib pajak, dikategorikan sebagai perlawanan aktif.

E. Langkah-Langkah Perencanaan Pajak Tax Planning

Menurut Tjahjono 2001, perencanaan pajak yang dapat dilakukan adalah:

1. Memaksimalkan Penghasilan yang Dikecualikan

Usaha memaksimalkan penghasilan yang dikecualikan adalah usaha memaksimalkan penghasilan yang bukan objek pajak dengan 27 mendasarkan pada variabel penghasilan yang bukan sebagai objek pajak. Peluang ini tercantum dalam pasal 4 3 Undang-Undang Pajak Penghasilan no.10 tahun 1994, yang mengatur tentang penghasilan yang tidak termasuk objek pajak, yaitu: a. Bantuansumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan para penerima zakat yang sah, sepanjang tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan. b. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. c. Warisan. d. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, BUMN dan BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, dan bentuk badan usaha lainnya sebagai pengganti saham atau sebagai penyertaan modal.

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK YANG TERDAFTAR PADA KPP PRATAMA SUKOHARJO Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Wajib Pajak yang Terdaftar Pada KPP Pratama Sukoharjo.

0 2 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK YANG TERDAFTAR PADA KPP Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Wajib Pajak yang Terdaftar Pada KPP Pratama Sukoharjo.

0 2 18

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Wajib Pajak yang Terdaftar Pada KPP Pratama Sukoharjo.

0 2 11

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN YANG TERDAFTAR DI KPP PRATAMA SURAKARTA Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Badan yang Terdaftar di KPP Pratama Surakarta.

0 2 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Badan yang Terdaftar di KPP Pratama Surakarta.

0 2 17

PENDAHULUAN Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Badan yang Terdaftar di KPP Pratama Surakarta.

0 1 11

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK BADAN YANG TERDAFTAR DI KPP Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Badan Yang Terdaftar Di KPP Pratama Boyolali.

1 8 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK BADAN YANG TERDAFTAR DI KPP Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Badan Yang Terdaftar Di KPP Pratama Boyolali.

0 3 17

PENDAHULUAN Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Badan Yang Terdaftar Di KPP Pratama Boyolali.

0 2 8

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tax Compliance Penyetoran SPT Masa Wajib Pajak Badan (Studi Kasus Pada KPP Pratama Pangkalpinang). - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 21