Pemanasan Global sebagai Kerusakan Bumi

BAB III PENANGGULANGAN PEMANASAN GLOBAL

A. Pemanasan Global sebagai Kerusakan Bumi

Secara definitif padanan kata pemanasan global dalam al-Qur’an memang tidak ada atau belum penulis temukan. Tetapi jika diteliti lebih lanjut. Pemanasan global merupakan salah satu dari sekian banyak banyak kerusakan alam. Hal ini telah dijelaskan dalam Bab II bahwa faktor utama pemanansan global disebabkan karena meningkatnya kadar CO 2 . Meningkatnya kadar CO 2 disebabkan oleh meningkatnya kadar emisi CO 2 dan berkurangnya absorber CO 2. Adapun sektor utama penghasil CO2 yaitu oleh pembangkitan energi, transportasi, dan industri. maka ada beberapa ayat yang bisa dijadikan rujukan. Kalau merujuk kepada al- Qur’an, ditemukan sekian banyak ayat yang membicarakan tentang aneka kerusakan. Diantara term-term dalam al-Qur’an yang terkait langsung dengan kerusakan lingkungan adalah term fasâd. Term fasâd dengan seluruh kata jadiannya di dalam al-Qur’an terulang sebanyak 50 kali. Fasâd berarti ءﻰﺸﻟا جوﺮﺧ لاﺪﺘ ا ﻦ sesuatu yang keluar dari keseimbangan, 1 kata ini digunakan untuk menunjuk apa saja, baik jasmani, jiwa, maupun hal-hal lain. Ia juga diartikan sebagai antonim dari kata حﻼﺼﻟا ash-shalâh yang berarti manfaat atau berguna. 2 Secara umum, keduanya terkait dengan sesuatu yang manfaat dan tidak manfaat. Artinya, apa saja yang tidak membawa manfaat baik secara individu maupun 1 Al-Asfahani, al-Mufradât fi al-Gharîb al-Qur’an, Beirut: Dârul Ma’rifah, tth, jilid 1, h. 207. 2 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2002, Volume 11, cet. 1, h. 77. 32 1. Perilaku menyimpang dan tidak bermanfaat. ☺ “Dan bila dikatakan kepada mereka:Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi. Mereka menjawab: Sesungguhnya Kami orang-orang yang Mengadakan perbaikan. QS. Al-baqarah 2:11 Fasâd di sini bukan berarti kerusakan benda, melainkan perilaku menyimpang, Paling tidak term fasâd di sini memiliki tiga pengertian yaitu: memperlihatkan perbuatan maksiat, persekutuan antara orang-orang munafik dengan orang-orang kafir dan sikap-sikap kemunafikan. 5 ☺ ☺ “dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut tidak akan diterima dan harapan akan dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” QS. al-A’râf 7:56. 3 Lajnah Pentashihan Mushap al-Qur’an, Pelestarian Lingkungan Hidup: Tafsir al-Qur’an Tematik, Jakarta: Lajnah pentashihan al-Qur’an, 2009, vol. 4, h. 272. 44 Lajnah Pentashihan Mushap al-Qur’an, Pelestarian Lingkungan Hidup …, h. 272-276 5 Al-Muqâtil dan Abu ‘Aliyah mengartikan fasâd dalam ayat ini sebagai perbuatan ma’siat . Menurut al-sidy yaitu kema’siatan dan kufur, sedangkan menurut Mujahid, fasâd artinya meninggalkan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sedangkan Ali bin bin Abi Thib mengartikanya sebagai bentuk nifaq. Lihat Ibn al-Faraj Jamâluddîn ‘Abdurrahman bin ‘Ali bin Muhammad al-Jauzy, Zâd al-Masîr fi‘Ilmi al-Tafsîr, Beirut: Dârul Fikri, 1987, Vol. 1, H. 8-9. Ayat ini menunjukan larangan untuk berbuat kerusakan atau tidak bermanfaat dalam bentuk apa pun, baik menyangkut perilaku, seperti merusak, membunuh, mencemari sungai, dan lain-lain. Maupun menyangkut akidah, seperti kemusyrikan, kekufuran dan segala bentuk kemaksiatan. Akan tetapi term islah 6 di sini, sebagai poros yang belawanan dari fasâd, menurut ulama menyangkut persoalan akidah bukan fisik. Artinya Allah telah memperbaiki bumi ini dengan mengutus Rasul-Nya menurunkan al-Qur’an dan penetapan syari’ah. Melihat hal ini, terjadinya kerusakan mental akan menjadi sebab terjadinya kerusakan fisik. 2. Ketidakteraturanberantakan. ⌧ ☺ ⌧ ☺ “Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai Arsy daripada apa yang mereka sifatkan”. QS. al-Anbiya 21:22. Term fasâd di sini berarti tidak teratur. Artinya, jika di alam raya terdapat Tuhan selain Allah, niscaya tidak akan teratur. Padahal perjalanan matahari, bulan, bintang da milyaran planet semuanya berjalan secara teratur, maka pengaturnya pasti satu, yaitu Allah. 7 3. Perilaku destruktif merusak 6 Jika Anda menemukan sesuatu yang baik, yang memenuhi nilai-nilainya, lalu Anda memeliharanya sehingga nilai-nilai itu langgeng, maka ketika itu Anda melakukan shah. Sedang bila Anda menemukannya dalam keadaan rusak lalu Anda memperbaikinya sehingga ia menjadi baik dan bermanfaat sebagaimana semula, maka Anda melakukan apa yang dinamai ishlâh. Selanjutnya jika Anda menemukan sesuatu yang telah memenuhi nilai-nilainya, lalu Anda memberi nilai tambah kepadanya sehingga manfaatnya lebih besar dari sebelumnya, maka ini pun dinamai ishláh. Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…,Vol 10, cet. 1, h. 115. 7 Lajnah Pentashihan Mushap al-Qur’an… , h. 274. ⌧ ☺ ⌧ ⌧ “Dia berkata: Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia Jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat”. QS. al-Naml 27:34. Kata ifsad di sini berarti merusak apa saja yang ada, baik benda maupun orang, baik dengan membongkar, merobohkan, maupun menjadikan mereka tidak berdaya dan kehilangan kemuliaan. 8 4. Kerusakan lingkungan ⌧ ☺ ⌧ ⌧ “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar”. QS. al-Rûm 30:41. Ayat di atas menyebut darat dan laut sebagai tempat terjadinya fasâd itu. Ini dapat berarti daratan dan lautan menjadi arena kerusakan, dapat juga berarti bahwa darat dan laut sendiri telah mengalami keruksakan, ketidak seimbangan serta kekurangan manfaat. Laut telah tercemar, sehingga ikan mati dan hasil laut berkurang. Daratan semakin panas sehingga terjadi kemarau panjang. Alhasil, 8 Lajnah Pentashihan Mushap al-Qur’an… , h. 274. keseimbangan lingkungan menjadi kacau. Inilah yang mengantar sementara ulama kontemporer memaharni ayat ini sebagai isyarat tentang kerusakan lingkungan. 9 Makna al-fasâd pada ayat di atas bersifat ‘am umum. Ini berarti bahwa segala kerusakan bumi baik di darat maupun di laut dalam berbagi bentuknya dapat disebut sebagai al-fasâd. Kerusakan di darat misalnya, seperti longsor, gempa, banjir dan sejenisnya bisa dikatakan sebagai al-fasâd fi al-ardh. Berdasarkan ayat ini, maka global warming merupakan salah satu bentuk al-fasâd yang disebabkan oleh perbuatan manusia. Adapun term-term lain yang memiliki makna kerusakan adalah halaka. Term halaka dan seluruh kata jadiannya dalam aal-Qur’an ada 68 kali. Dengan mengacu kepada penjelasan al-Asfahani, term halaka bisa dibagi dalam empat kategori, yaitu: 10 a. Berarti hilangnya sesuatu dari diri seseorang, menghabiskan harta benda, kerugian atau kemudaratan, kehancuran berupa kerusakan alam. b. Berarti kematian atau meninggal dunia. c. Berarti fana’ atau lawan dan baqa’. d. Berarti kebinasaan dan kehancuran kolektif makna seperti ini yang paling banyak. Dari klasifikasi di atas, term halaka yang menunjukkan arti kehancuran yang mengarah kepada kerusakan alam yaitu: 9 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…,Vol. 11, cet. 1, h. 77. 10 Lajnah Pentashihan Mushap al-Qur’an, Pelestarian Lingkungan Hidup…,h. 275-176. “Dan apabila ia berpaling dari kamu, ia berjalan di bumi untuk Mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan”. QS.al-Baqarah 2:205. Secara deskriptif tentang term-term fasâd dan halaka, bisa dijelaskan sebagai berikut; “Untuk term fasâd , jika berbentuk masdar dan berdiri sendiri, maka menunjukkan kerusakan yang bersifat hissifisik, seperti banjir, pencemaran udara, dan lain-lain; dan jika berupa kata kerja fi’il atau bentuk masdar namun sebelumnya ada kalimat fi’il, maka yang terbanyak adalah menunjukkan arti kerusakan yang bersifat non fisikma’nawi, seperti kafir, syirik, munafilk, dan sejenisnya. Dengan demikian, bisa dipahami hahwa kerusakan yang bersifat fisik pada hakikatnya merupakan akibat dari kerusakan non-flsik atau mental. Argumentasinya, bahwa ayat-ayat yang bisa diidentifikasi sebagai yang menunjukan makna kerusakan lingkungan juga tidak secara spesifik dinyatakan sebagai akibat langsung dan perilaku manusia, seperti illegal logging, pencemaran udara, dan lain sebagainya. Dengan demikian, kita bisa melihat adanya korelasi positif antara kerusakan lingkungan dengan rusaknya sikap mental atau keyakinan yang menyimpang. Perilaku menyimpang, merusak, dan tidak bermanfaat sebenarnva menjadi cerminan rusaknya mental seseorang. Makanya, Allah mendedikasikan untuk senantiasa menjaga bumi ini jika perilaku penduduknya menceminkan seorang mushlih sebagai antonim dari fasâd, yaitu senantiasa berusaha untuk mengembangkan kebajikan yang bersifat sosial. Dengan kata lain, memiliki dampak secara nyata dalam kehidupan kemanusiaan dan lingkungan hidup secara umum”. 11 Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa kerusakan lingkungan sebagai pemicu terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim secara tidak langsung diungkap oleh al-Qur’an dengan ungkapan dhahar al-fasâd fi al-ardhi wa al-bahri dimana titik berat dari pernyataan tersebut adalah kata fasâd. 12 term fasâd 11 Lajnah Pentashihan Mushap al-Qur’an, Pelestarian Lingkungan Hidup…,h. 277-278. 12 Kata ﺮﻬﻇ zhahara pada mulanya berarti terjadinya sesuatu di permukaan bumi, baik sedikit maupun banyak. Sehingga, karena dia di permukaan, maka menjadi nampak dan terang serta diketahul dengan jelas. Lawannya adalah ﻦﻄﺑ bathana yang berarti tejadinya sesuatu diperut tampaknya term yang mendekati atau bisa dijadikan dasar untuk mengurai pemanasan global dalam al-Qur’an.

B. Cara Menanggulangi Pemanasan Global dalam Al-Qur’an