31
b. Beban yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu atau anggota.
c. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan sewa guna usaha
dengan hak opsi, cadangan untuk usaha asuransi dan cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan yang ketentuan dan
syaratnya ditentukan oleh menteri keuangan. d. Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa,
asuransi dwiguna dan asuransi beasiswa, yang dibayar oleh wajib pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi
kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi wajib pajak yang bersangkutan.
e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan
kenikmatan, kecuali yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan dengan keputusan menteri keuangan.
f. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan. g. Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 3 huruf a dan b. h. Pajak penghasilan.
i. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan wajib pajak atau orang yang menjadi tanggungannya.
32
j. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham.
k. Sanksi administrasi berupa bunga, denda yang berkenaan dengan pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan.
3. Meminimalkan Tarif Pajak
Tindakan ini dapat dilakukan dengan upaya pengenaan pajak dengan tarif seminimal mungkin. Hal ini dapat ditempuh antara
lain mengalokasikan penghasilan dalam beberapa tahun atau dalam perusahaan yang masih dalam satu grup.
Sedangkan menurut
Lumbantoruan 1996:485-486
perencanaan pajak dapat ditempuh sebagai berikut: a. Mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari ketentuan
mengenai pengecualian dan potongan atau pengurangan yang diperkenankan.
b. Mengambil keuntungan
dari pemilikan
bentuk-bentuk perusahaan yang tepat.
c. Mendirikan perusahaan dalam satu jalur usaha sehingga dapat diatur secara keseluruhan penggunaan tarif pajak, potensi
penghasilan, kerugian dan aktiva yang bisa dihapus. d. Menyebarkan penghasilan menjadi beberapa tahun untuk
mencegah penghasilan tersebut termasuk dalam kategori
33
pendapatan yang tarifnya tinggi. Bila mungkin pembayaran pajak bisa ditunda.
F. Motivasi Melakukan Perencanaan Pajak Tax Planning
Motivasi diartikan sebagai semua kondisi yang memberikan dorongan dalam diri seseorang yang digambarkan sebagai keinginan,
kemauan, dorongan dsb Gibson, Donnelly, Ivancevich, 1997:340 dalam Rini, Sartika, 2008. Motivasi dilakukannya perencanaan pajak adalah
keinginan untuk meminimalkan beban pajak yang pada akhirnya dapat memaksimalkan laba setelah pajak karena pajak ikut mempengaruhi
pengambilan keputusan atas suatu tindakan dalam operasi perusahaan. Dimana perencanaan pajak merupakan salah satu unsur penunjang untuk
mencapai tujuan perusahaan. Unsur penunjang lainnya yaitu unsur pendapatan atau penghasilan yang dihasilkan oleh perusahaan, dimana
pendapatanpenghasilan merupakan objek pajak tidak final dan ada juga yang merupakan objek pajak final.
Dalam penelitian ini, membatasi faktor-faktor yang memotivasi manajemen perusahaan melakukan tax planning menurut Suandy
2011:10 yaitu kebijakan perpajakan, undang-undang perpajakan, administrasi perpajakan, loopholes dan tarif pajak tax rates.
1. Kebijakan Perpajakan Tax Policy
Kebijakan perpajakan tax policy merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang hendak dituju dalam sistem perpajakan dari berbagai aspek
34
kebijaksanaan pajak, berikut akan diuraikan faktor-faktor yang mendorong dilakukannya suatu perencanaan pajak Suandy, 2011: 11 yaitu:
a. Pajak yang akan dipungut
Di dalam sistem perpajakan ada berbagai tipe pajak yang harus menjadi pertimbangan utama baik berupa pajak langsung maupun
pajak tidak langsung dan cukai seperti: 1 Pajak Penghasilan Badan dan Perseorangan
2 Pajak atas capital gains 3 Witholding tax atas gaji, dividen, sewa, bunga, royalti, lain-lain.
4 Pajak atas impor, ekspor, serta bea masuk. 5 Pajak atas undianhadiah.
6 Bea materai. 7 Capital Transfer taxestransfer duties.
8 Business licence dan trade taxes lainnya. Terdapat berbagai kewajiban jenis pajak yang harus dibayar di
mana masing-masing jenis pajak tersebut mempunyai sifat perlakuan pajak sendiri-sendiri. Misalnya bea masuk dianggap sebagai biaya
yang dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak atau bisa dimintakan restitusi apabila kita melakukan ekspor barang, sedangkan
pajak penghasilan adalah pajak atas laba atau penghasilan kena pajak yang dapat mengurangi besarnya penghasilan bersih setelah pajak.
Maka agar tidak mengganggu atau tidak memberatkan arus kas perusahaan, diperlukan perencanaan pajak yang baik untuk bisa