Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
                                                                                2
karena kepuasan kerja dipandang dapat mempengaruhi jalannya organisasi secara keseluruhan.  Hal  ini  seperti  yang  diungkapkan  Asad  1999  bahwa  kepuasan
kerja  karyawan  merupakan  masalah  yang  penting,  karena  ada  bukti  yang  kuat kepuasan kerja memberi manfaat  yang besar bagi kepentingan individu, industri
instansi, dan masyarakat Kepuasan  kerja  juga  dapat  digambarkan  sebagai  keadaan  emosional
karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan  dan  perusahaan  atau  organisasi  dengan  tingkat  nilai  balas  jasa  yang
memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan Martoyo, 2000. Selain itu Wether    Davis  1996  mendefiniskan  kepuasaan  kerja  sebagai  perasaan
karyawan  yang  berhubungan  dengan  pekerjaannya  yaitu  perasaan  senang  atau tidak senang dalam memandang dan menjalankan pekerjaannya.
Kepuasan  kerja  pada  dasarnya  adalah  tentang  apa  yang  membuat seseorang  bahagia  dalam  pekerjaannya  atau  keluar  dari  pekerjaanya.  Ada  lima
aspek  yang  dapat  mendorong  kepuasan  kerja  Robbins,  2001  yaitu:  kerja  yang secara mental menantang, gaji yang pantas, kondisi kerja yang mendukung, rekan
sekerja  yang  mendukung,  dan  kesesuaian  antara  kepribadian  dengan  pekerjaan. Pinder  1984  menyatakan  bahwa  salah  satu  faktor  yang  menyebabkan
ketidakpuasan kerja ialah sifat pemimpin yang tidak mau mendengar keluhan dan pandangan pekerja dan mau membantu apabila diperlukan.
Menurut Wexley   Yukl  1997 dalam Hunt
et  al
1985 kepuasan kerja adalah “
the  way  an  employee  feels  about  his  her  job
”. Ini berarti kepuasan kerja sebagai  “perasaan  seseorang  terhadap  pekerjaan”,  yang  nampak  dalam  sikap
3
positif  karyawan  terhadap  pekerjaan  dan  segala  sesuatu  yang  dihadapi  di lingkungan  pekerjaannya.  Kepuasan  kerja  merupakan  penilaian  dari  pekerja
yaituseberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. Hasil penelitian Gruenberg 1980 diperoleh bahwa hubungan yang akrab
dan saling tolong-menolong dengan teman sekerja serta pemimpin adalah sangat penting  dan  memiliki  hubungan  kuat  dengan  kepuasan  kerja  dan  tidak  ada
kaitannya  dengan  keadaan  tempat  kerja  serta  jenis  pekerjaan.  Begitu  pentingnya peran  kepemimpinan  dalam  sebuah  organisasi  menjadi  fokus  yang  menarik
perhatian para peneliti bidang perilaku keorganisasian. Dikarenakan tugas seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap peningkatkan mutu kualitas karyawan dan
perusahaan.  Pada  dasarnya  kepuasan  kerja  merupakan  hal  yang  bersifat individual.
Bass  1990  menyatakan  bahwa  kualitas  dari  pemimpin  sering  kali dianggap sebagai faktor terpenting yang menentukan keberhasilan atau kegagalan
perusahaan.  Sebagai  salah  satu  faktor  penentu  kinerja  organisasi,  kepuasan  kerja merupakan  faktor  yang  sangat  kompleks  karena  kepuasan  kerja  dipengaruhi
berbagai faktor, di antaranya adalah gaya kepemimpinan Judge dan Locke,1993. Kepuasan  kerja  juga  diartikan  sebagai  sikap  individu  terhadap  pekerjaannya.
Seseorang  yang  memiliki  kepuasaan  kerja  yang  rendah  cendurung  mengalami masalah
turn over
dibadingkan dengan karyawan yang memiliki kepuasaan kerja yang tinggi.
Suatu  organisasi  akan  berhasil  atau  bahkan  gagal  sebagian  besar ditentukan  oleh  kepemimpinan  Thoha,  2004.  Dalam  hal  ini  model
4
kepemimpinan  transformasional  akan  memainkan  peranan  yang  sangat  penting bagi  setiap  organisasi.  Kepemimpinan  transformasional  didefinisikan  sebagai
kepemimpinan  yang  mencakup  upaya  perubahan  organisasi  sebagai  lawan kepemimpinan yang dirancang untuk mempertahankan
status quo
, diyakini gaya ini akan mengarahkan pada kinerja superior dalam  organisasi  disaat  menghadapi
tuntutan pembaharuan dan perubahan Handoko, Hani, 1999. Kepemimpinan  transformasional  merupakan  pendekatan  terakhir  yang
hangat dibicarakan selama dua dekade terakhir ini. Menurut Luthan dan Robbins dalam  Setiawan  dan  Muhith  2013.  mengatakan  bahwa  kepemimpinan
transformasional  termasuk  dalam  teori  kepemimpinan  modern  yang  gagasan awalnya  dikembangkan  oleh  James  McGroger  Burns,  yang  secara  eksplisit
mengangkat  suatu  teori  bahwa  kepemimpinan  transformasional  adalah  sebuah proses  dimana  pimpinan  dan  para  bawahannya  berusaha  mencapai  tingkat
moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Model  kepemimpinan  modern  seperti  kepemimpinan  transformasional
memainkan  peranan  penting  bagi  organisasi.  Bass  1985  mendefinisikan  bahwa kepemimpinan  transformasional  sebagai  pemimpin  yang  mempunyai  kekuatan
untuk  mempengaruhi  bawahan  dengan  cara-cara  tertentu.  Bawahan  termotivasi untuk  berbuat  lebih  banyak  dari  pada  apa  yang  biasa  dilakukan  dan
diharapkannya. Jung  dan  Avolio  1999  dalam  Sunarsih  2001  juga  menyatakan  bahwa
kepemimpinan  transformasional  meliputi  pengembangan  hubungan  yang  lebih dekat  antara  pemimpin  dengan  pengikutnya,  bukan  hanya  sekedar  sebuah
perjanjian  tetapi  lebih  didasarkan  kepada  kepercayaan  dan  komitmen  sehingga bawahaan dapat merasakan kepuasaan kerja pada organisasi tersebut.
5
AJB  Bumiputera  1912  Kantor  Wilayah  Sumbagut  I  Medan  merupakan salah  satu  organisasi  asuransi  jiwa  pertama  yang  hadir  di  Indonesia  dan  saat  ini
Aktivitas  AJB  Bumiputera  ini  setiap  harinya  melayani  dan  menjual  produk  jasa Asuransi  yang  meliputi  asuransi  jiwa,  pendidikan,  kesehatan,  dan  investasi.
Walaupun  saat  ini  mulai  bermunculan  berbagai  jenis  asuransi  yang  ada  di Indonesia AJB Bumiputera memiliki pasar dan cara tersediri untuk dapat bersaing
dengan perusahaan asuransi lain. Agar aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan efektif, AJB Bumiputera menetapkan jadwal masuk kerja pada jam 07.30 sampai
16.30 untuk setiap harinya di jam dan hari kerja. AJB  Bumiputera  1912  memiliki  bebrapa  unit  link  dan  cabang  yang
tersebar  di  beberapa  daerah  khususnya  di  Kota  Medan.  Peneliti  melakukan penelitian  pada  AJB  Bumiputera  1912  Kantor  Wilayah  Sumbagut  I  Medan  yang
terdiri  dari  unit  link  kerja  dan  unit  agen.  Unit  link  kerja  yang  terdapat  pada perusahaan AJB Bumiputera wilayah sumbagut I Medan bertugas sebagai bidang
perencanaan,  sumberdaya  manusia,  dan  unit  kerja.  Unit  kerja  Link  Sumbagut  I Medan  berfokus  pada  wilayah  kerja  yang  memilki  karyawan  tetap  dan  kontrak
yang  berhubungan  dengan  AJB  Bumiputera  dan  gaji  yang  didapatkan  sudah sesuai  dengan  standarisasi  perusahaan.  Sedangkan  unit  kerja  agen  yang  bertugas
sebagai pencari nasabah dan agen untuk bergabung dengan AJB Bumiputera yang gajinya  berdasarkan  keuntungan  pencarian  nasabah  bukan  dari  perusahaan  AJB
Bumiputera.
6
Perusahaan  AJB  Bumiputera  menerapkan  kedispilnan  bagi  karyawan khususnya karyawan  yang berada pada bagian unit kerja link. Jadwal  yang telah
ditentukan  untuk  masuk  kerja  yakni  pada  jam  07.30  masih  terdapat  beberapa karyawan yang terlambat untuk masuk. Perusahaan menggambil kebijakan untuk
mengatasi masalah keterlambatan perusahaan memberlakukan sistem pemotongan uang  transport  dan  apabila  karyawan  sering  melakukan  keterlambatan  dari  batas
yang  telah  ditentukan  perusahaan  mengambil  kebijakan  untuk  memberikan peringatan.
Masalah  lain  sering  menjadi  perbincangan  beberapa  karyawan  yaitu fasilitas  kerja  yang  kurang  mendukung  di  beberapa  bagian  kerja  meliputi
pencahayaan,  fasilitas  komputer,  dan  meja  kerja.  Selain  itu  permasalahan  yang cukup  menarik  perhatian  beberpa  karyawan  yaitu  masalah  atasan  yang  sering
membanding-bandingkan karyawan yang cukup aktif dengan karyawan yang tidak aktif
.
Pembagian tugas sesuai bidang kerja juga tidak sesuai dengan kemampuan dan keahlian karyawan. Hal ini membuat resah dan menjadi pusat perhatian bagi
karyawan  lain  karena  ketidakmampuan  karyawan  lainnya  yang  tidak  sesuai dengan  bidang  kerja.  Dalam  penyampaian  informasi  atasan  cukup  baik  dan  satu
arah  dikarenakan  penyampaian  informasi  cukup  baik  melalui  email,  komunikasi langsung  ke  setiap  unit  kerja  link.  Hal  ini  untuk  meminimalisir  kesalahpahaman
informasi yang di dapat dari atasan. Hal  yang  cukup  menarik  dikatakan  salah  satu  karyawan  bagian
administrasi  dan  bidang  perencaan  umum  yang  mengatakan  perusahaan  sering memberikan kesempatan bagi  karyawannya untuk dapat  mengikuti  pelatihan dan
7
seminar  yang  diadakan  di  luar  kota  Medan  maupun  di  kota  Medan.  Hal  ini membuat  karyawan  merasa  senang  dikarenakan  selain  menambah  pengetahuan,
pelatihan juga semakin menambah relasi kerja. Tak hanya itu, beliau mengatakan bahwa perusahaan cukup menghargai kontribusi karyawan, khususnya yang sudah
bekerja  selama  20  tahun  mendapatkan  perunggu,  asuransi  senilai  5  juta  serta santunan uang senilai 5 juta, 25 tahun bekerja mendapatkan perak, asuransi senilai
10  juta,  santunan  uang  senilai  3,5  juta  dan  apabila  bekerja  selama  30  tahun mendapatkan emas, asuransi senilai 15 juta, dan uang santunan senilai 5 juta 9.
AJB  Bumiputera  juga  memberikan  fasilitas  asuransi  jiwa  kepada  seluruh karyawan.  Bukan  hanya  itu  AJB  memberika  uang  pesangon  kepada  karyawan
yang akan memasuki pensiun dini sebagai ucapan terima kasih kepada karyawan yang  telah  memberikan  kontribusi  dan  memajukkan  perusahaan.  Hal  ini
dimaksudkan  untuk  menghargai  loyalitas  yang  diberikan  karyawan  terhadap perusahaan.  Dukungan  atasan  terhadap  gaya  kepemimpinan  transformasional
mempengaruhi kepuasaan kerja karyawan AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Sumbagut I Medan unit link kerja.
Berdasarkan  hasil  wawancara  diatas,  dapat  disimpulkan  bahwa  masalah yang  dihadapi  perusahaan  mengenai  fasilitas  yang  kurang  mendukung,
memandingkan karyawan satu dengan karyawa n lainnya serta pembagian bidang kerja  yang  dapat  mempengaruhi  kepuasaan  kerja  karyawan  terhadap
kepemimpinan.  Untuk  itulah  peneliti  ingin  meneliti  pengaruh  kepemimpinan transformasional  terhadap  kepuasaan  karyawan  AJB  Bumiputera  1912  Kantor
Wilayah Sumbagut I Medan.
8
                