2. Sadar Lingkungan.
Alam semesta menurut Imam Thabathaba’i bagaikan tubuh dalam keterkaitanya antara satu bagian dengan bagian yang lainya, apabila salah satu
bagianya tidak berfungsi dengan baik , maka akan nampak dampak negatifnya pada bagian yang lain. Apa lagi jika disadari bahwa kehidupan manusia sangat
bergantung pada alam. Jika alam rusak maka manusia akan merasakan akibatnya. Sadar lingkungan berarti juga sadar akan peran dan fungsi manusia sebagai
khlifah di muka bumi.
23
Pemanasan global merupakan sebuah bencana ekologi yang mempunyai dampak serius bagi keseimbangan ekosistem atau lingkungan hidup. Oleh karena
demikian, timbulnya kesadaran terhadap lingkungan menjadi sebuah keniscayaan. Kesadaran lingkungan secara mendasar merupakan suatu ciri dan perbedaan
antara manusia dengan makhluk hidup lainya. Oleh karena itu manusialah yang sangat dominan dalam mengatasi rnasalah-masalah lingkungan, dan hal ini
tergantung pada kesadaran manusia dalam memahami lingkungannya.
24
Kesadaran awareness mengandung pengertian mengetahui sesuatu atau tahu bersikap yang seharusnya, yang didukung oleh persepsi atau informasi.
Kesadaran individu timbul karena ia memiliki persepsi atau informasi yang mendukungnya, sehingga ia tahu bagaimana seharusnya bersikap. Dalam kaitan
dengan Iingkungan, seorang individu akan berkesadaran lingkungan apabila Ia
23
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…,Volume V, cet. 1, h. 183
24
M. Bahri Ghazali, Lingkungan Hidup Dalam Pemahaman Islam, Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 1996, h. 28.
memiliki persepsi atau informasi tentang berbagai aspek lingkungan yang mendukungnya, dan kesadaran itu meningkat sejalan dengan makin banyaknya
informasi yang diserap di dalam lingkungannya.
25
Ada dua dekade penting yang dapat dipandang sebagai penanda awal tumbuhnya kesadaran manusia tentang keselamatan planet Bumi dan kelestarian
lingkungan hidup. Pertama, dekade 1970, yang mencatat dua momentum bersejarah, yakni 22 April 1970 mengawali peringatan Hari Bumi, yang
diselenggarakan di Amerika Serikat atas inisiatif senator Gaylord Nelson; dan Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup di Stockholm, hari pertamanya pada
5 Juni 1972, yang kemudian diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup. Kedua, dekade 1980, yang merekam munculnya suatu kesadaran yang diiringi
oleh keprihatinan dan kekhawatiran yang mendalam akan kelangsungan lingkungan hidup dan masa depan umat manusia. David C. Korten 1993 pernah
menyebutkan, Tahun 1980-an menyadarkan orang akan kenyataan adanya ancaman lingkungan hidup yang lebih mendasar, yang membuktikan bahwa
masyarakat manusia senang membuat sebagian besar dunianya menjadi tidak layak huni. Krisis lingkungan hidup bukan lagi merupakan suatu kemungkinan
masa depan. Sebaliknya, krisis ini sudah menjadi realitas masa kini. Bencana alam natural disaster sekarang ini bukan lagi merupakan fenomena lokal atau
regional, tapi telah menjadi fenomena global seperti petaka global warming.
26
25
Kudwiratri Setiono, dkk, ed, Manusia Kesehatan Dan Lingkungan: Kualitas Hidup Dalam Perspektif Perubahan Lingkungan Global,
BAndung: P.T. Alumni, 2007, h. 97.
26
Daud Efendi, Manusia, Lingkungan dan Pembangunan: Prospektus Islam, Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2008, h. 142-142.
Di dalam masalah lingkungan dikenal dua kata kunci yang sangat erat hubungannya dengan keserasian lingkungan hidup, yakni ekologi dan ekosistem.
Ungkapan ekologi berasal dan kata oikos dan logos. Oikos artinya rumah tangga dan logos yang berarli ilmu. Jadi ekologi dapat diartikan sebagai studi tentang
rumah tangga mahluk hidup, ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang interaksi antara makhluk hidup dan llngkungannya, termasuk benda mati yang ada
disekitarnya. Sebab di dalam ekologilah dibicarakan adanya struktur dan interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Keberadaan makhluk hidup tidak bisa
dipisahkan dan makhluk hidup yang lainnya. Interaksi dalam pengerfian saling membutuhkan adalah dasar berkembangnya eksistensi makhluk hidup menjadi
makhluk yang mempunyai makna dalam kehidupan.
27
Di dalam mengatasi masalah-masalah lingkungan yang dihadapi oleh lingkungan hidup secara total, diperlukan adanya suatu kesadaran akan
pentingnya arti lingkungan bagi kehidupan terutama sekali hubungannya dengan kehidupan manusia yang bersifat sentral. Artinya manusia memegang peranan
yang sangat urgen dalam mengelola lingkungan bahkan juga yang mendatangkan adanya kerusakan lingkungan.
Kesadaran lingkungan bagi masyarakat ditunjukkan dengan adanya respon dan sikap serta pemikiran positif manusia terhadap lingkungan hidup. Kesadaran
erat kaitannya dengan persepsi, emosi dan pemikiran, sehingga dapat dikatakan bahwa kesadaran adalah kemampuan memahami dan memikirkan sesuatu.
Hakekat kesadaran lingkungan secara esensial dapat difahami sebagai suatu
27
M. Bahri Ghazali, Lingkungan Hidup…, h. 7-8.
prasyarat untuk mengembangkan lingkungan hidup sesuai dengan keberadaan lingkungan itu. Pengembangan lingkungan tanpa adanya kesadaran lingkungan
tidak akan mencapai sasarannya, sebab pengembang lingkungan itu lebih tepat jika dilaksanakan berdasarkan pemahaman tentang lingkungan secara konkrit.
Artinya pengelola harus mengetahui eksistensi lingkungan hidup itu yang sebenarnya.
28
Manusia telah sedikit banyak berhasil mengatur kehidupannya sendiri birth control maupun death control dan sekarang dituntut untuk mengupayakan
berlangsungnya proses pengaturan yang normal dari alam dan lingkungan agar selalu dalam keseimbangan. Khususnya yang menyangkut lahan tanah, air dan
udara, karena ketiga unsur tersebut merupakan sumber daya yang sangat penting bagi manusia.
Manusia berasal dari tanah dan hidup dari dan di atas tanah. Hubungan antara manusia dan tanah sangat erat. Kelangsungan hidup manusia diantaranya
tergantung dari tanah dan sebaliknya, tanahpun memerlukan perlindungan manusia untuk eksistensinya sebagai tanah yang memiliki fungsi.
29
Allah SWT berfirman :
⌧ ⌧
⌧
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuhan-tumbuhan yang
28
M. Bahri Ghazali, Lingkungan Hidup…, h. 97.
29
Moh. Soerjani, dkk.. Lingkungan : Sumber Daya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan.
, Jakarta: UI-Press, 1987. h. 39.
baik? Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda kekuasaan Allah. Dan kebanyakan mereka tidak Beriman.” QS. As-
Syua’ara: 26 7-8. Dengan lahan itu manusia bisa membuat tempat tinggal, bercocok tanam,
dan melakukan aktivitas lainnya.
30
Selain lahan atau tanah, yang tak kalah pentingnya adalah air. “Everything originated in the water. Everything is sustained by water”.
Manusia membutuhkan air untuk hidupnya, karena dua pertiga tubuh manusia terdiri dari
air.
31
Allah SWT berfirman :
☺ ⌧ ☯
“Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air tawar?”. QS. al-Mursalat: 77 27.
Tetapi ironis bahwa kekeringan datang silih berganti dengan banjir. Mestinya manusia bisa mengatur sedemikian hingga sepanjang waktu bisa
cukupan air tidak kurang dan tidak lebih. Hal itu sebenarnya telah ditunjukkan oleh alam dalam bentuk siklus hidrologis dari air yang berlangsung terus menerus,
volume air yang dikandungnya tetap, hanya bentuknya yang berubah. Allah SWT berfirman : “Demi langit yang mengandung hujan raj’i” QS. 86 : 11. Kata
Raj’i berarti “kembali”. Hujan dinamakan raj’i dalam ayat ini, karena hujan itu
berasal dari uap air yang naik dari bumi baik dari air laut, danau, sungai dan lainnya ke udara, kemudian turun ke bumi sebagai hujan, kemudian kembali ke
30
Widi Agus Pratikno, dkk.. Perencanaan Fasilitas Pantai dan Laut, Yogyakarta:.
BPFE, 1997, H. 10-12.
31
Widi Agus Pratikno, dkk.. Perencanaan Fasilitas Pantai …, h. 10-12.
atas, dan dari atas kembali ke bumi dan begitulah seterusnya. Atau terkenal dengan siklus hidrologik.
32
Selain kedua sumber daya tersebut di atas, ciptaan Allah SWT yang tidak kalah penting tetapi sering terlupakan atau disepelekan adalah udara. Padahal
tanpa udara takkan pernah ada kehidupan. Tanpa udara bersih takkan diperoleh kehidupan sehat. Setiap hari rata-rata manusia menarik napas 26.000 kali berkisar
antara 18 sampai 22 kali setiap menitnya. Pentingnya udara sering diabaikan terutama karena sampai kini manusia masih bisa memperolehnya tanpa harus
mengeluarkan biaya. Wujud nyata dari adanya kesadaran lingkungan misalnya membuang
sampah pada tempatnya, membuka lahan produksi dengan penuh perhitungan, memanfaatkan hasil bumi secara tidak berlebihan. Jika kesadaran lingkungan ini
tertanam pada seluruh lapisan masyarakat. Maka kerusakan alam dengan segala konsekuensinya dapat ditanggulangi.
3. Pengelolaan yang Berkelanjutan