Fokus Permasalahan Tujuan Penelitian Manfaat
7
Gambar I: Istana Jawa sebagai Imago mundi citra dunia Sumber: T.E. Behrend, 1983
Daliman 2001: 15 menyatakan bahwa
Kraton Yogyakarta yang dipandang sebagai mandala, sebagai pusat dari replika alam semesta, kosmos. Rangkaian bangunan dan halaman Kraton
yang terpencar dari pusat melambangkan daratan dan lautan. Kedua pintu gerbang utama menghadap utara dan selatan. Pintu gerbang utara
enghadap gunung mrapi dan pitu gerbang selatan menghadap laut selatan tempat tinggal Dewi Laut Selatan, Nyai Roro Kidul yang menrut legenda
bertahta di dasar Samudera Selatan. Pusat konsentrik dari tata ruang keraton adalah Pelataran Kedaton yang
merupakan tempat
paling dalam
dan keramat.
Pelataran Kedaton
merepresentasikan gunung keramat, tempat bersemayamnya para dewa. Di
8 pusatnya terdapat rumah segala pusaka milik Kraton, Prabayeksa, dan Bangsal
Kencana, tempat dimana Sultan bertahta dan memerintah sepanjang tahun. Di tempat ini Sultan menerima tamu paling penting setara Residen dan Gubernur.
http:www.kamusilmiah.comsejarahkeraton-ngayogyakarta-hadiningrat-tata- ruang-arsitektur-dan-maknanya
Sepanjang sejarah, unsur vertikal dalam arsitektur kolom,tugu, dan menara telah dipergunakan untuk menandai peristiwa-peristiwa penting dan
menciptakan titik tertentu di dalam ruang. Hal ini berkaitan dengan pandangan masyarakat saat itu mengenai adanya pusat dunia atau poros. Mereka
mencari orientasi, pengkiblatan diri. Selain itu unsur vertikal juga berfungsi sebagai perantara axis mundi, simbol penyatuan antara dunia atas dan dunia
manusia, Purnomo, 2015. Menurut Pamadhi 2004: 8-9 menjelaskan bahwa ketika manusia
menciptakan suatu karya baik berupa teknologi ataupun seni dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah alam. Keadaan alam di timur yang subur
membuat masyarakatnya mencari manifestasi kekagumannya akan alam, akhirnya mereka menciptakan dewa sebagai manifestasi ketidakmampuan menanggapi
misteri alam. 1.
Bangsal Kencana Bangsal Kencana bangunan persidangan utama dan pendopo yang paling
dimuliakan di Kraton Yogyakarta terletak di tengah kompleks Kedhaton. Semula bernama Bangsal Alus yang dibangun oleh Sultan Hamengku Buwana I
dan dibangun kembali secara total oleh Hamengku Buwana II. Sebelum