4
f. Mengetahui korelasi antara kadar glukosa darah post prandial GDPP dan
peningkatan kualitas hidup mental penderita diabetes melitus tipe 2 di RSUD Cilegon.
1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1
Manfaat bagi responden :
a. Memberikan informasi dan pengetahuan kepada responden tentang
usaha pengendalian diabetes melitus tipe 2 melalui kadar glukosa darah yang terkontrol.
b. Memberikan informasi kepada responden tentang usaha peningkatan
kualitas hidup fisik dan mental para penderita diabetes melitus tipe 2.
1.5.2 Manfaat bagi Peneliti
a. Merupakan prasyarat untuk menempuh jenjang pendidikan klinik
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Meningkatkan kemampuan dan pengalaman dalam melakukan
penelitian berbasis komunitas. c.
Meningkatkan kemampuan dalam menentukan permasalahan di masyarakat.
1.5.3 Manfaat bagi Perguruan Tinggi
a. Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan
fungsi dan tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat. b.
Sebagai data awal bagi penelitian-penelitian selanjutnya terutama dalam bidang kualitas hidup penderita diabetes melitus tipe 2.
5
1.5.4 Manfaat bagi RSUD setempat dan masyarakat :
a. Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi RSUD untuk meningkatkan
pelayanan dan pengelolaan diabetes melitus tipe 2 secara komprehensif.
b. Memberikan informasi dan pengetahuan masyarakat terutama
keluarga penderita dalam usaha pengendalian diabetes melitus tipe 2 melalui kontrol glukosa darah yang baik.
c. Memberikan informasi dan pengetahuan masyarakat terutama
keluarga penderita dalam usaha peningkatan kualitas hidup fisik dan mental para penderita diabetes melitus tipe 2.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah sekelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia.
3
Menurut American Diabetes Association ADA tahun 2013, diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemi kronik pada diabetes berhubungan
dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah.
13
Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insiden dan prevalensi diabetes melitus tipe 2 di berbagai
penjuru dunia.
3
Di Indonesia, WHO memprediksikan jumlah penyandang diabetes melitus tipe 2 diperkirakan meningkat dari 8,4 juta orang pada tahun 2000
menjadi sekitar 21,3 juta orang pada tahun 2030, sedangkan International Diabetes Federation
IDF pada tahun 2009, memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes melitus tipe 2 dari 7,0 juta pada tahun 2009 menjadi 12,0
juta pada tahun 2030.
1
Peningkatan insiden diabetes melitus tipe 2 dipengaruhi dengan dengan adanya urbanisasi. Populasi diabetes tipe 2 akan meningkat 5-10 kali lipat karena
terjadi perubahan perilaku rural-tradisional menjadi urban dan menunjukkan kecenderungan peningkatan setiap tahunnya.
2,15
Contoh penelitian di Jakarta daerah urban dari prevalensi diabetes melitus tipe 2 1,7 pada tahun 1982
menjadi 5,7 pada tahun 1993 dan kemudian menjadi 12,8 pada tahun 2001. Penelitian terakhir antara tahun 2001-2005 di Depok sub-urban menunjukkan
prevalensi diabetes melitus tipe 2 sebesar 14,7, sedangkan di Makassar prevalensi pada tahun 2005 mencapai 12,5.
2
6