Motif Afektif dan Gratifikasi Media

2.1.2 Motif Afektif dan Gratifikasi Media

Seperti di atas, peneliti akan memulai dengan motif-motif yang ditujukan untuk memelihara stabilitas psikologis dan motif-motif yang mengembangkan kondisi psikologis. Pada kelompok pertama kita masukkan teori reduksi tegangan, teori ekspresif, teori ego-defensif, dan teori peneguhan. Pada kelompok kedua kita memasukkan teori penonjolan, teori afiliasi, teori identifikasi, dan teori peniruan. 1. Teori reduksi tegangan – memandang manusia sebagai sistem tegangan yang memperoleh kepuasan pada pengurangan ketegangan. Tegangan emosional karena marah berkurang setelah kita mengungkapkan kemarahan itu, baik langsung maupun tidak langsung. Film kekerasan dalam televisi dianggap bermanfaat karena membantu orang melepaskan kecenderungan agresifnya. 2. Teori ekspresif – menyatakan bahwa orang memperoleh kepuasan dalam pengungkapan eksistensi dirinya – menampakkan perasaan dan keyakinannya. Komunikasi massa mempermudah orang untuk berfantasi, melalu identifikasi dengan tokoh-tokoh yang disajikan. Sehingga orang secara tidak langsung mengungkapkan perasaannya. 3. Teori ego-defensif beranggapan bahwa dalam hidup ini kita mengembangkan citra diri yang tertentu dan kita berusaha untuk mempertahankan citra diri ini serta berusaha hidup sesuai dengan diri dan dunia kita. Teori ini memberikan penjelasan mengapa terjadi perhatian selektif atau pemberian makna terhadap pesan komunikasi yang mengalami distorsi. 4. Teori peneguhan memandang bahwa orang dalam situasi tertentu akan bertingkah laku dengan suatu cara yang membawanya kepada ganjaran seperti yang telah dialaminya pada waktu lalu. Di samping isi media yang menarik, peristiwa menggunakan media sering diasosiasikan dengan suasana yang menyenangkan; misalnya, menonton televisi sering dilakukan ditengah-tengah keluarga. 5. Teori penonjolan – memandang manusia sebagai makhluk yang selalu mengembangkan seluruh potensinya untuk memperoleh penghargaan dari dirinya dan dari orang lain. Berhubungan tentang pemenuhan fantasi seseorang atau memberikan kesempatan pada orang untuk mengidentifikasi dirinya pada media. 6. Teori afiliasi – memandang manusia sebagai makhluk yang mencari kasih sayang dan penerimaan orang lain. Dalam hubungannya dengan gratifikasi media banyak sarjana ilmu komunikasi yang menekankan fungsi media massa dalam menghubungkan individu dengan individu lain. Lasswell 1948 menyebutnya dengan fungsi “correlation”. 7. Teori identifikasi – memandang manusia sebagai pemain peranan yang berusaha memuaskan egonya dengan menambahkan peranan yang memuaskan pada konsep dirinya. Saat ini isi media cenderung menggambarkan orang dalam berbagai situasi dramatis yang melibatkan respons-respons menarik dan memperkenalkan khalayak pada berbagai peranan dan gaya hidup. 8. Teori peniruan – hampir sama dengan teori identifikasi, memandang manusia sebagai makhluk yang selalu mengembangkan kemampuan afektifnya. Teori peniruan menekankan orientasi eksternal dalam pencarian gratifikasi. Komunikasi massa menampilkan berbagai model untuk ditiru khalayaknya. 19 1. massa diasumsikan mempunyai tujuan. 19 Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Cet ke-23, Oktober 2005. h. 208-216 2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain 2.2 Teori Uses and Gratifications Peneliti menggunakan teori uses and gratifications, teori ini menitikberatkan pada pola penggunaan dan pola pemanfaatan media massa oleh manusia. Dalam asumsi ini tersirat pengertian bahwa komunikasi massa berguna Utility: Bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif intentionatility. 20 Asumsi dasar dari teori uses and gratifications model : 3. Khalayak dianggap aktif; artinya sebagian penting dari penggunaan media untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan. 4. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak; artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak. 21 Model uses and gratifications memandang individu sebagai makhluk suprarasional dan sangat selektif. Ini memang mengundang kritik. Tetapi yang jelas, dalam model ini perhatian bergeser dari proses pengiriman pesan ke proses penerimaan pesan. 20 Jalaluddin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi Bandung: Remaja Rosdakarya, 1984 cetakan ke- 13, mei 2007, h.65 21 Jalaluddin, op.cit h. 205 Dibandingkan dengan jarum hipodermik, model uses and gratifications mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Sven Windhal 1981:177 menuliskan perbedaan antara pendekatan efek model jarum hipodermik dengan pendekatan uses and gratifications seperti diagram dibawah ini: Keuntungan Pendekatan Efek Memperhitung- kan seluruh proses komunikasi minat pada karakteristik stimuli Pendekatan uses and gratifications Memperhitungkan deskripsi dinamis tentang khalayak. Anggota khalayak tidak sepenuhnya pasif. Menjelaskan penggunaan media Kerugian Khalayak sering dilukiskan sebagai makhluk yang seluruhnya pasif dan mudah dimanipulasikan Pandangan mekanistis terhadap proses komunikasi Terlalu banyak menjelaskan efek dalam hubungannya dengan stimuli Stimuli tidak diperhitungkan hanya model penerimaannya saja Terlalu melebih-lebihkan anggota khalayak Menggunakan faktor-faktor mental seperti motif mencari keterangan Sebelum menceritakan berbagai motif yang mendorong orang menggunakan media, menurut Mc Guire, kita harus menjawab dulu pertanyaan : betulkah konsumsi komunikasi massa merupakan perilaku yang di dorong oleh motif? Sebagian orang menyatakan bahwa terpaan media lebih merupakan kegiatan yang kebetulan dan amat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Sebagian yang lain memandang pemuasan kebutuhan dengan media begitu kecil dibandingkan dengan kebutuhan khalayak sehingga faktor motivasional hampir tidak berperanan dalam menentukan terpaan media. Sebagian yang lain lagi berpendirian bahwa walaupun ada pemuasan potensial dalam komunikasi massa, kita tidak begitu berhasil dalam menemukan pemuasan karena media massa tidak memberikan petunjuk tentang potensi ganjaran yang dapat diberikan. Model ini mempunyai beberapa komponen, yaitu : anteseden, motif, penggunaan media dan efek. Komponen anteseden diukur dengan variabel individual yang terdiri dari data demografis, seperti usia, jenis kelamin, dan faktor psikologis komunikan. Variabel lingkungan seperti organisasi, sistem sosial dan struktur sosial. 22 Model Awal Uses and Gratifications Dari Rosengreen 23 Anteseden motif penggunaan media efek -variabel individu -personal -hubungan -kepuasan -variabel lingkungan - diversi -macam isi -pengetahuan -personal -hubungan dengan isi -identity Menurut teori behaviorisme “law of effects” perilaku yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan diulangi, artinya kita tidak akan menggunakan media massa bila media massa tidak memberikan pemuasan kebutuhan kita. Jadi jelaslah bahwa penggunaan media massa karena didorong oleh motif-motif tertentu. 24 Denis McQuail menyebutkan ada dua hal dibalik pendekatan ini. Pertama adalah adanya oposisi terhadap asumsi yang deterministik mengenai efek media, yang 22 Drs. Jumroni, M.Si dan Drs. Suhaimi, M.Si, Metode-metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006 h.59 23 Rachmat Kriyantono, S.Sos, M. Si, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Cet ke-2, Juni 2007. h. 206 24 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005 h.207 merupakan bagian dari dominannya peran individu yang kita kenal dalam model komunikasi dua tahap. Kedua, adanya keinginan untuk lepas dari perdebatan yang kering dan terasa steril mengenai penggunaan media massa yang hanya didasarkan atas selera individu. Dalam hal ini, pendekatan uses and gratifications memberikan suatu cara alternatif untuk memandang pada hubungan isi media dan audiens, dan pengkategorian isi media menurut fungsi daripada tingkat selera yang berbeda. 25 2.4 Media Televisi Dan Sinetron Sebagai Media Dakwah 2.4.1 Pengertian Media Televisi