Perkembangan Investasi EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN

Bab III. Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah Perkembangan Indikator Makro Ekonomi di Kota Dumai tahun 2012 dan tahun 2013 terlihat sedikit menurun. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang sedikit melambat ditahun 2013 sebesar 8,57 dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2012 sebesar 8,59. tingkat inflasi yang tinggi ditahun 2013 juga memberi pengaruh yang besar terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi kta Dumai ditahun 2013. Tingkat inflasi ditahun 2013 adalah sebesar 8,60 jauh lebih tinggi jika dibandingkan tingkat inflasi pada tahun 2012 yang hanya sebesar 3,21. Meski PDRB atas dasar harga konstan naik berdasarkan nilai, namun jika dibandingkan terhadap PDRB tahun 2000 maka pertumbuhan PDRB ADHK tahun 2013 sebenarnya tidak mengalami kenaikan dibandingkan pertumbuhan PDRB tahun 2012. Namun begitu jika kita lihat dari pendapatan masyarakat baik PDRB perkapita atau pun pendapatan perkapita regional, maka kesejahteraan masyarakat Dumai meningkat pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012. Hal ini terlihat pada peningkatan PDRB perkapita masyarakat kota dumai tahun 2013 yaitu sebesar sebesar 9,72juta dibandingkan pada tahun 2012 sebesar 9,04 juta. Pendapatan perkapita pada tahun 2013 juga meningkat menjadi 8,68 juta dibandingkan tahun 2012 sebsar 8,27 juta. Pada Tahun 2013 persentase penduduk miskin dan tingkat pengangguran kota Dumai juga diperkirakan berkurang seperti terlihat pada tabel diatas. Pada Tahun 2012 tingkat kemiskinan di Kota Dumai sebesar 5,23, jika tidak ada bencanakejadian yang ditetapkan bersifat luarbiasa maka angka ini diperkirakan akan berkurang menjadi 4,98 .

d. Perkembangan Investasi

Investasi pada Kota Dumai yang bersumber dari Belanja Pemerintah Kota Dumai dan atau investasi langsung masyarakat dalam wilayah Kota Dumai disinergikan untuk mendorong pemerataan pembangunan danhasilnya. Besarnya tingkat keseimbangan investasi antara Pemerintah Kota Dumai dengan masyarakat merupakan dasar pertimbangan untuk memacu laju pertumbuhan perekonomian daerah di wilayah Kota Dumai, sehingga diharapkan alokasi investasi Pemerintah Kota Dumai dapat menjadi penyeimbang pembangunan. Bab III. Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah Target maupun realisasi pertumbuhan investasi Penanaman Modal Asing PMA maupun Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN selama kurun waktu Tahun 2006 sampai akhir Tahun 2011 secara komulatif di Kota Dumai dapat dicapai baik dalam peningkatan unit usaha,penyerapan tenaga kerja maupun jumlah investasi yang terserap. Untuk mendapatkan gambaran pertumbuhan investasi dapat dilihat pada Tabel 3.6.berikut yang dirinci menurut Jumlah Unit Usaha, Jumlah Investasi dan tenaga kerja. Tabel 3.4. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN Kota Dumai Tahun 2007- 2013 No Tahun Jumlah Proyek Jumlah Investasi Rp. TKL TKA 1 2007 29 1.161.620.834.386 8.920 176 2 2008 35 1.465.120.834.000 9.774 176 3 2009 44 4.965.004.447.000 11.029 199 4 2010 46 6.862.080.862.386 11.242 191 5 2011 51 9.298.199.166.847 10.917 67 6 2012 44 9.300.899.166.847 11.229 67 7 2013 4 1.528.202.176.540 617 Sumber : BPS Kota Dumai, 2014 Jumlah proyek modalnya berasal dari dalam negeri yang menanamkan modalnya di Kota Dumai pada Tahun 2007 berjumlah29 Proyek dan pada akhir Tahun 2008 meningkat menjadi 44 Proyek yang berarti terdapat kenaikan sebanyak 15 Proyekatau 51,72, demikian pula dengan total rencana investasi di Kota Dumai pada Tahun 2007berjumlah sebesar Rp. 1.161.620.834.386, yang meningkat menjadi Rp. 9.300.899.166.847,- pada akhir Tahun 2012 yang berartiterjadi kenaikan sebesar Rp 8.139.278.332.461,- atau 700,76 . Pada Tahun 2013 jumlah proyek PMDN hanya sebanyak 4 proyek dengan nilai investasi sebesar Rp.1.528.202.176.540 Bab III. Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah Penyerapan tenaga kerja Lokal yang tersedia di Kota Dumai pada Tahun 2007 adalah sebanyak 8.920 orang dan pada akhir Tahun 2012 meningkat menjadi 11.229 orang, atau terjadi peningkatan sebanyak 2.309 orang 25,88 . Jika dilihat dari trend pertumbuhan investasi yang berkembang di Kota Dumai selama 5 lima Tahun terakhir, maka bidang usaha paling diminati adalah Industri pengolahan Sawit serta produk turunannya, Industri pupuk dan industri pendukung lainnya.Pada Tahun 2013 investasi proyek PMDN hanya menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 617 orang. Tabel 3.5. Perkembangan Penanaman Modal Asing PMA Kota Dumai Tahun 2007- 2013 No Tahun Jumlah Proyek Jumlah Investasi US. TKL TKA 1 2007 16 119.343.619,70 1.936 66 2 2008 19 360.948.953,30 1.490 72 3 2009 22 969.535.175,07 3.095 83 4 2010 22 1.046.993.175,07 3.095 83 5 2011 28 1.783.183.893,98 3.994 47 6 2012 35 1.858.728.004,49 4.611 57 7 2013 11 857.834.460,00 2.230 - Sumber:BPS kota Dumai, 2014 Jika dilihat dari Tabel 3.5. di atas terlihat bahwa Penanaman Modal Asing yang ada di Kota Dumai menunjukan peningkatan dari Tahun ke Tahun, jumlah proyek pada akhir Tahun 2007 di Kota Dumai sebanyak 16 proyek yang meningkat menjadi 35 proyek pada akhir Tahun 2012, yang berarti terdapatnya peningkatan sebanyak 19 proyek atau 118,75 . Kemudian rencana Investasidi Kota Dumai pada Tahun 2006 sebesar USD119.343.619,70 yang meningkat menjadi USD1.858.728.004,49 yang berarti adanya peningkatan sebesar Bab III. Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah USD1.739.384.384,79 atau 1.457,45. Pada Tahun 2013 jumlah proyek pada investasi PMA adalah sebanyak 11 proyek dengan nilai USD 8.57.834.460,00 Penyerapan tenaga kerja lokal dalam Penanaman Modal Asing PMA di Kota Dumai sebanyak 1.936 orang pada Tahun 2007, meningkat menjadi 4.611 orang pada akhir Tahun 2012, yang berarti adanya peningkatan sebanyak 2.675 orang atau 138,17. Pada Tahun 2013 tenaga kerja lokal yang diserap pada investasi proyek PMA adalah sebanyak 2.230 orang. Penyerapan tenaga lokal dalam setiap pelaksanaan investasi-investasi yang masuk ke Kota Dumai menjadi salah satu isu strategis pembangunan dalam RKPD Kota Dumai tahun 2015 sehingga Pemerintah Kota Dumai menetapkan peningkatan kemampuan dan keterampilan angkatan kerja agar sesuai dengan kebutuhan pasar kerja sebagai salah satuprioritas pembangunan Kota Dumai di tahun 2016. e. Laju Inflasi Berdasarkan hasil pemantauan oleh BPS Kota Dumai pada bulan Bulan Maret 2015, Kota Dumai mengalami inflasi sebesar 0,13 persen dengan Indeks Harga Konsumen IHK sebesar 118,50. Laju deflasi tahun kalender Maret 2015 terhadap Desember 2014 sebesar 0,92 sedangkan laju inflasi “year on year” Maret 2015 terhadap Maret 2014 sebesar 6,50 persen. Inflasi di Dumai terjadi karena adanya peningkatan indeks harga pada 3 tiga kelompok pengeluaran yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas bahan bakar sebesar 1,63 persen, kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,91 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,32 persen Sementara dua kelompok mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,61 persen dan kelompok sandang 0,31 persen sedangkan dua kelompok lain yaitu kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga dan kelompok kesehatan relatif stabil. Pada bulan Maret 2015, komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Kota Dumai antara lain : tukang bukan mandor sebesar 0,28 persen, bensin sebesar 0,17 persen, sewa rumah sebesar 0,06 persen, bawang merah sebesar 0,05 persen, beras sebesar 0,04 persen, udang basah, air Bab III. Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah kemasan dan serai sebesar 0,02 persen, rokok kretek filter, tomat buah, gula pasir, rokok kretek, daun singkong, sandal kulit, sepeda motor, kopi bubuk, kentang, minyak goreng, bahan bakar rumah tangga, jengkol, kol putihkubis, apel masingmasing sebesar 0,01 persen. Kelompok komoditas yang memberikan andilsumbangan inflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik,gas dan bahan bakar sebesar 0,34 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,15 persen, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,06 persen. Kelompok komoditas yang memberikan andilsumbangan deflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,41 persen, kelompok sandang sebesar 0,02 persen. Sedangkan kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah relatif stabil. Gambar 3.2 Perkembangan inflasi Bulanan Kota Dumai Tahun 2013-2015 Sumber: BPS kota Dumai, 2014 Bab III. Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah Gambar 3.3 Perkembangan inflasi “year on year” Kota Dumai Tahun 2013-2015 Sumber: BPS kota Dumai, 2014 Terkait pengendalian inflasi, Kota Dumai telah memiliki Tim Pengendalian Inflasi Daerah TPID yang yang terdiri dari beberapa SKPD di Kota Dumai ditambah denan lembaga vertikal. Adapun langkah-langkah yang mungkin ditempuh sehubungan dengan program pengendalian inflasi daerah adalah sebagai berikut: 1 Aspek Kelembagaan dan Koordinasi a Memperkuat dan menyempurnakan mekanisme koordinasi guna meningkatkan efektivitas dalam sinkronisasi kebijakan b Memperkuat fungsi sekretariat TPID untuk mendukung komunikasi yang intensif c Sinergi TPID dengan produsen dan retailer 2 Aspek Program a Program pengendalian inflasi yang dikembangkan merupakan program multiyears dan menyentuh permasalahan struktural, sehingga seluruh program memiliki tahapan, roadmap, dan target yang jelas. b pengembangan pusat informasi harga pangan strategis PIHPS untuk mendukung transparansi harga dan mengarahkan ekspektasi; penguatan kerjasama antar daerahdalam rangka mendukung kelancaran pasokan dan pengembangan ekonomi daerah, penyelarasan asumsi makro daerah dalam rangka mendorong perencanaan fiskal daerah untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan 3 Aspek Komitmen dan Komunikasi a Komitmen dan keterlibatan aktif seluruh elemen TPID Bab III. Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah b Komunikasi yang intensif dan didukung dengan kredibilitas tim akan mampu mengarahkan dan menjaga ekspektasi masyarakat

f. Ekspor