Deskripsi dan Analisa Wawancara Penerapan Profesionalisme Guru

Sedangkan dalam kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua atau wali peserta didik, guru PAI 2 lebih baik. Hasil temuan observasi dari dua orang guru PAI di atas menunjukkan bahwa secara umum penerapan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di SMP PGRI 12 Jakarta Selatan sudah berjalan dengan baik, meskipun ada sedikit perbedaan yang dapat dilihat pada tabel di atas.

2. Deskripsi dan Analisa Wawancara Penerapan Profesionalisme Guru

Pendidikan Agama Islam di SMP PGRI 12 Jakarta Selatan. a. Pelaksanaan Kurikulum Dalam pelaksanaan kurikulum, sekolah selalu mengikuti kurikulum yang berlaku, tentu saja dengan penyesuaian-penyesuaian tertentu. Hal ini dijelaskan oleh Dwi Supriyanto, S.Pd., selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Menurut beliau guru selalu aktif terlibat dalam penyusunan kurikulum di sekolah. Artinya guru selalu mengikuti MGMP Musyawarah Guru Mata Pelajaran pada bidang studi masing-masing, dan melakukan penyesuaian-penyesuaian untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada. Secara signifikan tidak ada kurikulum di sekolah ini yang membedakan dengan sekolah lain. Kecuali Bahasa Arab, yang merupakan salah satu program unggulan di sekolah ini. b. Pengembangan Kurikulum Untuk meningkatkan kualitas profesional di tingkat sekolah, dilakukan dengan pengembangan diri secara rutin melalui MGMP Musyawarah Guru Mata Pelajaran, supaya pengembangan kurikulum di sekolah tersebut berjalan lebih baik. Sedangkan pada tingkatan kelas yaitu dengan mengetahui karakteristik masing-masing kelas, serta memberikan pengembangan diri bagi siswa melalui pendidikan ekstra kurikuler. Menurut Dwi Supriyanto, S.Pd., selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum, ada beberapa kelemahan yang dimiliki guru-guru di sekolah ini dalam kaitannya dengan pengembangan kurikulum, yaitu kurangnya perangkat media serta ruang laboratorium laboratorium terpadu, ruang serbaguna, serta ruang multimedia. Hal ini dapat menyebabkan proses pembelajaran dan pengembangan potensi anak didik sedikit terkendala. c. Kehadiran Guru Dari hasil wawancara dengan Dra. Hj. Sartini, MM., selaku kepala sekolah, guru di SLTP PGRI 12 Jakarta Selatan diharuskan datang ke sekolah tepat waktu. Jika guru datang ke sekolah tidak tepat waktu, sangsinya yaitu diberi teguran, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Sedangkan menurut H. Jayadi Umar, S.Pd., selaku wakil kepala bidang. humas dan juga guru PAI, jika beliau tidak hadir maka beliau menyiapkan tugas bagi siswa. Sedangkan jika siswa yang tidak hadir, maka diberikan tugas kepada siswa yang bersangkutan sebagai pengganti jam pelajaran yang terlewati. Sementara itu menurut Atmaja, S.Ag., selaku guru PAI, jika beliau tidak hadir maka memberikan konfirmasi kepada pihak sekolah dan memberikan tugas bagi siswa. Sedangkan jika siswa yang tidak hadir, maka ditanyakan kepada teman terdekat siswa kenapa siswa tersebut tidak hadir, serta diberitahukan kepada wali kelasnya. Kemudian siswa tersebut disuruh belajar sendiri kepada temannya megenai materi yang tertinggal. d. Penguasaan Materi Di SLTP PGRI 12 Jakarta Selatan, semua guru menjalankan tugasnya sesuai dengan bidang ilmunya. Dra. Hj. Sartini, MM., selaku kepala sekolah mengungkapkan adanya upaya peningkatan kualitas penguasaan materi bagi guru yaitu dengan mengikutkan guru dalam seminar dan workshop, serta monitoring, baik oleh pihak sekolah, yaitu dewan guru, maupun dari pihak luar. Sedangkan dari pihak guru PAI, tugas kedua guru tersebut sesuai dengan bidang ilmunya, yaitu S1 Pendidikan Agama Islam. Keduanya juga meningkatkan kualitas penguasaan materi dengan mengikuti seminar dan pelatihan peningkatan kualitas materi dan mengikuti undangan pelatihan, serta seminar-seminar pendidikan. e. Perencanan Pengajaran Menurut Dra. Hj. Sartini, MM., selaku kepala sekolah, semua guru SLTP PGRI 12 Jakarta Selatan membuat RPP masing-masing. Dalam hal ini H. Jayadi Umar, S.Pd., selaku wakil kepala bidang. humas dan juga guru PAI, beliau mengikuti RPP yang sudah ada, dan disesuaikan dengan kurikulum yang mengacu kepada SK Standar Kelulusan. Sedangkan Atmaja, S.Ag., selaku guru PAI, membuat sendiri RPP tersebut dengan acuan sendiri. f. Strategi, Metode, dan Media Pengajaran Dalam penerapan strategi, metode, dan penggunaan media pengajaran, kepala sekolah memastikan semua guru menggunakan strategi dan metode yang tepat dengan melakukan supervisi per satu semester. Kemudian, semua guru termasuk kedua guru PAI yang ada di sekolah tersebut memastikan menggunakan strategi dan metode yang tepat, yaitu dengan penggunaan alat bantu media yang disesuaikan dengan materi. Secara umum tidak ada kesulitan dalam penggunaan alat bantu media tersebut, hanya saja terkendala dengan minimnya alokasi waktu penggunaannya. g. Evaluasi Setelah semua proses pembelajaran tersebut berlangsung, hal yang terakhir di lakukan adalah evaluasi. Kepala sekolah melakukan evaluasi terhadap kinerja guru dengan pembinaan terus menerus, serta memberikan kriteria-kriteria yang sesuai dengan profesionalismenya. Hal-hal yang perlu diperbaiki adalah dipenuhinya perangkat media serta ruangan laboratorium terpadu dan ruang serbaguna. Kemudian melakukan usaha untuk meningkatkan kualitas diri melalui: 1 Diskusi dengan Guru Mata Pelajaran Agama Islam yang lain di Sekolah pada minggu pertama, 2 Mengikuti MGMPAI Musyawarah Guru Mata Pelajaran Agama Islam di Kecamatan pada minggu kedua, 3 Mengikuti MGMPAI Musyawarah Guru Mata Pelajaran Agama Islam di Kotamadya pada minggu ketiga, 4 Workshop di Kanwil. Depag, 5 Mengikuti seminar-seminar tentang pendidikan, dsb.

3. Deskripsi dan Analisa Angket Penerapan Profesionalisme Guru