Tabuh Rah Implikasi sabung ayam Tabuh Rah dan Tajen terhadap masyarakat

42 akibat yang ditimbulkan oleh bhuta kala yang riel, dan tidak riel. Karena itulah perlu diadakan pabyakala, yakni suatu korban suci kepada bhuta kala dengan maksud menjinakkan dan akhirnya “mempralina” 20 bhuta kala itu supaya menjadi dewa, dalam artian dari pengaruh negatif supaya berubah menjadi positif. Itulah sebabnya setiap mengadakan yajna, didahului oleh pabyakala atau bhutayajna diadakan lebih dahulu dengan maksud supaya tidak ada unsur-unsur negatif yang menggangu yajna itu sehingga tidak ada rintangan untuk menuju kesucian.

E. Implikasi sabung ayam Tabuh Rah dan Tajen terhadap masyarakat

1. Tabuh Rah

Dari segi sosiologis Masyarakat di Bali mempunyai corak yang spesifik yang erat pertaliannya dengan hukum adat dan juga merupakan masyarakat agraris religius, di samping memiliki seni budaya yang bermutu tinggi. Beberapa unsur dari adat di Bali tetap terpelihara, karena telah dirasa manfaatnya untuk memelihara keutuhan persatuan dan kesatuan masyrakat itu sendiri yang sangat penting artinya dan mutlak diperlukan sebagai landasan fundamentil 20 Peleburan, lenyap kembali, Dikatakan bahwa seluruh alam mengalami proses, dan jalannya proses itu berputar-putar seperti putaran roda, atau jantra, atau cakra. Relatif dengan kehadiran kita, maka proses itu nampaknya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Kemunculan, penciptaan Utpatti 2. Kehadiran, menetapnya kehadiran Sthiti 3. Peleburan, lenyap kembali Pralina, Jadi tiga rangkaian proses ini merupakan sifat kehadiran eksistensi alam semesta ini, bahwa tidak ada sesuatu yang kekal dialam ini. 43 guna mensukseskan pembangunan dimasyarakat, seperti; desa, banjar, subak, seka dan sebagainya yang diwarisi sejak dahulu, dan masih terpelihara serta dibina hingga sekarang. Kebiasaan yang berlaku turun-temurun dimasyarakat dan kalau dilanggar akan dapat menimbulkan akibat hukum, merupakan salah satu faktor yang menguatkan tradisi-tradisi adat yang ada dimasyarakat. Begitu pula halnya dengan sabung ayam di Bali, yang merupakan tradisi turun- temurun dari sejak dahulu sehingga, masih banyak pendapat yang merasa enggan untuk meninggalkannya, karena mungkin telah mendarah daging dimasyarakat. Dalam upacara Tabuh Rah penggunaan ayam sebagai persembahan hanya menggunakan 6 ekor ayam. Namun, jika dalam pelaksanaan upacara tersebut ayam yang diadu pada salah satunya sudah ada yang menang maka pelaksanaan aduan ayam Tabuh Rah tersebut dihentikan karena sudah dianggap telah menaburkan darah sebagai wujud persembahan korban bagi sang bhuta kala.

2. Tajen