Analisis Kognisi Sosial Wacana Pesan Moral dalam Buku Chairul
71
wartawan dan narasumber tapi sudah akrab seperti sahabat seperti teman. Dia banyak bercerita tentang pengalaman hidupnya, saya sering
mendengarkannya, tipikal orangnya juga bukan suka publikasi, tadinya saya berharap setiap ketemu orang termasuk Chairul Tanjung adalah bahan yang
bisa saya tulis untuk berita, tapi tidak demikian dengan Chairul Tanjung, setiap saya ada kesempatan ketemu dia, tidak mesti bahan pembicaraan saya
itu bisa untuk pemberitaan, jadi dia bilang untuk informasi saya saja, karena yang dia bicarakan juga tentang usaha dia atau obsesi dia, jadi
pembicaraanya lebih banyak sebagai teman”
11
. Kedekatan antara Tjahja sebagai penyusun buku biografi dengan CT
sebagai objek dalam buku tersebut, mengakibatkan pergeseran pandangan antara manusia terhadap manusia lain, peranan sosialnya, serta peristiwa-peristiwa yang
dialaminya. Penilaian tersebut mempunyai pengaruh besar pada teks yang dapat ditemukan pada analisis teks sebelumnya, karena umumnya struktur kognisi
mempunyai kecenderungan atau perspektif tertentu ketika memahami suatu peristiwa maupun individu.
11
Wawancara pribadi dengan Tjahja Gunawan Diredja pada 25 Juni 2013
72
Ada beberapa macam skema model yang dapat digambarkan seperti berikut ini :
12
Skema Person Person Schemas Skema
ini menggambarkan
bagaimana seseorang menggambarkan dan memandang
orang lain. Skema Diri Self Schemas
Skema ini berhubungan dengan bagaimana diri sendiri dipandang, dipahami, dan digambarkan
oleh seseorang. Skema Peran Role Schemas
Skema ini berhubungan dengan bagaimana seseorang memandang dan menggambarkan
peranan dan posisi yang ditempati seseorang dalam masyarakat.
Skema Peristiwa Event Schemas Skema ini yang paling banyak di pakai, karena hampir tiap hari kita selalu melihat, mendengar
peristiwa yang
lalu-lalang. Dan
setiap peristiwa selalu kita tafsirkan dan maknai
dalam skema tertentu. Pada tabel skema di atas dapat terlihat yang termasuk dalam kategori
pengarang atau penyusun baik cerita fiksi maupun buku biografi adalah skema person, karena pada dasarnya seseorang memandang dan menggambarkan orang
lain berdasarkan penilaiannya terhadap seseorang itu, penilaian terkadang tidak sepenuhnya sama, hal itu bergantung dari sudut mana seseorang itu melihatnya.
Salah satu elemen yang sangat penting dalam proses kognisi sosial selain model adalah memori. Lewat memori kita bisa berpikir tentang sesuatu dan
mempunyai pengetahuan tentang sesuatu itu pula. Dalam setiap memori terkandung di dalamnya pemasukan dan penyimpanan pesan-pesan, baik saat ini
12
Eriyanto, Analisis Wacana, h. 262
73
maupun dahulu yang terus-menerus digunakan oleh seseorang dalam memandang suatu realitas.
13
Secara umum, memori terdiri atas dua bagian. Pertama, memori jangka pendek short-term memory, yakni memori yang dipakai untuk mengingat
peristiwa, kejadian, atau hal yang ingin kita acu yang terjadi beberapa waktu lalu durasi waktunya pendek. Kedua, memori jangka panjang long-term memory,
yakni memori yang dipakai untuk mengingat atau mengacu peristiwa, objek yang terjadi dalam kurun waktu yang lama.
14
Memori yang umum digunakan dalam penulisan buku atuo biography ini adalah memori jangka panjang long-term memory, karena jenis memori ini
terdiri atas dua bagian utama yakni memori episodik episodic memory dan memori semantik semantic memory, di mana memori episodik berperan untuk
menjelaskan siapa diri kita, siapa orang tua, dan dari mana kita berasal, sedangkan memori semantik berperan untuk menjelaskan sesuatu yang diketahui mengenai
realitas.
13
Ibid, h. 264
14
Ibid, h. 264-265
74
Buku biografi Chairul Tanjung si Anak Singkong ini ditulis berdasarkan memori jangka panjang seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya namun,
kendala dalam menggunakan memori jangka panjang terkadang terdapat pada kurang tepatnya mengingat kejadian-kejadian yang telah lampau, untuk mencegah
hal tersebut, Tjahja melakukan wawancara kepada beberapa sumber yang dapat dipercaya demi kesempurnaan buku biografi ini seperti yang diungkapkannya
berikut : “Cerita itu betul-betul tentang pengalaman hidupnya, cerita itu di-
kumpulkan dari teman-teman dia dari dia SD, SMP, SMA, kuliah sampai sekarang yang kenal dia dan tau tentang perjalanan hidupnya, dan 80
kesaksian perjalanan hidupnya berasal dari teman- temannya tersebut”
15
. Penjelasan di atas menegaskan bahwa kisah-kisah dalam buku biografi ini
disusun berdasarkan informasi yang bersumber dari orang-orang yang pernah terlibat langsung di setiap kejadian yang dialami CT, selain menguatkan setiap
kisah dalam buku tersebut, hal itu ditanggapi oleh Tjahja sebagai soul dari setiap kisah yang diceritakan. Semua kejadian yang telah dilalui dimaknai dalam model
yang telah dibuat, yang relevan akan dimasukkan dan ditambahkan kedalam kisah tersebut, yang tidak relevan akan dihilangkan sehingga teks akan membentuk
pemahaman tertentu dalam suatu model tertentu.
15
Wawancara pribadi dengan Tjahja Gunawan Diredja pada 25 Juni 2013
75