Gambaran Umum Riwayat Hidup Tjahja Gunawan Diredja

45 Pada masa rezim Orde Baru sejumlah pengusaha yang sukses umumnya karena mendapatkan fasilitas dan proteksi dari pengusaha lainnya, sedangkan seorang CT mampu berjuang sendiri melewati berbagai rintangan dan berhasil menjadi pengusaha sukses. Ketika masa krisis ekonomi itu Tjahja meminta kepada Chairul agar kisah perjalanan hidupnya dapat di-share kepada orang lain terutama generasi muda, agar mereka bisa terinspirasi atas apa yang telah dijalani oleh seorang Chairul Tanjung. Pada tahun 2010 Tjahja memulai menulis kisah perjalanan Si Anak Singkong yang meniti usaha dari nol sampai besar seperti sekarang, dengan panduan langsung dari Chairul Tanjung. Gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa formal, bertutur, dan disertai sikap rendah hati, sesuai dengan gaya bahasa sastrawan Ramadhan K.H. alm yang disukai Chairul. Metode penulisan biografi ini tidak semata-mata wawancara langsung dengan CT, tetapi diawali dengan kegiatan survei ke tempat masa kecil seorang CT di kawasan yang dulu kumuh di Gang Abu jalan Batutulis, di kawasan pecenongan, Jakarta Pusat. Selain melakukan survei, Tjahja juga mewawancarai beberapa teman CT sewaktu Ia kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, hingga teman SMA dan SMP, bahkan beberapa pengamat ekonomi dan narasumber lainnya. Tidak sekedar menulis, Tjahja juga berusaha mendapatkan soul dari setiap kisah perjalanan hidup Si Anak Singkong, dengan begitu Ia pun turut belajar banyak dari lika-liku kehidupan dan perjalanan hidup seorang CT. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Teks Wacana Pesan Moral Dalam Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong Analisis wacana model Van Dijk ini digambarkan mempunyai tiga dimensi, diantaranya ialah: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti dari analisis model Van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. 1 Dalam bab ini peneliti akan menguraikan pesan-pesan yang terdapat dalam buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja, baik pesan-pesan secara umum maupun secara khusus pesan moral. Dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan temuan-temuan data berdasarkan pesan secara umum, mewacanakannya dan mendeskripsikan kalimat-kalimat yang memiliki muatan-muatan sebagai pesan moral, dan untuk mengetahui pesan-pesan moral tersebut, terlebih dahulu peneliti akan mendeskripsikan pesan-pesan secara umum berdasarkan analisis teks. Dalam analisis teks, peneliti memfokuskan pada strategi wacana serta teknik penulisan yang dipakai untuk menggambarkan peristiwa tertentu, dengan 1 Eriyanto, Analisis Wacana “Pengantar Analisis Teks Media”, Yogyakarta : LkiS, 2001, h. 224 47 cara menguraikan struktur kebahasaan secara makro tematik, superstruktur skematik, dan struktur mikro semantik, sintaksis, stilistik dan retoris.

1. Struktur Makro Tematik

Tema merupakan gagasan inti dari suatu suatu teks yang menggambarkan apa yang ingin dikomunikasikan oleh seorang penulis kepada pembaca melalui tulisannya dalam melihat atau memandang suatu peristiwa. Tema dalam suatu karya fiksi baik novel atau buku merupakan gagasan sentral yang menjadi dasar penulisan sebuah karya dan dalam tema itu tercakup persoalan dan tujuan atau amanat pengarang kepada pembaca melalui tulisannya tersebut. Tema yang secara umum terdapat pada buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja adalah dengan menggunakan kata “Si Anak S ingkong” di belakang nama Chairul Tanjung tersebut. Dari segi kebahasaan sendiri kata anak singkong di golongkan sebagai anak yang berasal dari kalangan menengah ke bawah dan tidak berasal dari kalangan menengah ke atas maupun elit. Tema utama dalam buku tersebut di atas di pakai karena tokoh yang diceritakan dalam buku itu adalah seorang yang berasal dari keluarga tidak mampu dan membeci kemiskinan sehingga ia bersikeras untuk keluar dari jerat kemiskinan. Tema buku itu juga ingin menunjukkan bahwa sang tokoh ingin mengajarkan kepada pembaca untuk tidak pasrah dengan kenyataan hidup yang sedang dihadapi dan bisa membuktikan bahwa seorang Chairul Tanjung yang bukan siapa-siapa, yang hanya sekedar anak singkong yang berasal dari 48 perkampungan kumuh Jakarta, dapat menjelma menjadi sosok yang bisa dijadikan contoh dalam menjalani dan memaknai hidup. Selain tema utama yang berasal dari judul buku tersebut, terdapat pula sub-sub tema yang ada dari masing-masing judul bab per bab setiap kisah yang akan ditampilkan, sub tema yang terdapat dari beberapa judul adalah sebagai berikut: 1 Pada bagian awal sub judul menceritakan tentang pengorbanan seorang ibu yang rela menggadaikan kain halus kesayangannya untuk biaya kuliah sang anak. Begitu besar kecintaan dan harapan terhadap anaknya agar dapat menjadi seseorang yang lebih baik di masa depannya kelak. Setelah dapat masuk di perguruan tinggi Negeri seorang Chairul Tanjung menjalani kehidupan akademisnya dengan tidak mengandalkan uang saku dari orang tuanya, Ia mencoba melihat peluang dalam setiap kesempatan dan menjadikan kesempatan itu sebagai usaha agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari di kampusnya. Salah satu peluang yang Ia lihat adalah bisnis fotokopi yang berhasil Ia jalani dalam kurun waktu yang begitu cepat dan hal itu yang menjadi awal modal keberaniannya untuk dapat mengembangkan bisnisnya dibidang lain. 2 Pada tema selanjutnya disesuaikan dengan kisah yang akan diceritakan dari masing-masing bab tersebut namun, beberapa kisah tidak mengikuti alur pada buku biografi kebanyakan, alur dalam buku biografi ini dibuat unik dengan alur maju-mundur di setiap babnya.