Pengendalian Diabetes Melitus Tipe 2

sedangkan gangguan makrovaskular telah muncul sejak prediabetes. Semakin tingginya tingkat resistensi insulin dapat terlihat dari peningkatan kadar glukosa darah puasa maupun postprandial. 18,20 Selain itu, semakin tinggi tingkat resistensi insulin, semakin rendah kemampuan inhibisinya terhadap glikogenolisis dan glukoneogenesis menyebabkan semakin tinggi pula tingkat produksi glukosa dari hepar. 20 Jadi dapat disimpulkan perjalanan penyakit diabetes melitus tipe 2 pada awalnya ditentukan oleh kinerja fase 1 yang kemudian memberi dampak negatif terhadap kinerja fase 2 dan berakibat langsung terhadap peningkatan kadar glukosa darah hiperglikemia. Hiperglikemia terjadi tidak hanya disebabkan oleh gangguan sekresi insulin yaitu defisiensi insulin, namun pada saat bersamaan juga oleh rendahnya respons jaringan tubuh terhadap insulin. 18,20

2.4 Pengendalian Diabetes Melitus Tipe 2

Pemantauan glikemik dan metabolik penderita diabetes melitus tipe 2 merupakan hal yang penting dan bagian dari pengelolaan penyakit. 2 Hasil pemantauan tersebut digunakaan untuk menilai keberhasilan pengelolaan yang meliputi keberhasilan edukasi, penyesuaian diet, latihan jasmani, dan pengobatan yang dilakukan. 2 Pengelolaan tersebut bertujuan menjaga kadar glukosa darah dalam interval normal sehingga keadaan hiperglikemia ataupun hipoglikemia dapat terhindarkan. Selain itu, pengendalian yang baik dapat menurunkan risiko komplikasi baik makrovaskular maupun mikrovaskular. 21 Untuk menyatakan kadar glukosa darah terkontrol, tidak dapat tergantung pada hilangnya gejala diabetes melitus tipe 2 saja, tetapi harus dengan pemeriksaan kadar glukosa darah. Kontrol glikemik dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: 21 ™ prandial GDPP. ™ Pengukuran HbA1 Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa GDP dan kadar glukosa post C. Tabel 2.3 Kriteria Pengendalian Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2, 22 Parameter Risiko KV - Risiko KV + IMT kgm2 18.5 - 23 18.5 - 23 Tekanan darah sistolik mmHg diastolik mmHg Pria 40 Wanita 50 Pria 40 Wanita 50 HbA1C mgdL h post prandial mgdL 140 140 130 130 Tekanan Darah 80 80 Kolesterol LDL mgdL 100 70 Keloesterol HDL mgdL Trigliserida mgdL 150 150 7 7 Glukosa darah puasa 100 100 Glukosa dara Namun, beberapa organisasi diabetes d miliki target pengendalian likemik yang berbeda pada dewasa. Selain itu dibedakan pula target pengen elitus di Dunia 22 Organisasi HbA1C GDP mgdL GDPP mgdL unia me g dalian kadar glukosa darah bagi penderita diabetes melitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2 yaitu sebagai berikut : Tabel 2.4 Kriteris Pengendalian Diabetes M ADA, 2013 7 70 - 130 180 AACE ≤ elitus tipe 1 135 – 160 tus tipe 2 ≤ 6.5 108 135 , 2013 ≤ 6.5 110 140 IDF, 2009 6.5 110 145 ESC EASD Diabetes m ≤ 6.5 108 Diabetes meli Peningkatan kadar glukosa darah puasa, lebih ditentukan oleh peningkatan produk gkatan kadar glukosa post prandial ditentukan oleh sekresi glukosa darah puasa yaitu dengan .5 Definisi Kualitas Hidup masih belum berlaku secara umum dan cenderung bersifa si glukosa secara endogen yang berasal dari proses glukoneogenesis dan glikogenolisis di jaringan hepar. Kedua proses ini berlangsung secara normal pada orang sehat karena dikontrol oleh hormon insulin. Jika jaringan hepar resisten terhadap insulin, maka efek inhibisi hormon tersebut terhadap mekanisme produksi glukosa endogen secara berlebihan menjadi tidak optimal. Semakin tinggi tingkat resistensi insulin, semakin rendah kemampuan inhibisinya terhadap proses glikogenolisis dan glukoneogenesis dan semakin tinggi pula tingkat produksi glukosa dari hepar. Hal ini dicerminkan dengan semakin tingginya kadar glukosa darah puasa. 18,21 Sedangkan penin fase 1 insulin atau acute insulin secretion response = AIR yang tidak adekuat. AIR yang normal diperlukan untuk mempertahankan berlangsungnya proses metabolisme glukosa secara fisiologis, terutama mengantisipasi kadar glukosa darah yang biasanya meningkat tajam, segera setelah makan. AIR yang berlangsung normal bermanfaat dalam mencegah terjadinya postprandial spike. Pada penderita diabetes melitus tipe 2, keadaan normal ini tidak terjadi sehingga dapat menimbulkan hiperinsulinemia kompensatif. 18 Prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan mengambil darah kapiler sebanyak 5-10 ml setelah penderita diabetes melitus tipe 2 menjalani puasa selama 8-10 jam. Setelah kadar glukosa darah puasa diperiksa, pasien diperbolehkan untuk makan, 2 jam kemudian dilakukan pemeriksaan glukosa darah post prandial. 23 2 Definisi kualitas hidup t subjektif. Kualitas hidup adalah ukuran gabungan yang terdiri dari fungsi fisik, mental, dan sosial yang ditunjukkan oleh masing-masing individu atau sekelompok individu yang menyatakan kegembiraan, kepuasan, dan keberhasilan yang dialami dalam hidup dan lebih menekankan pada kesehatan, perkawinan, pekerjaan, keluarga, kondisi keuangan, kesempatan pendidikan, harga diri, kreativitas, rasa memiliki, dan kepercayaan terhadap orang lain. Dalam ilmu sosial, kualitas hidup meliputi tingkat keselamatan, tingkat kebebasan, kesempatan, serta kesehatan. 24 Semakin tinggi tingkat kesejahteraan seseorang akan menunjukkan semakin besar kualitas hidupnya. 25 Definisi kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan atau health- related anyak dimensi dan perspektif. Hal ini menim erti tingkat aktivitas, n pencapaian tujuan an bagaimana seseorang menjalin hubungan gan gejala penyakit dan efek lah menunjukkan pada tujuan dan arti hidup quality of life HRQoL diambil dari definisi sehat WHO, yaitu A state of complete physical, mental, and social wellbeing and not merely the absence of disease or infirmity. 26 Dalam bahasa Indonesia, sehat adalah keadaan baik atau sejahtera yang lengkap secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata–mata terbebas dari penyakit dan kecatatan. 26 Kualitas hidup mempunyai b bulkan problem yang kompleks dalam hal konseptualisasi dan pengukuran. Menurut King, terdapat lima dimensi yang harus dinilai dalam menjelaskan kualitas hidup seseorang. Kelima dimensi tersebut yaitu : 27 1. Dimensi fisik adalah kemampuan fungsional sep kekuatan energi, perawatan diri, dan kesuburan. 2. Dimensi psikologis termasuk kepuasan hidup da hidup, stres, harga diri, mekanisme pertahanan diri, keinginan, depresi, dan ketakutan. 3. Dimensi sosial menunjukk dengan keluarga, teman, kolega pada pekerjaan, dan masyarakat umum termasuk kepuasan seksual. 4. Dimensi somatik berhubungan den samping perawatan. 5. Dimensi spiritual ada seseorang. Sedangkan menurut WHO dalam Pedoman Pengukuran Kualitas Hidup WHOQOL-BREF, ada 6 domain terkait penilaian kualitas hidup seseorang. Domain tersebut antara lain: 28 1. Kesehatan fisik physical health yang meliputi kesehatan umum, nyeri, energi dan vitalitas, aktivitas seksual, tidur, dan istirahat. 2. Kesehatan psikologis psychological health yang meliputi cara berpikir, belajar, memori, dan konsentrasi. 3. Tingkat aktivitas level of independence yang meliputi mobilitas, aktivitas sehari-hari, komunikasi, dan kemampuan kerja. 4. Hubungan sosial social relationship yang meliputi hubungan sosial, dan dukungan sosial. 5. Lingkungan environment yang meliputi keamanan, lingkungan rumah, kepuasan kerja. 6. Kepercayaan rohani atau religius spiritualityreligion beliefs.

2.6 Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus

Dokumen yang terkait

Hubungan Kepatuhan Diet dengan Kualitas Hidup pada Penderita Diabetes Melitus di RSUD Dr. Pirngadi Medan

16 149 122

Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Gula Darah Puasa Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon Tahun 2013

3 10 59

Hubungan Kadar Glukosa Darah Puasa dengan Profil Lipid pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon Periode Januari 2012-April 2013

3 34 70

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 Hubungan Kecemasan Dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUD Salatiga.

0 3 13

HUBUNGAN ANTARA KADAR GLUKOSA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KUALITAS HIDUP PADA Hubungan Antara Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Kualitas Hidup Pada Peserta Prolanis Askes Di Surakarta.

1 2 13

HUBUNGAN ANTARA KADAR GLUKOSA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KUALITAS HIDUP PADA Hubungan Antara Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Kualitas Hidup Pada Peserta Prolanis Askes Di Surakarta.

0 4 17

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Moewardi.

0 2 15

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN HIPERTENSI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM Hubungan Kadar Gula Darah Dengan Hipertensi Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

0 3 14

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GULA DARAHPADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

0 1 16

KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun.

0 1 17