Studi Pustaka Studi Literatur

41 Pada penelitian ini penulis tertarik mengembangkan aplikasi pengenalan pola tanda tangan dengan metode SURF karena menurut jurnal dari Herbet Bay dan kawan-kawan yang berjudul Speeded-Up Robust Features SURF, SURF memiliki kelebihan berikut Bay, Ess, Tuytelaars, Gool, 2008 : 1. Dapat mendeteksi fitur lebih cepat diklaim lebih cepat dari SIFT. 2. Dapat mendeskripsikan fitur-fitur yang terdeteksi secara unik distinctive. 3. Memiliki ketahanan invariant terhadap transformasi citra seperti rotasi, penskalaan, pencahayaan, dan perubahan sudut pandang yang kecil. 4. Tahan terhadap gangguan noise dengan intensitas tertentu.

3.1.3. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap narasumber atau sumber data. Terdapat dua jenis wawancara yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu perekam suara, kamera foto, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan 42 pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden. Sekaran, 2006 Wawancara dilakukan dengan Bapak Prabowo Puranto, M. Si selaku Kepala Bidang Kerja Sama Pusat Penelitian Fisika P2F merangkap sebagai pembimbing lapangan pada penelitian ini. Wawancara pada 24 November 2014 di Pusat Penelitian Fisika P2F LIPI, Serpong, Tangerang-Selatan.

3.1.4. Observasi

Observasi dimaksudkan untuk mengetahui lebih mendalam mengenai sistem autentikasi tanda tangan atau hal yang berkaitan dengan objek penelitian. Observasi dilakukan dengan kunjungan langsung ke lapangan seperti bank umum dan swasta, perkantoran atau tempat lain yang memungkinkan penggunaan tanda tangan sebagai proses autentikasi.

3.2. Rancang Bangun Aplikasi

Metode pembangunan aplikasi yang digunakan adalah metode Rapid application development RAD. RAD atau rapid prototyping adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental bertingkat. RAD menekankan pada siklus pembangunan pendek, singkat, dan cepat. CASEMaker, 2000 James Martin dalam bukunya “Rapid Application Development” membagi model ini ke dalam 4 empat fase, yaitu : 43

3.2.1. Requirement Planning Phase

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan dan menganalisa semua hal yang menjadi wilayah batasan scope pengembangan aplikasi. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan observasi dan kajian literatur untuk mengetahui cara kerja, pengembangan, serta kelebihan dan kekurangan system as is pada validasi tanda tangan yang digunakan. Tahapan ini menghasilkan dokumentasi mengenai kebutuhan aplikasi untuk mencapai fungsionalitasnya.

3.2.2. User Design Phase

Perencanaan kebutuhan yang telah didokumentasikan pada tahap sebelumnya presentasikan dalam bentuk pemodelan visual. Fase ini dilakukan sebagai acuan pada fase selanjutnya. Pemodelan visual yang dimaksud dalam tahap ini adalah diagram yang menjelaskan alur data dan logika serta bagaimana antarmuka pada aplikasi yang akan dibangun. Dalam menjelaskan alur data dan logika dalam aplikasi, penelitian ini menggunakan diagram usecase untuk mendeskripsikan kebutuhan user dalam aplikasi dan diagram alir untuk menjelaskan kejadian yang terjadi pada aplikasi.

3.2.3. Construction Phase

Pada tahap ini dilakukan pengkodean coding, yaitu menerjemahkan pemodelan diagram dan desain menjadi perintah dapat dilakukan oleh komputer. Penelitian ini menggunakan bahasa pemprograman C++ dengan