Kemampuan Kerjasama Anak Usia Dini

16 memunculkan kenyamanan dalam diri anak sehingga saat anak merasa nyaman dalam lingkungan kelompok tersebut, keaktifan anak juga tumbuh semakin besar. d. Memunculkan semangat dalam diri anak Saat anak bekerjasama dalam kelompok dan dia merasa dirinya diterima dalam kelompoknya tersebut maka semangat dalam diri anak juga akan semakin meningkat. Anak menjadi semakin termotivasi untuk melakukan berbagai hal yang dapat membuat kelompoknya menjadi semakin baik dan dirinya semakin diterima dalam kelompok tersebut. e. Memacu anak untuk berani mengungkapkan pendapatnya Poin sebelumnya menyatakan bahwa perasaan anak akan menjadi nyaman dan leluasa saat dirinya berada dalam kelompok sebaya sehingga semakin anak merasa nyaman maka anak semakin berani dalam berpendapat dan menggali idenya. Kerjasama juga dapat meningkatkan kecakapan individu anak dalam memecahkan masalah, dapat menghilangkan perasaan-perasaan negatif dengan teman sebaya anak, serta tidak membuat anak terlampau kompetitif atau dengan kata lain bersikap individual dan mementingkan diri sendiri Nur Asma 2006:16. Kerjasama atau interpedensi positif juga akan menghasilkan interaksi promotif atau bersifat meningkatkan ketika masing-masing anak saling mendukung dan memfasilitasi usaha dari teman-teman sebayanya satu sama lain David W Johnson dkk, 2010:23. 17 Piaget juga menyatakan bahwa anak-anak yang bekerjasama akan memunculkan konflik-konflik sosio kognitif yang menciptakan ketidakseimbangan kognitif yang pada gilirannya akan memicu kemampuan pengambilan persepsi dan perkembangan kognitif mereka David W Johnson, 2010:24. Selama melakukan kerjasama tersebut anak-anak secara tidak langsung akan terlibat dalam diskusi dimana konflik-konflik kognitif akan dapat diselesaikan sehingga memungkinkan kemampuan kognitif anak akan berkembang lebih baik saat dalam situasi kerjasama.

B. Permainan Tradisional

1. Pengertian Bermain

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan Mayke, 2001:15. Bermain juga merupakan aktivitas yang menyenangkan yang dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan dengan aturan yang ditentukan oleh pemain yang bertujuan mencari kesenangan serta tidak menuntut hasil akhir. Berdasarkan penelitian Smith ada beberapa ciri bermain, antara lain berdasar motivasi intrinsik, terdapat kesenangan, fleksibel, lebih mementingkan proses daripada hasil, bebas memilih serta mempunyai kualitas pura-pura Mayke, 2001:15. Bermain juga diartikan sebagai suatu aktivitas yang langsung atau spontan dimana seorang anak berinteraksi dengan orang lain, benda-benda di sekitarnya, dilakukan dengan senang, atas inisiatif sendiri, serta menggunakan imajinasi, panca indera dan seluruh anggota tubuhnya Mayke, 2001:16. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa suatu aktivitas 18 dapat dikatakan sebagai aktivitas bermain apabila memenuhi berbagai kriteria sebagai hakikat dan ciri dari bermain itu sendiri. Ciri-ciri dari aktivitas bermain berdasarkan pengertian di atas antara lain menyenangkan, berasala dari keinginan anak itu sendiri, dilakukan secara spontan, fleksibel atau mudah beralih atau berganti, menekankan pada proses bukan hasil, bebas memilih, serta bisa berupa kegiatan pura- pura Mayke, 2001:16-17. Aktivitas tidak memiliki ciri diatas, maka aktivitas tersebut belum dapat dikatakan bermain. Kegiatan-kegiatan anak usia dini hendaknya diintegrasikan dengan aktivitas yang memiliki ciri-ciri tersebut agar perkembangan anak dapat berkembang dengan baik sesuai tahapannya. Menurut Vygotsky, bermain diartikan sebagai self help tool atau alat penolong diri sendiri, dimana keterlibatan anak dalam bermain akan membuat anak dengan sendirinya mengalami kemajuan dalam perkembangan Mayke, 2001:10. Pernyataan tersebut tidak berlebihan mengingat begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh anak usia dini terkait dengan perkembangan berbagai aspek kecerdasan serta keterampilan-keterampilan tertentu melalui kegiatan bermain. Berdasarkan pendapat tokoh tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan sarana bagi individu khususnya anak-anak untuk mengembangkan berbagai macam aspek perkembangan. Bermain juga dapat digunakan sebagai sarana untuk menyalurkan kelebihan energi pada