Kinerja Pustakawan Dalam Bidang Pengadaan Bahan Pustaka SISTEM OPAC

27 g. SeniBudaya h. Kesusastraan i. Sejarah j. Agama k. Cerita 2. Koleksi Referensi, terdiri dari : a. Kamus b. Ensiklopedia c. PeraturanUndang-undang d. Koleksi KhususDaerah e. Tafsir 3. Koleksi Perpustakaan Keliling, terdiri dari : a. Karya Umum b. Filsafat c. Ilmu Sosial d. Bahasa e. IPAMM f. Ilmu terapan g. SeniBudaya h. Kesusastraan i. Sejarah j. Agama k. Cerita

3.5 Kinerja Pustakawan Dalam Bidang Pengadaan Bahan Pustaka

Pengadaan bahan pustaka dilakukan agar bahan pustaka sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan, apabila dalam melakukan pengadaan bahan pustaka tidak sesuai dengan apa yang di butuhkan oleh pengguna, maka perpustakaan tersebut kurang berhasil dalam melakukan pelayanan terhadap pengguna perpustakaan. Cara pengadaan bahan pustaka oleh Perpustakan Umum Kota Medan antara lain sebagai berikut : 28 1. Pembelian Perpustakaan Umum Kota Medan membeli langsung bahan pustaka dengan cara memesan melalui penerbit dan mengimpor bahan pustaka langsung dari luar negeri apabila dibutuhkan 2. Sumbangan Selain pembelian perpustakaan Umum kota Medan memperoleh bahan pustaka melalui sumbangan, tugas pustakawan dalam memilih bahan koleksi melalui proses ini adalah: Memilih bahan pustaka sumbangan yang di butuhkan, Menyisihkan bahan perpustakaan hadiah yang diperlukan. Dari pantauan penulis selama melakukan observasi di Perpustakaan Umum Kota Medan, penulis mengamati bahwa: 1. Dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka se cara online, Perpustakaan Umum Kota Medan terlebih dahulu meneliti situs mana saja yang dapat dipercaya dalam bisnis online. 2. Perpustakaan Umum Kota Medan ingin menambahkan koleksinya dengan bahan koleksi yang bersumber dari terbitan pemerintah mengalami kendala dalam pemesanan karena jumlah bahan koleksi terbitan pemerintah sangat sedikit

3.6 Kinerja Pustakawan Dalam Bidang Pengolahan Bahan Pustaka

Dalam tahap pengolahan bahan pustaka, Perpustakaan Umum Kota Medan menerapkan beberapa metode, mulai dari inventarisasi bahan pustaka, katalogisasi dan penyelesaian fisik bahan pustaka.

3.6.1 Inventarisasi

Dalam tahapan inventarisasi pustakawan melakukan tugas tugas seperti berikut : a. Pemberian stempel dilakukan agar dapat diketahui bahwasanya bahan pustaka resmi milik perpustakaan tersebut, b. Pustakawan melakukan pemberian nomor induk dan dicatat ke buku induk, agar dapat di ketahui jumlah koleksi yang dimiliki, Meliputi : Tanggal, Nomor induk, Nama pengarang, Kota terbit, Penerbit, Tahun terbit, Jumlah halaman, Harga, Sumber dan Keterangan. 29 c. Pemberian barcode buku agar buku tersebut dapat di scan, dengan alat scanner Perpustakaan Umum Kota Medan. Metode yang digunakan dalam pengadaan koleksi pepustakaan adalah sangat beragam, hal ini berhubungan dengan kapasitas layanan dan hubungan perpustakaan dengan penyedia sumber-sumber informasi.

3.6.2 Katalogisasi

Katalogisasi adalah proses pembuatan katalog sebagai sarana temu kembali bahan pustaka. Dalam mempersiapkan buku serta bahan pustaka lainya dengan membuat entri yang sesuai dengan katalog perpustakaan. Perpustakaan Umum Kota Medan belum melakukan aturan yang berlaku secara internasional. Maksudnya perpustakaan kota medan didalam pengklasifikasian tidak berpedoman pada DDC edisi 20 atau 21 melanikan berpedoman kepada penentu daftar tajuk subjek yang diterbitkan oleh perpustakaan nasional, dalam penentuan deskripsi bibliografi menggunakan AACR2 namun, mengunakan KDT katalog dalam terbitan , dan didalam penentuan tajuk subjek berpedoman kepada LCSH melainkan dalam menentukan tajuk subjek. Katalog dilakukan dengan cara komputerrisasi dengan menggunakan program CDSISIS. Katalog dibuat berdasarkan judul dan pengarang. Apabila seorang pengguna ingin menelusuri bahan pustaka buku melalui katalog harus melaporkan pada perpustakaan karena pelayananya bersifat tertutup, maksudnya bahan pustaka yang diinginkan akan ditelusuri oleh perpustakaan melalui katalog online. Kegiatan pengatalogan diperpustakaan ini tidak saja untuk bahan pustaka baru pembelian dan sumbangan , tetapi juga bahan koleksi yang lama. Jumlah koleksi yang sudah di katalogan. Katalogisasi adalah proses pembuatan sebuah kartu katalog lengkap dengan uraian-uraianya. Kegiatan ini dilaksanakan agar katalog sebagai wakil ringkas dari bahan pustaka dan sebagai alat penelusuran informasi dapat digunakan pemakai sebagai refrence untuk mencari bahan pustaka yang dibutuhkan. Untuk pengatalogan bahan pustaka Perpustakaan Umum Kota Medan masih mengunakan cara manual. Dalam proses katalogisasi pengatalogan dibuat 30 pada lembaran T-slip dan setelah selesai diketik pada kartu ukuran 7,5 x 12,5 cm. Setiap bahan perpustakaan dibuatkan satu set kartu katalog yaitu : a. Kartu judul b. Kartu pengarang c. Kartu pengarang tambahan bila ada pengarang tambahan d. Kartu subjek e. Kartu berkas shelf list Perpustakaan Umum Kota Medan telah melaksanakan prinsip-prinsip pengolahan perpustakaan, seperti inventaris, koleksi dan pengatalogan. Pengtalogan buku dilakukan dalam beberapa tahap sampai bahan pustaka tersebut siap untuk dilayankan. Setiap buku yang diterima terlebih dahulu dicek pada kartu shelf list. Apakah sudah diolah atau belum. Buku yang belum pernah diolah terlebih dahulu diberi nomor inventaris, stempel, tanda terima dan stempel tanda milik perpustakaan. Buku yang telah diinventarisasi dibuat konsep katalognya yang berisikan tentang data bibliografi buku, subjek dan nomor klasifikasi.

3.6.2.1 Penentuan Tajuk Entri Utama

Pada umumnya yang menjadi tauk entri utama adalah pengarang atau yang bertanggung jawab atas karangan tersebut. Pengarang yang dimaksud dalam hal ini adalah pengarang perseorangan, badan lembaga dan karya kumpulan. Tajuk entri utama pada katalog dapat berupa nama : - Pengarang - Judul - Badan kooperasi Berikut contoh penentuan tajuk entri utama di perpustakaan umum kota medan : A. Karya pengarang tunggal yang menjadi entri utamanya adalah pengarang itu sendiri. 31 Sumber: Perpustakaan Umum Kota Medan Gambar 3. Contoh katalog karya pengarang tunggal Pada gambar 3, yaitu pada daerah kolasi, dimana angka romawinya tidak dicantumkan padahal didalam buku tertera angka romawinya. B. Karya yang dilakukan oleh lebih dari tiga pengarang yang menjadi tajuk entri utama karya tersebut adalah: Sumber: Perpustakaan Umum Kota Medan Gambar 4. Contoh katalog lebih dari tiga orang Pada gambar 4, penulis deskripsi bibliografiis tidak sesuai menurut AACR2 dimana nama pengarang yang lebih dari tiga orang, maka ditulis nama pengarang yang pertama kali disebutkan dan ikut dengan [et al] dengan 32 menggunakan tanda.-- sedangkan menurut AACR2 seharusnya memakai tanda ….[et al] C. Karya editor tanpa pengarang utama, maka tajuk entrinya utama adalah judul Sumber: Perpustakaan Umum Kota Medan Gambar 5. Contoh katalog karya editor tanpa pengarang utama Contoh katalog pada gambar 5, jika nama penerbit tidak ada pengetikannya memakai tanda . Jadi pengetikan seharusnya adalah s n yang sesuai dengan AACR 2. Penulis subjeknya memakai huruf kecil yang mana seharusnya menggunakan huruf kapital huruf besar. Pustakawan bidak konsisten dalam menentukan penggunaan huruf besar atau kecil dalam penulisan subjeknya. D. Karya badan korporasi dan badan itu sendiri yang bertanggung jawab atas karya tersebut, maka tajuk entri utamanya pada badan itu sendiri. Sumber : Perpustakaan Umum Kota Medan Gambar 6. Contoh katalog karya badan korporasi 33 Pada gambar 6, penulisan subjek menggunakan huruf kecil yang sebaiknya memakai huruf besar huruf kapital

3.6.2.2 Deskripsi Bibliografi

Dalam menemukan deskripsi bibliogrfi perpustakaan umum kota medan belum berpedoman pada AACR2 melainkan mengikuti KDT katalog dalam terbitan Sumber: Perpustakaan Umum Kota Medan Gambar 7. Contoh katalog dengan susunan Tajuk Pengarang Katalog pada gambar 7, terletak pada bagian deskripsi bibliografiis tidak sesuai dengan peraturan AACR2.

3.6.2.3 Penentuan Tajuk Subjek

Menentukan subjek bahan pustaka bukanlah pekerjaan yang mudah akan tetapi membutuh kan pustakawan katalog yang ahlih dalam bidangnya dan menurut pedoman subjek yang ada . perpustkaan umum kota medan dalam penentuan tajuk subjek tidak berpedoman pada LCSH melainkan berpedoman pada Daftar tajuk subjek yang diterbitkan oleh perpustakaan nasional RI edisi keV. 34 Sumber: Perpustakaan Umum Kota Medan Gambar 8. Contoh katalog tidak mengunakan pedoman LCSH Pada gambar 8, didalam penentuan tajuk subjek tidak menggunakan pedoman LCSH sehingga dalam pembuatan nomor klasnya berdasarkan daftar Tajuk Subjek yang diterbitkan oleh perpustakaan nasional yang tertera disamping sebelah kanan subjeknya.

3.6.2.4 Klasifikasi

Klasifikasi merupakan proses pemberian nomor panggil atau notasi buku. Proses klasifikasi buku yang dilakukan perpustakaan umum kota medan sangat sederhana karena buku-buku yang diklasifikasikan tidak mencangkup semua bidang ilu seperti yang terdapat di perpustakaan besar. Buku-buku yang diklasifikasikan terdiri dari buku-buku teknik, hukum, ekonomi, pariwisata dan administrasi. Ada beberapa pedoman yang dijadikan petugas sebagai acuan dalam mengklasifikasi buku seperti terjemahan ringkasan DDC edisi 19, pengantar Klasifikasi persepuluhaan Dewey, dan indeks relatif. Walaupun koleksi buku perpustakaan umum kota medan telah diklasifikasi dengan cukup baik, tetapi masih ada sebagian buku yang tidak dikelompokan berdasarkan nomor klasifikasinya. Hal ini membuat susunan buku dirak tidak sesuai dengan urutan nomor klasnya dan hanya dikelompokan berdasarkan bidang ilmunya, misalnya susunan buku akuntansi digabung dengan buku koperasi. Sebaiknya perpustakaan umum kota medan lebih baik mengunakan DDC edisi 22. Karena pada edisi ini 35 sudah banyak pengembangan bidang ilmu yang menyebabkan notasi berkembang. Bahkan saat ini sudah menggunakan DDC edisi ke 23 agar lebih baik dalam proses mengklasifikasi untuk pemberian nomor panggil atau notasi buku.

3.6.3 Penyelasian Fisik

Tahap terakhir adalah penyelesaian fisik bahan pustaka meliputi : a. Menempelkan label pada punggung buku, menempelkan kantong buku dan slip tanggal kembali, membuat dan memasukkan kartu buku. b. Setelah semua selesai, ini adalah tahap terakhir dalam tahap penyelesaian fisik yaitu menyusun atau menyimpan bahan pustaka dan dokumen di rak, atau menyimpan dokumen sesuai dengan nomor klasifikasi call number. Dari pantauan penulis selama melakukan observasi di Perpustakaan Umum Kota Medan pada bidang pengolahan bahan pustaka, penulis mengamati bahwa: 1. Perpustakaan Umum belum mengunakan DDC edisi 22. Sebaiknya pihak perpustakaan menggunakannya karena pada edisi ini sudah banyak pengembangan bidang ilmu yang menyebabkan notasi berkembang. Bahkan saat ini sudah menggunakan DDC edisi ke 23 agar lebih baik dalam proses mengklasifikasi untuk pemberian nomor panggil atau notasi buku. 2. penjajaran buku di rak belum sesuai dengan nomor klasifikasi yang membuat pengguna kesulitan untuk mencari bahan pustaka.

3.7 SISTEM OPAC

Perpustakaan umum kota medan menggunakan katalog komputer untuk membantu penguna mencari bahan pustaka ke rak dan juga sebagai data inventarisasi bagi pustakawan. Sistem yang mereka pakai dengan memakai sistem perangkat lunak CDSISIS. Dalam sistem OPAC pada perpustakaan umum kota medan terdapat cara kegiatan pemasukan data dan validasi atau pengecekan data yang dimasukkan kedalam basis data. Apabila ada kesalahan atau keraguan, data dapat dilacak berdasarkan nama pengolah, pemasuk data, dan tanggal pemasukan yang tercantum pada formulir. Dengan menggunakan formulir, pemasukan data 36 menjadi lebih cepat dan fisik bahan pustakanya dapat segera diproses sebagaimana mestinya sehingga dapat segera dipamerkan dan digunakan di unit sirkulasi. Sistem OPAC yang dikembangkan di PUSTAKA adalah sistem layanan informasi melalui LAN dan WAN, namun karena masih ada keterbatasan, sistem yang dibangun baru pada tahapan LAN. Layanan melalui WAN dilakukan dengan memanfaatkan media internet, sehingga pengguna dapat langsung mengakses informasi dari server pangkalan data. Layanan melalui LAN lebih ditujukan untuk pengguna yang langsung datang ke perpustakaan. Perpustakaan umum kota medan mengunakan OPAC dalam mencari buku dengan cara buka situs http:perpustakaan.pemkomedan.go.id Pengguna Perpustakaan Umum Kota Medan baik itu anggota maupun nonanggota adalah anak-anak, pelajar tingkat Sekolah Dasar SD, pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama SMP, pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas SMA, Mahasiswa, Pegawai Instansi Pemerintah, serta masyarakat umum. Pengguna perpustakaan dapat mencari, memilih, membaca serta meminjam koleksi bahan pustaka yang diinginkan. Namu, bagi pengguna perpustakaan yang non-anggota yang ingin meminjam koleksi bahan pustaka tidak diperkenankan untuk meminjam bahan pustaka dari Perpustakaan umum Kota Medan tetapi mereka hanya boleh membaca bahan pustaka ditempat atau memfotokopi bagian isi buku yang diperlukan. Pengguna yang menggunakan fasilitas Perpustakaan Umum Kota Medan adalah sekitar ± 80 orang per hari. lalu terbuka halaman depan lalu kelik Katalog Publik setelah itu masukan Query judul buku yang mau dicari lalu klik search kemudia akan keluar hasil yang dibutuhkan.

3.8 Kinerja Pustakawan Dalam Bidang Pelayanan Bahan Pustaka