down Sindrom merupakan kelainan fisik janin dengan ciri - ciri yang khas seperti retardsi mental, kelainan jantung bawaan, otot-otot melemah hypotonia, leukimia,
hingga gangguan penglihatan dan pendengaran,. Kelainan ini terjadi karena kelainan pada kromosom.
Timbulnya downs syndrome, biasanya diakibatkan kelebihan kromosom. Si anak memiliki kandungan kromosom di atas 46. Biasanya, penyakit ini akan diderita
anak-anak yang ibunya hamil setelah melewati usia 35 tahun, atau terkena infeksi virus, atau bisa juga keadaan yang memengaruhi sistem daya tahan tubuh selama ibu
hamil. Anak-anak yang menderita kelainan ini, umumnya lebih pendek dari anak yang umurnya sebaya. Kepandaiannya lebih rendah dari normal. Lebar tengkorak
kepala pendek, mata sipit dan turun, dagu kecil yang mana lidah kelihatan menonjol keluar dan tangan lebar dengan jari-jari pendek. Walaupun susah disembuhkan,
dengan memberikan terapi dan stimulasi tertentu, fungsi otak maupun gangguan perkembangan, gangguan mental, dan kecerdasan bisa dioptimalkan. Walaupun tidak
akan senormal anak-anak pada umumnya.Yandi. 2004.down syndrome, ¶ 1 http:www.yanmedik
, net, com, diperoleh tanggal 20 Nopember 2008.
2. Kehamilan Ektopik.
a. Pengertian
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi, implantasi terjadi di luar endometrium kavum uteri. Hampir 90 kehamilan ektopik terjadi di
tuba uteina. Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptura apabila masa kehamilam berkembang melebihi kapasitas ruang implantasi misalnya tuba.
Universitas Sumatera Utara
.Khamsory. 2004.down syndrome, ¶ 1 http:www.yanmedik
, net, com, diperoleh tanggal 20 Nopember 2008.
b. Etiologi Umur ibu yang tua., Infeksi panggul yang kronik., Penggunaan kontrasepsi IUD,
Kehamilan ektopik sebelumnya. c. Gejala..
Nyeri pada perut., Menstuasi abnormal, Perubahan bentuk utrus dengan dislokasi uterus yang normal, Perubahan tekanan darah-nadi., Pada hasil
pemeriksaan plano tes positif. d. komplikasi
Komplikasi pada Ibu : Perdarahan dan Abortus, Komplikasi pada Janin : Kematian Janin dalam Kandungan KJDK.
3. Solusio Plasenta
a. Pengertian
Solusio plasenta adalah: pemisahan plasenta yang berimplantasi pada tempat yang normal kebanyakan dan terjadi pada trimester ke III, juga bisa terjadi pada
setiap waktu setelah kehamilan 20 minggu Danfourt. 2002. hal. 274 Solusio plasenta adalah: pelepasan sebagian atau seluruhnya plasenta dari
tempatnya berimplantasi sebelum anak lahir Chalik. 1998. hal. 110.
Universitas Sumatera Utara
Solusio plasenta adalah: suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir. Biasanya dihitung sejak kehamilan
28 minggu. Istilah lain dari solusio plasenta adalah ablation plasentae, abruption plasentae,
accidental hemorrhage dan premature separation of the normali implated placent Mochtar. 1998. hal. 297.
Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa solusio plasenta merupakan lepasnya plasenta dari tempatnya yang normal dan pelepasan terjadi
pada saat janin belum lahir. b. Etiologi
faktor pencetus predisposisi terjadinya adalah: Hamil pada pada usia tua diatas 35 tahun, Mempunyai tekanan darah tinggi., Bersamaan dengan terjadinya pre
eklamsia dan eklamsia., Dan trauma langsung lainya., Tali pusat yang pendek Hanifa. 1999. hal. 377.
c. Gejala klinisnya adalah:
Perdarahan dengan rasa sakit, Perut terasa tegang, Gerakan janin berkurangtidak terasa lagi bergerak, Pada palpasi gerakan janin sulit diraba.,
Auskultasi jantung janin - tidak terdengar, Dinding perut sakit, Pada pemeriksaan dalam, ketuban tegang dan menonjol,Uterus terjadi ganguan kontraksi
dan atonia uteri Manuaba. 1998. hal. 256-260. d.Komplikasi
Komplikasi pada ibu : Perdarahan dapat menimbulkan : Variasi turunya tekanan darah sampai keadaan
syok. Perdarahan tidak sesuai dengan keadaan penderita yang anenis bahkan sampai
Universitas Sumatera Utara
syok. Keadaan bervariasi dari baik sampai koma, Gangguan pembekuan darah dapat menimbulkan : Masuknya tromboplastin kedalam sirkulasi darah yang menyebabkan
pembekuan darah intravaskuler dan disertai hemolisis. Terjadi penurunan fibrinogen sehingga hipofibrinogen dapat mengganggu pembekuan darah. Oliguria terjadi
sumbatan glomerulus ginjal dan dapat menimbulkan produksi urin makin berkurang, perdarahan postpartum, Pada solusio plasenta sedang sampai berat terjadi infiltrasi
darah kedalam otot rahim, sehingga mengganggu kontraksi dan menimbulkan perdarahan karena atonia uteri. Kegagalan pembekuan darah dapat menambah
beratnya perdarahan. Komplikasi pada janin yang dikandung adalah :
Perdarahan yang tertimbun dibelakang plasenta dapat mengganggu sirkulasi darah janin, sehingga dapat menimbulkan asfiksia ringan sampai berat, juga dapat
menyebabkan kematian janin dalam kandungan Manuaba. 1998. hal. 261-262.
4. Plasenta Previa