layanan yang diberikan kepada pelajar hendaknya lebih mengarah kepada pembentukan perilaku pelajaran yang Islami dan berakhlakul karimah.
D. Kerangka Konseptual
Guru profesional menurut Uzer Usman diartikan sebagai “orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia
mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.” Kemudian bentuk-bentuk Kompetensi Profesionalisme menurut Uzer
Usman, yaitu: Pertama, Menguasai landasan kependidikan; seperti mengenal tujuan
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat, mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat
dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar. Kedua, Menguasai bahan pengajaran; seperti menguasai bahan pengajaran
kurikulum pendidikan dasar dan menengah, menguasai bahan pengayaan. Ketiga, Menyusun program pengajaran; seperti menetapkan tujuan
pembelajaran, memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran, memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar, memilih dan mengembangkan media
pengajaran yang sesuai, memilih dan memanfaatkan sumber belajar. Keempat, Melaksanakan program pengajaran; seperti menciptakan iklim
belajar mengajar yang tepat, mengatur ruangan belajar, mengelola interaksi belajar mengajar.
Kelima, Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan; seperti menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran,
menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Penulis melihat, kondisi yang menyebabkan kurangnya profesionalisme
guru adalah kurang memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme. Kurang memiliki kualifikasi dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang
tugas. Kurang memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. Kurang memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
Kurangnya penghasilan.
Serta kurang
memiliki kesempatan
untuk mengembangkan diri.
Kemungkinan sebabnya adalah mereka jarang mengikuti workshop dan pelatihan-pelatihan profesi keguruan. Jarang mengikuti seminar-seminar tentang
pendidikan. Kurangnya tingkat kesejahteraan guru, sehingga kurang fokus dalam mengajar. Serta kurangnya sarana bagi guru untuk pengembangan diri. Oleh
karena itu, agar guru memiliki profesionalisme yang baik, yaitu dengan mengikuti workshop dan pelatihan-pelatihan profesi keguruan. Mengikuti seminar-seminar
tentang pendidikan. Serta lebih banyak lagi belajar dan mencari literatur-literatur yang berkaitan dengan pendidikan
Pada akhirnya, dengan program-program peningkatan profesionalisme guru di atas, diharapkan seorang guru lebih memiliki bakat, minat, panggilan jiwa,
dan idealisme. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia. Memiliki kualifikasi dan latar belakang
pendidikan yang sesuai dengan bidang tugas. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. Memiliki tanggung jawab atas
pelaksanaan tugas keprofesionalan. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
Penerapannya di sekolah adalah seorang guru harus memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep, dan metode
keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antar matapelajaran terkait, menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam
keilmuan sehari-hari, dan menguasai langkah-langkah untuk memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi.
Untuk lebih mempermudah dalam melihat penerapan profesionalisme guru PAI di SLTP PGRI 12 Jakarta Selatan, kita dapat melihat kerangka konseptual
yang di olah dari pembahasan teori tentang profesionalisme dan buku Usman Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999, dan buku
Asrorun Ni’am Sholeh, Pengembangan Profesionalitas Guru, Analisis Kronologis atas Lahirnya Guru dan Dosen, Jakarta: eLSAS,2006, Cet. Ke-1, h.105, dan UU
RI NOMOR 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, BAB III Prinsip Profesionalitas, Pasal 7, di bawah ini:
; :
, 1
1 1
- 1
1 1
7
5
8 ,
-
7 =
, +
- +
7 1
1 1
1
1 1
1 ,
- 1
1
1 7
5 0 = 0
? 1
; ;
1 ,444
1 +
= 0 1-..81 ,1 ,.51
; ; , -..5
1 0 1
9
E. Tempat, Waktu dan Fokus Penelitian