Pesan Moral LANDASAN TEORI
20 2.
Pengertian Moral, Etika, dan Akhlak Secara umum moral mengarah pada pengertian ajaran tentang baik dan
buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya: akhlak, budi pekerti, dan susila.
4
Kata moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin yaitu mores jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Secara etimologi moral adalah istilah yang
digunakan untuk menentukan batas dari sifat, perangai, kehendak pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, atau buruk.
5
Moral menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh
manusia di dalam perbuatannya dan menunjukkan jalan untuk melakukan jalan tentang hal yang harus diperbuat.
6
Sumber dan ajaran-ajaran moral adalah tradisi, adat istiadat, ajaran agama dan ideologi-ideologi tertentu.
Moral sebenarnya memuat dua segi yang berbeda, segi batiniah dan segi lahiriah. Orang-orang yang baik adalah orang yang memiliki sikap yang batin
yang baik dan melakukan perbuatan yang baik pula. Dengan kata lain moral hanya dapat diukur secara tepat apabila hati maupun perbuatannya ditinjau secara
bersama.
7
Gambaran tentang moral dalam pengertian di atas tidak jauh berbeda dengan pengertian moral dalam Islam. Dalam agama Islam kata moral lebih dikenal
dengan istilah akhlak.
8
4
Widjaya, Komunikasi : Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, h.14-15
5
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta : Rajawali Press, 2003 cet. Ke-5, h. 94
6
Ahmad Amin, ETIKA : Ilmu Akhlak, Jakarta : Bulan Bintang, 1995, cet. Ke-8 h. 8
7
Purwa Hadiwardoyo, Moral dan Masalahnya, Yogyakarta : Kanisius, 1990, cet. Ke-9, h. 13
8
Quraish Shihab, Wawasan al-Quran, Bandung : Mizan, 1997, h. 253
21 Moral dan akhlak dilihat dari arti kebahasaan mengandung pengertian yang
sama yakni budi pekerti, kelakuan atau kebiasaan tetapi dilihat dari landasan kebahasaan moral berarti adat atau kebiasaan yang bertumpu pada etika,
sedangkan akhlak berarti budi pekerti khuluq yang bertumpu pada nilai-nilai Illahiyah dan Rabbaniyah.
Dalam hal ini Zakiah Daradjat mendefinisikan moral adalah kelakuan sesuai dengan ukuran nilai-nilai masyarakat, yang timbul dari hati bukan paksaan dari
lkhtiar yang disertai pula dengan tanggung jawab atas kelakuan tersebut. Tindakan itu haruslah mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
9
Moral merupakan unsur isi, gagasan inti yang yang ingin disampaikan oleh penulis biografi kepada pembaca. Biasanya mengenai pandangan yang
bersangkutan, pandangan-pandangannya mengenai nilai-nilai kebenaran. Moral dapat dipandang sebagai amanat, message, atau pesan. Bahkan unsur amanat itu
merupakan gagasan yang mendasari penulisan karya sastra itu, gagasan yang mendasari diciptakannya karya sastra adalah sebagai pendukung pesan. Hal itu
didasarkan pada pertimbangan bahwa pesan moral yang disampaikan melalui cerita fiksi tentulah berbeda efeknya dibandingkan lewat tulisan nonfiksi.
10
9
Zakiah Daradjat, Peranan Agama Islam dalam Kesehatan Mental, Jakarta : Haji Masagung, 1993 h. 63
10
Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1998, h. 321-322
22 Kategori pesan moral, meliputi:
a. Kategori hubungan manusia dengan Tuhan.
b. Kategori hubungan manusia dengan diri sendiri, seperti ambisi, harga
diri, rasa percaya diri, takut, maut, rindu, dendam, kesepian, keterombang-ambingan dalam pilihan.
c. Kategori hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkungan
sosial, termasuk hubungannya dengan alam.
11
Ketiga kategori inilah yang kemudian menjadi landasan bagi penulis dalam menentukan bentuk-bentuk pesan moral yang terdapat dalam buku biografi Charul
Tanjung karya Tjahja Gunawan Diredja. Moral dalam karya sastra atau hikmah selalu dalam pengertian yang baik.
Dengan demikian, jika dalam sebuah karya ditampilkan sikap dan tingkah laku tokoh-tokoh yang kurang terpuji, baik mereka berlaku sebagai tokoh antagonis
maupun protagonis, tidaklah berarti bahwa pengarang menyarankan kepada pembaca untuk bersikap dan bertindak demikian, namun sikap dan tingkah laku
tersebut hanyalah model yang sengaja ditampilkan pengarang agar pembaca dapat mengambil hikmah dari cerita yang berkaitan. Karena biasanya eksistensi sesuatu
yang baik akan lebih mencolok jika dikonfrontasikan dengan sebaliknya. Etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos, yang berarti adat istiadat
kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Etika juga merupakan ajaran tentang keseluruhan budi baik dan buruk.
12
11
Ibid, h. 323
12
Abuddin Nata. Akhlak Tasawuf, Jakarta : Rajawali Press, 2003 cet. Ke-5 h.11
23 Menurut Frans Margin Suseno, etika adalah sarana orientasi bagi usaha
manusia untuk menjawab suatu pertanyaan yang amat fundamental tentang bagaimana manusia bertindak.
Dalam buku Communicate yang ditulis Rudolph F. Verderber sebagaimana dikutip Richard L. Johansen dalam bukunya Ethics in Human Communications,
yang diterjemahkan oleh Dedy Djamaluddin dan Deddy Mulyana dalam buku Etika Komunikasi dinyatakan bahwa etika adalah standar-standar moral yang
mengatur perilaku kita, bagaimana kita bertindak dan mengharapkan orang lain bertindak.
13
Etika pada dasarnya merupakan dialekika antara kebebasan dan tanggung jawab, antara tujuan yang hendak dicapai dan cara untuk mendapat tujuan itu. la
berkaitan dengan penilaian tentang perilaku benar atau tidak benar, yang baik atau tidak baik, yang pantas atau tidak pantas, yang berguna atau tidak berguna, yang
harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
14
Etika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang segala soal kebaikan dalam hidup manusia semuanya, mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa
yang merupakan pertimbangan perasaan sampai mengenai tujuannya yang merupakan perbuatan.
Dari beberapa definisi di atas tentang moral, peneliti menyimpulkan bahwa moral merupakan nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku dan menjadi
pedoman bagi suatu komunitas atau kelompok masyarakat tertentu dalam mengatur segala tingkah laku. Sedangkan etika merupakan ilmu yang membahas
suatu upaya dalam menentukan ukuran nilai baik-buruknya tingkah laku manusia
13
Ibid, h. 11
14
Dedy Jamaludin, Deddy Mulyana, Etika Komnikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1996, h. 5
24 yang dihasilkan oleh akal manusia.
Selain etika yang mempunyai kesamaan makna dengan moral yaitu akhlak. Akhlak menurut Imam Al-Ghazali merupakan suatu sifat yang tetap pada jiwa,
yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak membutuhkan kepada pikiran.
15
Ahmad Amin mengatakan dalam kitabnya Al-Akhlaq, sebagaimana yang dikutip Rachmat Djatnika bahwa Akhlaq merupakan ilmu yang menjelaskan arti
baik dan buruk, menerangkan apa yang harus dilaksanakan oleh sebagian manusia terhadap sebagiannya, menjelaskan tujuan yang hendak dicapai oleh manusia
dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan yang lurus yang harus diperbuat.
16
Untuk ukuran baik dan buruk, sejarah menunjukkan bahwa agama lah yang lebih banyak berpengaruh, karena bagi orang beragama apapun yang
diperintahkan oleh agama ditangkap sebagai sesuatu yang pasti akan membawa kebaikan, bagi kehidupan individu, maupun sosial. Kebaikan individu diri
sendiri pun diyakini bukan hanya membawa kebaikan dalam persoalan dunia tetapi juga untuk kehidupan akhirat.
Dari berbagai pengertian pesan dan moral di atas dapat peneliti simpulkan bahwa pesan moral merupakan pesan yang isinya mengandung muatan moral atau
nilai-nilai kebaikan, baik itu nilai kebaikan terhadap Tuhan, diri sendiri, maupun hubungan sosial.
15
Rachmat Djantika, Sistem Ethika Islami : Akhlak Mulia, Jakart : Pustaka Panjimas, 1996 h. 27
16
Ibid, h. 30
25 Nilai-nilai kebaikan tersebut bersumber dari akal manusia dan budaya yang
tumbuh dan dilestarikan dalam masyarakat. Namun, nilai moral juga banyak yang diadopsi dari agama. Karena mengenai agama ini dasarnya adalah keyakinan,
maka keyakinan itu berkekuatan untuk menjadi dasar moral bagi pemeluknya yang mengimani. Orang beragama yakin bahwa agamanya itu benar dan datang
dari Tuhan sebagai sang Pencipta, bukan dari hasil pemikiran manusia.