3
pustaka di Perpustakaan Umum Kota Medan. Pada bidang pengadaan bahan pustaka, perpustakaan menerapkan dua 2 metode yakni pembelian dan
sumbangan. Pada bidang pengolahan bahan pustaka perpustakaan menerapkan tiga metode 3 yakni: inventarisai, katalogisasi, dan penyelesaian bahan fisik, dan
yang terakhir adalah jenis jenis pelayanan di Perpustakaan Umum Kota Medan adalah pelyananan sirkulasi, pelayanan referensi, pelayanan pengguna, pelayanan
digital, pelayanan terbitan berseri, pelayanan fotokopi, pelayanan anak dan perpustakaan keliling.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah 1.
Untuk
mengetahui kinerja pustakawan dalam pengembangan Perpustakaan Umum Kota Medan.
2. Untuk mengetahui apa kendala
yang di
hadapi oleh pustakawan dalam pengembangan Perpustakaan Umum Kota Medan
1.3 Manfaat Penulisan
Diharapkan tulisan kertas karya ini bermanfaat bagi : 1.
Perpustakaan Umum Kota Medan Sebagai sumber informasi dalam
upaya pengembangan
perpustakaan agar semakin berkembang dan berguna bagi masyarakat umum
2. Penulis
Untuk menambah
wawasan penulis
tentang pengembangan perpustakaan
3. Pengembangan ilmu
Sebagai bahan rujukan atau bacaan bagi mahasiswa sehingga dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khusus nya dalam bidang
pengembangan perpustakaan.
4
1.4 Ruang Lingkup
Sesuai dengan judul penulisan, lingkup penulisan ini adalah membahas tentang kinerja pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Medan
yang
mencakup: pengadaan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka, dan pelayanan bahan
pustaka.
1.5 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data, penulis menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data yang digunakan sesuai dengan tujuan pembahasan yaitu :
1. Observasi
Penulis melakukan pengamatan secara langsung ke perpustakaan umum untuk mengetahui kinerja pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Medan
2. Tinjauan literatur
Yaitu mengumpulkan data melalui buku, jurnal, internet, literature dan lain-lain.
3. Wawancara
Pengumpulan data dengan melakukan cara melakukan wawancara dengan staf perpustakaan yang berkaitan dengan kinerja pustakawan dalam bidang
pengadaan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka dan pelayanan bahan pustaka di Perpustakaan Umum Kota Medan.
5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum didirikan untuk melayani seluruh lapisan masyarakat untuk mendapatkan informasi secara gratis. Hermawan dan Zen dalam bukunya
Etika Kepustakawanan 2006: 30 Menyatakan bahwa, “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh masyarakat tanpa membedakan latar
belakang, status sosial, agama, suku pendidikan dan sebagainya”. Menurut Sulistyo-Basuki yang dikutip Sutarno 2006: 38 menyatakan bahwa:
“Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada
masyarakat dalam bentuk layanan”. Sutarno NS, 2008, dalam Kamus Perpustakaan dan Informasi menyebutkan bahwa “Perpustakaan umum
merupakan salah satu jenis perpustakaan yang ada di kabupaten kota, kecamatan, desa kelurahan mempunyai koleksi dari berbagai ilmu pengetahuan dan berfungsi
melayani seluruh lapisan masyarakat disekitarnya”. Sedangkan menurut Hendro Wicaksono 2005: 1 “perpustakaan umum
yang ideal tidak hanya meningkatkan produktifitas dan taraf hidup masyarakat tetapi juga menjadikan komunitas pemakainya menjadi orang-orang yang kritis,
berwawasan luas dan tanggap terhadap problem sosial yang ada”.Berdasarkan semua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum adalah
perpustakaan yang menyediakan koleksi dari berbagai jenis ilmu pengetahuan agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
2.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum
Pada dasarnya perpustakaan umum memiliki tujuan yang ingin dicapai. Menurut Hermawan dan Zen 2006: 31 tujuan perpustakaan umum yaitu :
1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan.
2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.
6
4. Bertindak sebagai agen kultural sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.
5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang masa.
Adapun menurut manifesto perpustakaan umum Unesco dalam Sulistyo Basuki yang dikutip oleh Rahayuningsih 2007: 5 menyatakan bahwa
Perpustakaan umum mempunyai tujuan utama yaitu ; 1. Memberiakan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang
dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik. 2. Menyediakan Sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat
terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.
3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh
kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka fungsi ini disebut fungsi pendidikan seumur hidup.
4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum
bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan
informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapat informasi
secara murah, mudah, cepat, dan tepat dalam meningkatkan pengetahuan keterampilan dan kesejahteraan. Disamping itu perpustakaan umum juga berperan
sebagai agen kultural yang bertugas menumbuhkan apresiasi masyarakat dibidang seni dan budaya.
2.1.2 Fungsi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum sebagai pusat informasi yang melayani seluruh lapisan masyarakat umum selalu berusaha semaksimal mungkin memenuhi
kebutuhan pengguna dalam mengembangkan kebiasaan membaca. Dalam peyelenggaraanya Perpustakaan umum mempunyai fungsi yang harus
dilaksanakan, hal ini dinyatakan dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum 2000: 6 adalah sebagai berikut:
1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan. 2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui
pembelian, langganan, tukar menukar dan lain-lain. 3. Pengolahan dan penyiapan setipa bahan pustaka.
4. Penyimpanan dan Pemeliharaan koleksi
7
5. Pendayagunaan koleksi. 6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang
langsung ke perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximil, dan lain-lain.
7. Pemsyarakatan perpustakaan . 8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan
9. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah, tokoh-tokoh
masyarakat mitra kerja lainnya. 10. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka
pemanfaatan koleksi bersama dan saranaprasarana. 11. Pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan.
Menurut Siregar dalam bukunya yang berjudul Perpustakaan Energi Pembangunan Bangsa 2004: 76 Bahwa fungsi perpustakaan umum
adalah : 1. Membantu orang-orang terutama orang-orang muda dan anak-anak
menjadi melek informasi. 2. Memberi tahu mereka bagaimana informasi dan juga untuk
mengembangkan kebiasaan membaca. 3. Membantu orang dewasa untuk belajar seumur hidup dan belajar
kembali untuk perubahan karir. 4. Memelihara dan mempromosikan kebudayaan.
Berdasarkan defenisi di atas
penulis berkesimpulan
bahwa fungsi perpustakaan umum adalah sebagai tempat untuk mengumpulkan, mengolah, melestarikan,
menyebar luaskan informasi, mengembangkan kebiasaan membaca dan mempromosikan kebudayaan. Salah satu fungsi perpustakaan adalah membantu
pengguna agar melek akan informasi dan mengajarkan bagaimana cara menelusuri informasi yang baik. Setiap perpustakaan akan mempunyai makna apabila dapat
menjalankan fungsi dan peranannya dengan baik. Sutarno 2003 : 55, menjelaskan ada beberapa peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan
diantaranya : 1.
Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang menghubungkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam koleksi
perpustakaandengan para pemakainya.
2. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin
danmengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.
3. Perpustakaan dapat berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan
minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya baca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan masyarakat.
8
4. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator dan
motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.
5. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan dan agen
kebudayaan umat manusia. 6.
Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan.
Siregar 2004 :75, juga menyatakan bahwa perpustakaan umum public libraries memainkan peranan yang unik didalam masyarakat. Sebagai suatu
lembaga netral, perpustakaan menyediakan informasi dan perbedaan pandangan sekaligus disuatu tempat dimana warga masyarakat dapat memberitahu diri
mereka sendiri tanpa paksaan tentang isu-isu mutakhir yang peka.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peranan perpustakaan umum adalahsesuatu yang menjadi bagian dari tugas utama yang harus dilakukan
dalam mencapai tujuan pada suatu perpustakaan umum untuk meningkatkan kualitas dalam penyediaan berbagai sumber informasi yang relevan dengan
kebutuhan penggunanya. Selanjutnya dapat disimpulkan perpustakaan umum mempunyai tiga peranan penting yaitu sebagai fasilitator, mediator dan motivator.
2.2 Kinerja
Dalam pencapaian sasaran dan tujuan suatu organisasi dibutuhkan tenaga- tenaga terampil di dalam berbagai bidang. Sumber daya manusia sangat berperan
bagi berjalanya suatu organisasi. Pencapaian dan tujuan suatu organisasi harus memiliki tenaga kerja yang memiliki pengembangan sumber daya manusia yang
berkualitas sehingga dapat tercapainya kinerja yang diharapkan organisasi. Kinerja yang baik dapat menghasilkan sumbangan bagi kemajuan organisasi.
Rivai 2005: 14 mengemukakan bahwa Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang selama priode tertentu didalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah
disepakati bersama.
Selain itu Prawiro dalam Tika 2006:121 menyatakan bahwa, “Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu”. Sedangkan Mangkunegara 2006: 9 menyatakan bahwa, “ Kinerja
karyawan prestasi kerja adalah hasil kerja yang kualitas dan kuantitas yang
9
dicapai seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
2.2.1 Kinerja pustakawan
Tuntutan peningkatan kualitas kinerja pustakawan berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja dengan prinsip memberikan penghargaan dan sanksi telah
diamanatkan dalam: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok kepegawaian, dan ketentuan pelaksanaannya diatur dalam
Kepustusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor:
132KEPM.PAN122002 tentang jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya. Tuntutan tersebut diharapkan akan menghasilkan pustakawan yang
berkualitas, profesional, bertanggung jawab, jujur dan lebih mampu serta akuntabel dalam pemberian pelayanan publik. Dengan kata lain, setiap Pegawai
Negeri Sipil PNS yang menyandang jabatan fungsional pustakawan, diharapkan kedepan adalah pustakawan yang lebih profesional dalam melaksanakan tugas
nya. sehingga dapat mewujudkan kinerja yang berkualitas sebagaimana diharapkan.
“Kinerja atau sering disebut unjuk kerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan
perannya dalam organisasi” Harinandja, 2002: 195. Adapun profesional bersangkutan dengan profesi yang memiliki arti pekerjaan yaitu pekerjaan yang
memerlukan pendidikan dan latihan. Persoalannya berkaitan dengan upaya membangun dan mengembangkan kinerja pustakawan ke arah yang lebih baik
adalah terkait dengan berbagai kendala atau hambatan yang dihadapinya, seperti pembinaan yang belum memadai, terbatasnya pengetahuan dan keterampilan yang
mereka miliki di bidang pusdokinfo, terbatasnya kemampuan dalam penguasaan bahasa asing terutama bahasa Inggris, dan faktor-faktor psikologis, sehingga
menyebabkan kinerja pustakaawan belum maksimal. Salah satu indikator belum maksimalnya fungsi pustakawan adalah
perolehan angka kredit yang harus dipenuhi dalam rangka kenaikan pangkat dan jabatan pustakawan. Pustakawan banyak mengeluh tentang sulitnya memperoleh
angka kredit, sehingga masih sedikit ditemui pustakawan yang naik pangkat
10
dalam rentang waktu 4 hingga 6 tahun. Ketidakberdayaan pustakawan tersebut disebabkan oleh terbatasnya keterampilan yang mereka miliki.
Kenyataan di lapangan menunjukkan sebagian besar perpustakaan masih kurang memiliki karyawan yang berlatar belakang pendidikan perpustakaan,
dokumentasi dan informasi pusdokinfo. Disamping itu tidak proporsional dalam menempatkan tenaga pustakawan profesional antar bidangunit kegiatan, seperti
bidang sirkulasi dengan bidang pengolahan dan bidang administrasi. Pada bidang layanan banyak ditemukan tenaga yang kurang profesional atau non pustakawan,
berpendidikan rendah serta kurang memiliki wawasan. Menurut Dikti 2015 tugas pokok dan fungsi TupoksiPustakawan, Tupoksi pustakawan adalah prestasi
kerja yang menyangkut tugas pokok dan fungsi pustakawan antara lain: 1. Pengembangan Koleksi mencakup:
a. Kajian pengguna b. Penyusunandanatau revisi kebijakan pengembangan koleksi
c. Seleksi bahan perpustakaan 2. Pengolahan Bahan Perpustakaan mencakup:
a. Katalogisasi b. Klasifikasi
3. Pelayanan Pengguna mencakup: a. Layanan sirkulasi
b. Layanan referensi 1 Penelusuran informasi repackaging information, path-finder
2 Diseminasi informasi informasi kilat, diseminasi informasi terseleksi 3 Literasi informasipendidikan pemustaka
4 Promosi. 4. Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem perpustakaan mencakup prestasi pustakawan dalam bidang:
a. Pengembangan sistem otomasi perpustakaan atau perpustakaan digital. b. Pengembangan sistem administrasi.
11
5. Karya Tulis Karya tulis mencakup seluruh karya pustakawan dalam bidang
kepustakawanan danatau Ilmu PerpustakaanInformasiDokumentasi yang dapat berupafotokopi dari:
a. Artikel yang dipublikasikan dalam jurnal terakreditasiin ternasional b. Buku yang diterbitkan dengan ISBNcukup halaman judul dan verso.
c. Bagian dari buku book chapter disertai halaman judul dan verso. d. Artikel yang dipublikasikan dalam jurnal terakreditasi nasional.
e. Makalah yang
dipresentasikan dalam
seminar atau konferensi
internasionalnasionallokal f. Tulisan yang dimuat dalam media massa internasionalnasionallokal.
g. Tulisan yang diunggah dalam repositori online dengan menyertakan alamat web institusi.
h. Peserta yang lolos seleksi 15 lima belas finalis tingkat nasional wajib membawa bukti asli dari karya tulis, jurnal, dan buku.
6. Pengabdian Kepada Masyarakat Prestasi kerja pustakawan dalam bidang kepustakawanan berupa partisipasi danatau keterlibatan dalam kegiatan
pengabdian kepada masyarakat, misal: penyuluhan perpustakaan, bantuan pengelolaan perpustakaan dan sebagainya yang dilakukan dengan suka rela.
Prestasi pustakawan dalam hal tupoksi yang akan dinilai harus terkait minimal kepada salah satu unsur a,b,c, d, e dan seterusnya dari 6 komponen penliaian
yang diuraikan di atas, akan tetapi tidak harus mutlak mencakup seluruh unsur dan seluruh komponen penilaian. Data prestasi yang dinilai adalah data prestasi dalam
3 tiga tahun terakhir. Data prestasi mengenai tupoksi pustakawan butir 1 s.d 6 .
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja karyawan di setiap organisasi sangat berbeda-beda. Para pemimpin organisasi sangat menyadari adanya perbedaan antara satu karyawan dengan
karyawan yang lain, meskipun para karyawan tersebut berada ditempat yang sama produktifitas kerjanya tidaklah sama, maka dari itu kinerja individu setiap
karyawan akan dapat tercapai apabila didukung dengan dengan upaya bekerja dan didukung oleh organisasinya. Oleh karena itu dalam pencapaian kinerja
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Davis dalam Mangkunegara 2006:13 Kinerja dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu:
12
1. Faktor Kemampuan Ability Secara psikologis, Kemampuan Ability terdiri dari kemampuan potensi
IQ dan kemampuan reality Knowledge + skill. Yang maksudnya pimpinan dan karyawan harus memiliki IQ diatas rata-rata dengan pendidikan yang memadai
untuk jabatanya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal.
2. Faktor Motivasi Motivation
Motivasi diartikan suatu sikap attitude pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja situation di lingkungan organisasinya. Situasi kerja yang dimaksud
mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.
Sedangkan menurut Timple dalam Mangkunegara 2006: 15 kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu :
1. Faktor Internal
Faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang seperti kemampuanya dan upayanya dalam bekerja.
2. Faktor Eksternal Faktor yang mempengaruhi kinerja sesorang yang berasal dari lingkungan
seperti prilaku, sikap dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim prilaku. Menurut Soeprihanto 2000: 126 Menyatakan
bahwa, “ Faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah bakat, pendidikan, pelatihan, lingkungan dan fasilitas, iklim kerja, motivasi dan kemampuan
hubungan industrial, teknologi, manajemen, kesempatan berprestasi dan lain sebagainya”.Menurut Simamora dalam Mangkunegara 2006: 14 menyatakan
bahwa kinerja performance dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
a. Faktor Individual yang terdiri dari : 1. Kemampuan dan keahlian
2. Latar belakang 3. Demografi
b. Faktor Psikologis yang terdiri dari : 1. Persepsi
2. Attitude 3. Personality
4. Pembelajaran 5. Motivasi
c. Faktor Organisasi yang terdiri dari : 1. Sumber daya
2. Kepemimpinan 3. Penghargaan
4. Struktur 5. Job Design
Dari uraian di atas maka disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja disebabkan oleh faktor individual, faktor psikologis dan
faktor yang ada di organisasi.
13
2.2.3 Aspek-Aspek Standar kinerja
Dalam penentuan kinerja karyawan dapat dilihat dari beberapa aspek. Menurut Mangkunegara 2006: 18 aspek-aspek standard pekerjaan terdiri dari :
Aspek kuantitatif meliputi : 1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan.
2. Waktu yang digunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan. 3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan.
4. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam pekerjaan.
Aspek kualitatif meliputi : 1. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan.
2. Tingkat kemampuan dalam bekerja. 3. Kemampuan Menganalisis data informasi, kemampuan kegagalan
menggunakan mesin peralatan. 4. Kemampuan Mengevaluasi keluhan keberatan konsumen.
Menurut Husein dalam Mangkunegara 2006: 18 membagi aspek-aspek kinerja sebagai berikut :
1. Mutu Pekerjaan, 2. Kejujuran karyawan,
3. Inisiatif, 4. Kehadiran,
5. Sikap, 6. Kerjasama,
7. Keandalan, 8. Pengetahuan tentang pekerjaan,
9. Tanggung Jawab, 10.Pemanfaatan waktu kerja.
Sedangkan menurut Hasibuan yang dikutip Mangkunegara 2006: 17 mengemukakan aspek-aspek yang dinilai kinerja yang mencakup sebagai berikut :
1. Kesetiaan, 2. Hasil kerja,
3. Kejujuran, 4. Kedisiplinan,
5. Kreativitas, 6. Kerjasama,
7. Kepemimipinan, 8. Kepribadian,
9. Prakarsa, 10. Kecakapan, dan tanggung jawab.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek kinerja merupakan kemampuan karyawan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dan mengevaluasi
14
pekerjaan, serta kemampuan dalam bekerjasama dengan karyawan lain dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
2.2.4 Langkah-langkah Peningkatan Kinerja
Kinerja karyawan dapat ditingkatkan bila organisasi dalam suatu instansi mampu menciptakan iklim dan suasana yang kondusif serta menyusun pembagian
kerja yang jelas. Menurut Mangkunegara 2006: 22 dalam rangka peningkatan kinerja, paling tidak terdapat tujuh langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja. Dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu :
a. Mengidentifikasikan masalah melalui data daan informasi yang dikumpulkan terus-menerus mengenai fungsi-fungsi bisnis.
b. Mengidentifikasikan masalah melalui karyawan c. Memperhatikan masalah yang ada.
2. Mengenai kekurangan dan tingkat keseriusan. Untuk memperbaiki masalah tersebut, diperlukan beberapa informasi, antara lain:
a. Mengidentifikasikan masalah b. Menentukan tingkat kesetiusan masalah
3.Mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan, baik yang berhubungan dengan sistem maupun yang berhubungan dengan pegawai itu
sendiri. 4.Mengembangkan rencana tindakan untuk menanggulangi penyebab kekurangan
tersebut. 5. Melakukan rencana tindakan tersebut
6. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah teratasi atau belum 7. Mulai dari awal, apabila perlu.
Sedangkan menurut Bacal yang dikutip Mangkunegara 2006: 23 menyatakan
bahwa ada 24 dua puluh empat point dalam peningkatan kinerja karyawan sebagai berikut :
1. Membuat pola pikir yang modern 2. Kenali manfaat
3. Kelola kinerja 4. Bekerjalah bersama karyawan
5. Rencana secara tepat dengan sasaran jelas 6. Satukan sasaran karyawan
7. Tentukan insentif kinerja 8. Jadilah orang yang mudah ditemui
9. Berfokuslah pada komunikasi 10. Lakukan tatap muka
11. Hindarkan resiko pemeringkatan 12. Jangan lakukan Penggolongan
13. Persiapkan penilaian 14. Awali tinjauan secara benar
15
15. kenali sebab 16. Akui keberhasilan
17. Gunakan komunikasi yang kooperatif 18. Berfokuslah pada perilaku dan hasil
19. Perjelas kinerja 20. Perlakuan konflik dengan apik
21. Gunakan disiplin bertahap 22. Kinerja dokumen
23. Kembangkan karyawan 24. Tingkatkan terus sistem kerja.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam peningkatan kinerja
ada langkah-langkah yang harus dilakukan seperti melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang dihadapi setiap karyawan dan mengevaluasi masalah
tersebut.
2.2.5 Penilaian Kinerja.
Penilaian kinerja merupakan proses yang dilakukan setiap organisasi dalam melihat sejauh mana tingkat keberhasilan pekerjaan yang dilakukan dari
setiap pekerja. Penilaian kinerja juga dapat menciptakan, memelihara suatu iklim dan suasana yang baik di organisasi. Robbins 2001: 56 menyatakan bahwa,
yang dapat melakukan penilaian adalah : 1 atasan langsung,
2 rekan kerja, 3 evaluasi diri,
4 bawahan langsung, dan 5 pendekatan menyeluruh : evaluasi 360 derajat
Rivai 2005: 66 menyatakan bahwa : Penilaian kinerja adalah suatu
proses untuk penetapan pemahaman bersama tentang apa yang akan dicapai , dan suatu pendekatan untuk mengelola dan megembangkan orang dengan cara
peningkatan dimana peningkatan tersebut itu akan dapat dicapai di dalam waktu yang singkat ataupun lama.
Sedangkan menurut Methis dan Jackson 2002: 67 Penilaian kinerja dapat dilaksanakan oleh setiap siapa saja yang paham benar tetang penilaian karyawan
secara individual. Kemungkinannya antara lain adalah : 1. para atasan menilai karyawanya,
2. karyawan yang menilai atasanya, 3. anggota kelompok yang menilai satu sama lain,
4. sumber-sumber dari luar, 5. penilaian karyawan sendiri, dan
6. penilaian dengan multi sumber 360.
16
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja merupakan penetapan peningkatan kinerja yang akan dicapai dalam waktu singkat
atau lama dan penilaian kinerja dilakukan oleh atasan langsung atau rekan kerja yang ada dilingkungan organisasi
2.3 Pustakawan
Pengertian pustakawan seperti yang dikatakan oleh organisasi Ikatan Pustakawan Indonesia IPI dan dicantumkan dalam Bab 1 Kode Etik Pustakawan
Indonesia, adalah “seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga
induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan.” Pustakawan adalah profesi, maka untuk menjadi
pustakawan perlu kriteria tertentu yang berkaitan dengan bidang tugas yang akan dikerjakan.
Pustakawan merupakan petugas perpustakaan yang memegang peranan penting dalam penyelenggaraan perpustakaan dan juga merupakan faktor yang
menentukan berhasil atau tidaknya pelayanan yang ada di perpustakaan.
Menurut Ikatan Pustakawan Indonesia IPI dalam kode etik yang dikutip Hermawan dan Zen 2006: 3 Menyatakan bahwa: “Pustakawan adalah seorang
yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu
pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan”. Sedangkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara No.132M.PAN122002 2006: 5 menyatakan bahwa, “Pustakawan adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana penyelenggara
tugas utama kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi pada instansi pemerintah”.
Berdasarkan ketiga uraian di atas maka disimpulkan bahwa pengertian pustakawan adalah Seorang Pegawai Negeri Sipil PNS yang berijazah dibidang
ilmu perpustakaan yang melaksanakan tugas atau kegiatan di unit-unit yang ada perpustakaan.
Kemudian menurut Panji Amoraga, 2002. Seorang professional harus mempunyai ciri sebagai berikut:
17
a. Berusaha mengejar kesempurnaan hasil sehingga dituntut selalu
mencari peningkatan mutu. b.
Memiliki kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan.
c. Memiliki ketekunan dan ketabahan yaitu sifat tidak puas atau putus asa
sampai hasil tercapai. d.
Mempunyai integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh keadaan terpaksa atau godaan iman seperti harta atau kenikmatan hidup.
e. Memiliki kebulatan pikiran dan perbutan sehingga terjaga efektifitas
kerja. Jadi pustakawan sebagai professional perlu juga memiliki kelima ciri
tersebut. Apabila ada yang tidak dimiliki maka dia tidak akan efektif dalam melaksanakan tugasnya, memajukan dan mengembangkan sebuah perpustakaan.
Perpustakaan yang baik dapat diukur dari keberhasilannya dalam menyajikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat. Semakin baik pelayanannya,
semakin tinggi penghargaan yang diberikan kepada sebuah perpustakaan, lengkapnya fasilitas yang ada, besarnya dana yang disediakan, serta banyaknya
tenaga pustakawan, tidak berarti apa-apa apabila perpustakaan tersebut tidak mampu menyediakan pelayanan yang bermutu.
Menurut Tizan Herman dan Kianta dalam Fatimah, 2001: 27. Mutu pelayanan dapat dispesifikasikan sebagai berikut:
1. Kinerja pelayanan dapat diandalkan dan akurat sehingga tingkat
kesalahan dapat diperkecil reliabilitas 2.
Pustakawan mampu memberikan jawaban kepada setiap permintaan dalam waktu relatif singkat responsive
3. Setiap
pustakawan bersikap sopan
,
hormat dan
ramah serta mampu berkomunikasi dengan pemakai
4. Pustakawan harus mampu menciptakan pelayanan yang memiliki
kredibilitas yang tinggi 5.
Pelayanan harus dapat menjamin keselamatan fisik, keuangan dan bahan-bahan lain yang dianggap rahasia
6. Pustakawan harus mampu memahami menggali dan mengidentifikasi
pemakai, dan 7.
Ruangan dan peralatan harus nyaman dan tertata dengan baik tangible.
2.3.1 Kompetensi Pustakawan.
Dalam menghadapi era globalisasi pustakawan harus memiliki kompetensi dalam menjalankan profesinya secara profesional dengan kata lain seorang
pustakawan harus memiliki kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan, sikap, nilai, perilaku serta karakteristik pustakawan untuk melaksanakan pekerjaan
dalam memberikan layanan pengguna. Dengan adanya kompetensi yang dimiliki pustakawan akan menjamin terwujudnya layanan yang bermutu.
18
Dewiyana 2006: 22 menyatakan bahwa “Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, atau karakteristik yang berhubungan dengan tingkat kinerja suatu
pekerjaan seperti pemecahan masalah, pemikiran analitik atau kepemimpinan”. Sedangkan menurut Utomo yang dikutip Hermawan dan Zen 2006: 174
menyatakan bahwa: “Kompetensi adalah kemampuan, pengetahuan dan keterampilan, sikap, nilai, prilaku, dan karakteristik sesorang yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan tertentu dengan tingkat kesuksesan secara optimal”.
Berdasarkan hasil diskusi Komisi II yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional RI dalam Hermawan dan Zen 2006: 174 menyatakan
bahwa: Kompetensi secara umum adalah kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan, sikap, nilai prilaku, serta karakteristik pustakawan, yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan secara optimal.
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan kompetensi pustakawan adalah pengetahuan, kemampuan serta karakteristik yang berhubungan dengan tingkat
kinerja dalam melakukan pekerjaan yang ada di perpustakaan. Kompetensi pustakawan dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme sebagai pelayan
informasi sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pengguna jasa perpustakaan. Dalam meningkatkan profesionalisme pustakawan ada yang harus diperhatikan
dalam peningkatan kompetensi pustakawan. Menurut Hermawan dan Zen 2006: 176, komponen yang harus di perhatikan dalam peningkatan kompetensi
pustakawan yaitu : 1.Penguasaan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan, serta integritas
pustakawan 2. Kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan pustakawan
3. Kesesuaian dan persyaratan penempatan kerja pustakawan 4. Pengakuan dan jaminan formal pustakawan kepada masyarakat
5. Standart kinerja kualitas dan kuantitas yang harus dicapai pustakawan 6. Sarana dan prasarana untuk peningkatan yang harus dicapai seorang
pustakawan pendidikan formal dan non formal 7. Perangkat organisasi kompetensi pustakawan.
Dengan adanya komponen-komponen tersebut diharapkan pustakawan mampu meningkatakan kinerja dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas
sebagai seorang pustakawan yang professional.
19
2.3.2 Jabatan Fungsional
Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara No.132 MENPAN122002 2006: 5 menyatakan bahwa Jabatan fungsional pustakawan adalah jabatan karier
yang hanya dapat diduduki oleh seorang yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil. Menurut Supriyanto 2006: 323 Menyatakan bahwa jabatan fungsional
keahlian dan jabatan fungsional keterampilan adalah Sebagai berikut : 1. Jabatan fungsional keahlian adalah jabatan fungsional kualifikasi profesional
yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keahlianya.
2. Jabatan fungsional keterampilan adalah kualifikasi teknisi atau penunjang profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan
pengetahuan teknis di satu bidang ilmu pengetahuan atau lebih. Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jabatan fungsional
adalah jabatan atau kedudukan seorang pegawai negeri sipil PNS yang menunjukkan tugas dan tanggung jawab di satuan organisasinya yang dalam
pelaksanaanya didasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu. Jabatan fungsional terdiri dari jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional
keterampilan. Berdasarkan pengetahuan dan tingkat pendidikan pustakawan maka jabatan fungsional pustakawan terdiri dari pustakawan tingkat terampil dan
tingkat ahli. Dalam Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Dan Aparatur Negara No.132M.PAN122002 2006: 3 menyatakan bahwa:
1. Pustakawan tingkat terampil adalah pustakawan yang memiliki dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah-rendanhnya diploma II
perpustakaan, dokumentasi dan informasi atau diploma bidang lain yang disetarakan
2. Pustakawan tingkat ahli adalah pustakawan yang memiliki dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah-rendahnya sarjana perpustakan,
dokumentasi dan informasi atau sarjana bidang lain yang disetarakan. Dalam pengangkatan pustakawan menjadi jabatan fungsional ada
persyaratan yang harus dipenuhi. Dalam buku jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya 2006: 28 Persyaratan yang harus dipenuhi pustakawan adalah :
1. Persyaratan untuk dapat diangkat dalam jabatan pustakawan tingkat terampil, adalah;
a. Berijazah serendah-rendahnya diploma II perpustakaan, dokumentasi, dan informasi atau diploma di bidang lain;
b. Bagi diploma bidang lain harus mengikuti pelatihan kepustakawanan dengan kualifikasi yang ditentukan oleh perpustakaan Nasional RI;
c. Serendah-rendahnya menduduki pangkat pengatur muda tingkat I, golongan ruang IIb;
20
d. Bertugas pada unit perpustakan, dokumentasi dan informasi sekurang- kurangnya selama 2 dua tahun berturut-turut;
e. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan DP-3, sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 satu tahun terakhir.
2. Untuk dapat diangkat dalam jabatan pustakawan tingkat ahli, adalah : a. Serendah-rendahnya berijazah sarjana S1 perpustakaan, dokumentasi, dan
informasi atau sarjana bidang lain; b. Bagi sarjana bidang lain harus mengikuti pelatihan kepustakawanan dengan
kualifikasi yang ditentukan oleh perpustakaan Nasional RI; c. Serendah-rendahnya menduduki pangkat penata muda, golongan ruang IIIa;
d. Bertugas pada unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi sekurang- kurangnya selama 2 Dua tahun berturut-turut;
e. Setiap unsur penilain pelaksana pekerjaan DP-3, sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1satu tahun terakhir.
Setelah pustakawan memenuhi persyaratan dalam pengangkatan sebagai jabatan fungsional, maka langkah selanjutnya dilakukan penempatan pustakawan sesuai
dengan jenjang jabatan dan pangkat pustakawan. Jabatan fungsional pustakawan mempunyai jenjang jabatan berdasarkan penilaian terhadap bobot jabatan
fungsional,
Menurut Supriyanto 2006: 323 menyatakan bahwa Jabatan Fungsional mempunyai jenjang jabatan sebagai berikut:
1. Jenjang jabatan fungsional keahlian : a. Jenjang utama yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan
fungsi utamanya bersifat strategis yang mensyaratkan kulifikasi profesional tingkat tertinggi, dengan kepangkatan dari pembina utama madya IVd sd
pembina utama IVe.
b. Jenjang madya yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis sektoral yang mensyaratkan kualifikasi
professional tingkat tinggi, dengan kepangkatan mulai dari pembina IVa sd pembina utama muda IVc.
c. Jenjang muda yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat taktis oprasional yang mensyaratkan kulaifikasi
profesional tingkat lanjutan, dengan kepangkatan mulai dari penata IIIc sd IIId.
d. Jenjang pertama yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat oprasional yang mensyaratkan kualifikasi
profesional tingkat dasar, dengan kepangkatan mulai dari penata muda IIIa sd penata muda tingkat I IIIb.
2. Jenjang jabatan fungsional keterampilan : a. Jenjang penyelia yaitu jenjang jabatan fungsional keterampilan yang tugas
dan fungsi utamanya sebagai pembimbing, pengawas, dan penilai pelaksanaan pekerjaan pejabat fugsional tingkat dibawahnya yang
mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis oprasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu, dengan kepangkatan dari
penata IIIc sd Penata tingkat IIIId.
b. Jenjang pelaksanaan lanjutan yaitu jenjang jabatan fungsional keterampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana tingkat lanjutan dan
21
mensyaratkan pengetahuan dan pengakaman teknisi opersional penunjang yang didasari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu, dengan
kepangkatan mulai dari penata muda IIIa sd Penata muda tingkat I IIIb.
c. Jenjang pelaksana yaitu jenjang jabatan fungsional keterampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebgai pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan dan
pengalaman teknis operasional penunjang yang didasari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu, dengan kepangkatan mulai dari peñata IIb sd
IId.
22
BAB III KINERJA PUSTAKAWAN DALAM MENGEMBANGKAN
PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN
3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Umum Kota Medan
Perpustakaan Kota Medan, berdiri tahun 1972 sesuai dengan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No. 8391972
tanggal 27 Desember 1972 tentang mendirikan Pusat Perpustakaan Umum Komadya Medan dengan tujuan dan fungsi sebagai berikut :
-
Menghimpun bahan-bahan dokumentasi daerah, terutama bahan-bahan yang dianggap perlu diketahui masyarakat luas, berupa karya-karya tertulis
sehingga dapat dimanfaatkan bagi pembangunan daerah kotamdya medan dalam segala bidang, seperti hasil-hasil seminar, simposium, musda,
keputusan-keputusanperaturan pemerintah daerah, pidato-pidato dalam upacara resmi, dan lain sebagainya.
-
Memberikan pelayanan berupa penyediaan bahan-bahan pendidikan dan bahan lainnya sehingga bermanfaat bagi pembinaan mental spritual dan
pembinaan kewarganegaraan atas landasan dasar negara Pancasila.
-
Memberikan pelayanan kepada masyarakat umum, masyarakat pelajar, mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan akan sumber-sumber ilmiah dan
untuk mengetahui kesulitan sumber pelajaran sesuai dengan kurikulum Sekolah Dasar samapi Perguruan Tinggi, dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan dan pengajaran di daerah Kota madya Medan.
-
Menyediakan tempat, dimana semua lapisan masyarakat dapat mengikuti perkembangan negara dan dunia dalam segala bidang, dari koran-koran,
majalah-majalah dan brosur-brosur, dan menyediakan bacaan hiburan yang bernilai paedagogis, sehingga bermanfaat bagi perkembangan jiwaanak-
anak dan generasi yang akan datang. Membimbing, mengawasi serta mengkoordinir perpustakaan-perpustakaan umum yang diadakan diberbagai
pelosok dalam wilayah kotamadya Medan.
23
3.2 Visi dan Misi Perpustakaan Umum Kota Medan