yang dicita-citakan. Penyuluhan juga mengandung usaha menyebarluaskan hal-hal yang baru paling tidak, dianggap atau dirasakan baru agar masyarakat berminat dan
bersedia melaksanakannya dalam kehidupan nyata sehari-hari. Cara-cara yang ditempuh dalam melakukan penyuluhan umumnya memerlukan persiapan yang
matang dalam menggunakan berbagai metode dan teknik berkomunikasi. Oleh karena itu, maka komunikasi penyuluhan yang dilakukan baik dari segi
teknik, bahasa, dan sarana yang digunakan harus disesuaikan dengan daya nalar masyarakat yang dilihat dari segi pendidikan dan pola pikirnya, serta teknik
komunikasi yang dapat menarik perhatian masyarakat tersebut agar penyuluhan yang dilakukan tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi masyarakat yang telah disuluh
tersebut menerima penyuluhan itu melalui tindakan yaitu ikut berpartisipasi memeriksakan kesehatan reproduksinya melalui tes pap smear.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti sejauhmanakah komunikasi penyuluhan kanker serviks oleh PKBI Sumatera Utra berpengaruh
terhadap tingkat partisipasi wanita di Kelurahan Belawan II.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertaik merumuskan masalah sebagai berikut “Sejauhmanakah Komunikasi Penyuluhan Kanker Serviks
Oleh PKBI Sumatera Utara Berpengaruh Terhadap Tingkat Partisipasi Wanita Di Kelurahan Belawan II?”
I.3. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti, adapun
pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Penelitian terbatas pada pengaruh penyuluhan kanker serviks yang dilakukan
oleh PKBI Sumatera Utara. 2.
Populasi dalam penelitian ini adalah 17 orang wanita di Kelurahan Belawan II yang hadir dalam penyuluhan kanker serviks oleh PKBI Sumatera Utara.
3. Penelitian ini dilakukan mulai Bulan April 2010.
I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat di Kelurahan Belawan II tentang kanker serviks.
2. Mengetahui strategi komunikasi yang digunakan oleh PKBI Sumatera dalam
menyampaikan pesan tentang kanker serviks. 3.
Untuk mengetahui tanggapan peserta penyuluhan terhadap pelaksanaan penyuluhan kanker serviks yang dilakukan oleh PKBI Sumatera Utara.
4. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kanker serviks yang dilakukan oleh
PKBI Sumatera Utara terhadap tindakan wanita di Kelurahan Belawan II dalam bentuk partisipasi tes pap smear.
I.4.2. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan
menambah pengetahuan peneliti mengenai ilmu komunikasi khususnya komunikasi penyuluhan.
2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah
penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU khususnya mengenai komunikasi penyuluhan.
Universitas Sumatera Utara
3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumbangan
pikiran dan kontribusi kepada mahasiswa atau pihak-pihak yang memberikan perhatian terhadap pengetahuan yang berhubungan dengan Komunikasi
Penyuluhan.
I.5. Kerangka Teori
Teori menurut Kerlinger merupakan himpunan konstruk konsep, defenisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan
menjabarkan relasi dimana variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2004:6.
Setiap penelitian memerlukan teori sebagai landasan kerangka berpikir untuk mendukung pemecahan suatu masalah secara sistematis. Untuk itu perlu disusun
kerangka teori yang akan memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan dibahas Nawawi, 1995:40. Dengan adanya
kerangka teori, peneliti akan memiliki landasan dalam menemukan tujuan arah penelitiannya. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah:
I.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Penyuluhan a. Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare yang
berarti “membuat sama” to make common. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama Mulyana, 2005: 41.
Everett M. Rogers mendefenisikan komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka Cangara, 2006: 19.
Universitas Sumatera Utara
Wilbur Schramm Effendy, 1992: 32-33 dalam karyanya “How Communication Works” mengatakan the condition of success in communication diringkas sebagai
berikut: a.
Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud.
b. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang
sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama dapat dimengerti.
c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak komunikan, dan
menyarankan suatu cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. d.
Pesan harus menyarankan suatu cara untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok tempat komunikan berada pada saat ia digerakkan
untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
b. Komunikasi Penyuluhan
Pada hakikatnya, penyuluhan adalah suatu kegiatan komunikasi. Proses yang dialami mereka yang disuluh sejak mengetahui, memahami, meminati, dan kemudian
menerapkannya dalam kehidupan yang nyata adalah suatu proses komunikastor yang baik untuk tercapainya hasil penyuluhan yang baik. Seperti mana suatu komunikasi
baru berhasil bila kedua belah pihak sama-sama siap untuk itu, demikian pula dengan penyuluhan, suatu perencanaan yang matang dan bukan dilakukan secara asal-asalan
saja. Persiapan dan perencanaan inilah yang hendak dipenuhi dengan menyusun lebih dahulu suatu desain komunikasi penyuluhan.
Penyuluhan merupakan proses komunikasi sebab, pengertian komunikasi itu sendiri adalah sebuah proses dimana seorang individu komunikator menyampaikan
lambang-lambang tertentu , biasanya berbentuk verbal untuk mempengaruhi tingkah
Universitas Sumatera Utara
laku komunikan. Akhirnya, penyuluhan boleh ditujukan untuk kegiatan mempengaruhi orang lain. Tetapi dengan pengenalan yang sangat singkat ini saja
sebuah lembaga, kelompok, ataupun individu tidak dapat begitu saja dengan mudah untuk melakukan kegiatan penyuluhan. Banyak faktor yang mesti diperhatikan dan itu
sangat dibutuhkan. Seorang penyuluh harus terampil mengolah media pendukung. Media komunikasi yang mutlak digunakan dalam kegiatan penyuluhan adalah:
komunikasi massa cetak dan elektronik, komunikasi kelompok, dan komunikasi antar pribadi.
Melihat bentuk dan tujuannya, maka penyuluhan merupakan wujud konkrit dari apa yang sekarang dikenal dengan sebutan komunikasi serbaguna. Suatu bidang yang
berkembang pesat sejak penghujung dekade 60-an. Dalam arti luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas
pertukaran pesan secara timbal balik antar semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan, terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak dari proses
perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian terhadap hasil pencapaian penyuluhan. Sedangkan dalam arti sempit, komunikasi penyuluhan yang berasal dari
pihak yang memprakarsai dan ditujukan dapat memahami, menerima, dan berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-gagasan yang disampaikan tersebut.
Dalam melakukan penyuluhan, faktor penyampaian hal-hal yang disuluhkan adalah amat penting. Karena itu, penyuluhan menuntut dipersiapkannya lebih dahulu
suatu desain, yang secara terperinci dan spesifik menggambarkan hal-hal pokok berikut ini:
1 Masalah yang dihadapi
2 Siapa yang akan disuluh
Universitas Sumatera Utara
3 Apa tujuan objectivites yang hendak dicapai dari setiap kegiatan
penyuluhan. 4
Pengembangan pesan 5
Metoda atau saluran yang digunakan 6
Sistem evaluasi “telah terpasang” atau “built-in” di dalam rencana keseluruhan kegiatan dimaksud Nasution, 1990:10.
Komunikasi penyuluhan lebih tepat dimasukkan ke dalam kelompok definisi secara paradimatis, karena proses komunikasi dalam penyuluhan selalu dikaitkan
dengan tujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, pengetahuan dan keterampilan sasaran komunikasi, baik secara langsung atau tidak langsung sehingga
sasaran komunikasi akan berubah menuju kearah lebih baik dengan cara mengikuti saran, gagasan, atau inovasi yang diajarkan Setiana, 2005: 18.
Berikut adalah faktor pendukung efektivitas penyuluhan Setiana, 2005: 48-56:
a. Metode Penyuluhan, berdasarkan pendekatan sasaran metode ini dibagi atas tiga