18
Gambar VII: Motif pucuk rebung Sumber: http:agungrmdhn.wordpress.comarab-melayu
Ragam hias tumpal selain terdapat pada benda peralatan juga terdapat pada seni bangunan arsitektur. Menurut Van der Hoop 1949: 26 menjelaskan
bahwa sekitar abad ke-14 hiasan tumpal terdapat pada candi Naga di Blitar Jawa Timur. Ragam hias tumpal tersebut terdapat pada bagian pintu masuk candi dan
diisi dengan motif sulur-sulur.
Gambar VIII: Tumpal pada Candi Naga, Blitar- Jawa Timur Sumber : http:arsiparis.blogspot.com201405batik-jawa-timur.html, 2015
Ragam hias berbentuk segitiga pada candi juga disebut Antevik. Hiasan antevik biasanya dijumpai pada bagian tubuh, pagar langkan, hingga atap candi.
Dalam buku Balai Konservasi Peninggalan Borobudur 2010 menjelaskan bahwa umumnya anteviks pada candi berbentu segitiga, namun ada juga yang berpola
19 dasar segitiga yang terdiri dari bentuk segitiga berjajar dimana segitiga pada
bagian tengah lebih besar daripada dua segitiga lainnya. Hiasan antevik sebagai simbol dari gunung Mahameru yang merupakan tempat bersemayamnya para
dewa.
Gambar IX: Anteviks Candi Sumber: http:nyariwatu.blogspot.com201012candi-pendem-sengi.html
b. Ornamen Non-geometris
Selain ornamen geometris juga terdapat ornamen non-geometris yaitu ornamen yang memiliki bentuk-bentuk bebas atau bentuk alam seperti motif
binatang, tumbuh-tumbuhan, benda-benda alam manusia benda-benda teknologi dan kaligrafi. Menurut Van Der Hoop dalam bukunya Indonesische Siermotieven,
Ragam-Ragam Perhisan Indonesia, Indonesia Ornamental Design 1949:274- 285 menjelaskan beberapa ornamen non-geometris adalah Pohon Hayat dan
beberapa turunan bentuknya yang memiliki bentuk dasar segitiga, yang kemudian akan dijelaskan untuk melihat kedekatan bentuk dengan ornamen Praba dan
Tlacapan.
20 1
Pohon Hayat Pohon Hayat sebagai lambang keesaan tertinggi, jumlah-kesatuan yang
dapat disamakan dengan Brahman dalam agama Hindu dan Tao dalam filsafat Tionghoa, Van der Hoop, 1949. Pohon hayat adalah sumber semua hidup
kekayaan dan kemakmuran dan oleh karena itu sering dihiasi dengan permata, kain-kain dan sebagainya.
Di Indonesia khususnya Sumatera Utara, pohon hayat masih dapat dijumpai sebagai pohon keramat ditanam di tengah-tengah desa di atas sebuah
panggung kecil yang diberi batu. Di atas panggung tersebut dirauh tengkorak- tengkorak kerbau yang dikorbankan. Pada waktu ada peralatan-peralatan sering
juga didirikan pohon hayat, dihiasi dengan kain dan disinilah kerap kali tanduk kerbau diikatkan.
Pada beberapa suku orang Dayak dijumpai pembagian serba dua : benua atas burung enggang, benua bawah ular air, serta keesaan Tuhan digambarkan
dengan pohon hayat Van der Hoop, 1949:274. Sebuah ukiran kayu dari Cirebon, hampir sama yaitu konsep dunia atas digambarkan dengan burung, dunia bawah
dengan ular, dan keesaan Tuhan dengan pohon hayat, yang berbeda adalah pohon hayat digambarkan sudah hampir menyerupai daun, hampir mirip dengan
gunungan. Di sini digambarkan bahwa pohon hayat keluar dari sebuah bunga teratai yang berdiri di atas gunung.
Pohon Hayat atau Kalpadruma atau Kalpawreksa atau The Life Tree atau The Wishing Tree atau Pohon Surga atau Kekayon Gunungan, menunjukkan suatu
elemen tentang adanya hubungan antara Indonesia dengan kebudayaan lama Asia.
21 Pohon Hayat dalam Islam mungkin dikenal pula dengan sebutan Syajaratul
Khuldi Tjandrasasmita, 2009. 2
Pohon hayat, Gunungan Gunungan dalam permainan wayang kulit ditaruh di depan kelir sebelum
dan sesudah permainan, juga diantara babakan-babakan. Menururt Van der Hoop 1949 menjelakan bahwa gunungan menyerupai bentuk kipas. Gunungan
pegunungan yang disebut juga kekayon yang berasal dari kata kayu. Gunungan ini melambangkan kesatuan, keesaan, sama denga pohon hayat. Di dalam
gunungan terlihat digambarkan berbagai ragam hias, tetapi ragam hias yang utama yaitu pohon yang berada di tengah-tengah.
3 Gunung
Pemujaan gunung adalah umum pada orang-orang Indonesia kuno, dan sekarang juga masih terdapat sisa-sisanya, seperti pemujaan Gunung Agung di
Bali, Gunung Tengger di Jawa Timur, Gunung Merapi di Jawa Tengah, dsb. Dalam agama Hindu gunung-agung tempat kediaman dewata itu disebut Mehru.
Mehru biasanya diwujudkan sebagai puncak yang tinggi dikelilingi oleh beberapa puncak yang lebih rendah. Sebagai contoh kain dodot di Yogyakarta dengan
memakai gunung sebagai ragam hias utama.
22
Gambar X: Gunung sebagai ide bentuk segitiga Sumber :
http:zariyat.blogspot.comsejarah-letusan-gunung-merapi.html , 2015
4 Mahameru
Van der Hoop 1949 menjelaskan bahwa Mahameru pada sebuah kain yang berasal dari Yogyakarta yang disebut dodot. Polanya terdiri dari berbagai
ragam-ragam hias. Di bagian atas dan bawah, ragam hias garuda yang memiliki dua sayap dan dua ekor. Di kanan dan kiri terdapat lar, di tengah-tengahnya
terdapat gunung. Pola batik majemuk yang seperti demikian disebut semen.
D. Simbol
Menurut Poespoprodjo 2004: 117, menjelaskan bahwa kata simbol berasal dari bahasa Yunani yaitu sumballo yang berarti menghubungkan
menggabungkan. Simbol dapat berupa gambar, bentuk, atau benda yang mewakili
suatu gagasan, benda, ataupun jumlah sesuatu. Meskipun simbol bukanlah nilai itu sendiri, namun simbol sangatlah dibutuhkan untuk kepentingan penghayatan
akan nilai-nilai yang diwakilinya. Manusia dalam hidupnya selalu berkaitan
23 dengan simbol-simbol yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Herusatoto 1991: 12 menerangkan mengenai simbol. Terdapat juga simbol-simbol yang terbina selama berabad-abad.
Lambang-lambang purba seperti api, air, matahari, ikan dan sebagainya mempunyai fungsi yang kadang-kadang religius, kadang-
kadang seni dan kadang-kadang teknis semata-mata sebagai alat komunikasi. Sebetulnya aspek-aspek tersebut tak dapat dipisahkan dan
dalam lingkungan kebudayaan kuno memang berjalan bersama-sama. Contoh: huruf hiroglif di Mesir kuno. Huruf-huruf tersebut
menggambarkan sesuatu, jadi menggandung berita, tetapi tidak lewat huruh-huruf biasa, satu huruf satu bunyi misalnya, melainkan lewat
lambang-lambang keagamaan kuno yang sekaligus merupakan ekspresi seni yang indah sekali.
Jadi simbol digunakan untuk menjelaskan makna, menyampaikan berita, juga sebagai peninggalan bukti sejarah. Untuk memperjelas pengertian mengenai
simbol akan dijelaskan perbedaan tentang isyarat, tanda-tanda, lambang atau simbol yang selama ini masih sering bertukar pengertian. Menurut Herusatoto
1991 adapun perbedaan dari ketiganya adalah. 1
Isyarat dapat berupa bentuk-bentuk Gerak tubuhanggota badan, suara-suarabunyi, sinar, asap, misalnya
isyarat-isyarat morse, kibaran-kibaran bendera. 2
Tanda-tanda dapat berupa benda-benda atau bentuk-bentuk Contoh: tugu-tugu jarak jalan kilometer, tanda-tanda lalu lintas, tanda-
tanda pangkatjabatan. Tanda bisa berupa hal atau keadaan seperti, ada awan tanda akan hujan, ada asap tanda ada api.
3 Lambang atau simbol dapat berupa benda-benda atau bentuk
Contoh: lambang partai, palang merah, Garuda Pancalisa, salib, bulan bintang, simbol organisasi PBB, Departemen, sekolahuniversitas. Lambang bisa