Teori Difusi Inovasi Waktu dan Tempat Penyuluhan

Kompetensi ialah penguasaan yang dimiliki komunikator pada masalah yang dibahasnya. Sikap menunjukkan pribadi komunikator apakah ia tegar atau toleran dalam prinsip. Tujuan menunjukkan apakah hal-hal yang disampaikan itu punya maksud yang baik atau tidak. Kepribadian menunjukkan apakah pembicaraan memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat, sedangkan dinamika menunjukkan apakah hal yang disaampaikan itu menarik atau sebaliknya justru membosankan. b. Daya Tarik Attractive Daya tarik adalah saalah satu faktor yang harus dimiliki oleh seorang komunikator selain kredibilitas. Faktor daya tarik attractiveness banyak menentukan berhasil tidaknya komunikasi. Pendengar atau pembaca bisa saja mengikuti pandangan seorang komunikator karena ia memiliki daya tarik dalam hal kesamaan similarity, dikenal baik familiarity, disukai liking, dan fisiknya physic. c. Kekuatan Power Kekuatan ialah kepercayaan diri yang harus dimiliki seorang komunikator jika ia ingin memengaruhi orang lain.

I.5.3. Teori Difusi Inovasi

Difusi adalah sebuah proses dimana inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu kepada seluruh anggota sistem sosial. Difusi inovasi merupakan bagian khusus yang dari proses komunikasi yang ada disebabkan informasi yang dipertukarkan adalah inovasi. Teori difusi inovasi adalah sebuah model yang menggambarkan aktivitas pertukaran informasi baru yang berlangsung dengan tujuan terjadinya proses adopsi inovasi dalam diri khalayak Purba, 2006: 57. Teori difusi inovasi dikembangkan oleh Everett M. Rogers. Rogers mendefinisikan difusi sebagai proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota suatu sistem Universitas Sumatera Utara sosial. Difusi adalah suatu komunikasi jenis khusus yang yang berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan sebagai ide baru. Sedangkan komunikasi didefinisikan sebagai proses dimana para pelakunya menciptakan informasi dan saling bertukar informasi untuk mencapai pengertian bersama. Di dalam pesan itu terdapat ketermasaan newness yang memberikan ciri khusus kepada difusi yang menyangkut ketidakpastian uncertainty. Derajat ketidakpastian seseorang akan dapat dikurangi dengan jalan memperoleh informasi. Dilla, 2007: 53 Proses penyebarserapan inovasi terdiri dari 4 unsur utama, yaitu: 1 suatu inovasi, 2 yang dikomunikasikan melalui saluran tertentu, 3 dalam jangka waktu tertentu, 4 diantara para anggota suatu sistem sosial. Dalam pandangan masyarakat yang menjadi klien dalam penyebarserapan suatu inovasi, ada lima atribut yang menandai setiap inovasi, yaitu: 1 Keuntungan-keuntungan relatif. Apakah cara-cara atau gagasan baru ini memberikan keuntungan relative bagi mereka yang kelak menerimanya? 2 Keserasian. Apakah inovasi yang hendak didifusikan itu serasi dengan nila-nilai, sistem kepercayaan, gagasan yang lebih dahulu diperkenalkan? Begitu pula, apakah inovasi yang dimaksud itu serasi dengan kebutuhan, selera, adat-istiadat, dan karakteristik penting lainnya dari masyarakat yang bersangkutan? 3 Kerumitan. Apakah inovasi tersebut rumit? Pada umumnya masyarakat tidak atau kurang berminat pada hal-hal yang rumit; karena selain sukar dipahami, juga cenderung dirasa sebagai beban. 4 Dapat dicobakan. Suatu inovasi akan lebih cepat diterima bila dapat dicobakan lebih dahulu dalam ukuran skala kecil sebelum orang terlanjur menerima secara keseluruhan. Universitas Sumatera Utara 5 Dapat dilihat. Bila suatu inovasi dapat dilihat langsung buktinya, maka orang akan lebih mudah untuk menerimanya, ketimbang yang berupa gagasan-gagasan atau ide yang abstrak. Nasution 1990: 15-17 Pada Penelitian Penyuluhan Kanker Servirs oleh PKBI SUMUT, poin ke empat dan lima di atas, tidak dapat dijadikan bahan penelitian dikarenakan inovasi yang dibawa dalam penyuluhan ini, yakni pap smear, tidak dapat di cobakan dan di lihat. Namun, teori Difusi Inovasi ini tetap dijadikan sebagai landasan dalam penelitian. Everett M. Rogers dan Floyd Shoemaker memperkenalkan sebuah formula baru dalam proses adopsi inovasi. Teori adopsi tersebut diformulasikan menjadi 4 tahap, yakni: 1. Pengetahuan : mengetahui adanya inovasi dan memiliki pengertian bagaimana inovasi tersebut berfungsi. 2. Persuasi : menentukan sikap suka atau tidak suka terhadap inovasi tersebut. 3. Keputusan : terlibat dalam kegiatan yang membawa seseorang pada situasi memilih apakah menerima atau menolak. 4. Konfirmasi : mencari penguat bagi keputusan yang telah diambil sebelumnya. Jika informasi yang diperoleh bertentangan maka seseorang dapat merubah keputusan tersebut. Purba, 2006: 57-58 Universitas Sumatera Utara

I.5.4. Kanker Serviks dan Pap Smear A. Kanker Serviks

Dokumen yang terkait

Tingkat Partisipasi Wanita Dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian Dan Faktor - Faktor Yang Mempengaruhinya

1 50 118

Komunikasi Penyuluhan dan Tingkat Adopsi Inovasi (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Penyuluhan Pembuatan Bokashi oleh PT.Toba Pulp Lestari,Tbk. Terhadap Tingkat Adopsi Inovasi pada Masyarakat di Kecamatan Parmaksian Kabupaten Toba Samosir)

3 49 138

Komunikasi Penyuluhan dan Tingkat Penerimaan Petani Terhadap Informasi Teknologi Pertanian (Studi Korelasional Kepada Petani Di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)

5 78 130

Komunikasi Penyuluhan Anti Narkoba dan Peningkatan Kesadaran (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Penyuluhan yang Dilakukan Oleh Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara (PIMANSU) Terhadap Tingkat Kesadaran Tentang Narkoba Pada Si

2 60 197

Komunikasi Penyuluhan Dan Tingkat Adopsi KB

5 57 183

Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita tentang Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Gedung Johor

0 68 75

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Peternak dalam Penyuluhan Di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara

0 14 103

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG KANKER SERVIKS DAN PARTISIPASI WANITA DALAM DETEKSI DINI KANKER SERVIKS (DI MOJOSONGO RW 22 SURAKARTA)

9 118 87

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR DI DESA SENDANGAN SATU KECAMATAN SONDER

0 0 6

PENYULUHAN METODE PAP SMEAR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA TUNA SUSILA DALAM PENDETEKSIAN KANKER SERVIKS

0 0 5