Bab II. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD
struktur organisasi pada Pemerintah Daerah yang belum proporsional, sistem manajemen kepegawaian yang belum mampu mendorong peningkatan
profesionalitas dan kompetensi yang adil dan layak sesuai dengan tanggungjawab dan beban kerja.
Sistem dan prosedur kerja di lingkungan aparatur pemerintah daerah belum efektif dan efisien.
Pelaksanaan pelayanan publik yang belum sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat.
Belum maksimalnya penerapan nilai-nilai etika dan budaya kerja dalam birokrasi juga melemahkan disiplin kerja, etos kerja, dan produktivitas kerja.
Belum maksimalnya manajemen asset oleh pemerinah daerah.
c. Bidang Tenaga Kerja
Salah satu pengaruh perkembangan sebuah kota adalah peningkatan jumlah penduduk usia produktif. Menurut perkiraan BPS, Indonesia akan
mencapai bonus demografi pada tahun 2030. Bonus Demografi adalah kondisi dimana penduduk usia produktif jauh lebih banyak dari penduduk usia non
produktif. Kondisi ini akan menjadi masalah dan berujung pada meningkatkan pengangguran terbuka jika tidak diantisipasi dengan penyediaan lapangan kerja
oleh pemerintah ataupun swasta.
Berdasarkan data yang dipublikasikan BPS, kota Dumai pada tahun 2013 memiliki proporsi penduduk usia produktif yang tinggi yaitu 184.083 jiwa dengan
itngkat pengangguran 9,60. Hal ini mengindikasikan bahwa kota Dumai sedang menuju proses bonus demografi dan jika tidak diantisipasi dengan arah dan
kebijakan pembangunan yang tepat, maka jumlah pengangguran kota Dumai kemungkinan akan sulit untuk dikurangi.
Hal lain yang berkait dengan ketenaga kerjaan adalah kondisi pasar kerja yang dibutuhkan sudah mengarah pada jenjang pendidikan dan kualifikasi kerja
tertentu. Hal ini mengakibatkan pasar kerja yang terserap hanyalah dari angkatan kerja yang sudah memenuhi kriteria dari segi jenjang pendidikan dan kualifikasi
Bab II. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD
kerja tertentu yaitu angkatan kerja yang memiliki kemampuan dan keterampilan sesuai dengan yang dibutuhkan dari pasar kerja yang tersedia tersebut.
Bertambahnya lapangan pekerjaan baru yang ada di Kota Dumai, nyatanya tidak memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap terserapnya
angkatan kerja lokal dari peluang ketersediaan lapangan kerja baru tersebut. Kemampuan dan keterampilan kerja yang dibutuhkan dari peluang lapangan
kerja tersebut nyatanya belum mampu dipenuhi dari angkatan kerja lokal yang tersedia di Kota Dumai. Hal ini menyebabkan peluang pengisian lapangan kerja
baru tersebut dipenuhi oleh angkatan kerja yang berasal dari luar Kota Dumai yang memenuhi kualifikasi kerja serta memiliki kemampuan dan keterampilan
kerja yang memenuhi kriteria pasar kerja tersebut, sehingga peluang pemenuhan pasar kerja yang tersedia tidak dapat dimanfaatkan dengan baik oleh angkatan
kerja yang tersedia di Kota Dumai.
Namun, perlu dicatat bahwa untuk mendukung perkembangan Kota Dumai yang cukup pesat sebagai pusat pelayanan jasa dan perdagangan diperlukan
tenaga kerja yang memiliki kualitas yang tinggi sehingga mampu bersaing dengan daerah lain di sekitarnya. Penduduk kota ini diharapkan dapat menjadi
tenaga kerja berkualitas.Kualitas tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui pelatihan ketrampilan dan penguasaan teknologi. Melalui penguasaan teknologi
serta ketrampilan yang memadai diharapkan penduduk kota ini dapat mengambil peluang dan manfaat dari Kota Dumai yang akan semakin berkembang pesat
terkait dengan fungsi kota sebagai pusat pelayanan jasa dan perdagangan. Selain itu dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia, Kota Dumai diarahkan sebagai pelabuhan barang bagi daratan daerah belakangnya hinterland yang terhubung dengan jalur utama Koridor Sumatera
yang menghubungkan berbagai Pusat Ekonomi Nasional bahkan dapat terhubung hingga ke Pulau Jawa. Kota Dumai memiliki fungsi dan peran sebagai
pintu gerbang dari laut pelabuhan utama bagi salah satu kluster industri dan simpul perkebunan karet serta perkebunan sawit berikut hinterland lainnya,
termasuk Pekanbaru.
Bab II. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD
Tantangan yang datang dari pesatnya perkembangan lapangan kerja dikota Dumai adalah datangnya pekerja migran yang secara langsung menjadi
saingan tenaga kerja asal dumai untuk berkompetisi dalam merebut lapangan pekerjaan.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa permasalahan pembangunan Bidang Tenaga Kerja di Kota Dumai adalah Kemampuan dan
Keterampilan Angkatan Kerja belum kompetitif untuk memenuhi kebutuhan Pasar Kerja. Sehingga untuk mengantisipasi masalah tersebut, Pemerintah Kota Dumai
harus mampu mempersiapkan angkatan kerja lokal yang tersedia di Kota Dumai agar memiliki kemampuan dan keterampilan kerja yang sesuai dengan
kebutuhan pasar kerja yang ada maupun yang akan tersedia.
d. Bidang Ekonomi